Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
Abstract
Penyakit periodontal adalah kondisi kronis yang dimulai dengan inflamasi gingiva
dan progresif pengembangan yang mengakibatkan rusaknya tulang dan jaringan lunak serta
kehilangan gigi3. Berbagai macam mikroorganisme telah dikaitkan dengan penyakit
periodontal, beberapa diantaranya seperti Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Aa),
Porphyromonas gingivalis (Pg) telah didominasi terkait dengan penyakit periodontal.
Perawatan terhadap penyakit periodontal selalu cenderung dikaitkan terhadap gangguan
mikroba flora tersebut baik melalui Terapi mekanis atau dengan menggunakan agen
antimikroba. Dalam hal ini, berbagai agen telah dicoba dan diuji untuk mencegah
perkembangan sifat antimikroba tersebut dan salah satu agen mikroba yang sedang diujikan
ialah dengan menggunakan ekstrak dari nanas yang mengandung bromelain.
Pineapple (Nanas)
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang berasal dari Brasilia (Amerika
Selatan). Buah nanas mengandung satu enzim yang penting yang dikenal dengan bromelain.
Bromelain merupakan keluarga Bromeliaceae yang terakumulasi dalam semua bagian dari
nanas (kulit, daun, daging, dan batang)4. Buah nanas merupakan sejenis tumbuhan tropis
yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Nanas mempunyai nama latin
Ananascomosus. Nama "nanas" sendiri berasal dari kata "anana" yang mempunyai arti "buah
yang sangat baik". Sebagaimana yang diketahui, buah nanas adalah buah yang memiliki
bentuk menyerupai buah pinus dan memiliki aroma yang sangat khas dan tajam dengan rasa
campuran asam dan manis namun sangat menyegarkan karena kandungan airnya yang cukup
tinggi.
Penyebaran nanas di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pengisi di lahan
pekarangan, tetapi lambat laun meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh
wilayah nusantara (Rukmana, 1996). Negara kita pun sudah mulai mengekspor nanas dan
produk-produk olahannya antara lain ke Jerman Barat,Amerika, Perancis, dan negara lain
yang akan meminta produk ini. Oleh karena itutidaklah aneh bila nanas dimasukkan dalam
buah unggulan nasional, yang turut menaikkan ekspor non-migas (Nuswamarhaeni, 1999).
Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan.
Enzim bromelain terdapat pada tangkai, kulit, daun, buah, maupun batang tanaman
nanas dalam jumlah yang berbeda. Dilaporkan bahwa kandungan enzim bromelin lebih
banyak terdapat pada batang yang selama ini kurang dimanfaatkan. Distribusi bromelin pada
batang nanas tidak merata dan tergantung pada umur tanaman. Kandungan bromelin pada
jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah sangat sedikit sekali bahkan
kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sedangkan bagian tengah batang mengandung
bromelin lebih banyak dibandingkan dengan bagian tepinya9.
Kulit nanas memiliki tekstur yang tidak rata dan berduri kecil pada permukaan
luarnya. Kulit nanas hanya dibuang begitu saja sebagai limbah, padahal kulit nanas
mengandung vitamin C, karotenoid, serat, antosianin, flavonoid dan enzim bromelain. Hal ini
mendorong peneliti untuk mengetahui apakah ekstrak kulit nanas (Ananas comosus)
mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri periodontal5.
PEMBAHASAN
Nanas merupakan buah yang memiliki kandungan yang sangat kompleks, kaya akan
mineral baik makro maupun mikro , zat organik, air dan juga vitamin.Kandungan klor,
iodium , fenol dan enzim bromelain mempunyai efek menekan pertumbuhan bakteri sehingga
nanas dipercaya sebagai enzim antibakteri. Bromelain merupakan enzim berupa ekstrak
cairan yang diperoleh dari batang dan buah tumbuhan nanas yang mengandung beberapa
enzim proteolitik. Dalam penelitian didapatkan enzim bromelain pada buah nanas dapat
mengurangi pembentukan plak dan dapat digunakan sebagai bahan antiseptik. Pada penelitian
lain didapatkan bahwa buah nanas dapat menghambat pertumbuhan streptococcus mutans,
streptococcus aureus, escherichia coli, dan vibrio cholera.
Dari table di atas, dapat di simpulkan bahwa pada konsentrasi 4,15 mg/ml bromelain
sudah sensitive atau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas Gingivalis (Pg)
sedangkan bromelain baru sensitive atau dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Aa) pada konsentrasi 16,6 mg/ml. Maka ekstrak
bromelain lebih ampuh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas Gingivalis
(Pg).
Penelitian ini mengungkapkan bahwa bromelain murni dari daun dan batang
menunjukkan aktivitas lebih proteolitik daripada di pulp (daging) dan kulit. Aktivitas
proteolitik enzim murni meningkat karena konsentrasi enzim menurun, karena penghapusan
enzim endopeptidase lain seperti ananain dan comosain awalnya hadir dalam ekstrak kasar.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa bromelain memiliki efek yang kurang pada bakteri
gram positif daripada bakteri gram negatif. Menurut studi saat ini bromelain murni dapat
dengan mudah digunakan dalam bidang medis sebagai obat alternatif khususnya di bidang
kedokteran gigi. Untuk memvalidasi hasil yang diperoleh dalam penelitian ini lebih uji klinis
harus dilakukan.
KESIMPULAN
Seluruh bagian nanas merupakan sumber enzim bromelain yang mempunyai efek
menekan pertumbuhan bakteri baik secara bakteriostatik maupun bakteriosida. Enzim
bromelain merupakan enzim proteolitik yang disebut juga proteinase atau protease yang
mampu memecah molekul protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil11, dimana
aktivitas enzim pada daun dan batang lebih proteolitik daripada di kulit dan pulp (daging)
nanas. Enzim bromelain dapat digunakan sebagai efek antibakteri. Cara kerja enzim
bromelain adalah menurunkan tegangan permukaan bakteri dengan cara menghidrolisis
protein saliva dan glikoprotein yang merupakan mediator bakteri untuk melekat pada
permukaan gigi8. Turunnya tegangan permukaan dinding sel bakteri menyebabkan dinding
sel tidak selektif dalam meloloskan zat terlarut dan zat lainnya. Zat-zat tersebut dapat
mengubah sifat fisik dan kimiawi selaput sel dan dapat menghalangi fungsi normalnya
sehingga mampu menghambat dan membunuh bakteri tersebut.
1. Shklar G, Carranza FA. In: Newman MG, Takei HH, Carranza FA, Klokkevold PR
(editors). Carranza’s Clinical Periodontology, St. Louis, Missouri: Saunders Elsevier;
2002.
2. Fleming TF. Periodontitis. Ann Periodontal 1999;4:32-37.
3. Pihlstrom BL. Periodontology for the General Practitioner, Periodontal 2000-
2001;25(1);1-25.
4. Taussig SJ, Batkin S. Bromelain, the enzyme complex of pineapple (Ananas comosus)
and its clinical application. An update. J Ethnopharmacol 1988;22(2):191-203.
5. Kumaunang, M., Kamu, V. Aktivitas Enzim Bromelin dari Ekstrak Kulit Nenas
(Ananas comosus). Jurnal Ilmiah Sains. Vol 11 No 2. Universitas Sam Ratulangi.
Manado. 2011.
6. Pavan R, Jain S, Shraddha, Kumar A. Properties and therapeutic application of
bromelain: A review. Biotechnol Res Int 2012;2012:976203.
7. Wuryanti, 2004. Isolasi dan Penentuan Aktivitas Spesifik Enzim Bromelin dari Buah
Nanas (Ananas comosus .L.) Artikel Jurusan Kimia FMIPA UNDIP. JKSA Vol 7 No
3
8. N.C. Praveen, A Rajesh, Manish Madan, Vishwajit Rampratap Chaurasia, Neel V
Hiremath, and Akanksha Manmohan Sharma: In vitro Evaluation of Antibacterial
Efficacy of Pineapple extract (bromelain) on Periodontal Pathogens. Journal of
International oral health 2014; 6:9698.
9. Anannya Mohapatra, V. Madhava Rao and Mala Ranjan: Comparative study of the
increased production & characterization of Bromelain from the peel, pulp & stem
pineapple (Anannus commas). International Journal of Advancements in Research &
Technology 2013; 2:249279.
10. Krishnan and Gokulakrishnan, EXTRACTION, PURIFICATION OF BROMELAIN
FROM PINEAPPLE AND DETERMINATION OF ITS EFFECT ON BACTERIA
CAUSING PERIODONTITIS. IJPSR, 2015; Vol. 6(12): 5284-5294.
11. Rakte A.S. and Nanjwade B.K.: Proteolytic Enzymes Delivery Systems: A Review.
International Journal for Pharmaceutical Research Scholars 2014; 3:189-197
12. Khosropanah H, Bazargani A, Ebrahimi H, Eftekhar K, Emami Z, Esmailzadeh S.
Assessing the effect of pineapple extract alone and in combination with vancomycin
on Streptococcus sanguis. Jundishapur J Nat Pharm Prod 2012;7(4):140-3.