You are on page 1of 6

TANDA GEJALA DAN PENATALAKSANAAN PADA PASIEN CEMAS

Oleh : Miadi, S.Kep.,Ns.,M.Si.

1. Definisi Cemas

Cemas ( anxiety) adalah kekawatiran yang tidak jelas yang berkaitan dengan perasaan tidak
pasti dan tidak berdaya, biasanya alasannya irasional dan tidak memiliki obyek spesifik (Gail
W.Stuart, 2007). Sigmund Freud mendefinisikan kecemasan dipandang sebagai akibat
konflik psikis antara keinginan ( Id ) yang bersifat ancaman terhadap realitas eksternal atau
Super ego. ( Kaplan and Sadock, 2010)

2. Rentang respon cemas

RENTANG RESPON CEMAS


Respon adaptif Respon maladaptif

● ● ● ● ●
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

a. Kecemasan ringan berhubungan dengan Ketegangan dalam kehidupan sehari-hari.


Individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ini
dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

b. Kecemasan Sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal-hal yang


penting dan mengesampingkan hal yang lain. Kecemasan ini mempersempit lapang
persepsi individu. Individu masih bisa berfokus pada banyak area jika diarahkan
untuk melakukannya.

c. Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu lebih


berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain.
Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu memerlukan
banyak arahan untuk bisa berfkus pada area lain.

d. Tingkat panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Halyang terinci
menjadi terpecah dari proporsinya karena individu mengalami kehilangan kendali.
Individu yang panik tidak mampu melakukan sesuatu meskipun dengan arahan. Panik
mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktifitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini
tidak sejaan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat
terjadi kelelahan dan kematian.

3. Respon fisiologis terhadap cemas


a. Kardiovaskuler ; palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin
pingsan, pingsan, tekanan darah menurun, denyut nadi menurun.
b. Pernapasan ; napas cepat, sesak napas, dada terasa tertekan, napas dangkal, sensasi
tercekik, napas terengah – engah.
c. Neuromuskular ; reflek meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia
(sulit tidur), gelisah, mondar-mandir, wajah tegang, kelemahan umum, tungkai
lemah, gerakan lambat.
d. Gastrointestinal; kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada
abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati, diare.
e. Saluran perkemihan ; tidak dapat menahan kencing, sering BAK.
f. Kulit ; berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit,
wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.

4. Respon perilaku, kognitif dan afektif terhadap cemas.


a. Perilaku ; gelisah, ketegangan fisik, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang
koordinasi, cenderung mengalami cedera, menarik diri, fligh (melarikan diri dari
masalah, menghindar, sangat waspada.
b. Kognitif ; perhatian terganggu, konsentrasi buruk , pelupa, salah dalam memberikan
penilaian, hambatan berfikir, lapang persepsi menurun, kreativitas menurun,
produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, takut kehilangan kendali,
kehilangan obyektivitas, takut mati, mimpi buruk.
c. Afektif ; tidak sabar, gelisah, tegang , gugup, ketakutan, waspada, rasa bersalah,
malu.
5. Diagnosis medis yang berhubungan dengan cemas
Munurut Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorder ( DSM-IV-TR ).
Menggolongkan gangguan kecemasan sebagai berikut:
a. Gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia
Ditandai dengan adanya serangan panik yang tidak terduga dan spontan yang terdiri
atas periode rasa takut terus menerus dan bervariasi sepanjang hari atau hanya
sedikit seragan tetapi berlangsung selama satu tahun. Gangguan takut sering disertai
agorafobia yaitu rasa takut sendirian di tempat umum, terutama tempat yang sulit
untuk keluar dengan cepat saat terjadi serangan panik.
b. Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik
Mengalami gejala mirip panik (misalnya, pusing atau diare). Tidak pernah
memenuhi kriteria gangguan panik, Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung
dari suatu zat(misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi
medis umum.
c. Fobia spesifik dan sosial
Fobia spesifik adalah ketakutan yang beralasan yang disebabkan oleh kehadiran
atau antisipasi suatu objek atau situasi spesifik. Fobia sosial, juga disebut sebagai
gangguan cemas sosial, adalah gangguan cemas yang termasuk didalamnya distress
yang hebat terhadap situasi umum. Individu dengan fobia sosial secara khas
mengalami panik selama berhubungan sosial. Situasi ini meliputi berbicara didepan
publik, menggunakan kamar kecil/wc umum, makan dengan orang lain atau kontak
sosial secara umum. Ketakutan pasien adalah merasa dihina atau dipermalukan oleh
orang lain atas kelakuan dirinya dan dapat mengarah menjadi kecemasan yang hebat,
dengan peningkatan detak jantung, diaforesis dan tanda lainnya dari pemunculan
otonom. Gejala fisik ini dapat disebabkan oleh cemas tambahan, yang sering
mendorong kearah respon takut yang menguatkan kecemasan dalam situasi umum
d. Gangguan obsesif kompulsif
Penyakit Obsesif-Kompulsif ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi
adalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan
mengganggu, yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan. Kompulsi adalah
desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak
nyaman akibat obsesi.
Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD) adalah
kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya yang
menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali
perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan
tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan
kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh repetatif pikiran-
pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang
(kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya

e. Gangguan stres pascatrauma.


Gangguan stres pascatrauma adalah gangguan kecemasan parah yang dapat
berkembang setelah terpapar setiap peristiwa yang menghasilkan trauma psikologis.
Kejadian ini dapat memicu ancaman kematian diri sendiri maupun orang lain bahkan
merusak potensi integritas fisik, seksual, atau psikologis individu.Sebagai efek dari
sebuah trauma psikologis, PTSD (Post Traumatic Stress Disorder/ gangguan stress
pasca trauma) biasanya menunjukkan frekuensi gejala yang tidak sering muncul
namun berlangsung cukup lama bila dilihat dan dibandingkan gejala pada penderita
stress akut.
f. Gangguan stres akut
Gangguan stres akut (accute stress disorder) adalah gangguan kecemasan yang
ditandai dengan sekumpulan gejala disosiatif dan kecemasan yang terjadi dalam
waktu satu bulan pasca stresor traumatis. Ini adalah kategori diagnostik yang relatif
baru dan ditambahkan ke edisi keempat dari Manual Diagnostik dan Statistik
Gangguan Mental (DSM-IV) pada tahun 1994 untuk membedakan reaksi terhadap
trauma dalam waktu terbatas (akut) dengan yang tahan lama (gangguan stres pasca-
trauma).
g. Gangguan ansietas menyeluruh
Menurut DSM-IV yang dimaksud gangguan cemas menyeluruh adalah suatu
keadaan ketakutan atau kecemasan yang berlebih-lebihan, dan menetap sekurang
kurangnya selama enam bulan mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas disertai
oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi
sosial, pekerjaan, dan fungsi - fungsi lainnya
h. Gangguan ansietas akibat keadaan medis umum
Gejala gangguan ini dinilai sebagai akibat konsekuensi fisiologis langsung kondisi
kesehatan umum. Gejala meliputi gejala ansietas umum yang menonjol, serangan
panik, atau obsesi kompulsi.
i. Gangguan ansietas yang diinduksi zat
Gambaran penting gangguan ini sebagai gejala ansietas yang menonjol yang dinilai
disebabkan oleh pengaruh fisiologis langsung satu zat ( obat yang disalahgunakan,
medikasi, paparan toksin). Gejala ini dapat muncul selama intoksikasi atau putus zat.
6. Panatalaksanaan ( Lihat lampiran, obat anti ansietas, buku sumber : Panduan Praktis
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Pengarang ; Rusdi Maslim)
Beberapa jenis obat-obatan yang digunakan : diazepam, Chlordiazepoxide, Lorazepam,
Clobazam, Bromazepam, Oxazolam, Clorazepate, Alprazolam, Prazepam
7. Asuhan keperawatan
a. Panduan pengkajian : Buku Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa . Karangan ; Budi
Anna Keliat.
b. Panduan Askep : Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri. Jakarta: EGC.
Karangan ; Townsend, MC. (1998)
Masalah keperawatan (NANDA Diagnosis Stem) :
1) Anxiety (Kode 7.1)
2) Ineffective individual coping (kode 10.3)
3) Fear (kode 7.3)
4) Respon pasca trauma ( kode 10.7)
Perencanaan Keperawatan :
1) Bina hubungan saling percaya (BHSP)
2) Kaji kemampuan pasien mangenal masalah cemasnya
3) Kaji kemampuan pasien mengatasi masalah cemasnya
4) Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
5) Berikan obat psikotropika sesuai program
a. Referensi :
Stuart , GW. (2007) Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.
Townsend, MC. (2010) Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri. Jakarta: EGC.
Townsend, MC. (1998) Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Benjamin.JS, Virginia AS. (2010) Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Stuart and Sundeen (1998) Principles and Practice of Psychiatric Nursing , St
Louis: Mosby Year Book
Rusdi Maslim (1996) Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi
1996
Budi Anna Keliat (2006) Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

You might also like