You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok cardiocerebrovascular adalah blok ke-X pada semester 3 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan
tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan kasus mengenai kelainan
jantung bawaan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario mengenai
kelainan jantung bawaan dengan metode analisis dan diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran

Skenario A Blok 10 Page 1


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. R.A Tanzila
Waktu : Senin, 31 Desember 2012
Rabu, 2 Januari 2013
Moderator : Syafar Agus Anas Leo
Sekretaris Meja : Cendy Arizona
Sekretaris Papan : M. Merlinnandoe
Rule Tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan
pendapat.
3. Berbicara yang sopan dan penuh tata karma.

2.2 Skenario Kasus


Arya, anak lak-laki, usia 6 tahun datang ke Puskesmas karena sering batuk pilek.
Sejak kecil, Arya sudah sering mengalami batuk pilek, namun menjadi lebih
sering daripada biasanya sejak 2 tahun terakhir. Perawakan tubuh Arya lebih kecil
dari teman seusianya padahal nafsu makan seperti biasa. Arya tampak cepat lelah
bila sedang bermain. Arya lahir dengan berat badan normal, cukup bulan.
Pertumbuhannya normal hanya sampai usia 4 tahun, dan menjadi lebih lambat
setelahnya. Perkembangan Arya normal.
Pemerikaaan fisik:
Keadaan umum: baik.
Tanda vital: nadi: 86x/menit, reguler, isi cukup, pernapasan 22x/menit, suhu:
370C, BB 16kg, TB: 102 cm.
Kepala: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher: pembesaran KGB (-), JVP 5+0 cmH20
Thoraks: simetris, retraksi intercostal -/-
Pulmo: vesikuler normal, ronkhi -/-, wheezing -/-

Skenario A Blok 10 Page 2


Cor: BJ 1dan 2 normal, murmur holosistolik di ICS 3 linea parasternalis sinistra
grade 3/6.
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: edema -/-, sianosis -/-, jari tabuh -/-
Pemeriksaan penunjang:
Foto rongent thoraks: kesan kardio megali dengan peningkatan corakan vaskular
paru.
EKG: kesan hipertrofi ventrikel kiri
2.3 Data Seven Jump
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Batuk: Ekspulsi udara dari dalam paru yang tiba-tiba sambil
mengeluarkan suara berisik.
2. Pilek: Infeksi virus akut pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh
influenza viruas A, B dan C
3. Perawakan: Postur atau bentuk tubuh
4. Holosistolik: Bunyi jantung yang terdengar saat sistol
5. Sklera iterik: Warna keuningan pada pada bagian selaput putih mata
6. Kardiomegali: Pembesaran yang abnormal pada jantung
7. Sianosis: Kebiru-biruan yang disebabkan oleh hemoglobin tereduksi
secara berlebihan
8. Jari tabuh: Perubahan bentuk normal phalank dstal dan kuku tangan
dan kaki disertai kehilangan sudut kuku yang biasanya 1600
9. Retraksi: Tindakan menarik kembali atau keadaaan tertarik kembali
10. Hipertropi ventrikel kiri: terjadi pembesaran pada ventrikel kiri akibat
dari tekanan kronis yang melebihi batas.
11. Murmur: Bising jantung yang terdengar jika terdapat energi turbulen di
dalam dinding jantung.
12. Edema: Pengumpulan cairan abnormal diluar ruang cairan
13. Corakan vaskular paru: Gambaran perdarahan paru
14. Ronki: Suara pernapasan yang kasar dan kering serta terus menerus di
tenggorokan atau saluran bronkus karena obstruksi parsial

Skenario A Blok 10 Page 3


15. Wheezing: Jenis bunyi kontinyu seperti bersiul
16. JVP: Jugular Vein pressure

2.3.2 Identifikasi Masalah


1. Arya, anak lak-laki, usia 6 tahun datang ke Puskesmas karena
sering batuk pilek. Sejak kecil, Arya sudah sering mengalami batuk
pilek, namun menjadi lebih sering daripada biasanya sejak 2 tahun
terakhir.
2. Perawakan tubuh Arya lebih kecil dari teman seusianya padahal
nafsu makan seperti biasa. Arya tampak cepat lelah bila sedang
bermain.
3. Arya lahir dengan berat badan normal, cukup bulan.
Pertumbuhannya normal hanya sampai usia 4 tahun, dan menjadi
lebih lambat setelahnya. Perkembangan Arya normal.
4. Pemerikaaan fisik:
Keadaan umum: baik.
Tanda vital: nadi: 86x/menit, reguler, isi cukup, pernapasan
22x/menit, suhu: 370C, BB 16kg, TB: 102 cm.
Kepala: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher: Pembesaran KGB (-), JVP 5+0 cmH20
Thoraks: Simetris, retraksi intercostal -/-
Pulmo: Sesikuler normal, ronkhi -/-, wheezing -/-
Cor: BJ 1dan 2 normal, murmur holosistolik di ICS 3 linea
parasternalis sinistra grade 3/6.
Abdomen: Dalam batas normal
Ekstremitas: Edema -/-, sianosis -/-, jari tabuh -/-
5. Pemeriksaan penunjang:
Foto rontgen thoraks: kesan kardio megali dengan peningkatan
corakan vaskular paru
EKG: kesan hipertrofi ventrikel kiri.

Skenario A Blok 10 Page 4


2.3.3 Analisis Masalah
1. Arya, anak lak-laki, usia 6 tahun datang ke Puskesmas karena sering
batuk pilek. Sejak kecil, Arya sudah sering mengalami batuk pilek,
namun menjadi lebih sering daripada biasanya sejak 2 tahun
terakhir.
a. Bagaimana anatomo dan fisiologi pada kasus ini?
Jawab:
Anatomi jantung

Jantung terletak diatas diafragma, dipertengahan rongga


dada agak kekiri, dalam suatu ruangan yang disebut
mediastinum.
Batas jantung:
 Anterior: Sternum
 Posterior: Columna vertebralis
 Sinistra & Dextra: Paru-paru
Rongga dalam jantung terdiri dari 4 runagan:
 2 rongga atrium
 2 rongga ventrikel

Skenario A Blok 10 Page 5


Fisiologi jantung
Jantung merupakan kerja muskular. Serangkaian perubahan
yang terjadi di dalam jantung pada saat pengisian darah dan
pengosongan darah disebut sebagai Siklus Jantung. Jantung
normal berdeyut sekitar 70 sampai 90 kali permenit pada
orang dewasa yang sedang istirahat dan sekitar 130 sampai
150 kali per menit pada anak yang baru lahir.
Darah secara terus menerus kembali ke jantung, dan selama
sistolik ventrikel (kontraksi), saat valva atrioventricularis
tertutup, darah untuk sementara di tampung dalam vena-
vena besar dan atrium. Bila ventrikel mengalami diastolik
(relaksasi), valva atrioventricularis membuka, dan darah
secara psif mengalir dari atrium ke ventrikel. Waktu
ventrikel hampir penuh, terjadi sistolik atrium dan memaksa
sisa darah dalam atrium masuk kedalam ventrikel.Nodus
sinoatrialis memulai gelombang kontraksi pada atrium,
yang dimulai sekitar muara-muara vena-vena besar dan
”memeras” darah ke ventrikel. Dengan cara ini tidak
terdapat refluks darah ke dalam vena.
Impuls jantung yang telah mencapai nodus
atrioventricularis diteruskan ke musculi papillares melalui
fasciculus atrioventricularis dan cabang-cabangnya.
Musculi papillares lalu mulai berkontraksi dan
memendekkan chordae tendineae yang kendur. Sementara
itu, ventrikel mulai berkontraksi dan valva atrioventricularis
menutup. Penyebaran impuls jantung sepanjang fasciculus
atrioventricularis dan cabang-cabang terminalnya, terjadi
myocardium terjadi hampir bersamaan waktunya di seluruh
ventrikel.
Bila tekanan darah intraventrikular melebihi tekanan di
dalam arteri-arteri besar (aorta dan truncus pulmonalis),

Skenario A Blok 10 Page 6


cuspis valvula semilunaris terdorong ke samping dan darah
dikeluarkan dari jantung. Pada akhir sistolik ventrikel, darah
mulai bergerak kembali ventrikel dan dengan segera
mengisi kantong-kantong valvula semilunaris. Cuspis
terletak dalam keadaan aposisi dan menutupi ostium aortae
dan pulmonalis dengan sempurna.

b. Apa hubungan jenis kelamin dan usia terhadap keluhan


batuk pilek?
Jawab:
Secara tidak langsung untuk hubungan jenis kelamin
dengan batuk pilek tidak ada, tapi untuk hubungan usia dan
batuk pilek ada, karena kita tahu bahwa untuk anak usia 6
tahun, kerentanan terhadap infeksi lebih besar, karena
sistem imun dari anak usia 6 tahun masih belum telalu
responsif.
c. Apa etiologi batuk pilek?
Jawab:
1. Mikroorganisme
2. Inhalasi gas toksik
3. Debu

d. Bagaimana mekanisme batuk pilek?


Jawab:
Defect pada septum interventrikuler → darah dari ventrikel
kiri mengalir ke ventrikel kanan + darah dari atrium kanan
→ volume darah yang masuk ke ventrikel kanan meningkat
→ aliran darah ke a. pulmonalis menuju paru-paru
meningkat → volume darah dan tekanan kapiler di paru-
paru meningkat → transudasi cairan intertisial ke dalam
alveoli → edema paru → paru-paru dan tractus respiratorius

Skenario A Blok 10 Page 7


(bronkiolus) dalam keadaan basah sehingga menjadi media
yang disukai mikroorganisme → jika terpapar
mikroorganisme → saluran pernapasan mudah terinfeksi
→ sering batuk pilek.
Defect pada septum interventrikuler darah mengalir dari
ventrikel kiri ke ventrikel kanan volume darah di
ventrikel kiri (-) suplai O2 dan nutrisi ke sistemik (-)
produksi imunoglobulin (-) pertahanan tubuh (-)
mudah terinfeksi produksi mucus berlebih pilek

e. Apa makna Arya sering mengalami batuk pilek?


Jawab:
Sering mengalami batuk pilek bermakna bahwa terjadi
edema pulmonal yang terjadi akibat adanya VSD.
VSD → volume darah ke pulmonal ↑ → edema pulmonal
→ pulmo dan tractus respiratorius (bronkiolus) dalam
keadaan basah sehingga menjadi media yang disukai
mikroorganisme → jika terpapar mikroorganisme →
saluran pernapasan mudah terinfeksi → sering batuk pilek

f. Mengapa keluhan menjadi lebih sering sejak 2 tahun


terakhir?
Jawab:
Karena kemungkinan defect pada septum intraventrikular
yang dialami Arya semakin lama makin besar, maka edema
paru yang dialaminya juga akan bertambah dan akan
menyulitkan proses penyembuhan batuk pilek yang
dialaminya.

Skenario A Blok 10 Page 8


g. Apa dampak yang mungkin terjadi dari keluhan yang
dialami Arya yang berkepanjangan?
Jawab:
- Resiko / komplikasi pulmonal
- hiperpireksia
- sulit tidur
- nyeri dada
- resiko endokarditis infektif

2. Perawakan tubuh Arya lebih kecil dari teman seusianya padahal


nafsu makan seperti biasa. Arya tampak cepat lelah bila sedang
bermain.
a. Bagaimana perawakan tubuh anak pada usia 6 tahun?
Jawab
 BB : anak usia 1-6 tahun : umur x 2 +8 = 20 Kg.
Jadi BB normal untuk anak usia 6 tahun lebih
kurang 20 kg.
 Tinggi : anak usia 2 – 12 tahun : umur x 6 +77 = 113
cm. Jadi tinggi normal untuk anak usia 6 tahun lebih
kurang 113 cm.

b. Apa etiologi perawakan tubuh lebih kecil pada kasus ini?


Jawab:
Pada kasus ini → penyakit kronis, berupa Ventricle Septal
Defect (VSD).
Secara umum, perawakan pendek dapat disebabkan oleh
faktor lingkungan maupun genetik. faktor lingkungan bisa
desebabkan oleh faktor prenatal maupun postnatal. pada
kasus ini perawakan pendek lebih disebabkan faktor
lingkungan postnatal karena gagal menutup septum
interventrikuler. karena ada celah antar ventrikel maka

Skenario A Blok 10 Page 9


aliriran darah dari ventrikel kiri ada yang masuk ke
ventrikel kanan. hal ini akan mengakibatkan kardiak output
menurun. jika cardiac output menurun maka kebutuhan
untuk metabolisme pun akan menurun, hal inilah yang
menyebabkan tubuh arya menjadi lebih pendek
dibandingkan dengan teman seusianya.

c. Apa makna perawakan lebih kecil padahal nafsu makan


biasa?
Jawab:
Telah terjadi gangguan metabolisme tubuh. Gangguan
tersebut berupa suplai nutrisi yang diperankan oleh darah
terganggu → sel kekurangan nutrisi untuk pertumbuhan.

d. Bagaimana hunbungan cepat lelah dan keluhan(batuk pilek


dan kemungkinan penyakit yang diderita) yang dialami
Arya?
Jawab:

Skenario A Blok 10 Page 10


Dalam kasus ini, penyakit yang diderita oleh arya adalah
kelainan jantung bawaan asianosis karena adanya VSD.
Adanya VSD pada jantung arya mengakibatkan sedikitnya
darah yang mengalir ke aorta karena pirau dari LV ke RV,
sehingga sel-sel jaringan tubuh mengalami hipoperfusi dari
O2 dan nutrisi yang digunakan untuk beraktifitas -> cepat
lelah. Selain itu, banyak nya darah yang masuk ke a.
Pulmonalis, mengakibatkan darah yang menuju paru-paru
mengalami pertambahan, sehingga paru mengalami edema,
paru yang mengalami edema akan mengakibatkan batuk dan
lebih rentan terkena infeksi -> batuk pilek.

e. Apa makna cepat lelah bila sedang bermain?


Jawab:
Telah terjadi gangguan metabolisme. Gangguan tersebut
dapat berupa kegagalan sel dalam memetabolisme nutrisi
tersebut (ex. Diabetes Mellitus) maupun karena
pensuplaian nutrisi yang tidak adekuat.
Dalam kasus ini, VSD menyebabkan suplai nutrisi dan O2
ke jaringan tidak adekuat.

3. Arya lahir dengan berat badan normal, cukup bulan.


Pertumbuhannya normal hanya sampai usia 4 tahun, dan menjadi
lebih lambat setelahnya. Perkembangan Arya normal.
a. Mengapa pertumbuhan Arya menjadi lebih lambat setelah
usia 4 tahun?
Jawab:
Pada manusia, pertumbuhan dibagi dalan beberapa periode,
dimana setiap periode menentukan kecepatan pertumbuhan.

Skenario A Blok 10 Page 11


Periode fetus (janin), adalah periode dimana pertumbuhan
paling cepat terjadi.
Periode berikutnya (pasca natal) adalah periode infant,
periode anak-anak dan periode pubertas. Periode ini selain
ditandai oleh pertumbuhan yang pesat, juga diikuti oleh
penurunan kecepatan pertumbuhan secara progresif. Pada
fase ini terjadi pertambahan panjang anak berturut-turut
sekitar 25 cm, 12 cm, dan 8 cm per tahun dalam 3 tahun
pertama kehidupan. Fase ini diikuti oleh fase anak dengan
pertumbuhan yang relative stabil, yaitu 4-7 cm pertahun
sampai awitan pubertas dengan disertai pertamahan berat
badan pertahun yang relative stabil.
Dalam kasus ini, Arya, saat berusia 4 tahun, tentu kecepatan
tumbuhnya berkurang secara fisiologis, sesuai dengan fase
pertumbuhan pada manusia.
Selain itu, nutrisi juga memegang peranan penting dalam
proses kecepatan pertumbuhan. Adanya VSD pada Arya
memperberat penurunan kecepatan pertumbuhan pada Arya,
karena suplai nutrisi ke jaringan yang menurun. Sehingga
terjadi penurunan kecepatan pertumbuhan yang bermakna.

b. Apa makna Arya lahir dengan normal, cukup bulan pada


kasus?
Jawab:
Tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kasus,
karena mayoritas VSD terjadi pada bayi prematur dan
BBLR, dengan insidensi setinggi 7,06 per 1000 kelahiran
prematur hidup. Atau secara tidak langsung dapat diketahui
bahwa penyebab kelainan pada kasus ini bukan karena
kondisi BB lahir normal dan cukup bulan.

Skenario A Blok 10 Page 12


c. Mengapa perkembangan normal padahal pertumbuhan
melambat?
Jawab:
Pertumbuhan ≠ Perkembangan.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh nutrisi karena berkaitan
dengan kuantitas sel. Sedangkan perkembangan merupakan
kualitas dan bukan kuantitas dari sel itu sendiri. VSD →
nutrisi sel terganggu → kuantitas sel juga terganggu, tetapi
kualitas sel tidak.
4. Pemerikaaan fisik:
Keadaan umum: baik.
Tanda vital: nadi: 86x/menit, reguler, isi cukup, pernapasan
22x/menit, suhu: 370C, BB 16kg, TB: 102 cm.
Kepala: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher: pembesaran KGB (-), JVP 5+0 cmH20
Thoraks: simetris, retraksi intercostal -/-
Pulmo: vesikuler normal, ronkhi -/-, wheezing -/-
Cor: BJ 1dan 2 normal, murmur holosistolik di ICS 3 linea
parasternalis sinistra grade 3/6.
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: edema -/-, sianosis -/-, jari tabuh -/-.
a. Bagaimana interpretasi hasil pemerikasaan fisik dan
patpfisiologi dari hasil yang abnormal?
Jawab:
Interpretasi:
 BB abnormal (normal: 20kg) dan TB abnormal
(normal: 113cm).
Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :
( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8
= (2 x 6) + 8
= 20 kg.

Skenario A Blok 10 Page 13


Kasus Arya = 16 kg = tidak normal
Tinggi badan usia 2 – 12 tahun menggunakan
rumus:
Umur (tahun) x 6 + 77 = 6n + 77
= 6 x 6 + 77
= 113 cm
Kasus Arya = 102 cm (tidak normal)

 JVP meningkat (normal: 5-2cmH20)


 Murmur holosistolik di ICS 3 linea parasternalis 3/6
abnormal: bising keras, tetapi tidak disretai getaran
bising, perjalaran sedang.
Mekanisme JVP meningkat

Mekanisme murmur holosistolik


Defect pada septum interventrikuler → darah dari ventrikel
kiri mengalir ke ventrikel kanan + darah dari atrium kanan
→ volume darah yang masuk ke ventrikel kanan meningkat
→ aliran darah ke a. pulmonalis menuju paru-paru
meningkat → volume darah di paru-paru meningkat (edema
paru) → aliran darah ke v. pulmonalis menuju atrium kiri
meningkat → (volume berbanding lurus dengan tekanan)
tekanan juga meningkat → katup mitral terbuka dengan
kuat → darah masuk dan memenuhi ventrikel kiri → katup
mitral tertutup dengan kuat dan darah masuk ke aorta
dengan terbukanya katup aorta (fase sistolik), selain itu
sebagian darah masuk ke defect pada septum → terdengar
mumur holosistolik.

b. Bagaimana cara pemeriksaan fisik jantung?

Skenario A Blok 10 Page 14


Jawab:
Inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan untuk menentukan
denyut apeks dan aktivitas ventrikel, detak pulmonal,
getaran dan bising.

c. Apa makna tidak ditemukan edema, sianosis, dan jari tabuh


pada kasus ini?
Jawab:
 Edema (-) bermakna VSD dalam kasus ini belum
sampai mengakibatkan Gagal jantung kongestif.
Dalam pemeriksaan fisik terkait gangguan jantung,
edema biasanya dialami oleh pasien dengan gagal
jantung kongestif. Biasanya pasien mengalami
edema simetris pada tungkai bawah yang memburuk
dengan berjalannya hari.
 Sianosis (-) bermakna kelainan jantung bawaan
dalam kasus ini bersifat acyanosis. Hal tersebiut
berarti menyingkirkan kemungkinan cyanosis
congenital heart disease.
Adapun yang termasuk acyanosis CHF adalah: ASD,
VSD, PDA, Coarctasio Aorta, dan Pulmonarry
Stenosis.
 Jari tabuh (-) menyingkirkan kemungkinan dari
syndroma Eisenmenger.

d. Penyakit apa yang mungkin menimbulkan suara murmur


holosistolik pada linea parasternalis sinistra grade 3/6?
Jawab:
 VSD,
 Mitral regurgitasi,
 Trikuspid regurgitasi.

Skenario A Blok 10 Page 15


5. Pemeriksaan penunjang:
Foto rongent thoraks: kesan kardiomegali dengan peningkatan
corakan vaskular paru.
EKG: kesan hipertrofi ventrikel kiri.
a. Bagaimana interpretasi hasil pemerikasaan penunjang dan
patofisiologi dari hasil yang abnormal?
Jawab:
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
Kardiomegali CTR < 50 % Abnormal (Terjadi pembesaran
jantung)
Peningkatan corakan vaskular Tidak terjadi peningkatan Abnormal (peningkatan aliran
paru darah ke arteri pulmonalis)
Hipertrofi ventrikel kiri Tidak membesar Abnormal (Terjadi peningkatan
ukuran ventrikel kiri / membesar
karena adanya peningkatan
volume dan tekanan)

Mekanisme Peningkatan corakan vaskular paru


Defect pada septum interventrikuler → darah dari ventrikel
kiri mengalir ke ventrikel kanan + darah dari atrium kanan
→ volume darah yang masuk ke ventrikel kanan meningkat
→ aliran darah ke a. pulmonalis menuju paru-paru
meningkat → corakan vaskular paru meningkat.

Mekanisme Hipertropi ventrikel kiri (Cardiomegali)


Defect pada septum interventrikuler → darah dari ventrikel
kiri mengalir ke ventrikel kanan + darah dari atrium kanan
→ volume darah yang masuk ke ventrikel kanan meningkat
→ aliran darah ke a. pulmonalis menuju paru-paru
meningkat → volume darah di paru-paru meningkat (edema
paru) → aliran darah ke v. pulmonalis menuju atrium kiri

Skenario A Blok 10 Page 16


meningkat → volume darah yang masuk ventrikel kiri
meningkat → tekanan dan kontraksi di ventrikel kiri
meningkat atau semakin kuat (mekanisme kompensasi) →
hipertropi ventrikel kiri → cardiomegali.

b. Penyakit apa saja yang dapat menyebabkan hipertropi


ventrikel kiri?
Jawab:
 VSD
 TS
 PDA

6. Cara mendiagnosis?
Jawab:
1. Anamnesis
2. Pemeriksan fisik
Pada kasus ini didapatkan:
 Leher : JVP 5+0 cmH20
 Cor : Murmur holosistolik di ICS 3 linea
parasternalis sinistra grade 3/6.
3. Pemeriksaan penunjang
Pada kasus ini didapatkan:
 Foto rongent thoraks: kesan kardiomegali dengan
peningkatan corakan vaskular paru.
 EKG: kesan hipertrofi ventrikel kiri.
Jadi, dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan diatas
dapat disimpulkan bahwa si Arya mengalami VSD.

Skenario A Blok 10 Page 17


7. DD?
Jawab:
DD VSD PDA ASD
Tanda & Gejala

Batuk pilek (infeksi   


saluran napas berulang)
Perawakan kecil (gagal   
tumbuh / gangguan
pertumbuhan)
Cepat lelah (aktivitas   
terbatas)
Murmur Holosistolik Kontinyu Ejeksi sistolik
Peningkatan corakan   
vaskular paru
Kardiomegali   
Hipertropi ventrikel kiri   Ventrikel kanan

8. Pemeriksaan tambahan?
Jawab:
Pemeriksaan tambahan yang bisa dilakukan adalah
 Echocardiografi, tujuan pemeriksaan ini untuk menentukan
lokasi defect, besar defect dan menentukan perbedaan tekanan
antara ventrikel kiri maupun kanan.
 Kateterisasi, tujuan pemeriksaan ini untuk mengukur
tekanan dan saturasi oksigen dan tekanan darah jantung dengan
cara memasukan kawat tipis ke dalam pembuluh darah.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan melalui jantung kanan atau jantung
kiri:
Jantung kanan
kateter→v . femoralis atau v.saphena magna→v.cava
inferior→atrium kanan→ventrikel kanan→truncus pulmonalis

Skenario A Blok 10 Page 18


kateter→v.cubiti→v.brachialis→v.subclavia→v.cava
superior→atrium kanan→ventrikel kanan→truncus pulmonalis
Jantung kiri
a.femoralis→a.iliaca→aorta abdominalis→aorta thoraccica→aorta
descendend→arcus aorta→aorta ascendens→ventrikel kiri→atrium
kiri
a.subclavia→aorta→ ventrikel kiri→atrium kiri.

9. WD?
Jawab:
Ventricular Septal Defect (VSD)

10. Etiologi?
Jawab:
Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD:
 Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil
 Gizi i bu hamil yang buruk
 Ibu yang alkoholik
 Usia ibu diatas 40 tahun
 Ibu menderita diabetes.

11. Epidemiologi?
Jawab:
VSD adalah kelainan tersering pada penyakit jantung bawaan,
yaitu sekitar 30-60% kasus pada 2-6 per 10.000 kelahiran. VSD
lebih sering terjadi pada bayi prematur dan pada BBLR, dengan
insidensi setinggi 7,06 per 1000 kelahiran prematur hidup.

Skenario A Blok 10 Page 19


12. Patogenesis?
Jawab:
VSD

Aliran darah left


to right ventricle

Murmur CO ↓ ↑ vol. darah & ↑ volume darah


holosistolik tekanan balik v. arteri pulmo
pulmonalis
Cepat lelah Pertumbuhan Edema ↑ corakan
terganggu paru vascular paru
↑ Vol. darah & ooonal
tekanan LA
ISP
berulang
↑ vol. darah dan
tekanan LV

Hipertrofi LV dan
kardiomegali

13. Tatalaksana?
Jawab:
 Ukuran VSD kecil
Pada pasien dengan ukuran VSD kecil, orang tua harus
diyakinkan mengenai lesi jantung yang relatif “jinak”
(tidak menbahayakan), dan anak tetap diperlakukan
sebagaimana normal (tidak ada batasan aktivitas).
Perbaikan secara bedah tidak mutlak disarankan.
Untuk pengobatan medikamentosa:
VSD yang kecil tanpa gejala tidak perlu diberi terapi. Pada
kejadian gagal jantung, dapat diberikan diuretik misalnya
furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, vasodilator misalnya

Skenario A Blok 10 Page 20


kaptopril 0,5-1 mg/kgBB/x tiap 8 jam. Kalau perlu
ditambahkan digoksin 0,01 mg/kgBB/hari. Pemberian
makanan berkalori tinggi dilakukan dengan frekuensi sering
secara oral/enteral (melalui NGT). Anemia diperbaiki
dengan preparat besi.
 Pasien dengan VSD besar
Tujuan pengobatannya adalah: (1) Mengendalikan
gagal jantung kongestif dan (2) Mencegah penyakit
vaskular pulmonal. Pasien dapat menunjukkan adanya
penyakit pulmonal yang berulang dan sering gagal tumbuh.
Terapeutik ditujukan untuk mengendalikan tumbuh-
kembang yang normal. Jika terapi awal berhasil, maka
pirau akan menutup selama tahun pertama kehidupan.
Operasi dengan metode transkateter dapat dilakukan pada
anak dengan resiko rendah setelah berusia 15 tahun.
Setelah terjadi penutupan pirau, maka keadaan
hiperdinamik akan menjadi normal, ukuran jantung
mengecil kembali ke normal, thrill dan murmur
menghikang serta hipertensi arteri pulmonal menghilang.
Kebanyakan anak akan bertumbuh secara normal dan
pengobatan tidak diperlukan lebih lanjut. Anak dapat
mengejar ketertinggalan tumbuh kembangnya dalam 1-2
tahun.

14. Komplikasi?
Jawab:
1. Hipertensi pulmonal
2. Endokarditis infektif
3. Gagal jantung kongestif
4. Pneumonia
5. Sindrom Eisenmenger.

Skenario A Blok 10 Page 21


15. Prognosis?
Jawab:
VSD dapat menutup dengan bertambahnya usia, kecuali defek sub
aortic, sub pulmonal, atau defek tipe kanal.
Prognosis baik bila terjadi penutupan spontan VSD, demikian pula
VSD kecil yang asimptomatik. Dengan angka kekerapan hidup 25
tahun sebesar 95,9%.
Sedangkan pada VSD nonrestriksi, apalagi disertai sindroma
eisenmenger, prognosis jelek, dengan angka kekerapan hidup 25
tahun 41,7%.

16. KDU?
Jawab:
Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray).
Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang
relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.

17. Pandangan islam?


Jawab:

Artinya : “Dialah (Allah) yang membentuk kamu dalam rahim


sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Ali – Imran : 6)

Skenario A Blok 10 Page 22


Dari ayat di atas dapat kita ketahui bahwa sesungguhnya Allah lah
yang membentuk kita di dalam fase embrionik, maka sudah
selayaknyalah kita harus berusaha untuk bersyukur kepada Allah
karena apa? karena kita telah diberikan fisik yang bisa dibilang
sempurna.
Lain halnya dengan Arya, Yang masih berumur 6 tahun, walaupun
ia masih kecil. Tapi, dia telah diberikan cobaan oleh Allah berupa
suatu penyakit Jantung Kongenital, atau lebih tepatnya adalah
VSD ( Ventrikel Septal Defect ). Walaupun VSD secara teori
prognosisnya baik tapi untuk kasus ini setelah kita pelajari dan kita
cermati bahwa VSD yang dialami oleh Arya sudah mengarah ke
komplikasi, contohnya Pertumbuhannya melambat dan mudah
terserang infeksi, nah kalau sudah mengarah ke kompilkasi berarti
secara logika penyakitnya sudah mulai menunjukkan tanda tanda
yang bahaya. Tapi dari semua cobaan itu apabila dia meminta
pertolongan dari Allah dengan sabar dan sholat, dan terus berikhtiar
maka sesungguhnya Allah akan bersama dia sesuai dengan
janjinya…

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan


shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-
orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah : 153)

2.3.4 Hipotesis
 Arya, laki-laki, 6 tahum mengalami batuk pilek dikarenakan
menderita Patent Ductus Arteriosus disebabkan Ductus
Arteriosus tidak menutup ketika lahir.
 Arya, laki-laki 6 tahun pertumbuhan melambat karena
mengalami kelainan jantung bawaan asianotik.

Skenario A Blok 10 Page 23


2.3.5 Kesimpulan
Arya, anak laki-laki usia 6 tahun mengalami infeksi saluran
pernapasan berulang, gangguan pertumbuhan, cepat lelah, peningkatan
JVP, murmur holosisolik, peningkatan vaskular paru dan hipertropi
ventrikel kiri yang disebabkan oleh VSD (Ventricular Septal Defect).

2.3.6 Kerangka Konsep

Kelainan penutupan
septum
interventrikular

Defect
interventricular

Vol.darah ke
Pirau dari LV  RV Murmur
a.pulmo meningkat
saat sistolik holosistolik

Edema
Aliran balik ke jantung (v.pulmo Cὁ turun
paru
meningkat)

Kerentanan Pertumbuhan
Vol.darah LA
terhadap infeksi Hipoperfusi O2 dan terganggu
meningkat
meningkat nutrisi ke sel.sel
Cepat lelah
Vol.darah LV
meningkat
Batuk pilek berulang

Hipertrofi VK,
kardiomegali

Skenario A Blok 10 Page 24


DAFTAR PUSTAKA

Aaronson, Philip dan Jeremy. 2012. At a Glance Sistem Kardiovaskular. Jakarta:


Erlangga.
Batubara, Jose, Bambang Tridjaja dan Aman B. Pulungan. 2010. Buku Ajar
Endokrinologi Anak Edisi satu. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Gray, Houn, dkk. 2012. Lecture Notes Kardiologi Edisi keempat. Jakarta:
Erlangga.
Kasron. 2012. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nelson, dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 1 . Jakarta: EGC.
Thaler, Malcolm S. 2012. Satu-satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan Edisi
lima. Jakarta: EGC.
Widjaja, Soetopo. 2009. EKG Praktis. Tangerang: Bina Rupa Aksara.

Skenario A Blok 10 Page 25

You might also like