Professional Documents
Culture Documents
“Minyak Atsiri”
FAKULTAS BIOLOGI
JURUSAN BIOMEDIK
UNIVERSITAS NASIONAL
2016/2017
PENDAHULUAN
A. Pengantar
Sifat fisik terpenting dari minyak atsiri adalah dapat menguap pada suhu
kamar sehingga sangat berpengaruh dalam menentukan metode analisis yang dapat
digunakan untuk menentukan komponen kimia dan komposisinya dalam minyak asal.
Sifat-sifat fisika minyak atsiri, yaitu :
1. Bau yang karakteristik
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat
mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan
berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut
dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air (Gunther, 1990).
2. Bobot jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis
menggunakan alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar
antara 0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam
penentuan mutu dan kemurnian minyak atsiri (Gunther, 1987).
3. Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara
dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Penentuan indeks bias
menggunakan alat Refraktometer. Prinsip penggunaan alat adalah penyinaran
yang menembus dua macam media dengan kerapatan yang berbeda,
kemudian terjadi pembiasan (perubahan arah sinar) akibat perbedaan
kerapatan media. Indeks bias berguna untuk identifikasi suatu zat dan deteksi
ketidakmurnian (Guenther, 1987).
4. Putaran Optik
Setiap jenis minyak atsiri memiliki kemampuan memutar bidang polarisasi
cahaya ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi
ditentukan oleh jenis minyak atsiri, suhu, dan panjang gelombang cahaya
yang digunakan. Penentuan putaran optik menggunakan alat Polarimeter
(Ketaren, 1985).
5. Kelarutan Dalam Alkohol
1) Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam
organik pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat
secara alamiah. Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan
kualitas minyak (Kataren, 1985).
2) Bilangan Ester
Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk
penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan
bahwa minyak tersebut mempunyai aroma yang baik. Dari hasil analisis
diperoleh bahwa minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode
kukus secara visual mempunyai bilangan ester tertinggi, sedangkan minyak
kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode rebus menghasilkan
bilangan ester terendah.
Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah menguap dan
mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan secara fisika maupun kimia
pada minyak atsiri. Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat terjadi saat :
1. Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran bahan
mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan
secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara yang bersuhu
cukup tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada udara kering bersuhu
rendah.
2. Proses ekstraksi
a. Proses ekstraksi
Perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu ekstraksi terlalu
tinggi.
b. Proses distilasi
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena
adanya air, uap air, dan suhu tinggi.
c. Proses pengepresan
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena
minyak atsiri berkontak dengan udara.
Proses untuk mendapatkan minyak atsiri dikenal dengan cara menyuling atau
destilasi terhadap tanaman penghasil minyak. Penyulingan meruapakan proses pemisahan
komponen-komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan
perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut
dalam air.
Metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain :
1) Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
2) Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
3) Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)
KESIMPULAN
Minyak atsiri (minyak menguap = volatile oil) adalah jenis minyak yang
berasal dari bahan nabati, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
peruraian dan apabila dibiarkan terbuka dan memiliki bau seperti tanaman asalnya (khas).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu
susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di
hidung)sehingga sering sekali memberikan efek psikologi tertentu.
Minyak atsiri merupakan senyawa yang penting sebagai dasar wewangian
alat dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan. Pada
industri minuman beralkohol bermanfaat dalam pembuatan butter, cordials, rums,
vermouths, whiskies, wines, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Surahman dan Murti Herawati. 2001. Farmakognosi jilid II. Jakarta : Departemen
Kesehatan