You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Trasformasi matematis digunakan terhadap suatu sinyal untuk mengetahui
iinformasi lain yang terkandung dalam sinyal tersebut yang tidak dapat terbaca pada
sinyal aslinya. Ada banyak metode yang digunakan untuk melakukan tranformasi. Dua
diantaranya adalah Transfomasi Fourier dan Transformasi laplace. Dalam prakteknya
kebanyakan sinyal berada dalam domain waktu, sehingga sinyal selalu dinyatakan dalam
fungsi waktu. Dengan kata lain ketika kita menggambarkan grafik sinyal, hasilnya selalu
dalam koordinat waktu dan amplitude. Representasi ini tidak selalu merupakan
representasi terbaik untuk pemrosesan sinyal. Dalam beberapa kasus, informasi yang
diperlukan tersembunyi dalam frekuensi sinyal. Spektrum frekuensi suatu sinyal
menunjukkan frekuensi apa saja yang ada dalam sinyal. Transformasi Fourier hanya dapat
menangkap informasi apakah suatu sinyal memiliki frekuensi tertentu ataukah tidak, tapi
tidak dapat menangkap dimana frekuensi itu terjadi. Sebagai ilustrasi seperti pada konser
musik. Trasformasi Fourier hanya bisa mengatakan apakah suatu ‘nada’ tertentu muncul,
tapi tidak dapat mengatakan kapan nada itu muncul dan berapa kali.
Transformasi laplace merupakan salah satu metode pengembangan teknologi
yang sangat popular dan sangat penting dengan adanya metode transformasi laplace inilah
sehingga teknologi-teknologi bias berkembang sampai sekarang, selain itu. Transformasi
Laplace juga salah satu metode transformasi terpisahkan yang sangat berguna dalam
memecahkan biasa linier dif- ferential persamaan. Ia menemukan aplikasi yang sangat
luas dalam var- ious bidang fisika, teknik elektro, kontrol insinyur- neering, optik,
matematika dan pemrosesan sinyal. Itu Transformasi Laplace dapat diartikan sebagai
suatu transformasi tion dari domain waktu di mana input dan output yang fungsi waktu ke
domain frekuensi di mana input dan output adalah fungsi dari frekuensi sudut kompleks.
Agar setiap fungsi f waktu (t) menjadi Laplace.
Fungsi gamma dan beta merupakan fungsi-fungsi istimewa yang sering muncul
dalam pemecahan persamaan differensial, proses fisika, perpindahan panas, gesekan
sumber bunyi, rambatan gelombang, potensial gaya, persamaan gelombang, mekanika
kuantum dan lainnya. Fungsi gamma dan beta merupakan fungsi dalam bentuk
pernyataan integral dan mudah untuk dipelajari. Kedua fungsi ini biasanya dibahas secara
rinci dalam fungsi bilangan kompleks. Disini hanya dibahas secara definisi dan sifat-sifat
sederhana yang dimiliki fungsi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan transformasi Laplace?
2. Apakah yang dimaksud dengan transformasi Fourier?
3. Apakah yang dimaksud dengan fungsi gamma?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui transformasi Laplace
2. Untuk mengetahui transformasi Fourier
3. Untuk mengetahui fungsi gamma
BAB I

PEMBAHASAN

A. Deret Laplace

Definisi

Misalkan F (t ) suatu fungsi t dan t > 0, maka transformasi Laplace dari F(t)
dinotasikan dengan L{F(t)} yang didefinisikan oleh:

`

e
 st
L{F (t )}  F (t )dt  f ( s )
0

Karena L{F (t )} adalah integral tidak wajar dengan batas atas di tak hingga (  ) maka

`
L{F (t )}   e  st F (t )dt  f ( s)
0

 Lim  e  st F (t )dt
p 
0

Transformasi Laplace dari F(t) dikatakan ada, jika integralnya konvergen untuk
beberapa nilai s, bila tidak demikian maka transformasi Laplace tidak ada.

Selanjutnya bila suatu fungsi dari t dinyatakan dengan huruf besar, misalnya W(t), G(t),
Y(t) dan seterusnya, maka transformasi Laplace dinyatakan dengan huruf kecil yang
bersangkutan sehingga L {W(t)} = w(s), L {G(t)} = g(s), L {Y(t)} = y(s) dan seterusnya.

Teorema

Jika F(t) adalah fungsi yang kontinu secara sebagian-sebagian dalam setiap interval 0
 t  N dan eksponensial berorde  untuk t > N, maka transformasi Laplace f(s) ada untuk

setiap s > 

Berdasarkan definisi di atas, dapat ditentukan transformasi Laplace beberapa fungsi


sederhana.
No. F (t ) L{F (t )}

1. 1 1
,s  0
s
2. t 1
,s  0
s2
3. t2 2
,s  0
s3
4. tn n!
,s  0
n = 0,1,2,3,…. s n 1

5.
1
at ,s  0
e sa
6. sin at a
,s  0
s  a2
2

7. cos at s
,s  0
s  a2
2

8. sinh at a
,s  a
s  a2
2

9. cosh at s
,s  a
s  a2
2

10. t cos at s2  a
(s 2  a 2 ) 2
11. t sin at s
2a (s  a 2 ) 2
2

Metode Transformasi Laplace


Untuk memudahkan bagi pengguna matematika, terdapat beberapa cara yang
digunakan untuk menentukan transformasi Laplace. Cara tersebut adalah:

a. Metode langsung, berkaitan dengan definisi.


Metode ini berkaitan langsung dengan definisi


L{F (t )}   e  st F (t )dt
0
p

 Lim  e  st F (t )dt
p 
0

b. Metode Deret
Misal F(t) mempunyai uraian deret pangkat yang diberikan oleh

F (t )  a0  a1t  a 2 t 2  a3t 3  ...


  ant n
n 0

Maka transformasi Laplacenya dapat diperoleh dengan menjumlahkan transformasi setiap


sukunya dalam deret, sehingga:

L{F (t )}  L{a0 }  L{a1t}  L{a 2 t 2 }  L{a3t 3 }  ...

ao a1 2!a2
   3  ...
s s2 s


n! a n
 n 1
, syarat ini berlaku jika deretnya konvergen untuk s > 
n0 s

c. Metode Persamaan differensial


Metode ini menyangkut menemukan persaman differensial yang dipenuhi oleh F(t) dan
kemudian menggunakan teorema-teorema di atas.

d. Menurunkan terhadap parameter


e. Aneka ragam metode, misalnya dengan menggunakan teorema-teorema yang ada.
f. Menggunakan tabel-tabel, melalui penelusuran rumus yang sudah ditetapkan.

Sifat-sifat Transformasi Laplace


Transformasi Laplace suatu fungsi mempunyai beberapa sifat, sifat-sifat tersebut
antara lain:

a) Sifat linear
Jika c 1 dan c 2 adalah sebarang konstanta, sedangkan F1 (t ) dan F2 (t ) adalah

fungsi-fungsi dengan transformasi-transformasi Laplace masing-masing f1 (s) dan f 2 ( s) ,


maka:
L{c1 F1 (t )  c2 F2 (t )}  c1 f1 (s)  c2 f (s)

Bukti:


L{c1 F (t ) c 2 F2 (t )}   e st {c1 F1 (t )  c2 F2 (t )}dt
0

 
  e st c1 F1 (t )dt   e st c1 F2 (t )dt
0 0

p 
 c1  e F1 (t )dt  c2  e  st F2 (t )dt
 st

0 0

 c1 f1 (s)  c2 f 2 (s)

1. L{5t  3}  L{5t  3a}  L{5t}  L{3}


 5L{t}  3L{1}

1 1
5 2
3
s s

5 3
 
s2 s

2. L{6 sin 2t  5 cos 2t}  L{6 sin 2t}  L{5 cos 2t}
 6 L{sin 2t}  5L{cos 2t}

2 s
6 5 2
s 4
2
s 4

12  5s

s2  4

3. L{(t 2  1) 2 }  L{t 4  2t 2  1}

 L{t 4 }  L{2t 2 }  L{1}

 L{t 4 }  2L{t 2 }  L{1}

4!  2!  1
 4 1
 2 21  
s s  s
24 4 1
  
s5 s3 s

4. L{4e 5t  6t 2  3 sin 4t  2 cos 2t}

 L{4e 5t }  L{6t 2 }  L{3 sin 4t}  L{2 cos 2t}

  
 4L e 5t  6L t 2  3Lsin 4t  2Lcos 2t

1 2 4 s
4 6 3 3 2 2 2
s 5 s s 4 s 4

4 12 12 2s
  3 2  2
s 5 s s  16 s  4

Dengan menggunakan sifat linear, tentukan transformasi Laplace fungsí berikut.

1. F (t )  2t 2  e t t
2. F (t )  6 sin 2t  cos 2t

3. F (t )  (sin t  cos t ) 2
1
4. F (t )  cosh 3t  sinh t
2
3
5. F (t )  2t  2

6. F (t )  (sin t  3) 2

b) Sifat translasi atau pergeseran pertama


Jika L{F (t )}  f (s) maka L{e 2t F (t )}  f (s  a)

Bukti

`

Karena L{F (t )}   e  st F (t )dt  f ( s) , maka


0

`
L{e at F (t )}   e  st e at F (t )dt
0

  e ( s a )t F (t )dt
0

 f (s  a)

B. Transformasi Fourier

Transformasi Fourier adalah suatu model transformasi yang memindahkan domain spasial
atau domain waktu menjadi domain frekwensi. Setiapfungsi yang periodis ternyata dapat
dinyatakan dengan superposisi fungsi sinus dan kosinus. Telah diketahui bahwa sin ωt
fungsi trigonometri dan co sωt yang periodic dengan periode T = 1 / f = 2π / ω, dengan f
adalah frekuensi dalam siklus per detik (Hz) dan ω adalah frekuensi sudut dalam radian /
det. Gambar 1 menunjukkan fungsi periodis, dengan T0 = 2Π/ ω0 : periode fundamental. ω0
= frekuensi fundamental

Gambar 1.Contoh isyarat periodis

Suatu isyarat periodis dengan periode T0 dapat dinyatakan sebagai jumlahan isyarat-
isyarat cosines dan/atau sinus dengan periode-periode kelipatan dari T0

Dengan ak adalah koefisien atau komponen ke-k, dan k= 0,±1,±2, ... . Untuk k=0 maka
akdisebut komponen dc. Untukk=±1maka ak disebut komponen fundamental. Dan untuk
k=±2, ±3,..maka ak disebut komponen harmonik ke –k.
Ketika k=0 dikeluarkan dari sigma, dan k hanya dituliskan dari +1€∞, maka persamaan
menjadi
Jika a* adalah conjugate kompleks dari a, kemudian ganti k dengan –k, maka dari
persamaan di atas akan didapatkan bahwa a* =ak atau
- a*k=a-k. Sehingga persamaan
k
menjadi

Penjumlahan konjugate kompleks dari persamaan di atas menghasilkan

Diketahui bahwa jika ada bilangan kompleks z=x+iy, maka Re{z} adalah bagian real dari
z, yaitu x. Persamaan menjadi

Sebagaimana pada uraian tentang Deret Fourier, fungsi periodis yang memenuhi
persamaan (1) dapat dinyatakan dengan superposisi fungsi sinus dan kosinus. Deret Fourier
sebuah fungsi periodis dinyatakan sebagai,

DenganT0 = 2Π/ ω0 : periode fundamental. ω0 : frekuensi sudut fundamental, f0 = 1/T0.


Sedangkan koefisien deret Fourier dinyatakan dengan persamaan,
Ketika T0 bertambah besar, yang berarti ω0 mengecil, maka jarak antar koefisien Fourier
menjadi semakin kecil juga (merapat). Gambar 5 memperlihatkan bahwa jarak antar
koefisien Fourier semakin rapat. Ketika T0 bernilai sangat besar, maka koefisien Fourier
sangat rapat dan menjadi fungsi kontinyu ketika T0 €∞. Ketika T0 bernilai sangat besar, T0
€∞, maka koefisien Fourier dinyatakan dengan,

Sebagaimana terlihat pada Gambar 6, Fungsi Aperiodis dapat dilihat sebagai fungsi
periodis dengan T0 €∞. Diketahui bahwa

C. Fungsi Gamma

You might also like