You are on page 1of 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi di segala bidang dalam kehidupan ini
membawa dampak yang sangat signifikan terhadap peningkatan kualitas
hidup dan status kesehatan. Umur dan harapan hidup merubah komposisi
dari kasus penyakit gangguan darah atau hematology. Layaknya tukang
pos, darah juga berperan sebagai pengirim pesan, termasuk mengantarkan
’paket’ hormon dan memberi sinyal kerusakan jaringan. Di samping itu,
darah juga bertugas mengatur Ph tubuh, temperatur tubuh, dan fungsi
hydraulic termasuk ereksi pada pria. Diperkirakan sekitar 30% penduduk
dunia menderita anemia, dan lebih dari setengahnya merupakan anemia
defisiensi besi.(Andra, 2007 )
Di Indonesia, masalah gangguan darah yang utama adalah anemia.
anemia merupakan keadaan di mana seseorang memiliki kadar
hemoglobin (Hb) di bawah normal. Hal ini biasanya terjadi karena jumlah
sel darah merah yang kurang. Untuk wanita, kadar Hb yang normal adalah
sekitar 11-13 mg, sedangkan untuk pria adalah 13-17 mg. Walaupun tidak
ada angka yang pasti, namun diperkirakan prevalensi penyakit ini cukup
tinggi di Indonesia.( Andra, 2007 )
Perkiraan tersebut didasarkan pada banyak faktor, terutama berkaitan
dengan masalah gizi. Di Indonesia masih banyak dijumpai kasus-kasus
kekurangan gizi. Padahal anemia sendiri, bisa terjadi akibat kekurangan
gizi terutama besi, di samping juga protein, asam folat, dan vitamin B12.
“Besi diabsorpsi dari makanan maksimal 1 mg per hari. Dan sumber
utamanya adalah daging. Orang bule saja yang makanannya daging
melulu, anemia masih menjadi masalah besar”. Apalagi orang Indonesia
yang rata-rata jarang makan daging. (Andra, 2007 )
Di dalam masyarakat kita, anemia defisiensi besi ini sekarang
berkembang menjadi suatu masalah yang cukup besar yang bukan sebab
utama dari suatu penyakit tetapi merupakan akibat sampingan dari keadaan

1
patologis atau suatu penyakit tertentu anemia defisiensi besi berpengaruh
terhadap daya tahan tubuh. Keadaan ini dapat membawa akibat negative
yaitu rendahnya kemampuan kerja jasmani dan produktivitas kerja,
rendahnya kemampuan intelektual dan pertumbuhan fisik terganggu,
rendahnya kekebalan tubuh sehingga mengakibatkan tingginya angka
kesakitan.( Emma, 1999 )
Selain diperlukan kesadaran dan kedisiplinan dari diri sendiri, juga
dibutuhkan peran aktif masyarakat dan dukungan pemerintah terkait dalam
upaya penanggulangan masalah anemia defisiensi besi. Jika permasalahan
ini tidak ditangani secara serius maka masalah anemia defisiensi besi akan
berdampak lebih jauh terhadap kualitas sumber daya manusia
Indonesia.(Emma, 1999 )
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Anemia ?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasein dengan Anemia ?
C. Tujuan
1. Untuk menegetahui definisi dari Anemia
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasein dengan Anemia

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian

Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel
darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)

Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki
kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita
itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.

Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di


bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari
kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak
adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak
tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal. (Wong, 2003)

3
2. Klasifikasi Anemia

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologi :

A. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah


disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik

Penyebab :

 Agen neoplastik/sitoplastik
 Terapi radiasi
 Antibiotic tertentu
 Obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
 Benzene

Infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang

Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)

Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik

4
Gejala-gejala :

 Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)


 Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan
saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf
pusat.
 Morfologis: anemia normositik normokromik

b. Anemia pada penyakit ginjal

Gejala-gejala :

 Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl


 Hematokrit turun 20-30%
 Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
 Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah
maupun defisiensi eritopoitin

c. Anemia Pada Penyakit Kronik

Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia


jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan
warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses
paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan.

d. Anemia Defisiensi Besi

Penyebab :

 Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,


menstruasi.
 Gangguan absorbsi (post gastrektomi)

5
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)

sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi

Gejala-gejalanya :

 Atropi papilla lidah


 Lidah pucat, merah, meradang
 Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
 Morfologi: anemia mikrositik hipokromik

6
e. Anemia megaloblastik

Penyebab :

 Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat


 Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor

Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing
pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi

B. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah


disebabkan olehdestruksi sel darah merah :
 Pengaruh obat-obatan tertentu
 Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia
limfositik kronik
 Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
 Proses autoimun
 Reaksi transfusi

7
Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis

Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)

DERAJAT WHO NCI

Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL

Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL

Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal

Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL

Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL

Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/dL < 6.5 g/Dl

8
3. Etiologi

 Hemolisis (eritrosit mudah pecah)


 Perdarahan
 Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
 Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic
acid, piridoksin, vitamin C dan copper

Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:

 Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,


asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
 Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya
banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
 Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin
menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
 Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus
di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat
menyebabkan anemia.
 Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB,
antiarthritis, dll).
 Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini
dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12.
 Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel
darah merah.

9
 Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,
malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

4. Tanda dan Gejala

 Lemah, letih, lesu dan lelah


 Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
 Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi
 Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina
(sakit dada)
 Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
 Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
 Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau
diare)

5. Patofisologi

Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau


kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses
ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin
plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sclera).

10
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh


penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam
sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang
dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

11
Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

12
6. Kemungkinan Komplikasi yang Muncul

Komplikasi umum akibat anemia adalah:

 Gagal Jantung
 Kejang
 Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
 Daya konsentrasi menurun
 Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

7. Pemeriksaan Khusus dan Penunjang

 Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
 Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
 Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan darah kronis.

8. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah


yang hilang :

a. Anemia aplastik :
 Transplantasi sumsum tulang
 Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
b. Anemia pada penyakit ginjal
 Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam
folat
 Ketersediaan eritropoetin rekombinan

13
c. Anemia pada penyakit kronik

Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan


penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan
yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat
darah, sehingga Hb meningkat.

d. Anemia pada defisiensi besi


 Dicari penyebab defisiensi besi
 Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan
fumarat ferosus.
e. Anemia megaloblastik

Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila


difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor
intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.

 Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus


diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau
malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
 Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.

9. Pengkajian Keperawatan

A. Lakukan pengkajian fisik


B. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
C. Observasi adanya manifestasi anemia
a. Manifestasi umum
 Kelemahan otot
 Mudah lelah
 Kulit pucat

14
b. Manifestasi system saraf pusat
 Sakit kepala
 Pusing
 Kunang-kunang
 Peka rangsang
 Proses berpikir lambat
 Penurunan lapang pandang
 Apatis
 Depresi
c. Syok (anemia kehilangan darah)
 Perfusi perifer buruh
 Kulit lembab dan dingin
 Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
 Peningkatan frekwensi jatung

10. Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaborasi yang Mungkin Muncul

a. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb,


penurunankonsentrasi Hb dalam darah.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat
intake makanan.
c. Defisit perawatan diri b.d kelemahan.
d. Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb).
e. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
f. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi
g. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
h. Keletihan b.d anemia

15
11. Perencanaan Keperawatan

DIANGOSA
TUJUAN DAN
NO KEPERAWATAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
DAN KOLABORASI

1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation


efektif b/d penurunan keperawatan selama 3x24 Management (Manajemen
konsentrasi Hb dan jam perfusi jaringan klien sensasi perifer)
darah, suplai oksigen adekuat dengan kriteria :
 Monitor adanya daerah
berkurang
 Membran mukosa tertentu yang hanya peka
merah terhadap
 Konjungtiva tidak panas/dingin/tajam/
anemis  tumpul
 Akral hangat  Monitor adanya paretese
 Tanda-tanda vital  Instruksikan keluarga
dalam rentang untuk mengobservasi kulit
normal jika ada lesi atau laserasi
 Gunakan sarun tangan
untuk proteksi
 Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
 Monitor kemampuan BAB
 Kolaborasi pemberian
analgetik
 Monitor adanya
tromboplebitis
 Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi

16
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24
Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d jam status nutrisi klien
intake yang kurang, adekuat dengan kriteria : - Kaji adanya alergi makanan
anoreksia
 Adanya - Kolaborasi dengan ahli gizi
peningkatan berat untuk menentukan jumlah kalori
badan sesuai dan nutrisi yang dibutuhkan
Definisi : Intake nutrisi
dengan tujuan pasien.
tidak cukup untuk
 Berat badan ideal
keperluan metabolisme - Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan
tubuh. meningkatkan intake Fe
tinggi badan
 Mampu - Anjurkan pasien untuk

mengidentifikasi meningkatkan protein dan vitamin

kebutuhan nutrisi C
Batasan karakteristik :  Tidak ada tanda- - Berikan substansi gula
tanda malnutrisi
 Berat badan 20
- Yakinkan diet yang dimakan
% atau lebih di  Menunjukkan
mengandung tinggi serat untuk
bawah ideal. peningkatan fungsi
mencegah konstipasi
pengecapan dari
 Dilaporkan
menelan - Berikan makanan yang terpilih (
adanya intake
makanan yang  Tidak terjadi sudah dikonsultasikan dengan ahli

kurang dari penurunan berat gizi)

RDA badan yang berarti


- Ajarkan pasien bagaimana
(Recomended  Pemasukan yang
membuat catatan makanan harian.
Daily adekuat

Allowance).  Tanda-tanda - Monitor jumlah nutrisi dan

 Membran malnutrisi kandungan kalori

mukosa dan  Membran


- Berikan informasi tentang
konjungtiva konjungtiva dan
kebutuhan nutrisi
pucat. mukos tidk pucat

 Kelemahan otot - Kaji kemampuan pasien untuk

17
yang digunakan  Nilai Lab : mendapatkan nutrisi yang
untuk o Protein total: 6-8 gr dibutuhkan
menelan/mengu o Albumin: 3.5-5,3
nyah. gr
 Luka, inflamasi o Globulin 1,8-3,6 gr Nutrition Monitoring
pada rongga o HB tidak kurang
-BB pasien dalam batas normal
mulut. dari 10 gr%
 Mudah merasa -Monitor adanya penurunan berat
kenyang, sesaat badan
setelah
-Monitor tipe dan jumlah aktivitas
mengunyah
yang biasa dilakukan
makanan.
 Dilaporkan atau -Monitor interaksi anak atau

fakta adanya orangtua selama makan

kekurangan -Monitor lingkungan selama


makanan. makan
 Dilaporkan
-Jadwalkan pengobatan dan
adanya
tindakan tidak selama jam makan
perubahan
sensasi rasa -Monitor kulit kering dan
 Perasaan perubahan pigmentasi
ketidakmampan
-Monitor turgor kulit
untuk
mengunyah -Monitor kekeringan, rambut
makanan. kusam, dan mudah patah
 Miskonsepsi
-Monitor mual dan muntah
Kehilangan BB
dengan -Monitor kadar albumin, total
makanan cukup. protein, Hb, dan kadar Ht
 Keengganan
-Monitor makanan kesukaan
untuk makan
 Kram pada -Monitor pertumbuhan dan

18
abdomen. perkembangan
 Tonus otot jelek
-Monitor pucat, kemerahan, dan
 Nyeri
kekeringan jaringan konjungtiva
abdominal
dengan atau -Monitor kalori dan intake
tanpa patologi. nuntrisi
 Kurang
-Catat adanya edema, hiperemik,
berminat
hipertonik papila lidah dan cavitas
terhadap
oral.
makanan
 Pembuluh darah -Catat jika lidah berwarna

kapiler mulai magenta, scarlet

rapuh
 Diare dan atau
steatorrhea.
 Kehilangan
rambut yang
cukup banyak
(rontok).
 Suara usus
hiperaktif
 Kurangnya
informasi,
misinformasi

Faktor-faktor yang
berhubungan:

Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat
gizi berhubungan

19
dengan faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.

3 Defisit perawatan diri - Setelah dilakukan NIC :


b/d kelemahan fisik tindakan keperawatan
Self Care assistane : ADLs
selama 3x24 jam
kebutuhan mandiri klien · Monitor kemempuan klien untuk
Definisi : terpenuhi dengan kriteria perawatan diri yang mandiri.

Gangguan kemampuan - Klien terbebas dari bau ·Monitor kebutuhan klien untuk
untuk melakukan ADL badan alat-alat bantu untuk kebersihan
pada diri diri, berpakaian, berhias, toileting
- Menyatakan kenyamanan
dan makan.
terhadap kemampuan
untuk melakukan ADLs ·Sediakan bantuan sampai klien
Batasan karakteristik :
mampu secara utuh untuk
ketidakmampuan untuk - Dapat melakukan ADLS
melakukan self-care.
mandi, dengan bantuan
ketidakmampuan untuk · Dorong klien untuk melakukan
berpakaian, aktivitas sehari-hari yang normal
ketidakmampuan untuk sesuai kemampuan yang dimiliki.
makan,
·Dorong untuk melakukan secara
ketidakmampuan untuk
mandiri, tapi beri bantuan ketika
toileting
klien tidak mampu
melakukannya.

Faktor yang · Ajarkan klien/ keluarga untuk


berhubungan : mendorong kemandirian, untuk
kelemahan, kerusakan memberikan bantuan hanya jika
kognitif atau pasien tidak mampu untuk
perceptual, kerusakan melakukannya.
neuromuskular/ otot-
· Berikan aktivitas rutin sehari-

20
otot saraf hari sesuai kemampuan.

· Pertimbangkan usia klien jika


mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.

4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan NIC :


keperawatan selama 3x24
Infection Control (Kontrol
jam status imun klien
infeksi)
Definisi : Peningkatan meningkat dengan kriteria
resiko masuknya · Bersihkan lingkungan setelah
- Klien bebas dari tanda
organisme patogen dipakai pasien lain
dan gejala infeksi
· Pertahankan teknik isolasi
-Menunjukkan
Faktor-faktor resiko : kemampuan untuk · Batasi pengunjung bila perlu
mencegah timbulnya
- Prosedur Infasif · Instruksikan pada pengunjung
infeksi
untuk mencuci tangan saat
- Ketidakcukupan
- Jumlah leukosit dalam berkunjung dan setelah
pengetahuan untuk
batas normal berkunjung meninggalkan pasien
menghindari paparan
patogen - Menunjukkan perilaku · Gunakan sabun antimikrobia
hidup sehat untuk cuci tangan
- Trauma
· Cuci tangan setiap sebelum dan
- Kerusakan jaringan
sesudah tindakan keperawatan
dan peningkatan
paparan lingkungan · Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung.
- Ruptur
membra amnion · Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat.
- Agen farmasi
(imunosupresan) · Ganti letak IV perifer dan line
central dan dressing sesuai
- Malnutrisi
dengan petunjuk umum

21
- Peningkatan paparan · Gunakan kateter intermiten
lingkungan patogen untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
- Imonusupresi
· Tingktkan intake nutrisi
- Ketidakadekuatan
imum buatan. · Berikan terapi antibiotik bila
perlu
- Tidak adekuat
pertahanan sekunder Infection Protection (proteksi
(penurunan Hb, terhadap infeksi)
Leukopenia, penekanan
· Monitor tanda dan gejala infeksi
respon inflamasi)
sistemik dan lokal
- Tidak adekuat
· Monitor hitung granulosit, WBC
pertahanan tubuh
primer (kulit tidak utuh, · Monitor kerentanan terhadap
trauma jaringan, infeksi
penurunan kerja silia,
· Batasi pengunjung
cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH, · Saring pengunjung terhadap
perubahan peristaltik). penyakit menular

- Penyakit kronik · Partahankan teknik aspesis pada


pasien yang beresiko

· Pertahankan teknik isolasi k/p

· Berikan perawatan kuliat pada


area epidema

· Inspeksi kulit dan membran


mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase

· Ispeksi kondisi luka / insisi

22
bedah

· Dorong masukkan nutrisi yang


cukup

· Dorong masukan cairan

· Dorong istirahat

· Instruksikan pasien untuk


minum antibiotik sesuai resep

· Ajarkan pasien dan keluarga


tanda dan gejala infeksi

· Ajarkan cara menghindari


infeksi

· Laporkan kecurigaan infeksi

· Laporkan kultur positif

5 Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan tindakan Toleransi aktivitasi


ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24
- Menentukan penyebab
suplai dan kebutuhan jam klien dapat
intoleransi aktivitas&menentukan
oksigen beraktivitas dengan kriteria
apakah penyebab dari fisik,
- Berpartisipasi dalam psikis/motivasi.
aktivitas fisik dgn TD, HR,
- Observasi adanya pembatasan
RR yang sesuai
klien dalam beraktifitas.
- Menyatakan gejala
- Kaji kesesuaian
memburuknya efek dari
aktivitas&istirahat klien sehari-
OR&menyatakan onsetnya
hari.
segera.
- ↑ aktivitas secara bertahap,
- Warna kulit
biarkan klien berpartisipasi dapat
normal,hangat&kerin
perubahan posisi, berpindah &

23
- Memverbalisa-sikan perawatan diri.
pentingnya aktivitasseca-ra
- Pastikan klien mengubah posisi
bertahap
secara bertahap.
- Mengekspresikan
- Monitor gejala intoleransi
pengertian pentingnya
aktivitas.
keseimbangan
latihan&istirahat - Ketika membantu klien berdiri,
observasi gejala intoleransi spt
- Peningkatan toleransi
mual, pucat, pusing, gangguan
aktivitas
kesadaran&tanda vital.

- Lakukan latihan ROM jika klien


tidak dapat menoleransi aktivitas.

- Bantu klien memilih aktifitas


yang mampu untuk dilakukan.

6 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen


gas b.d ventilasi-perfusi keperawatan selama 3x24
- Bersihkan mulut, hidung dan
jam status respirasi :
secret trakea.
pertukaran gas
membaik dengan kriteria : - Pertahankan jalan nafas yang
paten.
- Mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan - Atur peralatan oksigenasi.
oksigenasi yang adekuat.
- Monitor aliran oksigen.
- Memelihara kebersihan
- Pertahankan posisi pasien.
paru paru dan bebas dari
tanda tanda distress - Onservasi adanya tanda tanda
pernafasan. hipoventilasi.

- Mendemonstrasikan - Monitor adanya kecemasan


batuk efektif dan suara pasien terhadap oksigenasi.

24
nafas yang bersih, tidak Vital sign Monitoring
ada sianosis dan dyspneu
- Monitor TD, nadi, suhu, dan
(mampu mengeluarkan
RR.
sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada - Catat adanya fluktuasi tekanan
pursed lips). darah.

- Tanda tanda vital dalam - Monitor VS saat pasien


rentang normal berbaring, duduk, atau berdiri.

- Auskultasi TD pada kedua


lengan dan bandingkan.

- Monitor TD, nadi, RR,


sebelum, selama, dan setelah
aktivitas.

- Monitor kualitas dari nadi.

- Monitor frekuensi dan irama


pernapasan.

- Monitor suara paru.

- Monitor pola pernapasan


abnormal.

- Monitor suhu, warna, dan


kelembaban kulit.

- Monitor sianosis perifer.

- Monitor adanya cushing triad


(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik).

- Identifikasi penyebab dari

25
perubahan vital sign.

7 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan Airway Managemen


nafas b.d keperawatan selama
- Buka jalan nafas, guanakan
3x24jam status respirasi
teknik chin lift atau jaw thrust bila
klien membaik dengan
perlu.
kriteria :
- Posisikan pasien untuk
- Mendemonstrasikan
memaksimalkan ventilasi.
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak - Identifikasi pasien perlunya
ada sianosis dan dyspneu pemasangan alat jalan nafas
(mampu mengeluarkan buatan.
sputum, mampu bernafas
- Pasang mayo bila perlu.
dengan mudah, tidak ada
pursed lips). - Lakukan fisioterapi dada jika
perlu.
- Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak - Keluarkan sekret dengan batuk
merasa tercekik, irama atau suction.
nafas, frekuensi pernafasan
- Auskultasi suara nafas, catat
dalam rentang normal,
adanya suara tambahan.
tidak ada suara nafas
abnormal). - Lakukan suction pada mayo.

- Tanda Tanda vital dalam - Berikan bronkodilator bila perlu.


rentang normal (tekanan
- Berikan pelembab udara Kassa
darah, nadi, pernafasan)
basah NaCl Lembab.

- Atur intake untuk cairan


mengoptimalkan keseimbangan.

8 Keletihan b.d anemia Setelah dilakukan tindakan Energi manajemen


keperawatan selama 3x24
- Monitor respon klien terhadap

26
jam .keletihan klien aktivitas takikardi, disritmia,
teratasi dengan kriteria : dispneu, pucat, dan jumlah
respirasi.
- Kemampuan aktivitas
adekuat - Monitor dan catat jumlah tidur
klien.
- Mempertahankan nutrisi
adekuat - Monitor ketidaknyamanan atauu
nyeri selama bergerak dan
- Keseimbangan aktivitas
aktivitas.
dan istirahat
- Monitor intake nutrisi
- Menggunakan teknik
energi konservasi -Instruksikan klien untuk
mencatat tanda-tanda dan gejala
- Mempertahankan
kelelahan.
interaksi sosial
- Jelakan kepada klien hubungan
- Mengidentifikasi faktor-
kelelahan dengan proses penyakit.
faktor fisik dan psikologis
yang menyebabkan - Catat aktivitas yang dapat
kelelahan meningkatkan kelelahan.

- Mempertahankan - Anjurkan klien melakukan yang


kemampuan untuk meningkatkan relaksasi.
konsentrasi
- Tingkatkan pembatasan bedrest
dan aktivitas

27
BAB III

PEMBAHASAN

Contoh Kasus Anemia :

Ny. R masuk RSUD Depok pada malam hari tanggal 20 Mei 2016 melalui ruang
IGD, lalu masuk ruang rawat inap bedah. Keesokan harinya pada pukul 10.30
WIB dengan kesadaran Compos Mentis, dan keluhan utama pusing, klien
mengeluh pandangan kabur, badannya terasa lemah, dan cepat lelah saat
beraktivitas, klien tampak pucat, lemah, konjungtiva anemis dan akral klien dingin
dan berkeringat, HB awal 6,1 gr/dl, CTR >3dtk, Klien mengatakan cemas dengan
penyakitnya dan ingin cepat pulang. Hasil TTV: TD: 80/60 mmHg, N : 120
x/menit, RR : 22x/menit, S: 36,5°c. Saat di timbang berat badannya 62kg, klien
mengatakan berat badan menurun karena tidak nafsu makan. Klien mengeluh
mual dan muntah. Diagnosa Anemia.

28
PENGKAJIAN

Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif

1. Klien mengeluh mual dan muntah 1. TTV :

2. Klien mengeluh lemas dan letih TD : 80/60 mmHg

3. Klien mengeluh sakit kepala N : 120 x/menit

4. Klien mengeluh pandangan kabur RR : 22x/menit

5. Klien mengeluh cepat lelah saat S : 37°c


beraktivitas
2. Kesadaran compos mentis
6. Klien mengeluh tidak nafsu makan
3. HB awal 6,1 gr/dL
7. Klien mengatakan cemas dengan
4. CRT klien > 3 detik
penyakitnya dan ingin cepat pulang
5. Anoreksia

6. Konjungtiva anemis

7. Klien tampak pucat

8. Akral klien teraba dingin dan


berkeringat

9. BB menurun dari 64kg menjadi


62kg

10. Diagnosa Anemia

29
Analisa Data

No. Data Fokus Masalah Etiologi

1 Data Subjektif: Keletihan Kondisi Fisiologis


(Anemia)
Klien mengeluh:

- Lemas dan letih

- Pusing

- Pandangan kabur

- Cepat lelah saat


beraktivitas

- Tidak nafsu
makan

Data Objektif:

- TTV :

TD : 80/60 mmHg

N : 120 x/menit

RR :22x/menit

S : 37°c

- Anoreksia

- Hb awal 6,1 gr/dl

- Konjungtiva
anemis

- Klien tampak
pucat

30
- Akral teraba
dingin dan berkeringat

- Diagnosa Anemia

2 Data Subjektif: Ketidakseimbangan Faktor biologis


nutrisi kurang dari
Klien mengeluh:
kebutuhan tubuh
- Lemas dan letih

- Mual dan muntah

- Cepat lelah saat


beraktivitas

- Tidak nafsu
makan

Data Objektif:

- TTV :

TD : 80/60 mmHg

N : 120 x/menit

RR :22x/menit

S : 37°c

- Anoreksia

- Konjungtiva anemis

- Klien tampak pucat

- Akral teraba dingin


dan berkeringat

- Diagnosa Anemia

31
3 Data Subjektif : Intoleran aktivitas Ketidakseimbangan
antara suplai dan
1. Klien mengeluh
kebutuhan oksigen
lmah dan letih

2. Klien mengeluh
tidak nyaman saat
beraktivitas

Data Objektif :

- Klien terlihat
pucat

- TTV :

TD : 80/60 mmHg

N : 120 x/menit

RR :22x/menit

S : 37°c

Diagnosa

Diagnosa

1. Keletihan b.d Kondisi Fisiologis (Anemia)

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Faktor biologis

5. Intoleran aktivitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen

32
Intervensi

Hari/Tanggal, Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Jam Keperawatan

Keletihan b.d Setelah dilakukan Manajemen energi :


kondisi fisiologis tindakan keperawatan
1. Kaji status pasien yang
(anemia) selama 3x24 jam,
menyebabkan kelelahan
diharapkan perfusi
sesuai dengan konteks usia
jarigan adekuat dengan
dan perkembangan
kriteria hasil :
2. Perbsiki defisit status
1. Klien tidak tampak
fisiologis sebagai prioritas
pucat
utama
2. CRT < 3 detik
3. Tentutkan jenis dan
3. Konjungtiva tidak banyak aktivitas yang
anemis dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan

4. Monitor intake nutrisi


untuk mengetahui sumber
energi yang adekuat

Kolaborasi :

1. Konsulkan dengan ahli


gizi mengenai cara
meningkatkan asupan energi
dari makanan

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi :


nutrisi : kurang dari tindakan
1. Identifikasi adanya
kebutuhan tubuh keperawatan3X24 jam,
alergi atau intoleransi
b.d. Faktor biologis ketidakseimbangan

33
nutrisi dapat teratasi, makanan yang dimiliki pasien
dengan kriteria hasil :
2. Anjurkan pasien untuk
1. Keseimbangan memantau kalori dan intake
asupan dan haluaran makanan
cairan
3. Anjurkan pasien terkait
2. Nafsu makan dengan kebutuhan makanan
bertambah tertentu berdasarkan
perkembangan atau usia
3. Meminimalkan
tingkat keparahan mual 4. Tawarkan makanan
dan muntah ringan yang padat gizi

4. Berat badan
meningkat

Intoleran aktivitas Setelah dilakukan Terapi aktivitas :


b.d. tindakan keperawatan
1. Pertimbangkan
ketidakseimbangan 2X24 jam, intoleransi
kemampuan pasien dalam
antara suplai dan aktivitas dapat teratasi
berpartisipasi melalui
kebutuhan oksigen dengan kriteria hasil :
aktivitas fisik
1. Klien dapat melakukan
2. Bantu pasien
ambulasi
mengidentifikasi aktivitas
2. Penurunan tingkat yang diinginkan
keletihan
3. Bantu pasien memilih
3. Peningkat kenyamanan aktivitas
lingkungan
Kolaborasi :

1. Kolaborasi dengan ahli


fisik, okupasi dan terapis
rekreasional dalam

34
perencanaan dan pemantauan
program aktivitas

35
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari
normal, anemia merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari
normal didalam sirkulasi akibatnya jumlah oksigen yang dihantarkan
ke jaringan tubuh juga berkurang. Anemia diklasifikasikan menjadi 4
yaitu Anemia Megaloblastik, Anemia Sel Sabit, Anemia Aplastik dan
Anemia Defisiensi Besi. Anemia tersebut diklasifikasikan menurut
etiologi dan manifestasi klinik nya.

Sedangkan tanda dan gejala umum anemia adalah Hb yang menurun


(<10gr/dL), penurunan berat badan, badan terasa lemah dan letih,
tekanan darah menurun, sering pusing, pengisian kapilernya lambat
dan extremitas teraba dingin. Apabila penyakit ini tidak ditangani akan
menyebabkan komplikasi, yaitu daya konsentrasi dan perkembangan
menurun, dan sepsis.

36
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :


Jakarta.

37
Lampiran 2. Lembar Penilaian makalah dan presentasi kelompok
(dilampirkan dalam makalah)

FORMAT PENILAIAN MAKALAH:

No Aspek yang Bobot NilaiMa Kriteriapenilaian


dinilai ks
1 Pendahuluan 2% 2 Menjelaskan topik, tujuan, dan deskripsi
singkatmakalah

Supervisial, Sangat
tidakspesifik spesifik dan
relevan
2 Laporan analisis 5 % 5 Laporan lugas dan ringkas serta lengkap
masalah
Intervensi 16% 16 Penjelasan teori konsep dasar keperawatan
keperawatan /fisiologi/patofisiologi terkait
yang diusulkan Analisis peran perawat dalam intervensi serta kaitan
intervensi dengan proses keperawatan
Pengalaman atau realita di klinik dan gap
Literature review
Ide logis dan ringkas
Menunjukkan kemampuan analisis
Argument logis dan rasional
Analisa kritis rencana aplikasi ide atau hasil
pembahasan
Literatur yang digunakan terkini dan berkualitas
serta extensif
Kesimpulan 2% 2 Menyimpulkan makalah dan menuliskan refleksi atas
kritik jurnal
Penguranga nilai -7.5% -7.5 Nilai akan mendapatkan pengurangan jika kriteria
berikut tidak terpenuhi:
Jumlah halaman< 10 atau lebih dari 20 halaman
(batas toleransi 5%)
Tidak mengikuti aturan penulisan referensi dengan
benar
Penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
termasuk tanda baca.

NILAI MAKSIMAL 25

Komentar Fasilitator:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
...................................................

38
Presentasi Kelompok (5%)

No ASPEK YANG DINILAI PROSENTASE


1 Kemampua nmengemukakan intisari makalah 1
2 Kemampuan menggunakan media & IT 1
3 Kontribusi yang bermanfaat bagi kelompok 1
4 Kemampuan berdiskusi (responsive, analitis) 2
TOTAL NILAI MAKSIMUM 5

Soft skill yang dinilai selama diskusi: team work, berpikir kritis,
komunikasi

Komentar Fasilitator:
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
....................................................................................

Penilaian mahasiswa lain: (nilai maksimum 10)


POINT PROSENTAS
NO. ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN E
Aktifbertanya 10%
Aktif memberikan ide/pendapat 10%
Selama proses Inovatif dan kreatif dalam
1 diskusi memberikan pendapat.
(50%) Kemampuan analitik dalam 30%
mengajukan pertanyaan dan
memberikan solusi
Ringkas dan padat 20%
Resume
3 Isi resume 20 %
(50%)
Simpulan & saran 10%
TOTAL NILAI MAKSIMUM 10

39
40

You might also like