You are on page 1of 14

PRAKTIKA 7

ISOLASI SOSIAL

A. TUJUAN
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 1, selama 2 x 170 menit praktika dan
diskusi di laboratorium, diharapkan Anda dapat :

1.Melakukan pengkajian pada pasien isolasi sosial


2.Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial
3.Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan isolasi sosial
4.Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien isolasi sosial
5.Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial
6.Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan

B. POKOK MATERI
1. Pengkajian pasien isolasi social
2. Perumusan diagnose keperwatan jiwa
3. Tindakan asuhan keperawatan dengan klien isolasi sosial
4. Evaluasi asuhan keperawatan dengan klien isolasi sosial
5. Dokumentasi asuhan keperawatan dengan klien isolasi sosial

C. URAIAN MATERI
1. Pengkajian Pasien Isolasi sosial

Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara dapat menggunakan wawancara dan
observasi kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah:

 Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain


 Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
 Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
 Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
 Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
 Pasien merasa tidak berguna
 Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
 Pasien merasa ditolak

Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat Saudara tanyakan pada waktu wawancara


untuk mendapatkan data subyektif:

 Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau


tetangga)?
 Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
 Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya?
 Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?
 Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?
 Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang
sekitarnya?
 Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu?
 Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?

Latihan 1: Melakukan Pengkajian Pasien Isolasi sosial

Orientasi:

“Selamat pagi Bpk/Ibu ……!”


“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu......hari ini?”

“Baiklah, sekarang kita mau diskusikan tentang bagaimana hubungan Bpk/Ibu

dengan orang di sekitar sini. Berapa lama kita mau berdiskusi? Mau di mana?”

Kerja:

“Dengan siapa Bpk/Ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat?”

“Apa yang membuat Bpk/Ibu tidak dekat dengan orang lain?”

“Apa saja kegiatan yang biasa Bpk/Ibu lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana

dengan teman-teman yang lain?”

“Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang

lain?”

“Apa yang menghambat Bpk/Ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan

orang lain?”

Terminasi:

“Baiklah, bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap?”

“Jadi apa saja tadi yang membuat Bpk/Ibu tidak senang bercakap-cakap dengan orang lain?”
(Perawat merangkum beberapa alasan pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain melalui
percakapan yang telah dilakukan)

“Coba dalam dua hari ini Bpk/Ibu mengingat lagi hal-hal apa yang membuat tidak ingin
bercakap-cakap dengan orang lain ”

“Dua hari lagi saya akan kemari, jam ……, kita akan bercakap-cakap tentang keuntungan
bercakap-cakap dengan orang lain dan cara bergaul dengan orang lain.”

“Selamat pagi Bpk/Ibu!”


Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan observasi, adalah:

 Pasien banyak diam dan tidak mau bicara


 Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
 Pasien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
 Kontak mata kurang

Latihan 2: Dokumentasikan dengan menggunakan pedoman pengkajian dan format dokumentasi


(lihat halaman 7-8) data berikut ini:

Ny D, 35 th, sudah 3 tahun mengalami gangguan jiwa. Setiap hari pasien hanya diam di dalam
kamar, tidak pernah keluar. Pasien mengatakan malu jika keluar rumah, rasanya semua orang
mentertawakan dirinya, sehingga sejak 3 tahun terakhir tidak pernah ikut kegiatan social di
lingkungannya

C. Diagnosa Keperawatan

Isolasi Sosial

D. Tindakan Keperawatan

1.Tindakan keperawatan untuk pasien.

a) Membina Hubungan Saling Percaya


Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya, adalah :

 Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien


 Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang Saudara sukai,
serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
 Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
 Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan
dikerjakan, dan tempatnya di mana
 Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi
 Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
 Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-kadang perlu
waktu yang tidak singkat. Untuk itu Saudara sebagai perawat harus konsisten bersikap
terapeutik kepada pasien. Selalu penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan.
Pendekatan yang konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan
Saudara maka apapun yang akan Saudara programkan pasien akan mengikutinya.

Latihan 3: Membina Hubungan Saling Percaya

“Selamat pagi Pak/Bu!”

“Saya Pak ……….., Saya senang dipanggil Pak …………, Saya perawat Puskesmas ……… yang
akan merawat Bpk/Ibu.”

“Siapa nama Bpk/Ibu?”

“Senang dipanggil siapa?”

“Apa keluhan Bpk/Ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluhan
Bpk/Ibu? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa
lama, Pak/Bu? Bagaimana kalau setengah jam?”

b) Membantu Pasien Menyadari Perilaku Isolasi Sosial


Mungkin perilaku isolasi sosial yang pasien alami dianggap sebagai perilaku yang normal
oleh pasien. Untuk itu agar pasien menyadari bahwa perilaku tersebut perlu diatasi maka
hal yang pertama dilakukan adalah menyadarkan pasien bahwa isolasi sosial merupakan
masalah dan perlu diatasi. Berikut ini langkah-langkah tindakan keperawatan yang dapat
Saudara terapkan untuk menyadarkan pasien akan masalah isolasi sosialnya:

 Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain


 Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
 Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan
mereka
 Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang
lain
 Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien

Latihan 4: Membantu Pasien Menyadari Masalah Isolasi sosial Pasien


Orientasi :

“Selamat pagi Bpk/Ibu!”

“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?”

“Seperti janji seminggu yang lalu, hari ini kita akan diskusi tentang apa yang menyebabkan
Bpk/Ibu kurang suka bergaul, keuntungan bergaul dan kerugian bila tidak bergaul dengan
orang lain. Mau berapa lama Bpk/Ibu? Di sini saja ya Bpk/Ibu?”

Kerja :

”Apa yang membuat Bpk/Ibu tidak suka bergaul dengan orang lain?”

“Apakah karena sikap atau perilaku orang lain terhadap Bpk/Ibu ? Atau ada alasan Bpk/Ibu
tidak ingin bergaul dengan orang lain ?

“Apakah ruginya kalau kita tidak punya teman?”


“Menurut Bpk/Ibu, Apakah keuntungannya kalau kita banyak teman?”
Nah kita sudah mengetahui penyebab Bpk/Ibu tidak mau bergaul dengan orang lain, ruginya
tidak punya teman, dan untungnya punya teman”
”Bagaimana Bpk/Ibu, ingin belajar bergaul dengan orang lain?”
”Bagaimana kalau minggu depan kita belajar cara-cara bergaul dengan orang lain.”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap?”

“Coba Bpk/Ibu sebutkan lagi penyebab Bpk/Ibu tidak ingin bergaul dengan orang lain!”

“Coba Bpk/Ibu pikirkan lagi keuntungan bergaul dengan orang lain”

”Sampai minggu depan, assalamu’alaikum”

c) Melatih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap

Saudara tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan pasien dalam berinteraksi
dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam jangka waktu yang
lama. Untuk itu Saudara dapat melatih pasien berinteraksi secara bertahap. Mula-mula
jalinlah hubungan yang betul-betul saling percaya dengan pasien. Mungkin pasien hanya
akan akrab dengan Saudara pada awalnya, tetapi setelah itu Saudara harus membiasakan
pasien untuk bisa berinteraksi secara sehat dengan orang-orang di sekitarnya.

Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat Saudara lakukan sebagai berikut:

 Jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain


 Berikan contoh cara berbicara dengan orang lain
 Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang
dilakukan di hadapan Saudara
 Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang teman/anggota keluarga
 Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua,
tiga, empat orang dan seterusnya.
 Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
 Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain.
Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri
dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.

Latihan 5: Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap

Orientasi:

“Selamat pagi Bpk/Ibu!”

“Bagaimana perasaan hari ini?”

“Hari ini kita akan belajar tentang bagaimana memulai berhubungan dengan orang lain. Kita
akan belajar berapa lama? Mau di mana Bpk/Ibu?”

Kerja:

“Begini lho Pak/Bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita sukai. Contoh: Nama Saya Pak Ahmad, senang dipanggil Mamad.”

“Selanjutnya Bpk/Ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini:
Nama Bapak/Ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
“Ayo Pak/Bu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Bpk/Ibu. Coba berkenalan dengan
saya!”

“Ya bagus sekali!”

“Setelah Bpk/Ibu berkenalan dengan orang tersebut Bpk/Ibu bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan Bpk/Ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi
Bpk/Ibu, tentang keluarga,

pekerjaan dan sebagainya.”


Terminasi:

“Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan berkenalan ini?”

”Coba Bpk/Ibu peragakan lagi cara berkenalan dengan orang lain!”

”Dalam seminggu ini, coba Bpk/Ibu bercakap-cakap dengan teman di sekitar ini yang selama ini
belum dikenal!”

“Minggu depan saya kemari lagi. Kita akan berbincang-bincang tentang pengalaman Bpk/Ibu
bercakap-cakap dengan teman-teman baru. Waktunya seperti sekarang ini. Tempatnya di sini
saja ya!”

2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

a. Tujuan: setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial di
rumah.
b. Tindakan: Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial

Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat mengatasi masalahnya
termasuk mengatasi masalah isolasi sosial ini. Hal ini mengingat keluargalah yang akan
bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah meliputi:

a) Menjelaskan tentang:

 Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.


 Penyebab isolasi sosial.
 Sikap keluarga untuk membantu pasien mengatasi isolasi sosialnya.
 Pengobatan yang berkelanjutan dan mencegah putus obat.
 Tempat rujukan bertanya dan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien
b) Memperagakan cara berkomunikasi dengan pasien

c) Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara berkomunikasi dengan


pasien

Latihan 6: Pendidikan Kesehatan Keluarga

Orientasi:

“Selamat pagi Bpk/Ibu! Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?

“Hari ini kita berdiskusi tentang masalah tidak mau bergaul dengan orang lain yang dialami
oleh anak Bpk/Ibu dan cara mengatasinya. Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bpk/Ibu
punya waktu? Bagaimana kalau satu jam?”

Kerja:

“Masalah yang dialami oleh anak Bpk/Ibu disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain.”

“Apabila masalah ini tidak diatasi maka pasien bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar
suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”

“Untuk menghadapi keadaan pasien yang demikian keluarga harus sabar. Pertama keluarga
harus membina hubungan saling percaya dengan pasien yang caranya adalah bersikap peduli
dengan pasien dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain.
Berilah pujian yang wajar dan jangan banyak mencela kondisi pasien.”

”Seperti ini cara memberikan pujian : Bagus ... Bagus. Kamu sudah mampu bergaul dengan
teman-teman di sekitar rumah ini!”

Coba Bpk/Ibu peragakan !

“Bpk/Ibu juga harus menjaga supaya pasien terus minum obat sesuai program. Jangan
menghentikan obat tanpa konsultasi dengan petugas kesehatan (perawat atau dokter
puskesmas).”

“Apabila pasien tidak membaik dan sama sekali tidak bisa mengurus dirinya sendiri, Bpk/Ibu
bisa membawanya ke RSJ untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sampai di sini ada yang
mau ditanyakan?”

Terminasi:

“Baiklah karena waktunya habis. Bagaimana perasaan Bpk/Ibu?”

“Coba Bpk/Ibu ulangi lagi cara menangani pasien yang tidak mau bergaul!”

“Selanjutnya silakan Bpk/Ibu coba cara yang tadi kita bahas !”

“Minggu depan kita akan diskusi tentang pengalaman Bpk/Ibu mempraktekkan latihan kita hari
ini. Saya akan datang jam 10.00 WIB ke mari.

E. Evaluasi
1. Evaluasi Kemampuan Pasien
 Pasien menunjukkan rasa percayanya kepada Saudara sebagai perawat dengan
ditandai dengan pasien mau bekerja sama secara aktif dalam melaksanakan program
yang Saudara usulkan kepada pasien.
 Pasien mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan tidak mau bergaul dengan orang
lain, kerugian tidak mau bergaul dan keuntungan bergaul dengan orang lain.
 Pasien menunjukkan kemajuan dalam berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
2. Evaluasi kemampuan Keluarga
 Keluarga ikut bekerja sama merawat pasien sesuai anjuran yang Saudara berikan.

F. Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang
meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan
keperawatan, dan evaluasi.

1. Pedoman Pengkajian Isolasi sosial

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti bagi pasien:

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat:

c. Hambatan berhubungan dengan orang lain:

Masalah keperawatan:
2. Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat:

CATATAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

Nama Pasien:………………………………….
Nama Puskesmas: …………………………….
No RM:…………………………………
Tanggal: ……………………………………
Data:

Dx keperawatan:

Tindakan Keperawatan:

Evaluasi:
S:
O:
A:
P:
Tanda Tangan
Nama Perawat

D. TRIGER CASE
Setelah Anda selesai berdiskusi dengan kelompok mengenai asuhan keperawatan pada
klien dengan isolasi social, buatlah rangkuman pada buku catatan urutan prosedur
asuhan keperawatan pada klien isolasi social di atas untuk memudahkan Anda dalam
mengingat dan mendemonstrasikan kembali

E. UMPAN BALIK
Apakah Anda sudah melakukan penilaian prosedur keperawatan pada klien dengan
isolasi sosial ? Jika sudah dan dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur,mintalah
penilaian pada tutor sesuai dengan jadual pada RPS. Anda akan dinyatakan lulus atau
kompeten bila telah mampu melakukan prosedur sesuai dengandaftar tilik lembar unjuk
kerja.

You might also like