Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi di segala bidang dalam kehidupan ini
membawa dampak yang sangat signifikan terhadap peningkatan kualitas
hidup dan status kesehatan. Umur dan harapan hidup merubah komposisi
dari kasus penyakit gangguan darah atau hematology. Layaknya tukang
pos, darah juga berperan sebagai pengirim pesan, termasuk mengantarkan
’paket’ hormon dan memberi sinyal kerusakan jaringan. Di samping itu,
darah juga bertugas mengatur Ph tubuh, temperatur tubuh, dan fungsi
hydraulic termasuk ereksi pada pria. Diperkirakan sekitar 30% penduduk
dunia menderita anemia, dan lebih dari setengahnya merupakan anemia
defisiensi besi.(Andra, 2007 )
Di Indonesia, masalah gangguan darah yang utama adalah anemia.
anemia merupakan keadaan di mana seseorang memiliki kadar
hemoglobin (Hb) di bawah normal. Hal ini biasanya terjadi karena jumlah
sel darah merah yang kurang. Untuk wanita, kadar Hb yang normal adalah
sekitar 11-13 mg, sedangkan untuk pria adalah 13-17 mg. Walaupun tidak
ada angka yang pasti, namun diperkirakan prevalensi penyakit ini cukup
tinggi di Indonesia.( Andra, 2007 )
Perkiraan tersebut didasarkan pada banyak faktor, terutama berkaitan
dengan masalah gizi. Di Indonesia masih banyak dijumpai kasus-kasus
kekurangan gizi. Padahal anemia sendiri, bisa terjadi akibat kekurangan
gizi terutama besi, di samping juga protein, asam folat, dan vitamin B12.
“Besi diabsorpsi dari makanan maksimal 1 mg per hari. Dan sumber
utamanya adalah daging. Orang bule saja yang makanannya daging
melulu, anemia masih menjadi masalah besar”. Apalagi orang Indonesia
yang rata-rata jarang makan daging. (Andra, 2007 )
Di dalam masyarakat kita, anemia defisiensi besi ini sekarang
berkembang menjadi suatu masalah yang cukup besar yang bukan sebab
utama dari suatu penyakit tetapi merupakan akibat sampingan dari keadaan
1
patologis atau suatu penyakit tertentu anemia defisiensi besi berpengaruh
terhadap daya tahan tubuh. Keadaan ini dapat membawa akibat negative
yaitu rendahnya kemampuan kerja jasmani dan produktivitas kerja,
rendahnya kemampuan intelektual dan pertumbuhan fisik terganggu,
rendahnya kekebalan tubuh sehingga mengakibatkan tingginya angka
kesakitan.( Emma, 1999 )
Selain diperlukan kesadaran dan kedisiplinan dari diri sendiri, juga
dibutuhkan peran aktif masyarakat dan dukungan pemerintah terkait dalam
upaya penanggulangan masalah anemia defisiensi besi. Jika permasalahan
ini tidak ditangani secara serius maka masalah anemia defisiensi besi akan
berdampak lebih jauh terhadap kualitas sumber daya manusia
Indonesia.(Emma, 1999 )
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Anemia ?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasein dengan Anemia ?
C. Tujuan
1. Untuk menegetahui definisi dari Anemia
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasein dengan Anemia
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel
darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki
kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita
itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal. (Wong, 2003)
3
2. Klasifikasi Anemia
Penyebab :
Agen neoplastik/sitoplastik
Terapi radiasi
Antibiotic tertentu
Obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
Benzene
Hambatan humoral/seluler
Pansitopenia
Anemia aplastik
4
Gejala-gejala :
Gejala-gejala :
Penyebab :
5
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)
gangguan eritropoesis
Gejala-gejalanya :
6
e. Anemia megaloblastik
Penyebab :
Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing
pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
7
Malaria
Anemia hemolisis
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
8
3. Etiologi
9
Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,
malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
5. Patofisologi
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses
ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin
plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sclera).
10
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).
11
Anemia
payah jantung
12
6. Kemungkinan Komplikasi yang Muncul
Gagal Jantung
Kejang
Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
Daya konsentrasi menurun
Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan darah kronis.
8. Penatalaksanaan Medis
a. Anemia aplastik :
Transplantasi sumsum tulang
Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
b. Anemia pada penyakit ginjal
Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam
folat
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
13
c. Anemia pada penyakit kronik
9. Pengkajian Keperawatan
14
b. Manifestasi system saraf pusat
Sakit kepala
Pusing
Kunang-kunang
Peka rangsang
Proses berpikir lambat
Penurunan lapang pandang
Apatis
Depresi
c. Syok (anemia kehilangan darah)
Perfusi perifer buruh
Kulit lembab dan dingin
Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
Peningkatan frekwensi jatung
15
11. Perencanaan Keperawatan
DIANGOSA
TUJUAN DAN
NO KEPERAWATAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
DAN KOLABORASI
16
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24
Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d jam status nutrisi klien
intake yang kurang, adekuat dengan kriteria : - Kaji adanya alergi makanan
anoreksia
Adanya - Kolaborasi dengan ahli gizi
peningkatan berat untuk menentukan jumlah kalori
badan sesuai dan nutrisi yang dibutuhkan
Definisi : Intake nutrisi
dengan tujuan pasien.
tidak cukup untuk
Berat badan ideal
keperluan metabolisme - Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan
tubuh. meningkatkan intake Fe
tinggi badan
Mampu - Anjurkan pasien untuk
kebutuhan nutrisi C
Batasan karakteristik : Tidak ada tanda- - Berikan substansi gula
tanda malnutrisi
Berat badan 20
- Yakinkan diet yang dimakan
% atau lebih di Menunjukkan
mengandung tinggi serat untuk
bawah ideal. peningkatan fungsi
mencegah konstipasi
pengecapan dari
Dilaporkan
menelan - Berikan makanan yang terpilih (
adanya intake
makanan yang Tidak terjadi sudah dikonsultasikan dengan ahli
17
yang digunakan Nilai Lab : mendapatkan nutrisi yang
untuk o Protein total: 6-8 gr dibutuhkan
menelan/mengu o Albumin: 3.5-5,3
nyah. gr
Luka, inflamasi o Globulin 1,8-3,6 gr Nutrition Monitoring
pada rongga o HB tidak kurang
-BB pasien dalam batas normal
mulut. dari 10 gr%
Mudah merasa -Monitor adanya penurunan berat
kenyang, sesaat badan
setelah
-Monitor tipe dan jumlah aktivitas
mengunyah
yang biasa dilakukan
makanan.
Dilaporkan atau -Monitor interaksi anak atau
18
abdomen. perkembangan
Tonus otot jelek
-Monitor pucat, kemerahan, dan
Nyeri
kekeringan jaringan konjungtiva
abdominal
dengan atau -Monitor kalori dan intake
tanpa patologi. nuntrisi
Kurang
-Catat adanya edema, hiperemik,
berminat
hipertonik papila lidah dan cavitas
terhadap
oral.
makanan
Pembuluh darah -Catat jika lidah berwarna
rapuh
Diare dan atau
steatorrhea.
Kehilangan
rambut yang
cukup banyak
(rontok).
Suara usus
hiperaktif
Kurangnya
informasi,
misinformasi
Faktor-faktor yang
berhubungan:
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat
gizi berhubungan
19
dengan faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
Gangguan kemampuan - Klien terbebas dari bau ·Monitor kebutuhan klien untuk
untuk melakukan ADL badan alat-alat bantu untuk kebersihan
pada diri diri, berpakaian, berhias, toileting
- Menyatakan kenyamanan
dan makan.
terhadap kemampuan
untuk melakukan ADLs ·Sediakan bantuan sampai klien
Batasan karakteristik :
mampu secara utuh untuk
ketidakmampuan untuk - Dapat melakukan ADLS
melakukan self-care.
mandi, dengan bantuan
ketidakmampuan untuk · Dorong klien untuk melakukan
berpakaian, aktivitas sehari-hari yang normal
ketidakmampuan untuk sesuai kemampuan yang dimiliki.
makan,
·Dorong untuk melakukan secara
ketidakmampuan untuk
mandiri, tapi beri bantuan ketika
toileting
klien tidak mampu
melakukannya.
20
otot saraf hari sesuai kemampuan.
21
- Peningkatan paparan · Gunakan kateter intermiten
lingkungan patogen untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
- Imonusupresi
· Tingktkan intake nutrisi
- Ketidakadekuatan
imum buatan. · Berikan terapi antibiotik bila
perlu
- Tidak adekuat
pertahanan sekunder Infection Protection (proteksi
(penurunan Hb, terhadap infeksi)
Leukopenia, penekanan
· Monitor tanda dan gejala infeksi
respon inflamasi)
sistemik dan lokal
- Tidak adekuat
· Monitor hitung granulosit, WBC
pertahanan tubuh
primer (kulit tidak utuh, · Monitor kerentanan terhadap
trauma jaringan, infeksi
penurunan kerja silia,
· Batasi pengunjung
cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH, · Saring pengunjung terhadap
perubahan peristaltik). penyakit menular
22
bedah
· Dorong istirahat
23
- Memverbalisa-sikan perawatan diri.
pentingnya aktivitasseca-ra
- Pastikan klien mengubah posisi
bertahap
secara bertahap.
- Mengekspresikan
- Monitor gejala intoleransi
pengertian pentingnya
aktivitas.
keseimbangan
latihan&istirahat - Ketika membantu klien berdiri,
observasi gejala intoleransi spt
- Peningkatan toleransi
mual, pucat, pusing, gangguan
aktivitas
kesadaran&tanda vital.
24
nafas yang bersih, tidak Vital sign Monitoring
ada sianosis dan dyspneu
- Monitor TD, nadi, suhu, dan
(mampu mengeluarkan
RR.
sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada - Catat adanya fluktuasi tekanan
pursed lips). darah.
25
perubahan vital sign.
26
jam .keletihan klien aktivitas takikardi, disritmia,
teratasi dengan kriteria : dispneu, pucat, dan jumlah
respirasi.
- Kemampuan aktivitas
adekuat - Monitor dan catat jumlah tidur
klien.
- Mempertahankan nutrisi
adekuat - Monitor ketidaknyamanan atauu
nyeri selama bergerak dan
- Keseimbangan aktivitas
aktivitas.
dan istirahat
- Monitor intake nutrisi
- Menggunakan teknik
energi konservasi -Instruksikan klien untuk
mencatat tanda-tanda dan gejala
- Mempertahankan
kelelahan.
interaksi sosial
- Jelakan kepada klien hubungan
- Mengidentifikasi faktor-
kelelahan dengan proses penyakit.
faktor fisik dan psikologis
yang menyebabkan - Catat aktivitas yang dapat
kelelahan meningkatkan kelelahan.
27
BAB III
PEMBAHASAN
Ny. R masuk RSUD Depok pada malam hari tanggal 20 Mei 2016 melalui ruang
IGD, lalu masuk ruang rawat inap bedah. Keesokan harinya pada pukul 10.30
WIB dengan kesadaran Compos Mentis, dan keluhan utama pusing, klien
mengeluh pandangan kabur, badannya terasa lemah, dan cepat lelah saat
beraktivitas, klien tampak pucat, lemah, konjungtiva anemis dan akral klien dingin
dan berkeringat, HB awal 6,1 gr/dl, CTR >3dtk, Klien mengatakan cemas dengan
penyakitnya dan ingin cepat pulang. Hasil TTV: TD: 80/60 mmHg, N : 120
x/menit, RR : 22x/menit, S: 36,5°c. Saat di timbang berat badannya 62kg, klien
mengatakan berat badan menurun karena tidak nafsu makan. Klien mengeluh
mual dan muntah. Diagnosa Anemia.
28
PENGKAJIAN
Data Fokus
6. Konjungtiva anemis
29
Analisa Data
- Pusing
- Pandangan kabur
- Tidak nafsu
makan
Data Objektif:
- TTV :
TD : 80/60 mmHg
N : 120 x/menit
RR :22x/menit
S : 37°c
- Anoreksia
- Konjungtiva
anemis
- Klien tampak
pucat
30
- Akral teraba
dingin dan berkeringat
- Diagnosa Anemia
- Tidak nafsu
makan
Data Objektif:
- TTV :
TD : 80/60 mmHg
N : 120 x/menit
RR :22x/menit
S : 37°c
- Anoreksia
- Konjungtiva anemis
- Diagnosa Anemia
31
3 Data Subjektif : Intoleran aktivitas Ketidakseimbangan
antara suplai dan
1. Klien mengeluh
kebutuhan oksigen
lmah dan letih
2. Klien mengeluh
tidak nyaman saat
beraktivitas
Data Objektif :
- Klien terlihat
pucat
- TTV :
TD : 80/60 mmHg
N : 120 x/menit
RR :22x/menit
S : 37°c
Diagnosa
Diagnosa
32
Intervensi
Kolaborasi :
33
nutrisi dapat teratasi, makanan yang dimiliki pasien
dengan kriteria hasil :
2. Anjurkan pasien untuk
1. Keseimbangan memantau kalori dan intake
asupan dan haluaran makanan
cairan
3. Anjurkan pasien terkait
2. Nafsu makan dengan kebutuhan makanan
bertambah tertentu berdasarkan
perkembangan atau usia
3. Meminimalkan
tingkat keparahan mual 4. Tawarkan makanan
dan muntah ringan yang padat gizi
4. Berat badan
meningkat
34
perencanaan dan pemantauan
program aktivitas
35
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari
normal, anemia merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari
normal didalam sirkulasi akibatnya jumlah oksigen yang dihantarkan
ke jaringan tubuh juga berkurang. Anemia diklasifikasikan menjadi 4
yaitu Anemia Megaloblastik, Anemia Sel Sabit, Anemia Aplastik dan
Anemia Defisiensi Besi. Anemia tersebut diklasifikasikan menurut
etiologi dan manifestasi klinik nya.
36
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
37
Lampiran 2. Lembar Penilaian makalah dan presentasi kelompok
(dilampirkan dalam makalah)
Supervisial, Sangat
tidakspesifik spesifik dan
relevan
2 Laporan analisis 5 % 5 Laporan lugas dan ringkas serta lengkap
masalah
Intervensi 16% 16 Penjelasan teori konsep dasar keperawatan
keperawatan /fisiologi/patofisiologi terkait
yang diusulkan Analisis peran perawat dalam intervensi serta kaitan
intervensi dengan proses keperawatan
Pengalaman atau realita di klinik dan gap
Literature review
Ide logis dan ringkas
Menunjukkan kemampuan analisis
Argument logis dan rasional
Analisa kritis rencana aplikasi ide atau hasil
pembahasan
Literatur yang digunakan terkini dan berkualitas
serta extensif
Kesimpulan 2% 2 Menyimpulkan makalah dan menuliskan refleksi atas
kritik jurnal
Penguranga nilai -7.5% -7.5 Nilai akan mendapatkan pengurangan jika kriteria
berikut tidak terpenuhi:
Jumlah halaman< 10 atau lebih dari 20 halaman
(batas toleransi 5%)
Tidak mengikuti aturan penulisan referensi dengan
benar
Penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
termasuk tanda baca.
NILAI MAKSIMAL 25
Komentar Fasilitator:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
...................................................
38
Presentasi Kelompok (5%)
Soft skill yang dinilai selama diskusi: team work, berpikir kritis,
komunikasi
Komentar Fasilitator:
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
....................................................................................
39
40