Professional Documents
Culture Documents
4. Spatula I
5. Batang Pengaduk I
8. Neraca Analitik II
Untuk memisahkan
campuran ester dan air
10. Corong Pisah I
13. Corong I
2. Bahan
No. Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia
- Berwujud cairan - sangat mudah larut
kental dalam aseton
1. n-butil alcohol Khusus - Densitas 0,8 g/cm3 bercampur
- Titik lebur : -89,8ºC dengan etanol, etil eter
- Titik didih 117,7ºC
- Berwujud cair - Dapat bereaksi dengan
- Tidak berwarna alkohol
Asam Asetat - PH 2,5 - Cukup larut dalam air
2. Khusus
Glasial - Titik lebur : 17oC - Pembentuk Ester
- Titik Didih : 116-
118 oC
- Berwujud cair - Pelarut universal
- Titik beku : 0oC - Bersifat polar
3. Aquadest Umum - Titik didih : 100oC - Elektrolit kuat
- Tidak berwarna dan
berbau
- Titik leleh : 60ºC - sedikit larut dalam air
- Titik didih : 70ºC - sedikit larut dalam
4. NaHCO3 Khusus
- pH 8,2 alcohol
- serbuk putih
- Berwujud padat - Agak larut dalam
berwarna putih alcohol tidak larut
5. MgSO4 Khusu
- Tidak berbau dalam aseton
- Titik leleh : 150ºC
E. Prosedur Kerja
F.
45 mL n-butil alkohol 60 mL asam asetat glasial
Menyaring
Filtrat Residu
Mendestilasi
6 mL Ester
F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil
1 Mengukur 45 ml n-butil alkohol dan 45 ml n-butil alkohol dan 60 ml asam
60 ml asam asetat glacial dan asetat glacial berada dalam labu alas
mencampurkanya kedalam labu alas bulat
bulat
2 Menambahkan 1ml asam sulfat pekat Larutan terbentuk dua lapisan, larutan
atas berwarna bening, dan lapisan
bawah berwarna putih
3 Merefluks larutan selama 5 jam Larutan rercampur membentuk
campuran heterogen dimana lapisan
atass berwarna putih dan lapisan atas
bening
4 Menungkan campuran kedalam 250 Terbentuk dua lapisan yang lapisan
ml air dalam corong pisah dan bawah (air) berwarna bening dan
mengambil larutan ester lapisan atas berwarna putih (ester)
5 Mencuci campuran ester dengan 100 Terbentuk dua lapisan yaitu lapisan
ml air dalam corong pisah dan bawah berwarna bening (air) dan
mengambil lapisan ester lapisan atas berwarna putih (ester)
6 Mencuci lagi dengan 25 ml NaHCO3 Terbentuk dua lapisan yaitu lapisan
dalam corong pisah dan meengambil bawah berwarna bening (air) dan
lapisan ester lapisan atas berwarna putih (ester)
7 Mencuci lagi dengan 50 ml air dalm Membentuk dua lapisan yaitu lapisan
corong pisah dan mengambil lapisan berwarna bening (air) dan lapisan atas
ester berwarna putih (ester)
8 Menambahkan 5-6 MgSO4 kedalam MgSO4 laret sedikit dalam ester,
lapisan ester kemusian meyaring sehingga terbentuk gel putih dari
MgSO4. Setelah meyaring di dapatkan
ester berwarna bening
9 Mendestilasi ester Di dapatkan esrer dengan titik didih
120-125o C sebanyak 6 ml
G. Pembahasan
Ester merupakan senyawa karbon turunan dari asam karboksilat dimana gugus hidroksil
(-OH ) asam karboksilat diganti dengan gugus alkoksi. Pada percobaan kali ini yaitu pembuatan
salah satu senyawa ester yang biasa di temukan di kehudupan sehari-hari. Ester di bentuk dari
reaksi esterifikasi antara asam karboksilat dan gugus alkohol,senyawa yang di gunakan adalah
asam asetat glasial dan butanol yang di tambahkan asam sulfat sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi, salah satu senyawa ester adalah n-butil asetat.
Untuk menjaga kualitas ester tersebut maka suhu pada labu harus dijaga pada suhu 91 ᵒC
jangan sampai kurang atau lebih dari yang ditetapkan. Jika suhu terlalu rendah maka reaksi tidak
akan sempurna dan jika suhu terlalu tinggi ester yang dihasilkan akan kurang murni bahkan bisa
jadi rusak. Pada saat proses pemanasan terdapat kondensor yang dialiri air supaya dingin.
Kemudian ester tersebut diekstraksi dengan Natrium karbonat sehingga asam asetat yang
tersisa akan larut dan akan terbuang bersama natrium bikarbonat tersebut. Sama halnya dengan
aquades, natrium bikarbonat yang di ekstraksi berada di lapisan paling bawah dan di keluarkan
lebih dahulu sehingga hanya tertinggal ester.
Reaksi yang terjadi ketika penambahan natrium karbonat adalah sebagai berikut :
CH3COOH + Na2CO3 → CH3COONa + CO2 + H2O
Selanjutnya lapisan tersebut dicuci (dekantasi) berturut-turut dengan 100 mL akuades,
kemudian 25 mL larutan natrium bikarbonat jenuh, dan terakhir dengan 50 mL akuades.
Pencucian ini dimaksudkan untuk menghilangkan zat pengotor dimana akuades akan mengikat
zat sisa senyawa polar sedangkan larutan natrium bikarbonat akan mengikat zat sisa asam karena
larutannya yang bersifat basa (basa garam). Kemudian, setelah crude ester selesai didekantasi,
ditambahkan padatan magnesium sulfat anhidrat sebanyak 5 gram. Magnesium sulfat anhidrat
bersifat higroskopis, sehingga keberadaannya dimaksudkan untuk menyerap air yang terbentuk
dari proses pereaksian. Tampak terlihat setelah ditambahkan ke crude ester, magnesium sulfat
menjadi mengembang karena telah menyerap air. Untuk memisahkan padatan magnesium sulfat
dan larutan crude ester, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan kertas saring.
Penambahan MgSO4
Prosedur terakhir yang dilakukan untuk memperoleh senyawa murni butil asetat adalah
dengan melakukan distilasi. Distilasi adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahan dua atau
lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan
distilasi untuk memperoleh senyawa murni. Distilasi atau penyulingan merupakan suatu proses
yang diikuti pengembunan.
Senyawa dengan titik didih yang lebih rendah (volatil) akan mengalami penguapan
terlebih dahulu. Adanya kondensor yang terangkai pada alat destilasi ini berfungsi sebagai
pendingin sehingga uap destilat yang menguap akan mengalami kondensasi menjadi titik embun
pada fasa cair. Distilasi dilakukan pada suhu 125-126ºC. Pada suhu ini, butil asetat akan
teruapkan karena telah mencapai titik didihnya yang sebesar 125ºC. Dari hasil percobaan
didapatkan butyl asetat sebanyak 6 mL dengan aroma seperti pisang.
H. Kesimpulan
1. Ester merupakan senyawa hasil reaksi antara asam karboksilat dan alkohol. Reaksi
pembuatan ester disebut esterifikasi dan merupakan reaksi yang reversible.
2. Proses esterifikasi dapat dipercepat dengan menggunakan katalisator seperti asam sulfat.
3. Ester mempunyai aroma atau bau yang khas dan dapat dipengaruhi struktur fungsi dari ester
tersebut.
4. Pada reaksi pembentukan ester yang benar maka akan terbentuk dua lapisan, lapisan atas
adalah ester dan lapisan bawah adalah air.
5. Pengaruh konsentrasi asam terhadap reaksi kesetimbangan adalah reaksi tersebut akan
berlebih dan memperbesar produk jiwa asamnya dan ditambah secara berlebihan.
Daftar Pustaka
Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi III. Jakarta : Erlangga.
Halim, 1990. Analisis Kimia Kuantitatif edisi 1. Erlangga: Jakarta.
Sastra, Egon. 2015.LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I-PEMBUATAN
ESTER : http://tokohto kohdun iaku. blogspot.co.id/2015/02/lap oran-praktikum
kimia-dasar-i_html, diakses tanggal 13 November 2018 .
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.
Setiawan, Rudy. 2014.LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK http://rudysmo kers.
blogspot.co.id/2014/05/laporan-praktikum-kimia reaksi.html. Diakses
tanggal 13 November.
Seran, Amel. 2012. TURUNAN ASAM KARBOKSILAT : ESTER https://wani besak.word
press.com/2012/01/22/turu nan-asam-karboksilat-ester/. Diakses tanggal 13
November 2018.