Professional Documents
Culture Documents
MEREKAM EKG
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/4
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEREKAM EKG
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/4
Uraian Bobot
c. V3 : pertengahan antara V2- V4
d. V4 : Interkosta lima mid klavikula kiri
e. V5 : sejajar V4 pada axilla sebelah
depan kiri
f. V6 : Sejajar V4 pada axilla
8. Melakukan kalibrasi 10mm dengan
kecepatan 25 mili volt / detik.
9. Membuat rekaman secara berurutan sesuai
dengan pemilihan lead yang terdapat
Prosedur mesin EKG.
10. Melakukan kalibrasi kembali setelah
perekaman kembali.
11. Memberikan identitas pasien pada hasil
rekaman : nama, umur, tanggal, dan jam
rekaman serta nomor lead dan nomor
rekam medik.
12. Merapikan pasien.
13. Membereskan alat dang mengembalikan
alat.
14. Mendokumentasikan
Hasil 1. Pasien tenang 10
2. Hasil perekaman dapat dibaca
Sumber rujukan 1. Brunner and suddarth,s.2002.Keperawatan Bedah Edisi
8. Jakarta : EGC.
2. Tim penulis Poltekes Kemenkes, 2011. Penuntun
Ketrampilan Kritis II Untuk Mahasiswa D- 3
Keperwatan . Jakarta Salemba Medika.
3
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEREKAM EKG
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 4/4
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA
5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA
6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
7
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
9
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/3
Uraian Bobot
14. Perawat mencuci tangan.
15. Mengirim darah dengan blangko permintaan
ke laboratorium.
Hasil Darah di ambil tepat pada arteri 10
Sumber rujukan 1. Brunner and suddarth,s.2002.Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8.Jakarta:EGC.
2. Johnson,Joyce Young,Jean Smith.2010.Buku Saku
Prosedur Klinis Keperawatan Edisi 5.Jakarta.EGC.
3. Kidd,Pamela S,Patty,Julia.2011.Pedoman Keperawatan
Emergensi Edisi 2.Jakarta.EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
10
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FISIOTERAPI DADA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/7
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
11
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FISIOTERAPI DADA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 2/7
Uraian Bobot
A. Persiapan alat 20
1. Stetoskop
2. Handuk ( kalau perlu)
3. Peniti (kalau perlu)
4. Bantal (2 atau 3 buah)
5. Papan pengatur posisi (Untuk drainase
postural)
6. Tissu
7. Gelas berisi air minum
8. Sputum pot berisi cairan desinfektan
9. Bengkok berisi cairan desinfektan
B. Persiapan Pasien dan Lingkungan 10
1. Menjelaskan maksud dan tujuan
Prosedur
2. Menutup sketsel
3. Mengatur lingkungan yang aman dan
nyaman
C. Pelaksanaan 60
1. Memakai skort
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
3. Lakukan auskultasi thorak pada semua
dinding paru
4. Mencuci tangan
b. Clapping :
1) Membantu pasien dalam posisi
duduk atau posisi tidur miring ke
kiri / kanan
2) Tutup area yang akan dilakukan
12
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FISIOTERAPI DADA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/7
Uraian Bobot
clapping dengan handuk atau
pakaian untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
3) Anjurkan pasien untuk tarik napas
dalam dan lambat untuk
meningkatkan relaksasi.
4) Jari dan ibu jari berhimpitan dan
fleksi membentuk mangkuk.
5) Secara bergantian, lakukan fleksi
dan ekstensi pergelangan tangan
secara cepat untuk menepuk dada.
6) Clapping pada setiap bagian
Prosedur segmen paru selama 1 -2 menit.
7) Clapping tidak boleh dilakukan
pada daerah dengan struktur yang
mudah cedera, seperti mamae,
sternum, kolumna spinalis.
8) Bersihkan alat-alat dan
kembalikan pada tempatnya.
9) Perawat cuci tangan.
b. Vibrasi :
1) Letakkan tangan, telapak tangan
menghadap ke bawah di area
dada yang akan didrainase, satu
tangan di atas tangan yang lain
dengan jari – jari menempel
bersama dan ekstensi.
13
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FISIOTERAPI DADA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 4/7
Uraian Bobot
Cara yang lain, tangan bisa
diletakkan secara bersebelahan.
1) Anjurkan pasien inspirasi dalam dan
ekspirasi secara lambat lewat
hidung atau pursed lip breathing.
2) Selama ekspirasi, tegangkan seluruh
otot tangan dan lengan dan gunakan
hampir semua tumit tangan,
getarkan (kejutkan) tangan,
gerakkan kearah bawah. Hentikan
getaran jika pasien inspirasi.
Prosedur 3) Vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada
segmen paru yang terdapat sekret.
4) Setelah setiap kali vibrasi, anjurkan
pasien batuk dan keluarkan sekret
ke dalam sputum.
5) Prosedur ini dilakukan beberapa kali
sampai lendir bersih dan pasien
merasa lega.
6) Rapikan pasien dan lingkungannya.
7) Membersihkan alat dan
mengembalikan pada tempatnya.
8) Perawat mencuci tangan.
9) Menulis dalam catatan perawatan
14
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FISIOTERAPI DADA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 5/7
Uraian Bobot
mengenai prosedur yang telah
ditentukan.
c. Drainase Postural
1) Pilih area tersumbat yang akan
didrainase berdasarkan pada
pengkajian semua bidang paru, data
klinis, dan gambaran foto dada (k/p).
2) Baringkan pasien dalam posisi untuk
mendrainase area yang tersumbat
(area pertama yang dipilih dapat
bervariasi dari satu pasien ke pasien
lain). Bantu pasien memilih posisi
Prosedur sesuai kebutuhan. Ajarkan pasien
memposisikan postur dan lengan
serta kaki yang tepat. Letakkan
bantal sebagai penyangga dan
kenyamanan.
2) Minta pasien mempertahankan
posisi selama 10-15 menit (Pada
pasien anak-anak dilakukan selama
3-5 menit).
3) Selama 10-15 menit drainase pada
posisi ini, lakukan perkusi vibrasi
dada di atas area yang didrainase.
4) Setelah drainase pada posisi
pertama, minta pasien duduk dan
batuk.
15
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FISIOTERAPI DADA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 6/7
Uraian Bobot
Tampung sekresi yang dikeluarkan
dalam sputum pot. Jika pasien tidak
dapat batuk, harus dilakukan
penghisapan.
5) Minta pasien istirahat sebentar, jika
perlu.
6) Minta pasien minum sedikit air.
7) Ulangi langkah 2 hingga 7 sampai
semua area tersumbat yang dipilih
Prosedur telah terdrainase.
5. Setiap tindakan tidak lebih dari 30 – 60
menit.
6. Ulangi auskultasi thorak pada semua
bidang paru.
7. Perawat mencuci tangan.
8. Menulis dalam catatan perawatan
mengenai prosedur yang telah
ditentukan.
Catatan:
Posisi untuk drainase postural sesuai area yang
tersumbat.
1. Pasien merasa nyaman 10
Hasil 2. Sekret lepas dari dindingnya
3. Saluran nafas bersih
16
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FISIOTERAPI DADA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 7/7
1. Kusyati, Eni. 2006.Ketrampilan dan Prosedur
Laboratorium. Jakarta: EGC.
2. Potter, Perry, Peterson. 2005.Buku Saku
Sumber rujukan Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC.
3. Kozier,B. 2000.Fundamental Of Nursing. Jakarta:
EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
17
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SUCTION
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/4
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
18
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SUCTION
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 2/4
Uraian Bobot
untuk merendam kateter penghisap yang
tidak dipakai lagi.
5. Bak instrumen berisi :
a. Kateter penghisap steril.
b. Sarung tangan steril atau pinset
anatomi steril.
c. Satu buah kom berisi aquadest steril
untuk membilas.
d. Spatel lidah yang terbungkus kain
kassa.
6. Aquadest steril.
7. Korentang dalam tempatnya.
8. Perlak dan alas.
Prosedur
9. Tempat sampah / bengkok / tas kresek.
B. Persiapan Pasien dan Lingkungan 10
1. Memberitahu maksud dan tujuan
dilakukan tindakan.
2. Menciptakan lingkungan yang tenang
dan aman.
3. Bila pasien sadar, siapkan dalam posisi
setengah duduk dengan nyaman. Bila
pasien tidak sadar :
a. Posisi miring
b. Kepala ekstensi agar penghisap
berjalan lancar.
4. Mengkaji adanya tanda dan gejala yang
mengindikasikan adanya penumpukan
19
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SUCTION
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/4
Uraian Bobot
sekret pada jalan napas bagian atas,
seperti bunyi cegukan, gelisah, muntah,
(vomitus), pengeluaran air liur berlebih.
C. Pelaksanaan 60
1. Mencuci tangan.
2. Alat-alat didekatkan pada pasien
3. Memasang perlak dan alas di atas dada
pasien
4. Mengambil kom dengan korentang
5. Menuangkan aquadest ke dalam kom
6. Perawat memakai handscoon
7. Hidupkan sumber penghisap dengan
tekanan sesuai kebutuhan.
Prosedur
8. Memasukkan catheter penghisap steril
dalam keadaan vacum.
9. Membuka catheter sambil ditarik
dengan keadaan memutar (alat). Untuk
suction yang manual, hisap sambil
ditarik dan diputar.
10. Membilas dengan aquades steril
yang sudah tersedia.
11. Mengulangi hisapan bila diperlukan.
12. Membereskan alat.
13. Perawat mencuci tangan.
Catatan :
1. Tulis keluaran cairan.
2. Bagi yang memakai EET : masukkan
20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SUCTION
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 4/4
Uraian Bobot
kateter lewat ETT.
Prosedur 3. Selama dan sesudah tindakan dilaksanakan
pengawasan keadaan umum (warna kulit,
pernafasan, denyut nadi).
Hasil 1. Jalan napas bebas dari lendir / suara 10
nafas bersih.
2. Pasien merasa nyaman dan merasa tidak
sakit.
3. Tidak terjadi hipoksia.
Sumber rujukan 1. Brunner and suddarth,s.2002.Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8.Jakarta.EGC.
2. Johnson,Joyce Young, Jean Smith.2010. Buku
Saku Prosedur Klinis Keperawatan Edisi 5.
Jakarta.EGC.
3. Kidd,Pamela S, Patty, Julia. 2011.Pedoman
Keperawatan Emergensi Edisi 2.Jakarta.EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
21
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN TRAKEOSTOMI
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/5
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
22
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN TRAKEOSTOMI
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 2/5
Uraian Bobot
15. Bag yang dapat mengembang sendiri milik
pasien resusitator tangan ) / resusitasi set.
16. Tabung oksigen.
17. Mesin penghisap / suction.
B. Persiapan Pasien dan Lingkungan 10
1. Memperkenalkan diri.
2. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
3. Mengatur posisi.
4. Ada respon dari pasien.
5. Mengatur lingkungan aman dan nyaman.
C. Pelaksanaan 60
1. Jelaskan prosedur pada pasien.
2. Mencuci tangan.
Prosedur
3. Memakai handscoon non steril.
4. Membuka set perawatan trakeostomi.
5. Mempertahankan sterilitas alat.
6. Membuka botol NaCl dan peroksida, mengisi
cucing pertama dengan peroksida dan cucing
kedua dengan NaCl.
7. Melepas handscoon non steril dan memakai
dengan yang steril.
8. Mengambil kassa dan menggunakan untuk
memutar kanula bagian dalam berlawanan arah
dengan jarum jam sampai kaitan lepas.
9. Dengan perlahan keluarkan kanula dengan
gerakan melengkung ke bawah.
10. Letakkan kanula didalam waskom berisi larutan
23
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN TRAKEOSTOMI
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/5
Uraian Bobot
peroksida.
11. Membuang kassa yang terpasang ditrakea.
12. Membuka bungkus kateter dan melakukan
penghisapan pada kanula bagian luar
trakeostomi.
13. Meminta klien napas dalam atau gunakan
ambubag untuk memberikan oksigen.
14. Membuka sambungan slang kateter penghisap
dari slang mesin penghisap dan buka handscoon,
tarik dan putar slang kateter penghisap. Buang.
15. Membuka balutan trakeostomi.
16. Menggunakan kassa, bersihkan sekret disekitar
Prosedur
slang trakeostomi.
17. Melepas dan membuang handscoon.
18. Memakai handscoon steril.
19. Mengambil kanul bagian dalam dan sikat
perlahan dengan sikat pembersih.
20. Masukkan kanul bagian dalam larutan peroksida,
kemudian dibilas didalam larutan NaCl.
21. Menempatkan kanul di kassa steril dan
keringkan, menggunakan sikat kering yang lebih
bersih untuk membersihkan sisa cairan.
22. Masukkan kanul bagian dalam ke kanul bagian
luar (pertahankan sterilitas kanul bagian dalam)
dengan gerakan melengkung ke bawah serta
24
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN TRAKEOSTOMI
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 4/5
Uraian Bobot
putar kanul bagian dalam dari satu sisi ke sisi
lain dengan jari.
23. Stabilkan lempeng leher dengan tangan lain dan
putar kanula bagian dalam searah jarum jam
sampai terkunci dan bagian dot dalam posisi
sejajar.
24. Melepas dan membuang handscoon steril dan
Prosedur memakai handscoon non steril.
25. Mengikat tali trakeostomi dan lilitkan ikatan ke
belakang leher klien, memotong kelebihan tali.
26. Memberi balutan pada slang trakeostomi dengan
kassa yang dibentuk huruf “V”.
27. Mengatur klien ke posisi yang nyaman.
28. Membereskan alat-alat.
29. Mencuci tangan.
30. Catat prosedur tindakan pada list pasien.
1. Jalan nafas bersih. 10
Hasil
2. Pasien tidak terjadi hipoksia.
1. Brunner and suddarth,s.2002.Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8.Jakarta.EGC.
2. Johnson,dkk. 2010. Buku Saku Prosedur Klinis
Sumber rujukan
Keperawatan Edisi 5. Jakarta. EGC.
3. Kozier.Erb.2009. Buku Ajar Poraktik Keperawatan Klinis
Edisi 5. Jakarta. EGC.
25
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN TRAKEOSTOMI
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 5/5
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
26
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
NEBULIZER
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/4
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
30
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD)
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
33
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TRANSFUSI DARAH
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/4
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
35
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TRANSFUSI DARAH
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/4
Uraian Bobot
8. Memasang infus (bila infus belum
terpasang).
9. Membuka pengatur tetesan untuk
mengalirkancairan NaCl 0,9 % ± 15 menit.
10. Mengganti cairan dengan darah yang
sudah disiapkan.
11. Mengatur tetesan sesuai yang ditentukan.
12. Mengawasi reaksi transfusi dan
mengobservasi tanda-tanda vital selama
Prosedur
pemakaian transfusi.
13. Bila transfusi akan dilanjutkan, melakukan
spool terlebih dahulu dengan NaCl 0,9 %.
14. Merapikan pasien dan membereskan alat-
alat.
15. Melepas handscoen dan mencuci tangan.
16. Mendokumentasikan.
Catatan:
1. Sediakan obat-obatan anti alergi beserta
spuitnya.
2. Catat tanggal, jam, dan jumlah pemberian.
Hasil 1. Jumlah darah yang hilang bisa terpenuhi. 10
2. Kadar Hb meningkat.
3. Tidak ada reaksi shock anafilaktik.
36
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TRANSFUSI DARAH
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 4/4
Sumber rujukan 1. Elly, Achmad, dkk. 2011.Penuntun Praktikum
Ketrampilan Kritis II. Jakarta: Salemba Medika.
2. Kozier, Barbara,Erb. 2009. Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC.
3. Perry, Peterson, Potter. 2005.Ketrampilan Dan Prosedur
Dasar Edisi 5. Jakarta: EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
37
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMASANG NGT (NASO GASTRIC TUBE)
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/5
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
38
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMASANG NGT (NASO GASTRIC TUBE)
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 2/5
Uraian Bobot
A. Persiapan alat 20
1. Skort
2. Pipa lambung sesuai ukuran (Slang NGT)
3. Xylocain jelly
4. Stetoscope
5. Bengkok
6. Spuit 10 cc / sesuai kebutuhan
7. Perlak dan alas
8. Plester dan gunting
9. Spatel lidah
10. Lampu senter
Prosedur 11. Handscoen
12. Korentang steril
13. Klem arteri/ Penutup pipa lambung
14. Kom berisi air
15. Tissu/kassa
16. Sketsel
17. Kantong penampung (kalau perlu)
18. Pipa penyambung (kalau perlu)
B. Persiapan Pasien dan Lingkungan 10
1. Menjelaskan maksud dan tujuan
2. Mengatur posisi pasien sesuai dengan
kebutuhan
3. Mengatur lingkungan yang aman dan
nyaman
39
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMASANG NGT (NASO GASTRIC TUBE)
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/5
Uraian Bobot
C. Pelaksanaan 60
1. Memakai skort.
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Mencuci tangan.
4. Mengatur posisi pasien dalam posisi
supinasi dengan kepala hiperekstensi.
5. Meletakkan perlak dan alas dibawah kepala
pasien.
6. Cek kondisi lubang hidung pasien,
perhatikan adanya sumbatan.
7. Memakai handscoen.
8. Menganjurkan pasien untuk rileks dan
Prosedur bernafas secara normal dengan menutup
salah satu hidung.
9. Mengukur panjang pipa lambung dari
pangkal hidung ke telinga bawah atau dari
vertek/ubun-ubun sampai ke prosesus
xipoideus lalu diberi tanda.
10. Menutup pangkal pipa NGT dengan klem
atau ditekuk.
11. Mengolesi ujung pipa dengan xylocain
jelly sepanjang 7-10 cm (sebelumnya pipa
direndam dengan air hangat).
12. Menutup pangkal selang NG tube dengan
klem atau ditekuk.
13. Memasukkan pipa melalui salah satu
lubang hidung secara perlahan-lahan,
40
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMASANG NGT (NASO GASTRIC TUBE)
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 4/5
Uraian Bobot
dengan cara :
a. Mengatur posisi kepala sedikit ekstensi.
b. Bila pipa sudah masuk sampai dengan
nasofaring (± 3 – 4 cm) posisi kepala
fleksi/ menekuk leher dan menelan (bila
pasien kooperatif).
c. Bila pasien batuk-batuk/ mau muntah,
memasukkan pipa dihentikan dan
menganjurkan untuk menelan.
d. Pipa dimasukkan kembali setelah pasien
rileks.
e. Mengecek pipa apakah sudah masuk
Prosedur lambung dengan cara :
a. Menghisap cairan lambung dengan
spuit 10 cc, bila keluar sisa makanan
berarti pemasangan sudah betul.
b. Memasukkan udara 5 –
10cc dan mendengarkan suara dengan
menggunakan stetoskop pada perut
sebelah kiri kuadran atas, bila
terdengar suara hentakan udara (brus)
berarti pipa masuk ke dalam lambung.
Kemudian udara tersebut dikeluarkan
kembali.
c. Memasukkan pangkal pipa ke dalam
mangkok yang berisi air. Bila ada
gelembung udara, berarti masuk ke
41
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMASANG NGT (NASO GASTRIC TUBE)
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 5/5
Uraian Bobot
dalam paru-paru. Bila tidak ada gelembung
udara, berarti masuk ke dalam lambung.
e. Menutup kembali pangkal pipa lambung
Prosedur agar udara tidak masuk.
14. Memfiksasi pipa dengan plester dan hindari
penekanan pada hidung, bila NGT dipasang
permenent.
15. Merapikan pasien dan membereskan alat-alat.
16. Melepas handscoen dan mencuci tangan.\
17. Mendokumentasikan.
Hasil 1. Dokumentasi tindakan 10
2. Evaluasi hasil tindakan dan respon pasien
3. NGT terpasang dengan benar
Sumber rujukan 1. Elly, Achmad,dkk. 2011.Penuntun Praktikum
Ketrampilan Kritis II. Jakarta: Salemba Medika.
2. Kozier, Barbara,Erb. 2009.Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC.
3. Perry, Peterson, Potter. 2005.Ketrampilan dan Prosedur
Dasar Edisi 5. Jakarta: EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 – 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
Nilai Tanggal Nama Pembimbing TT
42
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MELEPAS SLANG NGT (NASO GASTRIK TUBE)
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
43
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MELEPAS SLANG NGT (NASO GASTRIK TUBE)
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 2/3
Uraian Bobot
3. Melepaskan slang nasogastrik dari alat
penghisap, jika tersambung.
4. Melepaskan plester yang memfiksasi slang
ke hidung.
5. Perawat memakai sarung tangan
disposable.
6. Masukkan 50 cc udara ke slang.
7. Meminta pasien untuk mengambil nafas
dalam.
8. Klem slang dengan tangan.
9. Menarik slang dengan cepat dan lembut.
Prosedur 10. Meletakkan slang kedalam kantong
plastik.
11. Observasi keutuhan slang.
12. Memberikan perawatan mulut jika
diperlukan.
13. Merapikan pasien dan membereskan alat.
14. Perawat melepas sarung tangan dan
mencuci tangan.
15. Dokumentasi.
Catatan :
1. Catat pelepasan slang.
2. Kaji dan catat setiap drainase jika
tersambung dengan alat penghisap.
Hasil 1. NGT sudah terlepas. 10
2. Tidak ada mual muntah ketika slang dilepas.
44
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MELEPAS SLANG NGT (NASO GASTRIK TUBE)
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
45
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMBERIKAN MAKANAN MELALUI PIPA LAMBUNG
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
48
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN COLOSTOMY
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
Nilai Tanggal Nama Pembimbing TT
51
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KUMBAH LAMBUNG
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
52
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KUMBAH LAMBUNG
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 2/3
Uraian Bobot
3. Mengatur lingkungan yang aman dan
nyaman.
C. Pelaksanaan 60
1. Memakai skort.
2. Membawa alat-alat kedekat pasien.
3. Mencuci tangan.
4. Memakai handscoen.
5. Memasang perlak dan alas diatas dada.
6. Meletakkan bengkok didekat tempat tidur
7. Pipa lambung di klem.
8. Mengisi glass spuit dengan air matang
Prosedur ±50cc, kemudian memasukkan kedalam
pipa lambung.
9. Mengeluarkan cairan dari lambung dengan
cara mengalirkan pada ember penampung
atau menghisap dengan spuit.
10. Memasukkan dan mengeluarkan cairan
beberapa kali sampai relatif bersih.
11. Mengukur cairan yang masuk dan keluar.
12. Mengobservasi keadaan umum pasien.
13. Merapikan pasien dan membereskan alat-
alat.
14. Melepaskan handscoen dan mencuci
tangan.
15. Mendokumentasikan.
53
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KUMBAH LAMBUNG
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/3
Hasil 1. Lambung bersih dari racun/ perdarahan. 10
2. Spesimen untuk pemeriksaan diagnostik bisa
diambil.
Sumber rujukan 1. Perry, Peterson, Potter. 2005.Ketrampilan dan
Prosedur Dasar Edisi 5. Jakarta: EGC.
2. Kusyati, Eni, dkk. 2006.Ketrampilan dan Prosedur
Laboratorium. Jakarta: EGC.
3. Kozier, Barbara,Erb. 2009.Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
54
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IMPAKSI FEKAL
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
56
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IMPAKSI FEKAL
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/3
Uraian Bobot
11. Dokumentasikan.
Prosedur Catatan :
Observasi adanya perdarahan, atau tanda – tanda
pucat, merasa ingin pingsan, nafas pendek,
berkeringat, atau perubahan denyut nadi, maka
akhiri kalau ada tanda – tanda diatas.
Hasil 1. Pasien merasa nyaman. 10
2. Feses pasien berhasil dikeluarkan.
Sumber 1. Kozier, Barbara,Erb. 2009.Buku Ajar Praktik
rujukan Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC.
2. Perry, Peterson, Potter. 2005.Ketrampilan dan Prosedur
Dasar Edisi 5. Jakarta: EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
57
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IRIGASI KANDUNG KEMIH
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
58
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IRIGASI KANDUNG KEMIH
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 2/4
Uraian Bobot
C. Pelaksanaan 60
1. Perawat mencuci tangan dan memakai
handscoon.
2. Mengosongkan, mengukur, dan mencatat
jumlah serta tampilan urine yang ada di
dalam kantong urine.
3. Buang urine dan handscoon, ganti dengan
hansdcoon steril.
4. Hubungkan slang infus irigasi dengan
larutan irigasi dan bilas slang dengan
larutan, jaga agar ujungnya tetap steril.
5. Bersihkan port irigasi dengan kapas
Prosedur antiseptik.
6. Menghubungkan slang irigasi ke port
cairan pada kateter tiga cabang.
7. Menghubungkan kantong dan slang
drainase ke port drainase urine jika belum
dihubungkan.
8. Melepaskan hansdcoon dan mencuci
tangan.
9. Melakukan irigasi kandung kemih:
b. Untuk irigasi kontinu, buka klem
aliran pada slang drainase urine (jika
ada).
- Buka klem pengatur pada slang
irigasi dan atur kecepatan aliran
sebanyak 40 – 60 tetes per menit.
59
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IRIGASI KANDUNG KEMIH
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/4
Uraian Bobot
- Mengkaji jumlah, warna, dan 60
kejernihan drainase.
c. Untuk irigasi intermitten, tentukan
apakah larutan perlu tetap di kandung
kemih selama waktu tertentu.
- Apabila larutan tetap berada di dalam
kandung kemih (irigasi atau
pemasukkan cairan ke kandung
kemih), tutup klem aliran ke slang
drainase urine.
- Apabila larutan sedang dimasukkan
untuk mengiritasi kateter, buka klem
Prosedur aliran pada slang drainase urine.
- Buka klem aliran pada slang irigasi
agar sejumlah larutan yang telah
diprogramkan masuk ke dalam
kandung kemih. Klem slang.
- Setelah larutan dipertahankan selama
waktu yang telah di tetapkan, buka
klem aliran pada slang drainase dan
biarkan kanding kemih kosong.
- Mengkaji jumlah, warna, dan
kejernihan drainase.
10. Mengkaji kenyamanan pasien.
11. Mengosongkan kantong drainase dan ukur
isinya.
12. Dokumentasikan.
60
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IRIGASI KANDUNG KEMIH
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 4/4
Uraian Bobot
Prosedur Catatan :
Catat setiap kandungan drainase yang tidak
normal, seperti bekuan darah, nanah, cabikan
mukosa.
1. Kandung kemih pasien bersih.
Hasil
2. Pasien merasa nyaman.
Sumber 1. Kozier, Barbara,Erb. 2009.Buku Ajar Praktik
rujukan Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC.
2. Perry, Peterson, Potter. 2005.Ketrampilan dan
Prosedur Dasar Edisi 5. Jakarta: EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
61
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
BLADDER TRAINING
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
64
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN TEKANAN INTRA OKULER (TIO)
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/2
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
66
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MELAKSANAKAN AMBULASI DINI
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/5
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
70
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MELAKSANAKAN AMBULASI DINI
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 5/5
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
71
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMBANTU PASIEN MENGGUNAKAN KRUK
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/4
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
74
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMBANTU PASIEN MENGGUNAKAN KRUK
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 4/4
1. Brunner and suddarth,s.2002.Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8.Jakarta.EGC.
2. Johnson,dkk. 2010. Buku Saku Prosedur Klinis
Sumber rujukan
Keperawatan Edisi 5. Jakarta. EGC.
3. Kozier.Erb.2009. Buku Ajar Poraktik Keperawatan
Klinis Edisi 5. Jakarta. EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
75
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENGAMBIL CORPUS ALIENUM PADA HIDUNG
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/2
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
76
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENGAMBIL CORPUS ALIENUM PADA HIDUNG
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 2/2
Uraian Bobot
periksa.
3. Apabila corpus alienum kelihatan lalu
Prosedur diambil memakai ring haak atau nose pinset.
4. Kemudian dibersihkan dengan kasa.
5. Merapikan pasien dan membersihkan alat.
6. Perawat mencuci tangan.
1. Pasien tidak merasa kesakitan dan merasa 10
Hasil nyaman.
2. Corpus dapat diambil dengan baik.
1. Brunner and suddarth,s.2002.Keperawatan Medikal
Sumber rujukan Bedah Edisi 8.Jakarta:EGC.
2. Kidd,Pamela S, Patty, Julia.2011.Pedoman
Keperawatan Emergensi Edisi 2.Jakarta:EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
77
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENGAMBIL CORPUS ALIENUM PADA TELINGA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/2
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
79
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN IRIGASI TELINGA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
Dekan,
1 April 2016
80
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN IRIGASI TELINGA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 2/3
Uraian Bobot
B. Persiapan Pasien dan Lingkungan 10
2. Melakukan pendekatan pada pasien atau
keluarga.
3. Memberikan penjelasan pada tindakan
yang akan dilakukan.
4. Posisikan pasien duduk tegak dan kepala
dimiringkan kesisi yang berlawanan
dengan telinga yang akan debersihkan.
C. Pelaksanaan 60
1. Perawat cuci tangan dan memakai
handscoon.
2. Menetesi telinga pasien dengan H2O2 3 %
Prosedur
3. Tunggu sampai kotoran hancur atau larut
kira-kira 10-15 menit
4. Handuk dan bengkok diletakkan diatas
bahu,dibawah telinga yang akan
dibersihkan.
5. Spuit diisi cairan NaCl 0,9 % yang telah
dihangatkan
6. Dengan menggunakan tangan kiri perawat,
daun telinga ditarik keatas dan sedikit
kebelakang, pasien dianjurkan memegang
bengkok diatas bahu.
7. Semprot telinga pasien dengan cairan
NaCl 0,9 % hangat secara perlahan sampai
81
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN IRIGASI TELINGA
PRODI D III No. Dokumen No. Revisi Halaman
KEPERAWATAN Div 1.012/KMB/3 00 3/3
Uraian Bobot
telinga bersih.
8. Setelah bersih lubang telinga dibersihkan
dengan cotton bud.
9. Semprot telinga pasien dengan cairan
Prosedur NaCl 0,9 % hangat secara perlahan
sampai telinga bersih.
10. Setelah bersih lubang telinga dibersihkan
dengan cotton bud.
11. Merapikan pasien.
12. Perawat mencuci tangan.
Hasil 1. Pasien tenang dan nyaman. 10
2. Telinga pasien bersih.
Sumber rujukan 1. Brunner and suddarth,s.2002.Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8.Jakarta.EGC.
2. Kidd,Pamela S, Patty, Julia. 2011.Pedoman
Keperawatan Emergensi Edisi 2.Jakarta.EGC.
Keterangan:
A = ≥ 86 D = 41 – 55
B = 71 - 85 E = ≤ 40
C = 56 – 70
82