Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1. Zahrotunnisa
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman
jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn bantuan alat-alat
medis modern sekalipun,sering kali memberikan gambaran berbeda terhadap kondisi bayi
saat lahir.
Kualitas dari pelayanan kesehatan saat ini di tuntut untuk semakin meningkat ke arah
pelayanan yang lebih optimal. Hal tersebut didorong oleh berbagai perubahan mendasar di
masyarakat baik ekonomi, pendidikan, teknologi dan informasi serta berbagai perubahan
masyarakat pada peningkatan pelayanan kebidanan. Salah satu pelayanan kebidanan yang
juga memerlukan peningkatan kualitas adalah pelayanan asuhan kebidanan terhadap bayi
hipotermia.
WHO memperkirakan hampir sekitar 98% dari lima juta kematian neonatal terjadi di
negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini
dan 42% kematian neonatal disebabkan infeksi seperti: sepsis, tetanus neonatorum,
Peran bidan sangat diperlukan untuk mencengah terjadinya risiko hipotermia pada
bayi. Seorang bidan itu harus memiliki pengetahuan yang luas, sikap dan keterampilan dalam
melakukan asuhan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Pentingnya
pengetahuan dari seorang bidan tersebut dalam pemberi asuhan kebidanan pada bayi baru
bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tidak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan
keterampilan standar walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan sebagai
profesional ahli.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Definisi Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Masa perubahan
Neonatus adalah organisme yang berada pada periode adaptasi kehidupan intrauterin
ke ekstrauterin. Masa neonatus adalah periode selama satu bulan tepat 4 minggu atau 28 hari
setelah lahir).
1. Faktor Kehamilan
g. Infertilitas
b. BBLR
c. Bayi kurang bulan
e. Cacat bawaan
1. Hipotermi
Hipotermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi kurang dari 36,5º C dari suhu
optimal. Menurut Sarwono (2002), gejala awal hipotermia apabila suhu < 36oC atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah
mengalami hipotermia sedang (suhu 32oC – 36oC). Disebut hipotermia kuat bila suhu tubuh
<32oC. Hipotermia pada BBL adalah suhu di bawah 36,5oC, yang terbagi atas hipotermia
ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36,5oC, hipotermia sedang yaitu suhu antara 36oC, dan
Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir
c. Konduksi panas tubuh diambil dari suatu permukaan yang melekat di tubuh
Sarwono (2002), mengklasifikasikan tanda dan gejala hipotermia pada neonatus seperti
dibawah ini :
4) d.Dalam keadaan berat,denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras
2) b.Tangisan lemah
3) c.Pernafasan lambat
3) Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan
(sklerema).
produksi asam laktat, apneu, penurunan kemampuan pembekuan darah dan yang paling
Pada bayi premature, stress dingin dapat menyebabkan penurunan sekresi dan sintetis
Penanganan serta Pencegahan Hipotermia Bayi Baru Lahir, kesempatan untuk bertahan
hidup pada BBL ditandai dengan keberhasilan usahanya dalam mencegah hilangnya panas
dari tubuh. Untuk itu, BBL haruslah dirawat dalam lingkungan suhu netral (Neutral Thermal
Environment/NTE). NTE adalah rentang suhu eksternal, dimana metabolisme dan konsumsi
oksigen berada pada tingkat minimum, dalam lingkungan tersebut bayi dapat
Namun, pada bayi-bayi yang mengalami hipotermia maka harus ditangani secara cepat
60 wat dengan jarak minimal 60 cm dari bayi dan juga penghangatan kembali
/Jam).
b. 2. Metode kangguru kontak kulit antara ibu dan bayi yang berlangsung sejak dini
secara terus menerus dan berkesinambungan kalau mungkin selama 24 jam. Bayi
diletakkan diantara kedua payudara ibu dengan posisi tegak/vertikal saat ibu berdiri
dan duduk atau tengkurap/miring saat ibu berbaring/tidur. Bayi mengenakan penutup
c. Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah
menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu
agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat,
tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian (merupakan teknologi tepat guna
baru) disebut sebagai Metoda Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar
berkancing depan.
d. 3. Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika
terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah
e. 4. Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI
sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap, diberi infus glukosa 10%
f. 5.Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil. Untuk
mencegah
andikan bayi.
2. Hipertermi
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan suhu lingkungan yang
berlebihan, infeksi, dehidrasi atau perubahan mekanisme penganturan suhu sentral yang
berhubungan dengan trauma lahir pada otak atau malformasi dan obat-obatan (buku acuan
nasional pelayanan kesehatan maternal neonatal) . Lingkungan yang terlalu panas juga
berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan di dekat api atau dalam ruangan
b.Terdapat tanda dehidrasi (elastisitas kulit turun, mata dan ubun-ubun besar
Penyebabnya yaitu suhu lingkungan yang terlalu panas dapat disebabkan oleh suhu
incubator yang terlalu tinggi. Radiasi sinar matahari pada waktu bayi berada didalam
inkubator, terlalu banyak dan dalam tempat tidur bayi atau berada didekat radiator panas dan
sebagainya.
macam-macam hipertermi :
a. Hipertermi maligna
Gangguan autosom dengan sifat dominan. Hal ini biasa terjadi saat terjadi pajanan
c. Demam obat
Kenaikan suhu pada demam obat antara 38 ºC. apabila terjadi demam obat maka
Intervensi :
b. kompres bayi dengan kain basah dengan suhu 4º C lebih rendah dari suhu tubuhnya.
a. Batasi aktifitas penderita yang demam tujuannya untuk menghemat energi dan
meningkat meskipun penderita tidak beraktifitas pasti akan terasa capai sekali
minuman kesukaan seperti sari buah, minuman ion, juz, teh manis, air susu, air
limun, dll.
c. Ganti baju yang basah akibat keringat, gunakan baju tipis dan menyerap keringat
ketika demam dan bila klien menggigil atau merasa kedinginan selimuti klien
tetapi bila menggigil telah hilang gunakan kembali baju tipis dan lepas selimut.
Tujuan dari penggunaan baju tipis adalah agar kulit terpapar oleh udara, karena
udara dapat memindahkan panas. selain itu kulit yang terbuka dapat memindahkan
panas melalui radiasi sehingga membantu memberi rasa nyaman saat demam
d. Berikan kompres dengan air biasa selama 5 menit di bagian dahi, leher, ketiak,
selangkangan dan dibawah lutut. lakukan berulang bila suhu kembali panas (kain
menggigil hentikan segera kompres. Menggigil itu merupakan kondisi yang tidak
menyenangkan dan sangat tidak nyaman, sehingga sebisa mungkin jaga agar tidak
merasa kedinginan dan akhirnya menggingil dan jangan gunakan alkohol untuk
f. Untuk anak kecil bisa lakukan aktifitas bermain di tempat tidur seperti mewarnai,
g. berikan minuman atau makanan dingin seperti es-krim, buah-buahan dingin, dll
h. Antipiretik tidak diberikan secara otomatis pada setiap penderita panas karena
3. Hipoglekemi
Hipoglekemia adalah glukosa darah 60 mg/dl atau kurang. Hipoglekemia yang dapat
muncul segera setelah kelahiran dan pada IDM berhubungan dengan meningkatnya insulin
dalam darah. Oleh karena itu, direkomendasikan bahwa terapi segera untuk kadar glukosa
Kadar glukosa maternal yang tinggi selama kehidupan fetal merangsang terus-menerus
sel tersebut pada bayi untuk memproduksi insulin.Keadaan kadar hipoglekemia ini
berlebihan dan deposisi lemak yang kemungkinan merupakan penyebab bayi besar
makrosomik. Ketika glukosa nenonatus hilang mendadak saat kelahiran maka, produksi
insulin yang terus-menerus segera memecah glukosa yang beredar dalam hipoglekemia dalam
1 ½ sampai 4 jam terutama pada bayi yang ibunya menderita diabetes. Penurunan mendadak
kadar glukosa darah dapat menyebabkan kerusakan neologis serius atau kematian.
IDM memiliki khas bayi yang ibunya menderita diabetes lanjut mungkin kecil usia
gestasi , mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine atau cukup untuk usia gestasi karena
Terdapat peningkatan abnomali pada IDM. Selaian kepekaan yang tinggi terhadap
bayi ini dapat dilahirkan sebelum akibat komplikasi maternal atau bertambahnya ukuran
fetus.
Pada umur minggu pertama sebagian besar bayi menderita hipoglekimia neonatus
sementara sebagai akibat prematuritas atau retardasi. Melewati masa bayi baru lahir pegangan
untuk penyebab hipoglekimia terus menerus atau berulang dapat diperoleh melalui
Pencegahan hipoglekimia nenoatus dan pengaruh pengaruh yang diakibatkan pada perke
mbangan sistem saraf sentral adalah sangat penting pada masa bayi baru lahir.
4. Tetanus Neonatorium
Tetanus neonatorium adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi baru lahir yang
disebabkan karena hasil klostarium tetani. Tetanus neonatorium menyebabkan kematian pada
bayi yang tinggi di Negara berkembang karena pemotongan tali yang masih banyak
Masa inkubasinya sekitar 3 hari sampai 10 hari, dan makin pendek masa inkubasinya
penyakit makin fatal. Tetanus neonatorium menyebabkan kerusakan pada pusat motorik,
a. kejang parsial
Kejang parsial adalah kesadaran utuh walaupun mungkin berubah; focus disatu
1) Parsial sederhana
2) Parsial kompleks
b. Kejang generalisata
Hilangnya kesadaran, tidak ada awitan fokal, bilateral dan simetrik, tidak ada
aura.
1) Tonik-klonik
fase pascaiktus.
2) Absence
3) Menatap kosong,
kepala sedikit lunglai, kelopak mata bergetar, atau berkedip secara cepat;
5) Mioklonik
6) Atonik
7) Klonik
8) Tonik
Bila dalam perawatan bayi bidan memperhatikan gambaran tanda klinik sperti bayi yang
sulit minum, mulut digerak-gerakkan sampai mencucu, dan kaku pada kuduk sebaiknya
memberikan dua kali vaksinasi tetanus toksiod selama hamil. Diharapkan bidan dapat
membantu upaya pemerintah sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi karena tetanus
dapat dijadikan ukuran bagaimana pelayanan kesehatan yang diberikan dalam satu daerah
dan secara umum pada daerah tersebut. KIE pada dukun terutama tentang perawatan tali
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi kurang dari 36,5ºC dari suhu
optimal. Hipertermi adalah peningkaran suhu tubuh dapat disebabkan suhu lingkungan yang
berlebihan, infeksi, dehidrasi atau perubahan mekanisme pengaturan suhu sentral yang
berhubungan dengan trauma lahir pada otak. Hipoglekemia adalah glukosa darah 60 mg/dl
atau kurang. Sedangkan tetanus neonatorium adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi
Jadi diharapkan bidan dapat membantu upaya pemerintah sehingga dapat menurunkan
angka kematian bayi karena hipotermi, hipertermi, hipoglekemia dan juga tetanus
neonatorium dapat dijadikan ukuran bagaimana pelayanan kesehatan yang diberikan dalam
B. Saran
Dalam makalah ini terdapat penjelasan tentang konsep asuhan pada neonatus dengan
resiko tinggi dan penatalaksanaanya sebagai salah satu kegiatan bidan, agar mahasisiwa dapat
mengetahui kegiatan yang terjadi dalam pelayanan kebidanan khususnya dalam asuhan
kebidanan neonatus sesuai dengan pembahasan yang ada dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana.Jakarta. EGC.