You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

K
DENGAN ANEMIA DI RUANG FLAMBOYAN
RSD KUDUS

DISUSUN OLEH :
NAMA : SITI UMI ANIFAH
NIM : 230533

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSUDA KUDUS


Jl. Lambao No. 1 Singocandi Kec. Kota Kab. Kudus
2005 / 2006

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam Ujian Akhir

Komprehensif Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus Tahun Akademi

2005/2006.

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. WAHYU YUSIANTO, S.Kep Ns. HERI SUSANTO, S.Kep

Mengetahui

Direktur Akademi Keperawatan

Krida Husada Kudus

Ns. SALAFUDIN YUSRA, S.Kep

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Diterima dan disahkan oleh tim penguji Ujian Akhir Komprehensif Akademi

Keperawatan Krida Husada Kudus.

Hari :

Tanggal :

Penguji I

SRI WIDODO

Penguji II

Ns. WAHYU YUSIANTO, S.Kep

Penguji III

Ns. HERI SUSANTO, S.Kep

iii
MOTTO

 Ilmu itu gudang kuncinya adalah bertanya, tidak sepatutnya bagi orang yang

bodoh diam atas kebodohannya dan tidak sepatutnya orang yang berilmu diam

atas ilmunya. (Al Hadist).

 Keberhasilan tidak dilihat dari akhir tetapi dari perjuangan Allah SWT tidak

akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuan. (QS. Al

Baqarah : 286).

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Ujian Komprehensif dengan

judul “Asuhan Keperawatan Pada An. K Anemia di Ruang Flamboyan RSD

Kudus”.

Dalam pembuatan Laporan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari

hambatan dan rintangan akibat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

dimiliki oleh penulis, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak

penyusunan Asuhan Keperawatan ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ayah dan Ibuku tercinta yang memberikan do’a serta motivasi baik moril

maupun materiil dan spirituil selama penyusunan laporan kasus.

2. Bapak Ns. Salafudin Yusra, S.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan

Krida Husada Kudus.

3. Bapak Sri Widodo selaku penguji I

4. Bapak Ns. Wahyu Yusianto, S.Kep selaku penguji II

5. Bapak Ns. Heri Susanto, S.Kep selaku penguji III

6. Bapak Ibu Dosen serta seluruh staf dan karyawan Akademi Keperawatan

Krida Husada Kudus.

v
7. Penanggung jawab Ruang Flamboyan RSD Kudus beserta segenap karyawan

atau staf yang telah memberikan ijin dan membantu selama penulis

mengadakan kasus.

8. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang ikut

berperan serta dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Asuhan Keperawatan ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yag membangun selalu penulis

harapkan demi kesempurnaan dimasa mendatang.

Kudus, Agustus 2006

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...................................................................iii

MOTTO...................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR...............................................................................................v

DAFTAR ISI..........................................................................................................vii

BAB I KONSEP DASAR

A. Pengertian ...........................................................................................1

B. Klasifikasi...........................................................................................1

C. Etiologi................................................................................................1

D. Tanda dan Gejala.................................................................................3

E. Patofisiologi .......................................................................................5

F. Pemeriksaan Penunjang .....................................................................5

G. Penatalaksanaan .................................................................................6

H. Prognosis.............................................................................................6

I. Komplikasi ........................................................................................4

J. Pathway ..............................................................................................7

K. Fokus Intervensi..................................................................................7

BAB II TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ..........................................................................................9

B. Riwayat Keperawatan ......................................................................10

C. Pemeriksaan Fisik.............................................................................13

vii
D. Data Penunjang ................................................................................15

E. Pengkajian Skala Nyeri ....................................................................15

F. Pengkajian Pola Fungsional .............................................................16

G. Problem List dan Diagnosa Keperawatan.........................................19

H. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi ...........................................20

DAFTAR PUSTAKA

viii
BAB I

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah

hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang

dipadatkan dalam 100 ml darah. (Ngastiyah, 1997 : 358).

Anemia adalah sesuatu yang berkaitan dengan suatu penurunan kadar

hemoglobin sirkulasi. (Sacharin, 1996 : 410).

B. Klasifikasi

1 Anemia defisiensi besi

2 Anemia Aplostik

3 Anemia defisiensi asam folat

4 Anemia Hemolitik

5 Anemia Hipoplastik (Eritroblastoma) (Ngastiyah, 1997 : 358).

C. Etiologi

1. Anemia defisiensi besi

a. Asupan besi yang berkurang

b. Malabsorbsi pada enteritis dan proses malnutrisi (PEN)

c. Kehilangan atau pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan

saluran cerna

d. Infeksi berulang (Mansjoer, 2000 : 493).

ix
2. Anemia Aplastik

a. Faktor kongenital : Sindrom Fanconi

b. Faktor di dapat : Bahan kimia, obat, radiasi, faktor individu,

infeksi, keganasan, penyakit ginjal, gangguan

endokrin dan idiopatik. (Mansjoer, 2000 : 494).

3. Anemia defisiensi asam folat

a. Kekurangan masukan asam polat

b. Gangguan absorbsi

Misalnya pada steatore idiopati, tropikal Sprue dan beberapa

penyakit gastrointostinal.

c. Obat yang bersifat antagonistik terhadap asam folat.

Misalnya metotreksat, G-merkaptopurin, pirimetamin, derivat

barbiturat. (Alatas, 1985 : 437)

4. Anemia Hemolitik

a. Kongenitel

a.1. Faktor eritrosit

a.2. Gangguan enzim  defisiensi G – G – PD (Glucose – G –

Phosphate – Dehydrogenase)

a.3. Hemoglobinopatia.

b. Didapat (Ngastiyah, 1997 : 362).

5. Anemia Hipoplastik (Eritroblastoma)

Terutama di sebabkan oleh aplasia sistem eritropoetik, sedangkan

sistem granulopoetik dan trombopoetik tidak, atau hanya sedikit

terganggu klasifikasi, dari anemia Hipoplastik yaitu :

x
a. Idiopatik

Penyebab tidak diketahui, diduga gangguan metabolisme triptofan.

b. Di dapat

b.1. Infeksi berat (meningitis, ensefalitis, bronkopneumonia,

tuberkulosis berat, tifus abdominalis)

b.2. Penyakit autoimun (anemia hemolitik autoimun)

b.3. Alergi

b.4. MEP

b.5. Sindrom Hemolitik (anemia sel sabit, sferositosis fongenital)

b.6. Penyakit ginjal

b.7. Timoma

b.8. Efisiensi eritropoetin sel proeritroblas dan sel stem. (Ngastiyah,

1997 : 362)

D. Tanda dan Gejala

a. Anemia defisiensi besi

a.1. Tampak lemas

a.2. Sering berdebar-debar

a.3. Mudah lelah

a.4. Pucat (pada mukosa bibir, faring, telapak tangan, dasar kuku dan

konjungtiva).

a.5. Sakit kepala atau iritabel.

a.6. Papil udah tampak atrofi dan jantung agak membesar. (Mansjoer,

2000 : 493)

xi
b. Anemia Aplastik

b.1. Pucat

b.2. Lemah

b.3. Perdarahan

b.4. Demam. (Mansjoer, 2000 : 494)

c. Anemia defisiensi asam folat

c.1. Pucat

c.2. Lekas letih

c.3. Berdebar-debar

c.4. Lemah

c.5. Pusing

c.6. Sukar tidur. (Ngastiyah, 1997 : 361)

d. Anemia Hemolitik

d.1. Ikterus

d.2. Pucat

d.3. Lesu

d.4. Urin berwarna gelap

d.5. Lien membesar. (Sacharin, 1996 : 413)

e. Anemia Hipoplastik (Eritroblastoma)

1.1.1.1.1.1.1.1 Penurunan hemoglobin

1.1.1.1.1.1.1.2 Retikulositopenia

e.1. Defisiensi Eritroblast

e.2. Pucat

xii
E. Patofisiologi

Berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm3

darah atau berkurangnya volume sel yang di padatkan dalam 100 ml darah

akan mengakibatkan terjadinya Anemia.

Anemia menyebabkan perubahan sirkulasi berupa terjadinya keadaan

hiperkinetik, insufisiensi korner, serta berkurangnya cadangan jantung.

Curah jantung biasanya akan bertambah bermakna bila kadar Hb mencapai

7g/dl atau kurang. Peningkatan curah jantung ini disertai oleh menurunnya

resistensi perifer, menurunnya jumlah volume sel darah, serta meningkatnya

tekanan vena. Kardiomegah, dengan atau gagal jantung biasanya bari terjadi

bila kadar Hb kurang dari 5 g/dl.

Kardiomegali tersebut terjadi akibat dilatasi, hipertrofi, atau

keduanya. Dikatakan bahwa anemia akut cenderung menyebabkan dialatasi,

sedangkan anemia kronik cenderung mengakibatkan hipertrofi otot jantung.

(Markum, 1991 : 638)

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Hasil pemeriksaan darah

 Kadar Hb kurang dari 10 g/dl.

 VER kurang dari 79 cu (N = 76 – 96 cu)

 KHER kurang dari 32 % (N = 32 – 37 %)

Mikrositik.

Hipokromik.

Poilositosis.

Sel target.

Leukosit dan trombosit normal.

xiii
2. Pemeriksaan sumsum tulang

Pemeriksaan ini menunjukkan sistem eritropotik

Hiperaktif dengan sel normoblas poli kromatofil yang predominan.

(Ngastiyah, 1997 : 361).

G. Penatalaksanaan

1. Pemberian makanan yang adekuat

2. Pemberian preparat besi (sulfas ferosus) 3 x 10 mg/kg BB/hari

3. Tranfusi darah  jika Hb < 5 g/dl

4. Pengobatan kausal. (Mansjoer, 2000 : 494).

H. Prognosis

Anemia Aplastik

1. Sesuai dengan gambaran sumsum tulang

2. Jika kadar HbF lebih dari 200 mg/dl, dan jumlah granulosit lebih dari

2000/mm3 menunjukkan prognosis yang lebih baik.

3. Pencegahan infeksi sekunder. (Ngastiyah, 1997 : 364).

xiv
I. Pathway

Asupan besi berkurang Gangguan Absorbsi Def. G-G-PD

Berkurangnya jumlah Berkurangnya volume Berkurangnya


Hemoglobin sel jumlah eritosit

Def. eritroblast
Anemia

Gangguan sirkulasi cemas


darah Ikterus

Kurang
Hipoksia
pengetahuan

Gangguan perfusi
Kelelahan jaringan

Intoleran Anoreksia
aktivitas

Gangguan
nutrisi
J. Fokus Intervensi

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ikterus

Intervensi :

- Pantau kondisi kulit.

- Pantau hasil laboratorium (jumlah eritrosit)

- Tingkatkan tirah baring dengan tepat

xv
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksi

Intervensi :

- Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering.

- Berikan makanan lunak.

- Sajikan makanan secara menarik dan bervariasi.

3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan

O2 dalam tubuh.

Intervensi :

- Kaji respon terhadap aktivitas

- Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas.

- Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Intervensi :

- Berikan penjelasan pada orang tua tentang penyebab dan pencegahan

terhadap penyakit tersebut.

- Berikan penjelasan pada orang tua tentang pengobatan.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Husein, 1993, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi III, FKUI : Jakarta.

Mansjoer Arif, dkk, 2001. Kapita Selekta II, Edisi III. FKUI, Jakarta.

Markum. A.H, 1991. Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, FKUI : Jakarta.

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, Edisi I, EGC : Jakarta.

xvii

You might also like