Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setelah para ahli menemukan bahwa AIDS disebabkan oleh HIV, maka
dimulailah berbagai penelitian mengenai obat-obat yang dapat mengeleminasi
virus ini. Obat yang di gunakan dalam terapi virus HIV adalah obat anti
retrovirus.
Saat ini teknik pemberian obat anti retrovirus yang cukup di kenal adalah
Highly Active Antiretroviral Therapy (HAART), yang telah membawa perubahan
yang revolusioner terhadap pengobatan dan prognosis penyakit HIV dan AIDS
bagi mereka yang dapat keuntungan dari pengobatan tersebut. HAART
merupakan suatu kombinasi dari agen retrovirus yaitu Reverse Transcripse
Inhibitors dan Protase Inhibitor. Oleh karena itu HAART dapat memperbesar
harapan hidup bagi penderita HIV. Meskipun penggunaan HAART dapat
meningkatkan harapan hidup pasien tetapi masalah utama yang harus di
pertimbangan ialah dampak buruk penggunaan obat tersebut.
1
Rumusan Masalah
Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV/AIDS
3
penetapan CDC 1993, juga termasuk : ensefalopati, sindrom kelelahan yang
berkaitan dengan AIDS dan hitungan CD4< 200/ml.
1. Fusion Inhibitors
2. Chemokine Coreceptor Antagonists
3. Integrase Inhibitors
4
ini adalah Abacavir(ABC), Didanosine(ddI), Emtricitabine ( FTC), Lamivudine
(3TC), Stavudine (d4T), Tenovofir (TDF), Zidovudine (ZDF atau AZT).
5
antiretrovirus yang termasuk 3 golongan utama yang telah lama berkembang,
yaitu : golongan NRTI, golongan NNRTI dan golongan PI.
1. Golongan NRTI
2. Golongan NNRTI
Golongan jenis ini memberikan mekanisme kerja yang sama dengan obat dari
golongan NRTI, walaupun ada cukup perbedaan dalam struktur molekul. NNRTI
menghambat replikasi HIV dengan cara berikatan kepada sebuah saku non
substrat hidrofobik spesifik dari transcripate HIV tipe 1. Bagian perlekatan ini
berbeda dengan sisi perlekatan NRTI tapi tetap menghambat replikasi virus. Sisi
perlekatan NNRTI berada dekat dengan sisi katalitis Reserve Transcriptase; ikatan
alosterik menginaktifasi Reserve Transcriptase HIV tipe 1 dengan merubah
bentuk penyesuaiannya.
3. Golongan PI
6
terjadinya infeksi akut sel yang rentan, tapi hanya sedikit berefek pada sel yang
telah terinfeksi HIV. Untuk dapat bekerja, semua obat golongan NRTI harus
mengalami fosforilasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma. Yang
termasuk komplikasi oleh obat-obat ini adalah asidosilaktat dan hepatomegali
berat dengan steatosis.
Zidovudin
1.Farmakokinetik
Obat mudah diabsorpsi setelah pemasukan oral dan jika
diminum bersama makanan, kadar puncak lebih lambat, tetapi jumlah total obat
yangdiabsorpsi tidak terpengaruh. Penetrasi melewati sawar otak darah sangat
baik dan obat mempunyai waktu paruh 1jam. Sebagian besar AZT
mengalamiglukuronidasi dalam hati dan kemudian dikeluarkan dalam urine.
2.Mekanisme kerja
Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase (RT) HIV.
Zidovudin bekerja dengan cara menghambat enzim reverse transcriptasevirus,
setelah gugus asidotimidin (AZT) pada zidovudin mengalamifosforilasi. Gugus
AZT 5¶- mono fosfat akan bergabung pada ujung 3¶ rantaiDNA virus dan
menghambat reaksi reverse transcriptase.
3.Resistensi
Resistensi terhadap zidovudin disebabkan oleh mutasi pada enzim
reversetranscriptase. Terdapat laporan resisitensi silang dengan analog
nukleosidalainnya. Resistensi : 3. Spektrum aktivitas : HIV(1&2)
4.Indikasi
Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya(seperti lamivudindan
abakafir).
5. Dosis
Zidovudin tersedia dalam bentuk kapsul 100 mg, tablet 300 mg dan sirup5 mg
/5ml disi peroral 600 mg / hari.
7
6. Efek samping
Anemia, neotropenia, sakit kepala, mual
Didanosin
1.farmakokinetik
Karena sifat asamnya, didanosin diberikan sebagai tablet kunyah,
buffer atau dalam larutan buffer. Absorpsi cukup baik jika diminum dalam
keadaan puasa;makanan menyebabkan absorpsi kurang. Obat masuk system
saraf pusat tetapi kurang dari AZT. Sekitar 55% obat diekskresi dalam urin.
2. Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan
pembentukanrantai DNA virus.
3.Resistensi
Resistensi terhadap didanosin disebabkan oleh mutasi pada
reversetranscriptase. Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2)
4.Indikasi
Infeksi HIV, terutama infeksi HIV tingkat lanjut, dalam kombinasi anti
HIV lainnya.
5.Dosis
Tablet & kapsul salut enteric peroral 400 mg / hari dalam dosis
tunngalatau terbagi.
6. Efek samping
Diare, pancreatitis, neuripati perifer.
8
Zalsitabin
1.Farmakokinetik
Zalsitabin mudah diabsorpsi oral, tetapi makanan atau MALOX TC akan
menghambat absorpsi didistribusi obat ke seluruh tubuh tetapi penetrasi keSSP
lebih rendah dari yang diperoleh dari AZT. Sebagai obat dimetabolisme menjadi
DITEOKSIURIDIN yang inaktif. Urin adalah jalan ekskresi utama meskipun
eliminasi pekal bersama metabolitnya.
2.Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan
rantai DNA virus.
3.Resistensi
Resistensi terhadap zalsitabin disebakan oleh mutasi pada
reversetranscriptase. Dilaporkan ada resisitensi silang dengan lamivudin.
Spektrumaktivitas : HIV (1 & 2).
4.Indikasi
Infeksi HIV, terutama pada pasien HIV dewasa tingkat lanjut yang
tidak responsive terhadap zidovudin dalam kombinasi dengan anti HIV
lainnya(bukan zidanudin).
5.Dosis
Diberikan peroral 2,25 mg / hari(1 tablet 0,75 mg tiap 8 jam).
6. Efek samping
Neuropati perifer, stomatitis, ruam dan pancreatitis.
9
Stavudin
1.Farmakokinetik
Stavudin adalah analog timidin dengan ikatan rangkap antara karbon
2¶dan 3¶ dari gula. Stavudin harus diubah oleh kinase intraselular menjadi
triposfat yang menghambat transcriptase reverse dan menghentikan rantai DNA.
2.Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukkan
rantai DNA virus.
3.Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada RT kodon 75 dan kodon 50.
Spektrumaktivitas : HIV tipe 1 dan 2.
4.Indikasi
Infeksi HIV terutama HIV tingkat lanjut, dikombinasikan dengan anti HIV
lainnya.
5.Dosis
Per oral 80 mg/hari (1 kapsul 40 mg, setiap 12 jam).
6.Efek samping
Neuropati periver, sakit kepala, mual, ruam.
Lamivudin
1.Farmakoinetik
Ketersediaan hayati lamivudin per oral cukup baik dan bergantung pada
ekskresi ginjal.
2.Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dan HBV RT dengan cara
menghentikan pembentukan rantai DNA virus.
10
3.Resistensi
Disebabkan pada RT kodon 184. Terdapat laporan adanya resistensi
silang dengan didanosin dan zalsitabin.
4.Indikasi
Infeksi HIV dan HBV, untuk infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti
HIV lainnya (seperti zidovudin,abakavir).
5.Dosis
Per oral 300 mg/ hari ( 1 tablet 150 mg, 2x sehari atau 1 tablet 300 mg
1xsehari ). Untuk terapi HIV lamivudin, dapat dikombinasikan dengan zidovudin
atau abakavir.
6.Efek samping
Sakit kepala dan mual
1. NRTI
11
akan meningkat menjadi tachypnoe dan dyspnoe dan akhirnya kegagalan
respirasi. NRTI harus dihentikan bila asidosis laktat diperkirakan terjadi.
Diperkirakan 3-5% anak-anak dan dewasa yang menerima Abacavir
menghasilkan reaksi hipersensitif berbahaya yang potensial. Gejalanya, termasuk
demam, keluhan gastrointestinal ( mual, muntah, diare, atau rasa sakit abdomen),
keletihan dan/ atau gejala respirasi (faringitis, batuk, atau dyspnoe). Temuan
fisikal termasuk lymphadenopathy, ulcerasi membran mukosa dan skin rash.
Abnormalitas laboratorium termasuk peningkatan enzim liver, creatinine
phosphokinase , creatine dan thrombocytopenia.
2. NNRTI
3. PI
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Noer M S, eds Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam-Jilid 1.3rd ed Balai Penerbit
FKUI,1996: 543-57.
14