Professional Documents
Culture Documents
ISOLASI SOSIAL
A. TUJUAN
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 1, selama 2 x 170 menit praktika dan
diskusi di laboratorium, diharapkan Anda dapat :
B. POKOK MATERI
1. Pengkajian pasien isolasi social
2. Perumusan diagnose keperwatan jiwa
3. Tindakan asuhan keperawatan dengan klien isolasi sosial
4. Evaluasi asuhan keperawatan dengan klien isolasi sosial
5. Dokumentasi asuhan keperawatan dengan klien isolasi sosial
C. URAIAN MATERI
1. Pengkajian Pasien Isolasi sosial
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara dapat menggunakan wawancara dan
observasi kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah:
Orientasi:
dengan orang di sekitar sini. Berapa lama kita mau berdiskusi? Mau di mana?”
Kerja:
“Apa saja kegiatan yang biasa Bpk/Ibu lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana
“Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang
lain?”
orang lain?”
Terminasi:
“Jadi apa saja tadi yang membuat Bpk/Ibu tidak senang bercakap-cakap dengan orang lain?”
(Perawat merangkum beberapa alasan pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain melalui
percakapan yang telah dilakukan)
“Coba dalam dua hari ini Bpk/Ibu mengingat lagi hal-hal apa yang membuat tidak ingin
bercakap-cakap dengan orang lain ”
“Dua hari lagi saya akan kemari, jam ……, kita akan bercakap-cakap tentang keuntungan
bercakap-cakap dengan orang lain dan cara bergaul dengan orang lain.”
Ny D, 35 th, sudah 3 tahun mengalami gangguan jiwa. Setiap hari pasien hanya diam di dalam
kamar, tidak pernah keluar. Pasien mengatakan malu jika keluar rumah, rasanya semua orang
mentertawakan dirinya, sehingga sejak 3 tahun terakhir tidak pernah ikut kegiatan social di
lingkungannya
C. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
D. Tindakan Keperawatan
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-kadang perlu
waktu yang tidak singkat. Untuk itu Saudara sebagai perawat harus konsisten bersikap
terapeutik kepada pasien. Selalu penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan.
Pendekatan yang konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan
Saudara maka apapun yang akan Saudara programkan pasien akan mengikutinya.
“Saya Pak ……….., Saya senang dipanggil Pak …………, Saya perawat Puskesmas ……… yang
akan merawat Bpk/Ibu.”
“Apa keluhan Bpk/Ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluhan
Bpk/Ibu? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa
lama, Pak/Bu? Bagaimana kalau setengah jam?”
“Seperti janji seminggu yang lalu, hari ini kita akan diskusi tentang apa yang menyebabkan
Bpk/Ibu kurang suka bergaul, keuntungan bergaul dan kerugian bila tidak bergaul dengan
orang lain. Mau berapa lama Bpk/Ibu? Di sini saja ya Bpk/Ibu?”
Kerja :
”Apa yang membuat Bpk/Ibu tidak suka bergaul dengan orang lain?”
“Apakah karena sikap atau perilaku orang lain terhadap Bpk/Ibu ? Atau ada alasan Bpk/Ibu
tidak ingin bergaul dengan orang lain ?
“Coba Bpk/Ibu sebutkan lagi penyebab Bpk/Ibu tidak ingin bergaul dengan orang lain!”
Saudara tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan pasien dalam berinteraksi
dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam jangka waktu yang
lama. Untuk itu Saudara dapat melatih pasien berinteraksi secara bertahap. Mula-mula
jalinlah hubungan yang betul-betul saling percaya dengan pasien. Mungkin pasien hanya
akan akrab dengan Saudara pada awalnya, tetapi setelah itu Saudara harus membiasakan
pasien untuk bisa berinteraksi secara sehat dengan orang-orang di sekitarnya.
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat Saudara lakukan sebagai berikut:
Orientasi:
“Hari ini kita akan belajar tentang bagaimana memulai berhubungan dengan orang lain. Kita
akan belajar berapa lama? Mau di mana Bpk/Ibu?”
Kerja:
“Begini lho Pak/Bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita sukai. Contoh: Nama Saya Pak Ahmad, senang dipanggil Mamad.”
“Selanjutnya Bpk/Ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini:
Nama Bapak/Ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
“Ayo Pak/Bu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Bpk/Ibu. Coba berkenalan dengan
saya!”
“Setelah Bpk/Ibu berkenalan dengan orang tersebut Bpk/Ibu bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan Bpk/Ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi
Bpk/Ibu, tentang keluarga,
”Dalam seminggu ini, coba Bpk/Ibu bercakap-cakap dengan teman di sekitar ini yang selama ini
belum dikenal!”
“Minggu depan saya kemari lagi. Kita akan berbincang-bincang tentang pengalaman Bpk/Ibu
bercakap-cakap dengan teman-teman baru. Waktunya seperti sekarang ini. Tempatnya di sini
saja ya!”
a. Tujuan: setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial di
rumah.
b. Tindakan: Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial
Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat mengatasi masalahnya
termasuk mengatasi masalah isolasi sosial ini. Hal ini mengingat keluargalah yang akan
bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah meliputi:
a) Menjelaskan tentang:
Orientasi:
“Hari ini kita berdiskusi tentang masalah tidak mau bergaul dengan orang lain yang dialami
oleh anak Bpk/Ibu dan cara mengatasinya. Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bpk/Ibu
punya waktu? Bagaimana kalau satu jam?”
Kerja:
“Masalah yang dialami oleh anak Bpk/Ibu disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain.”
“Apabila masalah ini tidak diatasi maka pasien bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar
suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan pasien yang demikian keluarga harus sabar. Pertama keluarga
harus membina hubungan saling percaya dengan pasien yang caranya adalah bersikap peduli
dengan pasien dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain.
Berilah pujian yang wajar dan jangan banyak mencela kondisi pasien.”
”Seperti ini cara memberikan pujian : Bagus ... Bagus. Kamu sudah mampu bergaul dengan
teman-teman di sekitar rumah ini!”
“Bpk/Ibu juga harus menjaga supaya pasien terus minum obat sesuai program. Jangan
menghentikan obat tanpa konsultasi dengan petugas kesehatan (perawat atau dokter
puskesmas).”
“Apabila pasien tidak membaik dan sama sekali tidak bisa mengurus dirinya sendiri, Bpk/Ibu
bisa membawanya ke RSJ untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sampai di sini ada yang
mau ditanyakan?”
Terminasi:
“Coba Bpk/Ibu ulangi lagi cara menangani pasien yang tidak mau bergaul!”
“Minggu depan kita akan diskusi tentang pengalaman Bpk/Ibu mempraktekkan latihan kita hari
ini. Saya akan datang jam 10.00 WIB ke mari.
E. Evaluasi
1. Evaluasi Kemampuan Pasien
Pasien menunjukkan rasa percayanya kepada Saudara sebagai perawat dengan
ditandai dengan pasien mau bekerja sama secara aktif dalam melaksanakan program
yang Saudara usulkan kepada pasien.
Pasien mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan tidak mau bergaul dengan orang
lain, kerugian tidak mau bergaul dan keuntungan bergaul dengan orang lain.
Pasien menunjukkan kemajuan dalam berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
2. Evaluasi kemampuan Keluarga
Keluarga ikut bekerja sama merawat pasien sesuai anjuran yang Saudara berikan.
3. Hubungan Sosial
Masalah keperawatan:
2. Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat:
Nama Pasien:………………………………….
Nama Puskesmas: …………………………….
No RM:…………………………………
Tanggal: ……………………………………
Data:
Dx keperawatan:
Tindakan Keperawatan:
Evaluasi:
S:
O:
A:
P:
Tanda Tangan
Nama Perawat
D. TRIGER CASE
Setelah Anda selesai berdiskusi dengan kelompok mengenai asuhan keperawatan pada
klien dengan isolasi social, buatlah rangkuman pada buku catatan urutan prosedur
asuhan keperawatan pada klien isolasi social di atas untuk memudahkan Anda dalam
mengingat dan mendemonstrasikan kembali
E. UMPAN BALIK
Apakah Anda sudah melakukan penilaian prosedur keperawatan pada klien dengan
isolasi sosial ? Jika sudah dan dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur,mintalah
penilaian pada tutor sesuai dengan jadual pada RPS. Anda akan dinyatakan lulus atau
kompeten bila telah mampu melakukan prosedur sesuai dengandaftar tilik lembar unjuk
kerja.