You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “KM”

DENGAN POST OPERASI CRANIOTOMY RESETIC TUMOR


(SOL MENINGIOMA TEMPORAL SINISTRA) HARI KE-1
DI RUANG ICU B RSU TABANAN
TANGGAL 28 – 30 OKTOBER 2014

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 07.00 Wita di
Ruang ICU B RSU Tabanan dengan teknik observasi, pemeriksaan fisik,
wawancara dan catatan medis pasien.
1. Identitas
Pasien Penanggung
Nama : KM AS
Umur : 58 tahun 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah Menikah
Suku Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : Tamat SMA Tamat SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Kesiut Tengah Kaja, Kerambitan
No. RM : 483619

2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan MRS
Pasien MRS pada tanggal 24 Oktober 2014 dengan keluhan ada
benjolan di kepala sebelah kiri.
2) Keluhan utama
Saat pengkajian kesadaran pasien compos mentis, pasien mengeluh
pusing dan nyeri pada luka bekas operasi di kepala.
3) Kronologis keluhan
Pasien sudah sempat dirawat di B RSU Tabanan ruang Dahlia pada
tanggal 21 April 2014 dengan diagnosa Obs. Febris dan Parathypi
selama beberapa hari. Pasien datang dengan keluhan panas sejak 4
hari yang lalu sebelum MRS, mual (+), mutah (+), riwayat nyeri
kepala (+), perdarahan (-), BAK (+) biasa . BAB (+) biasa. Pada
tanggal 4 Oktober 2014 pasien kembali dirawat di BRSU Tabanan
dengan keluhan pusing, mual (+), muntah (+), sehingga dokter
menyarankan melakukan pemeriksaan MRI kepala dengan kontras
pada tanggal 7 Oktober 2014. Berdasarkan pemeriksaan dan tes MRI
pasien didiagnosa SOL Meningioma Temporal Sinistra. Pasien
dianjurkan oleh dokter untuk melakukan operasi craniotomy resectic
tumor. Pada tanggal 24 Oktober 2014 pasien dirawat di Ruang
Bougenville dengan keluhan benjolan di kepala sebelah kiri, akhirnya
pasien setuju untuk dilakukan operasi. Operasi dilakukan pada tanggal
27 Oktober 2014. Setelah dilakukan operasi pasien dirawat di ruang
ICU BRSU Tabanan.
Therapi yang didapat :
- Fendex IV 3 × 50 mg
- Ceftriaxone IV 2 × 2 gr
- Phenytoin IV 3× 100 mg
- Ranitidine IV 3 × 50 mg
- Asam Tranexamat IV 3 × 1 gr
- Manitol drip 6 × 100 cc
- Farmadol drip 3 × 1 flash
- Ottozol 1×40 mg
- Dexametason 3×5 gr
IVFD :
- Fentanyl 150 mcg + opiogram 3 mg dalam NaCl 500 cc, 30
tetes/menit micro
- Triofusin 1 flash
- NaCl 1 flash

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1) Riwayat Imunisasi
Keluarga mengatakan tidak ingat masalah imunisasi yang telah
didapatkan pasien
2) Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM , jantung atau
tumor otak sebelumnya.
3) Riwayar Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada yang menderita penyakit keturunan
seperti DM, hipertensi, jantung, dll
4) Riwayat Dirawat di RS
Keluarga mengatakan pasien sempat dirawat di B RSU Tabanan
sebelumnya, yaitu tanggal 21 April 2014 dan 4 Oktober 2014 dengan
keluhan panas naik turun, pusing, mual(+), muntah(+).
5) Riwayat Kecelakaan
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami kecelakaan
yang berat.

3. Pengkajian Review of System (B6)


a. B1 (Breathing) Pernafasan
Inspeksi : Bentuk dada simetris, otot bantu nafas (-), pasien
menggunakan O2 6 liter/menit melalui masker.
Palpasi: Tidak ada benjolan pada dada.
Perkusi: -
Auskultasi: Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-.
b. B2 (Blood) Kardiovaskuler
Inspeksi: tidak tampak adanya pembesaran pada dada.
Palpasi: Nadi 70 x/menit
Auskultasi: TD = 100/69 mmHg, bunyi jantung S1 dan S2 tunggal
reguler, mur-mur (-)
c. B3 (Brain) Persarafan
 Tingkat Kesadaran pasien : compos mentis, reflex pupil +/+, pupil
isokor, kejang (-).
 Fungsi serebri :
- Status mental : penampilan pasien baik, gaya bicara normal.
- Fungsi intelektual : Pasien masih ingat namanya dan tempatnya
dirawat sekarang.
- Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis : Tidak ada kelainan
pada fungsi kognitif dan psikologis pasien.
 Pemeriksaan saraf cranial :
- saraf II (visual) : fungsi penglihatan pasien normal.
- saraf VIII : Fungsi pendengaran pasien normal.
- saraf IX dan X : Pasien mampu menelan minuman sedikit demi
sedikit.
 Sistem motorik : Pasien tampak berbaring di tempat tidur, pasien
sudah mampu mengangkat kedua kaki dan tangannya secara perlahan-
lahan.
d. B4 (Bladder) Perkemihan
Bentuk alat kelamin normal, kebersihan cukup, pasien terpasang kateter,
warna urin kuning, endapan (-), darah (-), CM = 200 cc, CK = 100 cc
pada pukul 09.00 WITA.
e. B5 (Bowel) Pencernaan
Distensi (-), asites (-), BAB (+), mukosa bibir kering, sianosis (-),mual
(+), muntah (-).
f. B6 (Bone) Muskuloskeletal
Bentuk ekstremitas normal, bentuk vertebra tidak dapat dikaji karena
pasien dalam posisi tertidur, ROM terbatas, fraktur (-), kontraktur (-),
kemerahan (-), turgor kulit baik, akral hangat + +
+ +
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Kesadaran : Compos Mentis
2) Kesan umum : Lemah
b. Gejala Kardinal
TD : 100/69 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Respirasi : 20 ×/menit
c. Keadaan Fisik
1) Kepala dan Leher
- Mata : pupil isokor, reflek +/+, anemis (-/-), ikterus (-).
- Hidung : sekret (-), nafas cuping hidung (-)
- Gigi dan mulut : kebersihan cukup, lubang pada gigi (-), stomatitis
(-).
- Leher : pembesaran vena jugularis (-), pembesaran kelenjar tiroid
(-)
2) Dada
- Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi dinding dada waktu
bernafas (-)
- Palpasi : Tidak teraba pembesaran /tumor di daerah dada
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada dada kanan dan kiri.
Ronchi (-), wheezing (-). Suara jantung S1-S2 tunggal regular.
3) Abdomen
Perut tampak simetris, nyeri tekan (-), ascites (-).
4) Integumen
Lesi (-), pruritus (-), kebersihan cukup.
5) Ekstremitas
- Ekstremitas Atas
Rentang gerak tangan kiri dan kanan terbatas, terpasang infuse di
tangan kanan, kekuatan otot
555 555
555 555
- Ekstremitas Bawah
Rentang gerak kedua kaki terbatas, udema (-), kekuatan otot
555 555
555 555
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan MRI tanggal 7 Oktober 2014
Pemeriksaan MRI 035 T kepala, irisan axial, sagital koronal, TTW tanpa
dengan kontras, T2FSE, FLAIR, DWI menunjukkan :
- Les Slight Hypointens T1 hypointens dengan hyperintens ring
T2/FLAIR dan DWI enhance inhomogen kuat post kontras disertai
dural tail ukuran 3,47 × 3,50 ×2, 19 cm broad base pada temporal kiri
disertai edema perifocal. Lesi mendesak Hypochampus kiri dan PCA
kiri ke anteroposterior. Sella, parasella dan cavernus sinus normal.
Ventrikel 3 dan 4 normal, ventrikel lateralis anterior kiri terdesak
ringan ke superior, tidak tampak lesi abnormal subenpendymal,
maupun para ventricular.
- Midline tidak shift
- Tidak tampak lesi abnormal pada ganglia basalis.
- Sulcy gyri normal di luar lesi
- Sisterna basalis dan quadrigeminal normal
- Tonsilar sereberi posisi normal
- Bulbus Occuli kanan kiri simetris, ruang retro bulber, foramen
opticum, muscle / nerve opticum kanan normal
- Hipofise normal
Kesimpulan MRI Kepala dengan kontras saat ini :
- Lesi slight hypointens extra axial, broadbase pada temporal kiri,
disertai edema perifocal enhance kuat-post contras disertai dural tail
suggestive Meningioma/Limfoma
- Tampak lesi mendesak hypochampus kiri dan PCA kiri ke
anterosuperior

b. Pemeriksaan Hematologi pada tanggal 27 Oktober 2014


Parameter Hematologi Hasil Nilai Normal Unit
Leukosit 9.2 4.-10 10e3/uL
Eritrosit 4.30 4.5-5.5 10e6/uL
Hemoglobin 12.5 13.0-16.0 g/dL
Hematokrit 37.6 40-48 %
MCV 87.3 80-100 fL
MCH 29.1 26-34 pg
MCHC 33.3 32-36 %
RDW-CV 11.1 11.5-14.5 %
Trombosit 260.0 150-450 10e3/ul
MPV 5.3 7.2-11.1 fL
Differential
Neutrofil % 80.4 50-70 %
Neutrofil # 7.380 2-6.9 10e3/uL
Limfosit % 16.8 20-40 %
Limfosit # 1.540 0.6-3.4 10e3/uL
Monosit % 1.86 2-8 %
Monosit # 0.171 0-0.9 10e3/uL
Eosinofil % 0.853 0-3 %
Eosinofil # 0.078 0-0.7 10e3/uL
Basofil % 0.131 0-1 %
Basofil # 0.012 0-0.2 0e3/uL

c. Pemeriksaan Kimia Klinik pada tanggal 27 Oktober 2014


Jenis Ket Hasil Satuan Nilai Rujukan Metode
Pemeriksaan
Kimia Klinik
Glukosa H 150 mg/dL 74-106 GHOD-
PAP
BUN 10 mg/dL 8-18 GLDH
Creatinin 0.8 mg/dL 0.60-1.10 Jaffe
Albumin 3.6 g/dL 3.4-4.8 BCG
Elektrolit
Natrium 138 mmol/L 135-155 ISE
Kalium 4.6 mmol/L 3.5-5.5 ISE
Chlorida 104 mmol/L 95-105 ISE

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Pasien mengeluh pusing dan Post operasi reseksi tumor Gangguan
lemas. perfusi
DO : Pasien tampak lemah, Kompresi/ perubahan posisi jaringan jaringan
kesadaran compos mentis, GCS : otak serebral
E4V5M6, TD = 100/69 mmHg,
Nadi : 70 x/menit, Suhu: 36,5 oC, iskemia jaringan otak
Respirasi : 20 ×/menit
Gangguan perfusi jaringan
serebral
1. DS : Pasien mengeluh nyeri pada Operasi Reseksi tumor Nyeri Akut
luka bekas operasi di kepala.
DO : Pasien tampak meringis, skala Post operasi reseksi tumor
nyeri 5 (0-10)
Adanya luka insisi operasi

Nyeri
3. DS : - Post operasi reseksi tumor Risiko
DO : Terdapat luka post operasi pada perdarahan
kepala, tampak terpasang drain Adanya luka insisi operasi
dengan volume darah ± 30 cc
Risiko perdarahan

2. Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas :


a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian
aliran darah oleh SOL, post operasi yang ditandai dengan pasien
mengeluh pusing dan lemas, pasien tampak lemah, kesadaran compos
mentis, GCS : E4V5M6, TD = 100/69 mmHg, Nadi : 70 x/menit, Suhu:
36,5 oC, Respirasi : 20 ×/menit
b. Nyeri Akut berhubungan dengan luka insisi ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada luka bekas operasi di kepala, pasien tampak
meringis, skala nyeri 5 (0-10)
c. Risiko perdarahan berhubungan dengan insisi pembedahan.

C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Prioritas Diagnosa
a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian
aliran darah oleh SOL, post operasi yang ditandai dengan pasien
mengeluh pusing dan lemas, pasien tampak lemah, kesadaran compos
mentis, GCS : E4V5M6, TD = 100/69 mmHg, Nadi : 70 x/menit, Suhu:
36,5 oC, Respirasi : 20 ×/menit
b. Nyeri Akut berhubungan dengan luka insisi ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada luka bekas operasi di kepala, pasien tampak
meringis, skala nyeri 5 (0-10)
c. Risiko perdarahan berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai
dengan adanya luka post operasi craniotomy di kepala, tampak
terpasang drain dengan volume darah ± 30 cc

2. Rencana Keperawatan

No Hari, No. Tujuan dan Intervensi Rasional


tanggal, DX kriteria hasil
pukul
1. Selasa, 28 1 Setelah diberikan 1. Pantau status 1. Pengkajian
Oktober asuhan keperawatan neurologis dengan kecenderungan adanya
2014, pkl. selama 2 x 24 jam teratur dan perubahan tingkat
07.30 Wita diharapkan perfusi bandingkan dengan kesadaran dan potensi
jaringan kembali keadaan normalnya TIK adalah sangat
normal dengan seperti GCS berguna dalam
kriteria hasil : menentukan lokasi,
penyebaran, luas,dan
- TTV dalam
perkembangan dari
batas normal
kerusakan
- Kesadaran
pasien kembali 2. Pantau frekuensi
2. Perubahan pada
seperti sebelum dan irama jantung
frekuensi dan disritmia
sakit
dapat terjadi yang
- Ingatanya
mencerminkan trauma
kembali seperti
atau tekanan batang otak
sebelum sakit
tentang ada tidaknya
penyakit
3. Pantau suhu juga 3. Demam biasanya
atur suhu berhubungan dengan
lingkungan sesuai proses inflamasi tetapi
kebutuhan.Batasi mungkin merupakan
penggunaan komplikasi dari
selimut dan kerusakan pada
lakukan kompres hipotalamus
hangat jika terjadi
demam
4. Hipertermi
4. Pantau masukan meningkatkan
dan pengeluaran kehilangan air dan
cairan, catat meningkatkan resiko
karakteristik urin, dehidrasi, terutama jika
tugor kulit dan tingkat kesadaran
keadaan membrane menurun
mukosa

5. Dapat menurunkan
5. Kolaborasi permebilitas kapiler
pemberian obat untuk membatasi
sesuai indikasi pembentukan edema,
seperti steroid, mengatasi menggigil
klorpomasin, yang dapat
asetaminofen meningkatkan TIK,
menurunkan
metabolisme seluler/
menurunkan
konsumsioksigen
2. Selasa, 28 2 Setelah diberikan - - Pen
Oktober asuhan keperawatan Kaji tingkat nyeri, dan gkajian yang optimal
2014, pkl. selama 2 x 24 jam respon motorik akan memberikan data
07.30 Wita diharapkan nyeri klien, 30 menit yang obyektif untuk
berkurang dengan setelah pemberian mencegah kemungkinan
kriteria hasil : obat analgetik komplikasi dan
- Pasien untuk mengkaji melakukan intervensi
mengatakan efektivitasnya yang tepat.
nyeri berkurang. - De
- Skala nyeri 2 (0-
- ngan posisi yang
1)
Pertahankan posisi nyaman akan dapat
- Pasien tidak
senyaman mungkin mengurangi nyeri
meringis
dan disesuaikan
dengan kebutuhan
fisiologis - De
- ngan memfokuskan pada
Ajarkan tehnik ketrampilan tertentu
relaksasi dan dapat menurunkan
distraksi ketegangan otot
- Dib
- erikan untuk
Kolaborasi pemberian menghilangkan/
analgetik sesuai mengurangi nyeri
kebutuhan

3. Selasa, 28 3 Setelah diberikan - Pantau ketat tanda- - Untu


Oktober asuhan keperawatan tanda perdarahan k mengetahui terjadinya
2014, pkl. selama 2 x 24 jam perdarahan secara dini
07.30 Wita diharapkan tidak dan menentukan
terjadi perdarahan - intervensi yang tepat
- Penur
kriteria hasil : Ukur TTV setiap 4
unan tekanan darah
- Tidak terjadi jam
menandakan terjadinya
kehilangan darah
penurunan volume
yang terlihat
- TTV (tekanan darah
-
- Aktiv
darah dalam batas
Anjurkan bedrest
normal), 120/80 selama perdarahan itas yang tidak
mmHg aktif terkontrol dapat
menyebabkan terjadinya
- perdarahan
- Untu
Pantau status cairan
k mengetahui
yang meliputi
keseimbangan cairan
intake dan output
-
- Mem
Berikan cairan
enuhi kebutuhan cairan
intravena
pasien

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Hari/tgl/Jam No Dx. Implementasi Evaluasi Formatif


1. Selasa, 28 1 - Mengobservasi status GCS : E4V5M6
Oktober neurologis yaitu GCS pasien
2014 2
Pukul 07.45 P : adanya luka post op
- Mengkaji nyeri pasien
Wita craniotomy
Q : tertusuk-tusuk
1,2,3
R : temporal sinistra
S : 5 (0-10)
Pukul 08.00 T : tiba-tiba dan setiap saat
Wita
- Kolaborasi pemberian obat Obat sudah masuk dan
3
Manitol drip 6 x 100 cc
pasien sedikit meringis.
Farmadol drip 3x1 fls
1,2,3
Phenytoin IV 3 x 100mg
Pukul 08.30
Ranitidine IV 3 x 50mg
Wita As. Tranexamat IV 3 x 1 gr

Pukul - Mengobservasi tanda-tanda


- Perdarahan pada drain = ±
09.00 Wita perdarahan
50 cc, TD : 100/63 mmHg,
- Mengobservasi TTV
TD : 100/63 mmHg
R : 16 x/menit
N : 72 x/menit
S : 37,5 0C

Pukul 10.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV TD : 100/65 mmHg


R : 18 x/menit
Wita
N : 68 x/menit
3 S : 37,5 0C
Pukul 10.15
Wita Pasien tampak mengerti dan
- Menganjur
mau melakukannya
kan bedrest selama perdarahan

Pukul 11.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV TD : 99/65 mmHg


R : 17 x/menit
Wita
N : 72 x/menit
S : 36,5 0C

Pukul 11.30 1,2 - Memantau intake dan output CM : 250 cc


CK :200 cc (CM CK terakhir
Wita cairan
dari pukul 06.00 Wita)
Pukul 12.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV TD : 98/63 mmHg
Wita R : 15 x/menit
N : 68 x/menit
S : 36,5 0C

Pukul 13.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV TD : 90/52 mmHg


R : 16 x/menit
Wita
N : 72 x/menit
S : 37 0C

2. Rabu, 29 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 95/60 mmHg


R : 14 x/menit
Oktober
N : 78 x/menit
2014 S : 36,5 0C
Pukul 14.00
Wita

Pukul 14.00 2 - Mengkaji nyeri pasien P : adanya luka post op


Wita craniotomy
Q : tertusuk-tusuk
R : temporal sinistra
S : 5 (0-10)
T : tiba-tiba dan setiap saat
Pukul 15.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 90/60 mmHg
R : 17 x/menit
Wita
N : 78 x/menit
S : 36,5 0C
Pukul 15.30 1,3 - Memantau intake dan ouput CM : 1425 cc
CK : 1550 cc
Wita pasien

Pukul 16.00 1,2,3 - Mengoservasi TTV TD : 90/63 mmHg


R : 16 x/menit
Wita
N : 72 x/menit
S : 36,5 0C
1,2,3

- Kolaborasi pemberian obat: Obat sudah masuk dan


Fendex IV 3 x 50mg
pasien tampak meringis saat
Dexamethason 3 x 5 mg
Ottozol 1 x 40 mg menginjeksikan obat kepada
Manitol drip 6 x 100 cc
pasien.
Farmadol drip 3x1 fls
Phenytoin IV 3 x 100mg
Ranitidine IV 3 x 50mg
As. Tranexamat IV 3 x 1 gr
Ceftriaxone IV 2 x 2 gr
Pukul 16.30 2 - Mengkaji nyeri pasien 30 menit P : adanya luka post op
Wita setelah diberikan obat craniotomy
Q : tertusuk-tusuk
analgetik : Fendex IV 3 x 50 mg
R : temporal sinistra
S : 4 (0-10)
T : tiba-tiba dan setiap saat
Pukul 16.45 2 - Mengajarkan pasien teknik Pasien mengerti dan mampu
Wita relaksasi nafas dalam untuk melakukan dengan
mengurangi nyeri dibimbing oleh perawat.
Pukul 17.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 92/60 mmHg
R : 15 x/menit
Wita
N : 68 x/menit
S : 36,5 0C

Pukul 17.30 3 - Menganjurkan pasien untuk Pasien tampak mengerti dan


Wita bedrest selama perdarahan mau melakukan yang
disarankan perawat.
Pukul 18.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 88/57 mmHg
R : 19 x/menit
Wita
N : 78 x/menit
S : 36 0C

Pukul 19.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 97/60 mmHg


R : 15 x/menit
Wita
N : 78 x/menit
S : 36 0C

3. Kamis, 30 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 90/60 mmHg


R : 16 x/menit
Oktober
N : 86 x/menit
2014 Pukul S : 36 0C
2
14.00 Wita

- Mengkaji nyeri pasien P : adanya luka post op


Pukul 14.00
craniotomy
Wita
Q : tertusuk-tusuk
R : temporal sinistra
S : 4 (0-10)
T : tiba-tiba dan setiap saat
Pukul 14.00 2 - Kolaborasi pemberian obat Obat sudah masuk
Wita Granon 1 x 3 mg

Pukul 15.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 100/60 mmHg


R : 18 x/menit
Wita N : 85 x/menit
S : 36 0C

Pukul 15.30 1,3 - Memantau intake dan output CM : 1420


CK : 1545
Wita pasien

Pukul 16.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 90/60 mmHg


R : 20 x/menit
Wita
N : 80 x/menit
S : 36,2 0C

- Kolaborasi pemberian obat: Obat sudah masuk dan


Fendex IV 3 x 50mg
pasien tampak meringis.
Dexamethason 3 x 5 mg
Ottozol 1 x 40 mg
Manitol drip 6 x 100 cc
Farmadol drip 3x1 fls
Phenytoin IV 3 x 100mg
Ranitidine IV 3 x 50mg
As. Tranexamat IV 3 x 1 gr
Ceftriaxone IV 2 x 2 gr

Pukul 17.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 97/60 mmHg


R : 18 x/menit
Wita
N : 70 x/menit
S : 36,2 0C

Pukul 16.30 3 - Menganjurkan pasien untuk Pasien mau melakukan yang


Wita istirahat dan bedrest disarankan perawat

Pukul 17.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 97/60 mmHg


R : 20 x/menit
Wita
N : 70 x/menit
S : 36,2 0C
Pukul 18.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 100/60 mmHg
R : 19 x/menit
Wita
N : 72 x/menit
S : 36,2 0C
Pukul 19.00 1,2,3 - Mengobservasi TTV pasien TD : 99/62 mmHg
R : 16 x/menit
Wita
N : 62 x/menit
S : 36,2 0C
Pukul 20.00 1,2,3 EVALUASI
Wita
E. EVALUASI

NO Hari/Tgl/Jam No. Evaluasi Sumatif Paraf


Dx.
1 Kamis, 30 1 S : Pasien mengatakan rasa pusing pada
Oktober 2014 kepalanya sudah berkurang.

Pukul 20.00 O : GCS : E4V5M6, TD : 99/62


WITA mmHg, RR : 16 x/menit, N : 62
x/menit, S : 36,2 0C
A : Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
P : Lanjutkan intervensi
2 Kamis, 30 2 S : Pasien mengatakan nyeri di luka
Oktober 2014 post operasi
O : pasien tampak meringis
Pukul 20.00 A : Nyeri akut
WITA P : Lanjutkan intervensi

3 Kamis, 30 3 S:-
O : TD : 99/62 mmHg, tidak tampak
Oktober 2014
adanya perdarahan pada luka bekas
Pukul 20.00
operasi craniotomy, drain pada
WITA
kepala pasien sudah dilepas.
A : Resiko perdarahan
P : Lanjutkan intervensi

You might also like