Professional Documents
Culture Documents
Ny. Ana, 52 tahun, ke poliklinik tempat saudara bekerja sebagai dokter, diantar suaminya
dengan keluhan jant8ungnya kadang-kadang berdebar dan dadanya terasa nyeri sejak
beberapa bulan terakhir.
Saat ini jantungnya kembali beredar dan tadi pagi ia seperti seakan pingsan.
Sebenarnya Ny. Ana pernah berobat ke dokter dan dinyatakan menderita penyakit
jantung. Ia diberi obat yang mesti diminumnya 3x sehari.
Tetapi setelah beberapa hari Ny. Ana menghentikan meminum obat itu karena
menyebabkan sakit kepala. Ia pun mendapat obat lain yang diminumnya sekali sehari.
Tetapi itupun dihentikannya setelah hamper seminggu karena perutnya terasa sakit dan
pedih dan nafsu makannya hilang. Beberapa hari yang lalu tinjanya berwarna hitam.
Pada awal pertemuan didapatkan :
- Ny.Ana tampak sakit seang, kurus, kelihatan cemas
- Suhu 37,3 derajat Celcius
- TD : 145/65 mmHg
- Nadi : 112x/m, tidak teratur, vol. berubah-ubah
- Pernapasan : 20x/menit
Identifikasi pasien
Anamnesis
Nama : Ny. Ana
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Jln. Tawakal, Grogol-Jakarta Barat.
Hipotesis : Hipertirodisme
Patofisiologi :
Jantung berdebar
Adanya hormone tiroid mensensitisasi orang target terhadap katekolamin (terutama
reseptor Beta) sehingga pada hipertiroid akan meningkatkan kontraktilitas jantung dan
frekuensi denyut jantung.
Melena
Adapun penggunaan obat NSAID untuk penyakit jantung akan menginhibisi kerja
prostaglandin yang diketahui sebagai proteksi mukosa lambung yang nantinya akan
terjadi perdarahan di lambung dan kemudian melena.
Isolated Hypertension
Dikarenakan perangsangan kerja otot jantung akibat sensitisasi target organ katekolamin
yang akan meningkatkan curah jantung dan juga tekanan sistolik.
Pernapasan meningkat
Pada hipertiroidisme terjadi hipermetabolik dimana untuk menghasilkan energi proses
tersebut membutuhkan oksigen, sehingga sebagai kompensasinya tubuh akan terjadi
hiperventilasi.
Diagnosis Tirotoksikosis
Diagnosis suatu penyakit hamper pasti diawali oleh kecurigaan klinis. Untuk ini
telah dikenal indeks klinis Wayne dan New Castle yang didasari anamnesis dan
pemeriksaan fisik teliti. Kemudian diteruskan dengan pemeriksaan penunjang untuk
konfirmasi diagnose anatomis, status tiroid, dan etiologi.
Untuk fungsi tiroid diperiksa kadar hormone berdar TT4, TT3 dalam keadaan
tentu biasanya fT4 dan fT3 dan TSH ekskresi yodium urin, kadar tiroglobulin, uji
tangkap I131, sintigrafi, dan kadang dibutuhkan pula FNA (fine needle aspiration
biopsy), anti bodi tiroid (ATPO-Ab, ATg-Ab),TSI. Tidak semua diperlukan.
Untuk fase awal penentuan diagnosis, perlu T4 (T3) dan TSH, namun pada
pemantauan cukup diperiksa T4 saja, sebab sering TSH tetap tersupresi padahal keadaan
membaik. Hal ini karena supresi terlalu lama pada sel tirotop oleh hormone tiroid
sehingga lamban pulih (lazy ptituary). Untuk memeriksa mata disamping klinis
digunakan alat eksoftalmometer Herthl. Karena hormone tiroid berpengaruh terhadap
semua sel/organ maka tanda klinisnya ditemukan pada semua organ kita.
Pada kelompok usia lanjut gejala dan tanda tanda tidak sejenis pada usia muda,
malahan pada beberapa hal sangat berbeda. Perbedaan ini antara lain dalam hal : a) berat
badan menurun mencolok, b) nafsu makan menurun, mual, muntah, sakit perut, c)
fibrilasi atrium, payah jantung, blok jantung sering merupakan gejala awal dari occult
hypertiroidism, takiaritmia, d) lebih jarang dijumpai takikardia (40%), e) eye signs tidak
nyata atau bahkan tidak ada, f) bukannya gelisah justru apatis (memberikan gambaran
masked hyperthyroidism and apathetic form.