Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akromegali merupakan penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelebihan GH (growth
hormone) / IGF-1 (insulin like growth factor-1) yang dapat mengganggu faal jantung dan
pernapasan sehingga meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Penyebab kematian
tersering pada akromegali adalah penyakit kardiovaskuler.
Apabila kelebihan GH terjadi setelah dewasa, dimana lempeng efisisnya sudah menutup
maka yang terjadi adalah akromegali. Penyakit ini jarang sekali. Insiden pasien baru adalah 3 – 4
/ 1 juta penduduk / tahun. Usia rata-rata pada saat ditegakkannya diagnosis akromegali adalah 40
– 45 tahun.
Timbulnya gambaran klinis berlangsung perlahan-lahan dimana waktu rata-rata antara
mulai keluhan sampai terdiagnosis berkisar sekitar 12 tahun. Gambaran klinis akromegali /
gigantisme dapat berupa akibat kelebihan GH / IGF-1 dan akibat massa tumor sendiri
PEMBAHASAN
AKROMEGALI
2.1 Definisi
Akromegali merupakan kondisi klinis akibat dari sekresi hormon pertumbuhan (GH) yang
berlebihan pada saat dewasa (Patrik Davey . 2003)
Akromegali adalah keadaan dimana tumor somatotrop hipofisis anterior mensekresi
sejumlah besar hormon pertumbuhan ketika dewasa. (Ganong F William. 1999)
Akromegali adalah keadaan setelah pertumbuhan somatis selesai, hipersekresi GH tidak
akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak.(
Syaiffudin. 2006 )
2.2 Etiologi
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofise
jinak (adenoma). Dapat juga terjadi kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan
hormon berlebihan (Price, 2005)
2.3 Patofisiologi
Pada beberapa pasien dapat timbul akromegali sebagai respon terhadap neoplasia yang
menyekresi GHRA ektopik. Pada pasien ini terdapat hiperplasia hipofisis somatotrop dan
hipersekresi GH.
Apabila tumor timbul sesudah dewasa, yakni setelah epifisis tulang panjang bersatu dengan
batang tulang, maka orang tersebut tidak dapat tumbuh lebih tinggi lagi, namun jaringan ikat
longgarnya masih terus tumbuh, dan tebal tulangnya masih terus tumbuh. Pembesaran ini
terutama terlihat pada pada tulang-tulang kecil tangan ,kaki, dan pada tulang membranosa.
Termasuk tulang tengkorak, hidung, penonjolan tulang dahi, bagian bawah tulang rahang, karena
pada masa dewasa muda pertumbuhan tulang-tulang ini tak berhenti. (sylvia:1218-1219)
2.6 Penatalaksanaan
a. Bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau Trans Cranial)
b. Bedah mikro (TESH/ Trans Ethmoid Sphenoid Hypophysectomy). Cara terakhir TESH
ini dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah intra orbita dan
jembatan hidung antara kedua mata untuk mencapai tumor hipofisis.
2. Terapi radiasi
Tindakan radiasi dapat dilaksanakan dalam 2 cara, yaitu:
3. Terapi medikamentosa
a. Agosis dopamine
Pada orang normal dopamine atau agosis dopamine dapat meningkatkan kadar HP tetapi tidak
demikian halnya pada pasien akromegali. Pada akromegali dopamine ataupun agosis dopamine
menurunkan kadar HP dalam darah.
Contoh agosis dopamine:
1. Brokriptin
Dianjurkan memberikan dosis 2,5 mg sesudah makan malam, dan dinaikkan secara berkala 2,5
mg setiap 2-4 hari. Perbaikan klinis yang dicapai antara lain adalah:
• Ukuran tangan dan jari mengecil, serta
• Terjadi perbaikan gangguan toleransi glukosa
Efek samping yang terjadi adalah vaso spasme digital, hipotensi ortostatik, sesak nafas ringan,
nausea, konstipasi, dll.
2. Ocreotide (Long Acting Somatostatin Analogue)
Cara pemberian melalui subkutan. Dosis: dosis rata-rata adalah 100-200 mikrogram diberikan
setiap 8 jam.
Perbaikan klinis yang dicapai:
a. Menurunkan kadar HP menjadi dibawah 5 mikrogram/ 1 pada 50 kasus
b. Menormalkan kadar IGF1/ SM-C pada 50% kasus
c. Penyusunan tumor
Efek samping: ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu nyeri local/ di daerah suntikan dan k
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN AKROMEGALI
Kasus
Seorang bapak-bapak bernama Bapak A, berusia 42 tahun, datang ke rumah sakit dengan
keluhan terdapat pembesaran jari-jari tangan, kaki dan lidah. Bapak A juga mengatakan adanya
perubahan pada tulang wajahnya. Di samping itu Bapak A juga mengeluh nyeri pada punggung
dan kepala. Tepat dua tahun yang lalu bapak A melakukan terapi radiasi karena terdapat tumor
jinak hipofise. Dari keterangan keluarga, penyakit ini tidak pernah terjadi di keluarganya.
3.1 Pengkajian
1. Identitas :
a. Nama : Tn A
b. Jenis kelamin : Laki-laki (laki-laki dan perempuan mempunyai resiko yang sama)
c. Usia : 42 tahun (Usia rata-rata pada saat ditegakkannya diagnosis akromegali adalah 40-45
tahun)
2. Keluhan utama
a. Perubahan ukuran dan bentuk wajah serta organ-organ tubuh seperti jari-jari, tangan, lidah, dsb.
b. Nyeri pada punggung dan kepala.
3. Keluhan Tambahan
a. Perasaan tidak nyaman.
b. Klien tidak mengetahui apa penyakit yang dideritanya.
3.5 Evaluasi
1. Klien dapat menerima kekurangan (perubahan fisik) dalam dirinya.
2. Klien mampu bersosialisi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, tanpa merasa malu
akan perbedaan dalam dirinya
3. Klien mampu beraktivitas secara mandiri