Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Nama : Meifie Nuur Aafiyah B1A015003
Muhammad Ilham B1A015004
Ervina Ayu Wulandari B1A015007
Andreas Vigo B1A015009
Kelompok :1
Asisten : Nindy Prastica
A. Latar Belakang
Analisis vegetasi yang dilakukan pada area luas tertentu umumnya berbentuk
segi empat, bujur sangkar atau lingkaran serta titik-titik. Vegetasi tingkat pohon, tiang
dan sapihan untuk mengalisisnya digunakan metode kuadrat antara lain lingkaran,
bujur sangkar atau segi empat. Adapun untuk tingkat semai serta tumbuhan yang rapat
digunakan petak contoh titik atau bentuk kuadrat untuk tumbuhan yang tidak rapat.
Variasi ukuran petak contoh tergantung pada homogenitas vegetasi yang ada (Fachrul,
2007).
Beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika
digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan
metode kuarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada
penggunaan analisis dengan metode kuadrat. Metode kuadrat dapat berupa segi empat
atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai
dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang
menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi (Rahardjanto, 2001).
Sistem Analisis dengan metode kuadrat yaitu Kerapatan yang ditentukan
berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area tersebut.
Kerapatan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis
tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis
tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total
area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Surasana, 1990).
Menurut Fachrul (2007), tujuan sampling aspek vegetasi pada ekosistem alami
ataupun pada ekosistem yang sudah terganggu, pada umumnya adalah untuk
melakukan identifikasi jenis potensial atau untuk mengetahui besarnya mengetahui
tingkat kerusakan vegetasi dan perubahan komunitas yang terjadi di sekitar industri
yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Pemantauan bertujuan untuk melihat adanya
kerusakan fisik tumbuhan berupa kerusakan daun atau pucuk tumbuhan. Perhitungan
dan analisis data yang di ambil secara langsung di lapangan meliputi komposisi,
struktur, dan jenis vegetasi, nilai INP (Indeks Nilai Penting), H (Indeks
Keanekaragaman Jenis) dan IS (Indeks Kesamaan Komunitas).
Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai
relatif dari sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relatif, kerimbunan relatif,
dan frekuensi relatif). Jika disusun dalam bentuk rumus maka akan diperoleh: Nilai
Penting = Kr + Dr + Fr. Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga
suatu variabel yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk
seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100% dalam tabel. Jenis-jenis tumbuhan disusun
berdasarkan urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dua
jenis tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk
menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Surasana, 1990).
Frekuensi ditentukan berdasarkan kerapatan dari jenis tumbuhan yang
dijumpai dalam sejumlah area cuplikan (n), dibandingkan dengan seluruh atau seluruh
cuplikan yang dibuat (N), biasanya dalam bentuk %. Nilai penting harga ini didapatkan
berdasarkan penjumlahan dari relatif dari sejumlah variabel yang telah diukur
(kerapatan relatif, kerimbunan relatif dan frekuensi relatif). Harga relatif ini dapat
dicari dengan perbandingan antar harga suatu variabel yang didapat dari suatu jenis
terhadap nilai total dari variabel untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100%.
Jenis-jenis tumbuhan dalam tabel disusun berdasarkan harga nilai penting ini yang
biasanya dari harga tumbuhan yang besar harga nilai pentingnya dapat dipergunakan
untuk menentukan penanaman bentuk vegetasi tadi (Rahardjanto, 2001).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami dan dapat
mempraktekan metode kuadran dengan baik di lapangan serta mendata jumlah spesies
tumbuhan dari suatu areal.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Metode kuadrat adalah salah satu cara atau langkah untuk pengambilan data
yang paling umum digunakan dalam analisis vegetasi. Kuadrat yang dimaksud dalam
metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat dengan besar
ukuran dalam cm dan m. Pada dasarnya suatu analisis vegetasi adalah suatu analisis
dalam Ekologi Tumbuhan yang untuk mengetahui berbagai jenis vegetasi dalam suatu
komunitas atau populasi tumbuhan yang berkembang dalam skala waktu dan ruang.
Bagaimana keadaan vegetasi tumbuhan dimasa sekarang dan menduga-duga
kemungkinan perkembangan dimasa depan.
Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis
tumbuhan di dalam area kuadran. Beberapa keadaan, kesulitan dalam menentukan
batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan cara pengelompokan
berdasarkan criteria tertentu (kelas kerapatan). Kerimbunan, ditentukan berdasarkan
penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Apabila dalam penentuan
kerapatan dijabarkan dalam bentuk kerapatan, maka untuk kerimbunannya pun lebih
baik dipergunakan kelas kerimbunan.
Frekuensi ditentukan berdasarkan kerapatan dari jenis tumbuhan yang
dijumpai dalam sejumlah area cuplikan (n), dibandingkan dengan seluruh atau seluruh
cuplikan yang dibuat (N), biasanya dalam bentuk %. Nilai penting harga ini didapatkan
berdasarkan penjumlahan dari relatif dari sejumlah variabel yang telah diukur
(kerapatan relatif, kerimbunan relatif dan frekuensi relatif). Harga relatif ini dapat
dicari dengan perbandingan antar harga suatu variabel yang didapat dari suatu jenis
terhadap nilai total dari variabel untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100%.
Jenis-jenis tumbuhan dalam tabel disusun berdasarkan harga nilai penting ini yang
biasanya dari harga tumbuhan yang besar harga nilai pentingnya dapat dipergunakan
untuk menentukan penanaman bentuk vegetasi tadi (Rahardjanto, 2001).
Menurut Fachrul (2007), kuadrat adalah daerah persegi dengan berbagai
ukuran. Ukuran tersebut bervariasi dari 10 m2 sampai 100 m2. Bentuk petak sampel
dapat persegi, persegi panjang, atau lingkaran. Metode kuadrat dibagi menjadi
beberapa jenis :
1. Count/list count quadrat
Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies yang ada, beberapa
batang dari masing-masing spesies didalam petak. Jadi, merupakan suatu daftar spesies
yang ada di daerah yang diselidiki.
2. Cover quadrat (basal area kuadrat)
Untuk mengetahui penutupan relatif, yaitu presentase tanah yang tertutup
vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan relatif)
yang diperlukan tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total
basal dari vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman.
Cara umum untuk mengetahui basal area pohon dapat dengan mengukur diameter
pohon dengan tinggi 1,375 meter (setinggi dada).
3. Chart quadrat
Penggambaran letak atau bentuk tumbuhan disebut pantograf. Metode ini
terutama berguna dalam memproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan menentukan
letak tiap-tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang
digunakan adalah pantograf dan planimeter.
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jenis-jenis rerumputan yang
ada disekitar lingkungan Fakultas Biologi yang berada pada petakan berukuran (1 x 1)
m2 .
Alat-alat yang digunakan adalah tali rafia, meteran, patok kayu atau bambu,
alat tulis dan label.
B. Metode
1m Petak I 1m Petak X
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
6 Pyrrosiapiro selloides 3 4 0 0 0 7
7 Lycopodium cernuum 1 1 1 0 2 5
8 Nephrolepis 8 0 0 1 6 15
9 Mangifera indica 2 0 0 0 0 2
10 Cenchrus purpureus 5 0 6 5 0 16
11 Avocado 1 0 0 0 0 1
12 Leucaena leucocephala 1 0 0 0 0 1
13 Pluchea indica 1 5 0 2 0 8
14 Morinda catrifolia 0 7 3 0 0 10
1. PerhitunganKerapatan :
a. Kerapatanmasing-masingspesies
∑ 𝐢𝐧𝐝𝐢𝐯𝐢𝐝𝐮 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬
𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 =
𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐬𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐩𝐞𝐭𝐚𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭
Kerapatan spesies Axonopus compressus
22 + 23 + 9 + 8 + 5
KA =
5
67
KA =
5
KA = 13,5
Kerapatan spesies Angiopteri savecta
1+3
KB =
5
4
KB =
5
KB = 0.8
Kerapatan spesies Fuchsia speciosa
2
KC =
5
2
KC =
5
KC = 0,4
Kerapatan spesies Adiantum capillus-veneris
2+1+2
KD =
5
5
KD =
5
KD = 1
Kerapatan spesiesPileami crophylla
2 + 28 + 24 + 37 + 34
KE =
5
125
KE =
5
KE = 25
Kerapatan spesies Pyrrosiapi roselloides
3+4
KF =
5
7
KF =
5
KF = 1,6
Kerapatan spesies Lycopodium cernuum
1+1+1+2
KG =
5
5
KG =
5
KG = 1
Kerapatan spesies Nephrolepis
8+1+6
KH =
5
15
KH =
5
KH = 3
Kerapatan spesies Mangifera indica
2
KI =
5
2
KI =
5
KI = 0,4
Kerapatan spesies Cenchrus purpureus
5+6+5
KJ =
5
16
KJ =
5
KJ = 3,2
Kerapatan spesies Avocado
1
KK =
5
1
KK =
5
KK = 0,2
Kerapatan spesies Leucaena leucocephala
1
KG =
5
1
KG =
5
KG = 0,2
Kerapatan spesies Pluchea indica
1+5+2
KG =
5
8
KG =
5
KG = 1,6
Kerapatan spesies Morinda catrifolia
7+3
KG =
5
10
KG =
5
KG = 2
b. PerhitunganKerapatanRelatif
𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬
𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
∑ 𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬
Jumlah kerapatan semua jenis = 53,6
13,4
Krelatif A = x 100% = 25%
53,6
0,8
Krelatif B = x 100% = 1,49%
53,6
0,4
Krelatif C = x 100% = 0,74%
53,6
1
Krelatif D = x 100% = 1,86%
53,6
25
Krelatif E = x 100% = 46,4%
53,6
1,4
Krelatif F = x 100% = 2,61%
53,6
1
Krelatif G = x 100% = 1,86%
53,6
3
Krelatif H = x 100% = 5,59%
53,6
0,4
Krelatif I = x 100% = 0,74%
53,6
3,2
Krelatif J = x 100% = 5,97%
53,6
0,2
Krelatif K = x 100% = 0,37%
53,6
0,2
Krelatif L = x 100% = 0,37%
53,6
1,6
Krelatif M = x 100% = 2,98%
53,6
2
Krelatif N = x 100% = 3,73%
53,6
2. Perhitungan Frekuensi
a. Frekuensi masing-masing spesies
∑ 𝐩𝐞𝐭𝐚𝐤 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬
𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐭𝐚𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭
5
FA = =1
5
2
FB = = 0,4
5
1
FC = = 0.2
5
3
FD = = 0,6
5
5
FE = = 1
5
2
FF = = 0.4
5
4
FG = = 0.8
5
3
FH = = 0,6
5
1
FI = = 0.2
5
3
FJ = = 0,6
5
1
FK = = 0.2
5
1
FL = = 0.2
5
3
FM = = 0,6
5
2
FN = = 0.4
5
Jumlah frekuensi mutlak semua jenis = FA + FB + FC + FD + FE + FF + FG + FH + FI+
FJ + FK + FL + FM + FN
=1 + 0,4 + 0,2+ 0,6 + 1 + 0,4 + 0,8 + 0,6 + 0,2 + 0,6 + 0,2 + 0,2 +0,6 +0,4
= 7,2
b. Perhitungan Frekuesirelatif
𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬
𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
∑ 𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬
Jumlah frekuensi semua = 7,2
1
Frelatif A = x 100% = 13,8%
7,2
0,4
Frelatif B = x 100% = 5,5%
7,2
0.2
Frelatif C = x 100% = 2,7%
7,2
0,6
Frelatif D = x 100% = 8,3%
7,2
1
Frelatif E = x 100% = 13,8%
7,2
0,4
Frelatif F = x 100% = 5,5%
7,2
0,8
Frelatif G = x 100% = 11,1%
5.6
0,6
Frelatif H = x 100% = 8,3%
7,2
0.2
Frelatif I = x 100% = 2,7%
7,2
0,6
Frelatif J = x 100% = 8,3%
7,2
0.2
Frelatif K = x 100% = 2,7%
7,2
0.2
Frelatif L = x 100% = 2,7%
7,2
0,6
Frelatif M = x 100% = 8,3%
7,2
0,4
Frelatif N = x 100% = 5,5%
7,2
3.Perhitungan Nilai Penting
Index Nilai Penting = Krelatif + Frelatif
INPA = 25% + 13,8% = 38,8%
INPB = 1,49% + 5,5% = 5,58%
INPC = 0,74% + 2,7% = 3,44%
INPD = 1,86% + 8,3% = 10,16%
INPE = 46,64% + 13,8% = 60,44%
INPF = 2,61% + 5,5% = 8,11%
INPG = 2,61% + 11,1% = 12,96%
INPH = 2,61% + 8,3% = 13,89%
INPI = 2,61% + 2,7% = 3,44%
INPJ = 2,61% + 8,3% = 14,27%
INPK = 2,61% + 2,7% = 3,07%
INPL = 2,61% + 2,7% = 3,07%
INPM = 2,61% + 8,3% = 11,28%
INPN = 2,61% + 5,5% = 9,23%
Tabel 3.2.Hasil Analisis Vegetasi dengan Teknik Sampling Kuadrat
FR
F K KR INP
Jml (Relative
Jenis (Frequ (Densit (Relative (Importance
Frequenc
ency) y) Density) Frequency)
y)
Axonopus compressus 67 1 13,8 13,4 25 38,8
Angiopteri savecta 4 4 5,5 0,8 1,49 5,58
∑KR= ∑INP=
Jumlah ∑F= ∑FR= ∑K=
99,95 197,74
7,2 99,2 53,6
A. Pembahasan