Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Manusia adalah spesies yang diciptakan oleh Tuhan dengan keingin-tahuan yang
sangat besar, yang kemudian mendorongnya untuk menemukan pengetahuan yang
kemudian dikenal dengan istilah “berfilsafat”. Namun seiring perkembangan ilmu
pengetahuan, filosofi dianggap sudah tidak mengimbangi kemajuan terkini dalam sains,
terutama fisika. Para ilmuwan telah menjadi pemegang obor penemuan dalam perjalanan
pencarian pengetahuan.
Albert Einstein tidak menciptakan sendiri transformasi koordinat yang dibutuhkan
untuk relativitas khusus. Dia tidak harus melakukannya, karena transformasi yang
dibutukan telah ada sebelumnya. Einstein menjadi seorang yang ahli dalam pekerjaannya
yang terdahulu dan menyesuaikan diri pada situasi yang baru, dan juga dengan
transformasi Lorentz seperti yang telah Planck gunakan pada 1900 untuk menyelesaikan
permasalahan bencana ultraviolet pada radiasi bendahitam, Einstein merancang solusi
untuk efek fotolistrik, dan dengan demikian dia telah mengembangkan teori foton untuk
cahaya.
Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat sedikit
yang kita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen berbeda yang
bersatu kedalam sebuah teori yang sama: relativitas umum dan relativitas khusus. Theori
relativtas khusus telah diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasaratas kasus - kasus yang
lebih luas diperkenalkan teorir elativitas umum.
Bayangkanlah sebuah pesawat ruang angkasa --sebutlah namanya X--meluncur laju
menjauhi bumi dengan kecepatan 100.000 kilometer per detik. Kecepatan diukur oleh
pengamat, baik yang berada di pesawat ruang angkasa X maupun di bumi, dan
pengukuran mereka bersamaan. Sementara itu, sebuah pesawat ruang angkasa lain yang
bernama Y meluncur laju pada arah yang sama dengan pesawat ruang angkasa X tetapi
dengan kecepatan yang berlebih. Apabila pengamat di bumi mengukur kecepatan pesawat
ruang angkasa Y, mereka mengetahui bahwa pesawat itu melaju menjauhi bumi pada
kecepatan 180.000kilometer per detik. Pengamat di atas pesawat ruang angkasa Y akan
berkesimpulan serupa.
1
Fenomena tersebut dapat kita ketahui melalui teori relativitas. Lalu, bagaimana teori
tersebut dapat terungkap? Siapakah pencetusnya? Untuk itu, pada makalah ini akan
dibahas tentang sejarah “Teori Relativitas”.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep teori relativitas khusus
2. Untuk mengetahui penjabaran tentang teori relativitas umum serta pembuktian yang
mendukung teorinya
3. Untuk mengetahui prinsip relativitas Einstein
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
medium yang dinamakan eter yang terdapat meskipun di ruang hampa .
Pada tahun 1887, Michelsone dan Morley dua orang ilmuwan Fisika
berkebangsaan Amerika mengukur kelajuan eter dengan menggunakan interferometer.
Hakekat percobaan ini membandingkan kelajuan cahaya sejajar dan tegak lurus pada
gerak bumi mengelilingi matahari. Kitaikan eter itu diam di alam semesta ini diharapkan
ada kelajuan relatif eter terhadap bumi yang bergerak mengelilingi matahari. Percobaan
ini berdasarkan prinsip penjumlah vektor, dengan menggunakan penalaran gerak perahu
yang menyeberangi sungai sebagai berikut.
Gerak perahu menyeberangi sungai, perahu A bergerak tegak lurus arus sungai
dan perahu B sejajar dengan arus sungai
Perahu A bergerak menyeberangi sungai dalam lintasan tegak lurus sungai dan
perahu B bergerak dengan lintasan sejajar arus sungai. Dengan membandingkan waktu
yang diperlukan untuk menempuh jarak pulang pergi dalam lintasan tegak lurus arus
sungai dan waktu yang diperlukan untuk menempuh lintasan yang sejajar arus sungai
dalam jarak yang sama yaitu d seperti pada gambar diatas. Jika kecepatan perahu itu c,
dan kecepatan aliran sungai adalah v.
4
tA
Apabila kecepatan perahu c diketahui dan t B dapat diukur, maka v dapat
dihitung.
5
Gambar 2.3 Kerangka acuan S bergerak ke kanan dengan kecepatan v relatif
terhadap kerangka S.
Berdasarkan Gambar 1, kita asumsikan transformasi bersifat linier dalam bentuk:
Jika pulsa cahaya meninggalkan titik acuan S dan S' pada t = t' = 0, setelah waktu t
menempuh sumbu x sejauh x = ct (di S ), atau x' = ct' (di S').
Jadi, dari persamaannya
c.t = γ (ct' + vt') = γ (c + v) t' ............................. (5)
c.t' = γ (ct - vt) = γ (c - v) t ................................ (6)
dengan mensubstitusikan t' persamaan (6) ke persamaan (7) akan diperoleh:
c.t = γ (c + v) γ (c - v)(t/c) = γ2 (c2 - v2) t/c
Dengan mengalikan 1/t pada tiap ruas diperoleh nilai γ :
Untuk menentukan hubungan t dan t', kita gabungkan persamaan (1) dan (4),
sehingga diperoleh:
6
Diperoleh nilai t = γ (t' + vx'/c2). Sehingga secara keseluruhan didapatkan:
𝑚0
𝑚=
𝑚2
(√1 − )
𝑚2
Dengan m0 adalah massa diam, yaitu massa yang diukur bila partikel tersebut
berada dalam keadaan diam (v = 0) dalam suatu kerangka acuan, dan m disebut massa
relativistik partikel.
7
𝑚0 . 𝑚
𝑚 = 𝑚. 𝑚 =
𝑚2
(√1 − )
𝑚2
𝑚 𝑚
𝑚𝑚
𝑚𝑚 = ∫ ∑ 𝑚. 𝑚𝑚 = ∫ ∑ 𝑚𝑚
𝑚=0 0 𝑚𝑚
𝑚 𝑚
𝑚0 . 𝑚
∫ 𝑚. 𝑚𝑚 = ∫ 𝑚𝑚( )
0 0 2
𝑚
(√1 − )
𝑚2
1
= 𝑚0 𝑚2 ( − 1)
2
√1 − 𝑚2
𝑚
8
Atau
𝑚0 𝑚2
𝑚𝑚 = − 𝑚0 𝑚2 …………….(3)
2
√1−𝑚2
𝑚
Suku kedua persamaan (3) tidak bergantung pada kecepatan dan disebut energi diam
partikel E0, yang merupakan perkalian massa diam dengan c2 .
E0 = m0 . c2
Jumlah energi kinetik dan energi diam disebut energi relativistik, yaitu :
𝑚 = 𝑚𝑚 + 𝑚0
𝑚0 𝑚2
=( − 𝑚0 𝑚2 ) + 𝑚0 𝑚2
2
√1 − 𝑚2
𝑚
𝑚0 𝑚2
= − 𝑚0 𝑚2
2
√1 − 𝑚2
𝑚
2.7 PenjabaranTeoriRelativitasUmumTentangGravitasi
Pada bentuk yang sederhana, dan menghilangan matematika yang kompleks,
Einstein menemukan hubungan antara kelengkungan ruang-waktu dengan kerapatan
massa-energi:
(Kelengkungan ruang-waktu) = (kerapatan massa-energi)
Persamaan tersebut menunjukkan hubungan secara langsung, proporsional terhadap
kontanta. Kontanta gravitasi G, berasal dari hukum Newton untuk gravitasi, sementara
ketergantungan terhadap kecepatan cahaya, c, adalah berasal dari teori relativitas khusus.
Dalam kasus nol (atau mendekati nol) (yaitu ruang hampa), ruang-waktu berbentuk datar.
Gravitasi klasik adalah kasus khusus untuk manifestasi gravitasi pada medan gravitasi
lemah, dimana bentuk c4 (denominator yang sangat besar) dan G (nilai yang sangat kecil)
membuat koreksi kelengkungan kecil.
9
Untuk analogi relativitas umum, pertimbangkan bahwa kamu membentangkan
sebuah seprai atau suatu lembaran yang datar dan elastik. Sekarang kamu meletakkan
sesuatu dengan berat yang bervariasi pada lembaran tersebut. Jika kita menempatkan
sesuatu yang sangat ringan maka bentuk seprai akan sedikit lebih turun sesuai dengan
berat benda tersebut. Tetapi jika kita meletakkan sesuatu yang berat, maka akan terjadi
kelengkungan yang lebih besar.
Asumsikan terdapat benda yang berat berada pada lembaran tersebut, dan kamu
meletakkan benda lain yang lebih ringan di dekatnya. Kelengkungan yang diciptakan oleh
benda yang lebih berat akan menyebabkan benda yang lebih ringan "terpeleset”
disepanjang kurva ke arah kurva tersebut, karena benda yang lebih ringan mencoba untuk
mencapai keseimbangan sampai pada akhirnya benda tersebut tidak bergerak lagi (dalam
kasus ini, tentu saja terdapat pertimbangan lain, misalnya bentuk dari benda tersebut,
sebuah bola akan menggelinding, sedangkan kubus akan terperosot, karena pengaruh
gesekan atau semacamnya).
10
relativitas pada dua postulat:
1. Prinsip relativitas: Hukum-hukum fisika harus sama di dalam semua kerangka acuan
inersia.
2. Kelajuan cahaya selalu konstan: Kelajuan cahaya di dalam ruang hampa udara
memiliki nilai yang tetap, c = 3 x 108 m/s, di dalam semua kerangka inersia, tanpa
memperhatikan kelajuan pengamat maupun kelajuan sumber yang memancarkan
cahaya
Postulat pertama menegaskan bahwa semua hukum fisika – yang berhubungan
dengan mekanika, listrik serta magnet, optika, termodinamika, dan lain-lain – adalah
sama di dalam semua kerangka acuan yang bergerak dengan kelajuan konstan relatif
terhadap satu sama lain. Postulat ini merupakan generalisasi menyeluruh dari prinsip
relativitas Galileo, yan ghanya mengacu pada hukum-hukum mekanika. Dari sudut
pandang eksperimental, prinsip relativitas Einstein memiliki pengertian bahwa berbagai
jenis eksperimen (pengukuran kelajuan cahaya, sebagai contoh) yang dilakukan di dalam
laboratorium ang dia harus memberika hasil yangsama ketika dilakukan dalam
laboratorium bergerak denga kelajuan konstan relatif terhadap yang diam. Oleh karena
itu, tidak ada kerangka acuan inersia yang diutamakan, dan tidak mungkin bagi kita untuk
mendeteksi suatu gerakan mutlak.
Jika kita menerima teori relatvitas Einstein, maka kita harus menyimpulkan bahwa
gerak relatif menjadi tidak penting saat kita mengukur kelajuan cahaya. Pada saat yang
sama, kita akan memahami bahwa kita harus mengubah anggapan umum mengenai ruang
dan waktu serta harus siap menerima konsekuensi yang mengejutkan.
Pada saat kita menelah beberapa akibat dari relativtas ini, kita membatasi
pembahasan kita pada konsep keserentaka, selang waktu, dan panjang. Ketiganya berbeda
dalam mekanika relativistik dengan mekanika Newton. Sebagai contoh, dalam mekanika
relativistik, jarak antara dua titik dan selang waktu antara dua kejadian bergantung pada
kerangka acuan di mana keduanya diukur. Hal ini berarti, dalam mekanika relativistik,
tidak ada yang disebut dengan panjang mutlak atau selang waktu mutlak. Terleih juga,
kejadian-kejadian di tempat berbeda, yangdiamati terjadi pada saat bersamaan dalam satu
kerangka, belum tentu akan diamati terjadi serentak dalam kerangka lain yang begerak
secara beraturan relatif terhadap kerangka yang pertama.
11
a. Keserantakan dan relativitas waktu
Einstein merencanakan ekperimen pemikiran berikut ini untuk
mengilustrasikan gagasan relativitas. Sebuah gerbong mengangkut barang bergerak
dengan kelajuan seragam, dua kilatan petir menyambar ujung-ujungnya, kemudian
meninggalkan bekas tanda pada gerbong barang dan di atas tanah. Bekas tanda di
gerbong ditandai dengan A’ dan B’ sedankan di atas tanah ditandai dengan A dan B.
Seorang pengamat O’ di atas gerbong berada di tengah-tengah antara A’ dan B’, dan
seorang pengamat O berada di atas tanah di antara A dan B. Kejadian-kejadian yang
direkam oleh pengamat adalah sambaran dua kilatan petir pada gerbong barang.
Sinar-sinar chaya dipancarkan dari arah A dan B pada saat sambaran petir
mencapai pengamat O pada waktu yang sama. Pengamat ini menyadari bahwa
sinyal-sinyal tersebut berkelajuan sama serta menempuh jarak sama, dan dengan
yakin menyimpulkan bahwa kejadian A dan B terjadi secara bersamaan. Sekarang
perhatikan kejadian yang sama, seperti yang ditinjau oleh pengamat O’. Setelah
sinyal mencapai pengamat O, pengamat O’ telah bergerak. Dengan demikian, sinyal
O’ melihat sinyal dari B’ sebelum meliat sinyal dari A’. Menurut Einstein, dua
pengamat pasti mendapati bahwa cahaya merambat pada kelajuan yang sama. Oleh
karena itu, pengamat O’ menyimpulkan bahwa kilatnya menyambar bagian depan
gerbong seelum menyambar bagian belakangnya.
b. Pengembungan waktu
Kita dapat mengilustrasikan bahwa pengamat-pengamat di dalam keragka
inersia yang berbeda-beda dapat mengukur selang waktu yang bebeda antara sepasang
kejadian melalui anggapan bahwa kendaraan bergerak ke kanan dengan kelajuan v.
Sebuah cermin diletakkan di langit-langit kendaraan, seorang pengamat O’ yang diam
di dalam kerangka berada di dalam kendaraan sambil memegang senter sejauh d di
12
bawah cermin. Pada suatu saat, senter memancarkan pulsa cahaya yang arahanya
menghadap cermin (kejadian 1), dan pada saat lainnya setelah dipantulkan dari
cermin, pulsa sampai disenter kembali (kejadian 2). Pengamat O’ membawa sebuah
jam dan menggunakannya untuk mengukur selang waktu ∆𝑚𝑚 antara kedua kejadian
ini. (indeks p artinya proper, atau wajar). Oleh karena pulsa cahaya memiliki kelajuan
c, maka selang waktu yang dibutuhkan oleh pulsa untuk merambat dari O’ ke cermin
dan kembali lagi adalah
𝑚∆𝑚 2 𝑚∆𝑚 2
( ) = ( ) + 𝑚2
2 2
Kita cari ∆𝑚
2𝑚 2𝑚
∆𝑚 = =
√𝑚2 − 𝑚2
𝑚2
𝑚√1 −
𝑚2
Oleh karena ∆𝑚𝑚 = 2𝑚/𝑚, kita dapat merumuskan hasil ini sebagai rumus
penggembungan waktu
13
∆𝑚𝑚
∆𝑚 = = 𝑚∆𝑚𝑚
2
√1 − 𝑚2
𝑚
dimana
1
𝑚=
2
√1 − 𝑚2
𝑚
Oleh karena 𝑚 selalu lebih besar dari 1, hasil ini menyatakan bahwa selang
waktu ∆𝑚 yang diukur oleh pengamat yang bergerak relatif terhadap sebuah jam adalh
lebih panjang daripada selang waktu ∆𝑚𝑚 yang diukur oleh pengamat diam relatif
terhadap jam tersebut. Selang waktu ∆𝑚𝑚 disebut dengan selang waktu wajar (proper).
Secara umum, selang waktu wajara adalah selang waktu antara dua kejadian yang
diukur oleh seorang pengamat yang melihat kejadian-kejadian tersebut terjadi pada
titik yang sama di dalam ruang.
14
kita sebelumnya.
Jika sumber cahaya dan pengamat saling mendekati dengan kelajuan relatif v,
√1+𝑚/𝑚
frekuensi fp yang diukur pengamat adalah𝑚𝑚 = 𝑚𝑚
√1−𝑚/𝑚
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini adalah relativitas didasari pada postulat einstein
yang mengubah pemahaman klasik tentang relativitas. Pemahaman klasik tentang
relativitas didasari konsep Galileo.
Pada bentuk yang sederhana, dan menghilangan matematika yang kompleks,
Einstein menemukan hubungan antara kelengkungan ruang-waktu dengan kerapatan
massa-energi.
Untuk menentukan selang waktu antara dua kejadian yang terjadi pada tempat
yang sama dalam suatu kerangka acuan selalu lebih singkat daripada selang waktu antara
kejadian sama yang diukur dalam kerangka acuan lain yang kejadiannya terjadi pada
tempat yang berbeda dinamakan dilatasi waktu.Secara sistematis, dilatasi waktu dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝑚0
𝑚=
2
√1 − 𝑚2
𝑚
Dari persamaan tersebut jika suatu kejadian terjadi pada tempat yang sama dalam
16
suatu kerangka acuan disebut waktu patut 𝑚0. . Selang waktu t yang diukur dalam
kerangka sembarang lainnya selalu lebih lama dari waktu patut.
Untuk menentukan perbedaan pengukuran massa antara dua kejadian yang terjadi
pada tempat yang sama dinamakan dilatasi massa..Secara sistematis, dilatasi waktu dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝑚0
𝑚=
2
√1 − 𝑚2
𝑚
Dilatasi waktu dua pengamat yang saling bergerak dengan kelajuan konstan relatif
satu terhadap lainnya akan mengukur selang waktu berbeda diantara dua kejadian. Selang
waktu adalah jarak dibagi kelajuan. Karena kelajuan relatif pangamat satu terhadap
pengamat lainnya adalah sama menurut kedua pengamat itu, maka supaya selang waktu
berbeda jarak menurut kedua pengamat harus berbeda. ternyata panjang benda atau jarak
antara duat titik yang diukur oleh pengamat yang bergeak relatif terhadap benda selalu
lebih pendek daripada panjangyang diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda.
Pemendekan ini dikenal dengan sebutan kontraksi panjang
𝑚2
𝑚 = 𝑚0 √1 −
𝑚2
3.2 Saran
1. Sebaiknya menggunakan banyak referensi sebagai bahan untuk makalah agar materi
yang disajikan lebih lengkap.
2. Sebaiknya dalam penyusunan makalah menggunakan bahasa yang mudah dipahami
17
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
“ RELATIVITAS ”
18
Oleh :
Tia Widianti (XII IPA)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbil a’lamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana dengan rahmat
dan hidayah-nya lah kami telah dapat menyelesaikan makalah ini. Seiring dengan tujuan
memenuhi tugas fisika.
Makalah ini berisi ringkasan materi dan contoh-contoh soalnya, materinya yaitu
“ Tansformasi Lorentz, Kontraksi Panjang Lorentz, dan Dilatasi Waktu”. Uraian materi yang
disajikan kami dapatkan dari berbagai sumber, diantaranya Buku Fisika kelas XII, Buku
Kerja Siswa Fisika Kelas XII, Internet, dan lain-lain. Materi disajikan dalam bahasa yang
tepat, lugas, dan jelas sehingga mudah dipahami pembaca.
Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini
sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya, oleh
19
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Transformasi Lorentz...............................................................................................3
2.2 Kontraksi panjang lorentz......................................................................................12
2.3 Dilatasi waktu.........................................................................................................13
20
3.2 Saran.......................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
21
3. Apa yang dimaksud dengan dilatasi waktu ?
BAB II
PEMBAHASAN
22
Penghargaan Nobel dalam Fisika bersama dengan Pieter Zeeman pada 1902.
Dilahirkan di Arnhem, Belanda. Ia belajar di Universitas Leiden. Pada usia 19 tahun ia
kembali ke Arnhem dan mengajar di salah satu SMA di sana. Sambil mengajar, ia
menyiapkan tesis doktoral yang memperluas teori James Clerk Maxwell mengenai
elektromagnet yang meliputi rincian daripemantulan dan pembiasan cahaya.
Pada 1878 ia menjadi guru besar fisika teoretis di Leyden yang merupakan tempat kerja
pertamanya. Ia tinggal di sana selama 34 tahun, lalu pindah ke Haarlem. Lorentz meneruskan
pekerjaannya untuk menyederhanakan teori Maxwell dan memperkenalkan gagasan bahwa
medan elektromagnetikditimbulkan oleh muatan listrik pada tingkat atom. Ia mengemukakan
bahwa pemancaran cahaya oleh atom dan berbagai gejala optik dapat dirunut ke gerak dan
interaksi energi atom.
Pada 1896, salah satu mahasiswanya Pieter Zeeman menemukan bahwa garis spektral atom
dalam medan magnet akan terpecah menjadi beberapa komponen yang frekuensinya agak
berbeda. Hal tersebut membenarkan pekerjaan Lorentz, sehingga mereka berdua dianugerahi
Hadiah Nobel pada 1902.
Pada 1895, Lorentz mendapatkan seperangkat persamaan yang mentransformasikan kuantitas
elektromagnetik dari suatu kerangka acuan ke kerangka acuan lain yang bergerak relatif
terhadap yang pertama meski pentingnya penemuan itu baru disadari 10 tahun kemudian saat
Albert Einstein mengemukakan teori relativitas khususnya.
Lorentz (dan fisikawan Irlandia G.F. Fitzgerald secara independen) mengusulkan bahwa hasil
negatif eksperimen Michelson-Morley bisa dipahami jika panjang dalam arah gerak relatif
terhadap pengamat mengerut. Eksperimen selanjutnya memperlihatkan bahwa meski terjadi
pengerutan, hal itu bukan karena penyebab yang nyata dari hasil Michelson dan Edward
Morley. Penyebabnya ialah karena tiadanya 'eter' yang berlaku sebagai kerangka acuan
universal.
B. Pengertian transformasi lorentz
Transformasi yang sejenis dengan transformasi Galileo namun berlaku untuk kecepatan
yang sangat tinggi dinamakan transformasi Lorentz. Transformasi Lorentz ini akan menjadi
transformasi Galileo pada kecepatan rendah (lebih kecil dari kecepatan cahaya) dan dapat
menunjukan bahwa kecepatan cahaya tetap sama pada semua kerangka.
Jika adalah jarak antara kedua kerangka acuan maka , sehingga hubungan
23
transformasikoordinat menjadi
Apa akibatnya jika titik P bergerak dengan kecepatan v terhadap kerangka acuan S’ ? pada
saat , hubungan antara x dan x’ adalah
Pada saat , hubungan antara x dan x’ adalah
Jadi, selama selang waktu titik P dengan kecepatan
adalah kecepatan gerak titik P menurut pengamat yang berada pada kerangka acuan S’,
sehingga persamaan di atas dapat dituliskan :
...................... (1.1)
Perumusan itu tidak sesuai dengan rumus relativistik penjumlahan kecepatan dari Einstein.
Kesalahan dari perumusan di atas menurut Einstein adalah mengenai pengertian
tentang waktu. Selama ini kita selalu beranggapan bahwa selang waktu yang digunakan
dalam kerangka acuan S’. Suatu anggapan yang belum pernah dibuktikan.
Apabila t adalah selang waktu yang digunakan pengamat yang berada dalam kerangka
acuan S dan t’ selang waktu yang digunakan pengamat yang berada dalam kerangka acuan S’
maka hubungan transformasi itu dirumuskan.
........... (1.2)
Jika yang bergerak adalah kerangka acuan S terhadap kerangka acuan S’ maka hubungan
transformasinya adalah
........... (1.3)
Karena pengamatan melukisakan peristiwa yang sama maka persamaan (1.3) harus identik
dengan persamaan (1.2) sehingga :
Jadi,
........... (1.4)
Jika persamaan (1.4) disubstitusikan pada persamaan (1.2) atau persamaan (1.3), maka
diperoleh rumus transformasi lorentz, sebagai berikut :
........... (1.5)
y = y’
z = z’
Andaikan sebuah objek yang diamati bergerak dengan kecepatan v = (vx, vy, vz).
Untuk mencari kecepatan v’ = (v’x, v’y, v’z). Maka kita perlu menggunakan transformasi
kecepatan lorentz sebagai berikut :
24
Ketiga hubungan ini merupakan akibat langsung dari persamaan transformasi lorentz di
depan. Sebagai contoh, berikut akan diturunkan pernyataan transformasi bagi v’y, sedangkan
penurunan v’x dan v’z.
Contoh soal :
Dua buah roket saling mendekat sepanjang suatu garis lurus. Masing-masing roket bergerak
dengan laju 0,5c relatif terhadap seorang pengamat bebas di tengah keduanya. Dengan
kecepatan berapakah pengamat roket yang satu mengamati roket yang lain mendekatinya?
Pemecahan:
Misalkan O menyatakan pengamat bebas, dan O’ salah satu roketnya. Maka “peristiwa” yang
sedang mereka amati adalah mendekatnya roket kedua, seperti dalam diagram berikut.
Pengamat O melihat roket 2 bergerak dengan kecepatan Vx = -0,5c. Pengamat O’ (roket 1)
sedang bergerak relatif terhadap O dengan kecepatan u = 0,5c. Maka dengan menggunakan
persamaan transformasi bagi vx.
Perhatikan bahwa hasil ini ternyata lebih kecil daripada kecepatan relatif -0,5c – 0,5c = -c
yang diramailkan transformasi Galileo. Karena teori relativitas khusus mensyaratkan bahwa
nilai c adalah laju batas tertinggi bagi semua gerak relatif, maka kedua roket itu tidak pernah
akan bergerak dengan laju yang lebih besar daripada c, dam persyaratan ini dijamin oleh
bentuk transformasi kecepatan Lorentz. Sebagai contoh, jika sebagian gantinya 0,5c, laju
masing-masing roket adalah 0,999c, maka kita akan memperoleh.
Ketimbang -1,998c menurut transformasi galileo.
25
merupakan posisi satu ujung pada suatu waktu t2 dan x1 dalam t1= t2 sebagaimana yang
diukur di kerangka S.
Pengukuran panjang dipengaruhi
oleh relativitas. Kita akan mengamati
sebuah tongkat yang terletak pada sumbu x_
dalam kerangka acuan S_ yang bergerak
dengan kecepatan v terhadap kerangka
acuan S seperti pada gambar 10.5.
Kedudukan tongkat terhadap S_ adalah x_1
dan x_2. Panjang batang terhadap kerangka
acuan S adalah L = x2 – x1 sedangkan
panjang batang terhadap kerangka acuan S_
adalah L0 = x_2 – x_1.
Rumus :
L = Panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap benda
Lo = Panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda
V = kecepatan relatif terhadap karengka acuan
Rumus :
Δt = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian
Δt0 = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kejadian
BAB III
26
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi-materi yang telah dibahas dalam makalah ini dapat kita simpulkan bahwa
:
1. Transformasi yang sejenis dengan transformasi Galileo namun berlaku untuk kecepatan
yang sangat tinggi dinamakan transformasi Lorentz. Transformasi Lorentz ini akan menjadi
transformasi Galileo pada kecepatan rendah (lebih kecil dari kecepatan cahaya) dan dapat
menunjukan bahwa kecepatan cahaya tetap sama pada semua kerangka.
2. Pengukuran panjang seperti halnya pengukuran selang waktu juga dipengaruhi oleh
gerak relative. Panjang L benda yang bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek
dari panjang Lo bila diukur dalam keadaan diam terhadap pengamat. Gejala ini dikenal
sebagi pengerutan Lorentz. Panjang Lo suatu benda dalam kerangka diamnya disebut sebagai
panjang proper.
3.2 Saran
Kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan
mutunya, oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Kanginan, Marthen dkk. 2006. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta : Erlangga
Sukaryadi, Siswanto. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Internet :
Nasional.en.wikipedia.org/wiki/Lorentz_transformation
file.upi.edu/.../MODUL_VIII_Transformasi_Lorentmodul.pdf
27
perpustakaancyber.blogspot.com › Fisika
nulisbuku.com/books/view/transformasi-lorentz
tessamudbloods.blogspot.com/.../einstein-transformasi-lorentz_03.html
ml.scribd.com/doc/100404374/Transformasi-Lorentz
mafia.mafiaol.com/2013/03/transformasi-lorentz.html
yohans.wordpress.com/2009/12/28/transformasi-galileo-dan-lorentz/
28