Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
-1-
BAB II
DASAR TEORI
2.1 TUJUAN
Pada akhir pelajaran setip mahasiswa diharapkan mampu dan dapat;
1) Menerangkan pengertian dari beton
2) Mengerti dan memahami hal – hal yang berhubungan dengan beton
3) Mengetahui keuntungan dan kerugian dari pemakaian beton pada suatu
konstruksi bangunan.
2.2 BETON
1.2.1 Pengertian Beton
Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat
halus, agregat kasar, semen Portland, air dan udara dengan komposisi sbb:
Semen Portland : 15 %
Agregat kasar dan halus : 74 %
Air : 8%
Udara : 3%
Beton mampu menahan gaya tekan tetapi tidak mampu menahan gaya tarik.
Klasifikasi Beton
1) Beton ringan ( 1200 – 2000 kg/m3 )
Beton biasa ditambah dengan agregat tambahan seperti perlit, terak halus,
batu apung, sabak, vermikulit, skali.
2) Beton kerikil ( 2300 – 2400 kg/m3 )
Beton biasa dengan tambahan seperti pasir, kerikil, pecahan batu.
3) Beton berat ( 2500 kg/m3 )
Beton berat dengan tambahan seperti batuan berat, bijih besi, buangan
logam.
4) Beton bertulang yaitubeton yang mengandung batang tulangan dan
rencana berdasarkan anggapan bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama
dalam memikul gaya – gaya.
5) Beton tak bertulang yaitu beton yang tidak mengandung batang tulangan.
6) Beton prategang yaitu beton bertulang dimana didalamnya telah
ditimbulkan tegangan – tegangan intern dengan nilai dan penbagian yang
sedemikian rupa sehingga tegangan – tegangan akibat beban luar dapat
dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
7) Beton pracetak yaitu bagian – bagian beton bertulang atau tak bertulang
yang dicetak dalam kedudukan akhirnya didalam konstruksi.
-2-
2.2.2 Bahan – bahan Beton
1) Semen Portland atau PC sebagai bahan pengikat.
2) Agregat halus harus terdiri dari dari butir – butir yang tajam dan kasar,
disamping itu juga harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh – pengaruh cuaca seperti terik matahari. Agregat halus tidak
boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % dan harus terdiri dari beragam
ukurannya.
3) Agregat kasar dapat berupa kerikil atau batu pecah, umumnya berdiameter
lebih dari 5 mm. agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras,
tidak berpori dan tidak mengandung zat – zat relative alkali.
4) Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, garam dan bahan –
bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Jumlah air yang
digunakan dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat.
-3-
2.2.3 Bahan Pembantu
1) Water redukcer digunakan untuk memperbaiki workability, mempertinggi
kuat tekan dan menstabilkan keawetan.
2) Accelator digunakan untuk mempercepat proses hidrasi semen,
perlambatan berlangsung 1 – 3 jam.
3) Super plasticizer digunakan untuk menambah workability beton,
mempertinggi kuat beton, dan membuat beton mampu memadat sendiri.
4) Air entraining agent digunakan untuk mengontrol kadar udara dalam
beton, menambah keawetan beton, mencegah terjadinya segregasi dan
bleending serta menambah kerapatan air.
5) Pikmen digunakan untuk memberi warna pada beton.
-4-
2.3 PEKERJAAN BETON
Pengadukan Beton
Pada saat pengadukan dilakukan,dalam penuangan bahan kerikil harus
didahulukan kemudian diatasnya tuang pasir dan terakhir semen PC, dan
selanjutnya diaduk tanpa air. Setelah adukan merata siram adukan dengan air
hingga meresap dan aduk hingga airnya merata.
Pengangkutan Beton
Yaitu mengantarkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran.
Pengecoran
Pengecoran adalah menuang adukan beton kedalam bekistinghingga
terisi penuh. Karena pengecoran merupakan salah satu factor yang menentukan
mutu beton maka pelaksanaan pengecoran tidak boleh sembarangan. Pengecoran
hendaknya dilakukan secepat mungkinsetelah pengadukan dan terisi penuh oleh
adukan beton.
Pemadatan
Pemadatan bertujuan untuk memperkecil rongga – rongga udara
didalam beton. Dengan cara ini bahan akan saling mengisi celah – celah yang
kosong. Dengan pemadatan dapat meningkatkan sifat dari beton seperti kekuatan
tekan, keawetan, kerapatan air dll.
Pembongkaran dilakukan setelah ± 28 hari, pada konstruksi tertentu
dibongkar lebih awal yaitu pada konstruksi yang tidak tergantung seperti pondasi,
kolom dll.
-5-
Kait
Jenis – jenis kait :
Kait penuh dengan panjang 4d atau 4dp
L = a + 8d
Dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter batang yang
diprofilkan.
-6-
Sengkang/begel adalah batang melintang terutama pada balok dan kolom untuk
mengatasi tegangan geser yang terjadi dan untuk mengikat tulangan utama.
Pemasangan Tulangan
Adapun hal – hal yang berhubungan dengan pemasangan tulangan :
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta
bahan – bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
penecoran tidak berubah tempatnya.
Perlu perhatian khusus terhadap ketepatan tabal penutup beton. Untuk itu
tulangan dipasang dengan penahan jarak terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan – penahan
jarak dapat berbentuk blok – blok yang tinggi. Perlu juga diperhatikan
ketepatan letak dari tulangan – tulangan pelat yang dibengkok yang harus
melintasi tulangan yang berbatasan.
-7-
BAB III
JOB I
MEMBUAT BETON TAHU (DEKING)
A. Tujuan
1. Untuk melindungi bagian tulangan dari pengaruh bahan kimia, fisika
serta menjaga keawetan beton.
2. Menyangga tulangan pada mal agar besi tulangan tidah bersentuhan
dengan mal
3. Agar memiliki daya tahan yang lebih awet.
4. Apabila campuran agregat mengelupas akan terlihat baik.
D. Langkah kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
2. Buat bekisting ukuran 60 x 60 x 2.5 cm menggunakan papan.
-8-
3. Periksakan ukuran bekisting dan beri tanda pada bekisting., sesuai
dengan ukuran beton deking.
4. Letakkan bekisting diatas plastic.
5. Siapkan kawat pengikat tulangan dengan ukuran 20 cm sebanyak 144
buah kawat. Bentuk kawat tersebut dengan memutir kedua ujung
kawat
6. Lakukan pengayakan pasir.
7. Campuran 1:2 (1 bagian semen dan 2 bagian pasir hingga homogen).
8. Tuangkan semen, pasir dan air dengan perhitungan volume beton
tahu (deking).
9. Adukan yang telah siap, diituangkan pada cetakan yang telah dibuat
serta diberi alas kantong semen yang telah dibasahi.
10. Beton deking yang akan dibuat mempunyai ukuran penampang 5 x 5
cm.
11. Ratakan permukaan beton dengan sendok semen.
12. Biarkan hingga genangan air tidak tampak di atas permukaan adukan.
13. Bentuklah menjadi potongan-potongan 5 x 5 cm, berdasarkan tanda
yang sudah diberikan sebelumnya.
14. Masukan kawat kedalam adukan ¾ bagian tebal (panjang kawat yang
telah di bentuk 20 cm )
15. Biarkan adukan mengeras (± 1hari), setelah itu buka bekisting secara
perlahan. Pisahkan beton satu per satu.
-9-
0,7 x 5,55 = 3,9 liter.
Kontrol :
16.65 = pc + ps
16.65 = 5.55 + 11,1
16.65 = 16.65
- 10 -
BAB IV
JOB II
A. Tujuan
1. Memahami bagaimana membuat pembesian sederhana dan pengecoran
beton pelat kebun.
2. Dapat mengaduk beton secara manual.
3. Dapat membuat jaringan tulangan sederhana.
D. Langkah kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Buat bekisting ukuran 100 x 50 x 12 cm.
3. Bekisting harus disiram air, sebelum dituangi adukan beton.
4. Periksa keadaan bekisting dan letakkan bekisting diatas plastic.
5. Buatlah jaringan tulangan sederhana.
6. Letakkan jaringan tulangan pada bekisting dan ikatan beton deking
dibagian bawah jaringan tulangan.
7. Aduk beton hingga merata pencampuran bahannya. Homogenitas
pencampuran bahan dapat dilihat dari warna adukan yang sama.
8. Ratakan permukaan beton dengan sendok semen atau ruskam.
- 11 -
9. Saat beton mulai mengeras buka bagian beton tersebut dari bekisting.
Dik :
P : 100 cm.
L : 50 cm.
T : 12 cm.
Fas (factor air semen) = 0.7
Factor gembur = 1.85
Penyelesaian :
Volume acuan : p x l x t
: 100 cm x 50 cm x 12 cm = 60000 cm3 = 60 liter.
Perbandingan yang digunakan : 1 : 2 : 3.
Maka, volume acuan x factor gembur
60 liter x 1,85 = 111 liter
volume semen :
pc : 1/6 x 111 liter = 18,5 liter
ps : 2/6 x 111 liter = 37 liter
kr : 3/6 x 111 liter = 55,5 liter
air : fas x volume semen.
0.7 x 18,5 = 2 liter.
Kontrol :
111 = pc + ps + pk.
111 = 18,5 + 37 + 55,5
111 = 111
12
BAB V
JOB III
PEMBESIAN TULANGAN KOLOM DAN BALOK
A. Tujuan
1. Dapat membuat pembesian tulangan kolom dan balok.
2. Dapat memasang tulangan kolom dan balok dengan benar.
3. Dapat menghitung kebutuhan tulangan kolom dan balok dengan tepat.
4. Dapat merangkai tulangan kolom dan balok.
13
D. Langkah kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Lakukan pemotongan dan pembengkokan sesuai ukuran yang telah
ditentukan.
3. Bengkokan tulangan yang telah dibuat dirangkai dengan meletakkan
tulangan utama pada posisi horizontal.
4. Kemudian masukkan begel pada tulangan pokok.
5. Atur begel dengan jarak 15 cm dan ikat dengan kawat Ø 1 mm pada
tulangan pokoknya, ikatkan pula beton tahu pada tulangan.
TABEL PEMBESIAN
Jenis Ø (mm) Berat nominal /satuan panjang
Polos Deform Kg/m Kg/12m
P6 D6 0.222 2.66
P8 D8 0.395 4.74
P9 D9 0.499 5.99
P10 D10 0.617 7.40
P12 D12 0.888 10.66
P14 D14 1.210 14.52
14
BAB VI
JOB IV
MEMBUAT TULANGAN PELAT LANTAI II
A. Tujuan
1. Dapat Menyusun jarak pembesian tulangan pelat lantai II dengan tepat.
2. Mampu merangkai / Mendesaian jaringan tulangan pelat lantai.
D. Keselamatan Kerja
1. Konsentrasi perhatian pada pekerjaan
2. Pakailah perlengkapan keselamatan kerja
3. Gunakan peralatan sesuai fungsinya serta simpanlah pada tempat yang aman
jika belum digunakan.
15
E. Langkah Kerja
1. Sediakan peralatan dan bahan yang diperlukan
2. Lakukan pemotongan batang-batang baja sesuai dengan daftar dan
bengkokan sesuai dengan bentuk yang diinginkan dalam lembaran kerja.
3. Rakitlah jaringan tulangan seperti gambar dan ikatlah dengan kawat bendrat.
4. Ikatkan beton deking pada jaringan.
16
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melakukan praktek selama 7 hari di bengkel, penulis
menyimpulkan bahwa :
1) Dengan adanya praktek Kerja Beton ini, maka mahasiswa telah dapat
mengetahui hal – hal mengenai pekerjaan maupun teori – teori dalam
pekerjaan beton diantaranya adalah job – job yang telah dilaksanakan praktek
kerja beton dan dapat menghitung kebutuhan suatu pekerjaan yang
berhubungan dengan beton.
2) Kita harus dapat membaca gambar kerja dengan teliti dimana gambar kerja itu
akan dilaksanakan untuk pembuatan suatu konstruksi.
Saran
Dalam penyusunan laporan praktek kerja beton ini tentu masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran demi membangun kesempurnaannya. Dan penulis juga berharap agar laporan
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan generasi – generasi yang akan datang.
17
18