Professional Documents
Culture Documents
Dalam pandangan sains modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa
kabut gas yang panas dan kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas ini merupakan
proses awal terciptanya galaksi-galaksi. Dari pecahan-pecahan kabut gas tersebut
selanjutnya melalui proses evolusi terbentuk miliyaran matahari dengan planet-planet,
termasuk bumi yang kita huni ini. Ilmuwan cerdas yang pertama kali mengemukakan
teori ini bernama Laplace dari Perancis dan Immanue Kant dari Jerman
Alam semesta merupakan ruang kosong maha luas tanpa batas, tanpa sinar
terang, tanpa gaya apapun, tanpa gravitasi apapun, tidak ada pengertian atas dan
bawah, juga tidak ada pengertian utara-selatan, timur-barat, yang didalamnya berisi 1
miliar galaksi dan tiap-tiap galaksi terdiri dari 100 miliar bintang, dimana tiap-tiap
bintang adalah matahari dengan tata suryanya sendiri-sendiri.
Pandangan mengenai asal-usul alam dapat diamati dari berbagai pemikiran para
saintis berabad-abad yang lalu. Dalam era fisika klasik (abad XVII-XVIII), Isaac
Newton menggagas bahwa alam semesta ini bersifat statis, tidak berubah status
totalitasnya dari waktu tak terhingga lamanya yang telah lampau, sampai waktu tak
terhingga lamanya yang akan datang. Gagasan tentang alam tersebut secara tidak
langsung menggambarkan bahwa alam tak berawal dan tak berakhir, atau dengan kata
lain, alam ada tanpa adanya proses penciptaan.
Pandangan Klasik Newton ini didasarkan pada pengalaman para fisikawan di
laboratorium bahwa materi itu bersifat kekal. Pandangan ini kemudian dikukuhkan
oleh Lavoisier pada akhir abad XVIII dengan “Hukum Kekekalan Materi”.
Pandangan bahwa alam ini kekal kemudian dikenal sebagai Pandangan Klasik
Newtonian.
Awal abad XX, muncullah Albert Einstein yang berusaha melukiskan bahwa
alam benar-benar statis dalam bentuk rumus matematika yang rumit. Namun,
Friedman menyatakan bahwa rumusan Einstein itu justru menggambarkan bahwa
alam ini dinamis dan hal inilah yang tepat sehingga dikenal sebagai Model Friedman
tentang alam.
Dari gagasan-gagasan di atas maka lahirlah konsepsi bahwa sekitar 15 miliar
tahun yang lampau di dalam ruang kosong luas tanpa batas terdapat sebongkahan
besar inti atom padat meledak sangat dasyat melepaskan zat hydrogen kesegala arah
menjadi galaksi-galaksi bintang, dengan proses pembentukan atom yang lebih berat,
sehingga dibumi kita ini terdapat 106 unsur atom.
Dan kini sisa energy ledakan itu mengakibatkan materi alam (galaksi-galaksi)
saling menjauh. Gagasan mengenai asal-usul alam ini kemudian dikenal sebagai
Teori Big Bang.
Tahapan terjadinya Ledakan besar (Big Bang) sebagai berikut:
1. segera setelah terjadi dentuman besar, alam semesta mengembang dengan cepat
hingga menjadi kira-kira 2000 kali matahari.
2. sebelum berusia satu detik, semua partikel hadir dalam keseimbangan. satu detik
setelah dentuman, alam semesta membentuk partikel-partikel dasar yaitu elektron,
proton, neutron dan neutrino pada suhu 10 milyar kelvin.
3. kira-kira 500 ribu tahun telah terjadi ledakan, lambat laun alam semesta menjadi
dingin hingga mencapai suhu 3000 K. partikel-partikel dasar membentuk benih
kehidupan alam semesta.
4. gas hidrogen dan helium membentuk kelompok-kelompok gas rapat yang tak
teratur. dalam kelompok-kelompok tersebut mulai terbentuk protogalaksi.
5. antara satu dan dua miliar tahun setelah terjadinya dentuman besar, protogalaksi
melahirkan bintang-bintang yang lambat laun berkembang menjadi raksasa merah
dan supernova yang merupakan bahan baku kelahiran bintang-bintang baru dalam
galaksi.
6. satu diantara miliaran galaksi yang terbentuk adalah galaksi bimasakti yang
didalamnya adalah tata surya kita dengan matahari sebagai bintang yang terdekat
dengan bumi.
Teori Big Bang didukung oleh beberapa penemuan mutakhir pertama
penemuan Edwin Powell Hubble astronom kebangsaan Amerika Serikat di
Observatorium California Mount Wilson tahun 1924 ketika Hubble mengamati
bintang-bintang diangkasa melalui teleskop raksasanya ia mendapati bahwa cahaya
yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah spectrum. Ia pun
menemukan bahwa pergeseran ini terlihat lebih jelas jika bintangnya lebih jauh dari
bumi.Berdasarkan hukum-hukum fisika yang diakui, spectrum sinar cahaya bergerak
mendekati titik pengamatan akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang
bergerak menjauhi titik pengamatan akan cenderung merah. Pengamatan Hubble
menunjukkan bahwa cahaya dari bintang-bintang cenderung kearah warna merah. Ini
berarti bahwa bintang-bintang tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita. Tak lama
sesudah itu, Hubble membuat temuan penting lainnya: bintang dan galaksi bukan
hanya bergerak menjauhi kita, namun juga saling menjauhi. Pengamatan tersebut
memberi kesimpulan bahwa berbagai galaksi saling menjauh dengan kecepatan
sampai beberapa ribu kilometer per detik. Hal ini berarti bahwa alam sedang
berekspansi (meluas/melebar) atau dikatakan bahwa alam bersifat dinamis
Hasil perhitungan cermat Albert Einstein yang menyimpulkan bahwa alam
semesta dinamis tidak statis artinya alam semesta terus berkembang. Meskipun pada
mulanya terimbas gagasan bahwa alam itu statis, lalu mengembangkan formula
matematisnya dan berusaha melukiskan bahwa alam benar-benar statis namun hal itu
justru menggambarkan bahwa alam itu dinamis.
Adanya jumlah unsur hydrogen dan helium di alam semesta yang sesuai
dengan perhitungan konsentrasi hydrogen-helium merupakan sisa dari ledakan
dahsyat tersebut. Kalau saja alam ini tetap dan abadi maka hydrogen di alam semesta
telah habis berubah menjadi helium.
Peristiwa Big Bang yang ditenggarai menandai dimulainya penciptaan alam
semesta itu bukan hanya sekedar teori, tetapi sudah menjadi keyakinan ilmiah para
ilmuwan. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa galaksi-galaksi saling menjauh
dengan kecepatan kira-kira 32 kilometer/detik untuk setiap jarak satu juta tahun
cahaya, maka dapatlah diperhitungkan bahwa alam semesta ini tercipta dengan proses
Big Bang antara 15-20 milyar tahun yang lalu.
1. Adanya jumlah unsur hydrogen dan helium di alam semesta yang sesuai dengan
perhitungan konsentrasi hydrogen-helium merupakan sisa dari ledakan dahsyat
tersebut. Kalau saja alam ini tetap dan abadi maka hydrogen di alam semesta
telah habis berubah menjadi helium.
2. Dalam pandangan sains modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa
kabut gas yang panas dan kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas ini
merupakan proses awal terciptanya galaksi-galaksi. Dari pecahan-pecahan
kabut gas tersebut selanjutnya melalui proses evolusi terbentuk miliyaran
matahari dengan planet-planet, termasuk bumi yang kita huni ini. Ilmuwan
cerdas yang pertama kali mengemukakan teori ini bernama Laplace dari
Perancis dan Immanue Kant dari Jerman
3. Alam semesta tidak mungkin statis dengan perhitungan - perhitungan
berdasarkan teori relativitas (yang mengantisipasi kesimpulan Friedman dan
Lemaitre). Terkejut oleh temuannya, Einstein menambahkan "konstanta
kosmologis" pada persamaannya agar muncul "jawaban yang benar", karena
para ahli astronomi meyakinkan dia bahwa alam semesta itu statis dan tidak ada
cara lain untuk membuat persamaannya sesuai dengan model seperti itu.
Beberapa tahun kemudian, Einstein mengakui bahwa konstanta kosmologis ini
adalah kesalahan terbesar dalam karirnya.
4. Ditemukan perhitungan yang menunjukkan bahwa struktur alam semesta
tidaklah statis dan bahwa impuls kecil pun mungkin cukup untuk menyebabkan
struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas
Einstein.
5. Dengan mengembangkan perhitungan George Lemaitre lebih jauh dan
menghasilkan gagasan baru mengenai Dentuman Besar. Jika alam semesta
terbentuk dalam sebuah ledakan besar yang tiba-tiba, maka harus ada sejumlah
tertentu radiasi yang ditinggalkan dari ledakan tersebut. Radiasi ini harus bisa
dideteksi, dan lebih jauh, harus sama di seluruh alam semesta. (Pengemuka :
George Gamov, tahun 1948)
6. Penciptaan alam dalam pandangan kosmologi modern, secara kronologis alam
tercipta bermula dari ruang kosong, kemudian inti atom padat meledak, lalu
menjadi galaksi, dan menjadi bintang-bintang dengan tata suryanya sendiri-
sendiri.
Materialisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari
materi. Yang dikembangkan oleh para filosof Yunani Kuno. Materialisme
memandang bahwa materi itu adalah primer, sedangkan ide ditempatkan sebagai
sekundernya. Sebab materi itu timbul atau ada lebih dulu, kemudian baru ide.
Pandangannya itu berdasarkan atas kenyataan menurut proses waktu dan zat.
Artinya, Menurut proses waktu: Lama sebelum manusia yang bisa mempunyai ide itu
ada atau lahir didunia, didunia dan alam atau materi ini sudah ada lebih dahulu,
Menurut proses zat: Manusia ini tidak bisa berpikir atau tidak bisa mempunyai ide
tanpa ada atau tanpa mempunyai otak. Dan otak itu adalah suatu materi. Otak itu
adalah materi tapi materi atau benda yang berpikir. Otak atau materi ini yang lebih
dulu ada, baru kemudian bisa timbul ide atau pikiran pada kepala manusia. Menurut
teori ini alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak terbatas.
Menurut penganut paham materialisme, alam tidak memiliki awal maupun
akhir. Teori ini juga menyakini bahwa alam semesta tidak diciptakan, tetapi ada
dengan sendirinya. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah peristiwa kebetulan
atau ketidaksengajaan dan bukan hasil dari sebuah rancangn atau visi yang disengaja.
Sains modern membuktikan bahwa penciptaan alam semesta yakni Tuhan, yang
bertentangan dengan filsafat materialisme. Ketika penelitian ini diperdalam,
ditemukan bahwa setiap hukum fisika, kimia, dan biologi, setiap gaya-gaya
fundamental seperti gravitasi dan elektromagnetik, dan setiap detail struktur atom dan
unsur-unsur alam semesta sudah diatur dengan tepat sehingga manusia dapat hidup.
Ilmuwan masa kini menyebut desain luar biasa ini "prinsip antropis". Prinsip ini
menyatakan bahwa setiap detail alam semesta telah dirancang dengan cermat untuk
memungkinkan manusia hidup.
DAFTAR PUSTAKA
DISUSUN OLEH
KELAS :B
UNIVERSITAS TADULAKO
2017