Professional Documents
Culture Documents
6.1.1. Kepala laboratorium dipilih melalui rapat jurusan, selanjutnya diusulkan ke fakultas untuk
memperoleh persetujuan senat dan diangkat berdasarkan SK rektor untuk masa jabatan tertentu
dan dapat diangkat kembali untuk 1 periode berikutnya.
6.1.2. Laboran, teknisi laboratorium, dan petugas kebersihan diangkat berdasarkan SK Dekan
atas usulan ketua jurusan, dengan mempertimbangkan kesesuaian kemampuan yang
bersangkutan dengan kegiatan laboratorium.
6.1.3. Pemilihan Calon Kepala Lab dilakukan minimal 3 bulan sebelum masa jabatan Kepala
Laboratorium berakhir.
6.2. Manajemen Fasilitas Laboratorium:
6.2.1. Pengelola laboratorium mendata seluruh fasilitas yang dimiliki serta menyediakan
informasi berkenaan dengan fasilitas laboratorium yang dapat diakses oleh pengguna
laboratorium.
6.2.2. Pengelola laboratorium memelihara fasilitas untuk menjamin keberlangsungan
laboratorium.
6.2.3. Pengelola laboratorium membuat laporan tertulis tentang fasilitas laboratorium setiap
semester dan menyerahkannya ke ketua jurusan.
6.2.4. Pengelola laboratorium menyusun rencana pengembangan fasilitas laboratorium secara
berkala setiap awal semester, dan menyerahkannya kepada ketua jurusan.
6.2.5. Pengelola laboratorium membuat usulan perbaikan fasilitas laboratorium setiap awal
semester dan menyerahkannya ke ketua jurusan.
6.3. Manajemen Kegiatan Laboratorium:
6.3.1. Pengelola laboratorium menyusun tata tertib/persyaratan penggunaan laboratorium.
6.3.2. Pengelola laboratorium mengatur jadwal penggunaan laboratorium setiap semester.
6.3.3. Pengelola laboratorium menyusun petunjuk penggunaan peralatan laboratorium dengan
jelas dan mudah diakses.
6.3.4. Pengelola laboratorium mengawasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan, membuat
laporan tertulis tentang kegiatan laboratorium setiap semester, dan menyerahkannya kepada
ketua jurusan.
6.4. Manajemen Keuangan Laboratorium:
6.4.1. Pengelola laboratorium mengajukan usulan dana untuk pelaksanaan kegiatan dan
pengembangan laboratorium ke fakultas melalui jurusan.
6.4.2. Laboratorium yang memperoleh dana dari hasil kerjasama dengan pihak di luar Unila
memberikan fee ke Jurusan sesuai ketentuan yang berlaku.
6.4.3. Pengelola laboratorium mempertanggungjawabkan laporan keuangan dalam rapat dosen
di jurusan setiap semester.
6.5. Manajemen Data dan Dokumen:
6.5.1. Setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima Laboratorium harus jelas tanggalnya dan
dicatat dalam buku kendali dokumen. Buku kendali dokumen berisi antara lain nomor urut, Jenis
dokumen (SK, data akademik mahasiswa, jurnal, makalah, dokumen dosen, dsb.), Judul
dokumen, Kode dokumen (merujuk pada pengkodean penyimpanan dokumen).
6.5.2. Setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima Laboratorium harus tersimpan pada file
dokumen sesuai dengan kode pengarsipan dokumen, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan dapat
diakses dengan mudah dan cepat.
6.5.3. Kode pengarsipan dokumen dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
penyimpanan dan pemanggilan kembali dokumen dan data tersebut. Dokumen yang perlu
diarsipkan di laboratorium meliputi dokumen administrasi laboratorium, dokumen dan data
dosen, laboratorium, inventaris laboratorium, dll. Teknik pengkodean dokumen laboratorium
diserahkan kepada laboratorium.
6.5.4. Dokumen laboratorium dapat disimpan baik secara manual (salinan tertulis) dan atau
secara digital.
6.6. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
6.6.1. Pengelola laboratorium harus menginformasikan kepada pengguna tentang
pengetahuan prosedur saat bahaya, kondisi, hal-hal dan semua tentang potencial bahaya
termasuk juga didalamnya bagaimana menggunakan peralatan pelindung.
6.6.2. Kecelakaan kerja pada saat kegiatan laboratorium akibat kelalaian yang dilakukan
sehingga berakibat cidera fisik atau kematian oleh pengguna menjadi tanggung jawab pengguna
laboratorium sepenuhnya.
https://labelkaunila.wordpress.com/2011/10/06/standard-operating-procedure-sop-manajemen-
laboratorium-t-elektronika/
Dalam upaya mewujudkan berbagai tujuan strategis seperti yang tertulis dalam poin 3, maka
diperlukan suatu rancangan berbagai rencana aksi, sehingga berbagai tujuan strategis yang
telah dicanangkan terealisasi menjadi kenyataan. Berbagai rencana aksi yang akan dilakukan
meliputi:
a. Inventarisasi sarana dan prasarana laboratorium yang tersedia pada saat ini, dan
melakukan inventarisasi terhadap berbagai sarana dan prasarana lain yang menjadi kebutuhan
laboratorium untuk masa 1 tahun mendatang
b. Inventarisasi kondisi sarana dan prasarana laboratorium, baik yang kondisinya baik
maupun yang rusak
c. Menyusun agenda kegiatan strategis laboratorium untuk masa 1 tahun mendatang
d. Pengembangan staf laboratorium (Kepala Laboratorium, staf dosen, teknisi dan asisten)
melalui pelatihan atau workshop tentang pengelolaan laboratorium di lingkungan UNILA
e. Sosialisasi tentang fungsi dan berbagai jenis layanan yang dapat diberikan oleh
laboratorium Teknik Elektronika kepada para akademisi, baik dari lingkungan UNILA maupun
dari luar UNILA
5. Pengembangan Sarana dan prasarana
Ditinjau dari peralatan yang ada di laboratorium saat ini, maka dapat dikatakan bahwa
laboratorium elektronika masih dapat digunakan baik untuk praktikum, penelitian, pengabdian
ataupun kerja sama. Kerusakan yang terjadi di laboratorium elektronika berupa software untuk
mengoperasikan modul praktikum antena dan microwave. Untuk menunjang kegiatan
pembelajaran dan penelitian agar lebih optimal, maka sarana dan prasarana yang ada sekarang
harus diperbaiki dan ditambah serta dilengkapi, sehingga fungsi dan manfaat laboratorium
sebagai pusat pendidikan dan riset menjadi terwujud.
.
6. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia dimaksudkan untuk mendidik, melatih dan meningkatkan
ketrampilan segenap elemen yang ada di laboratorium (kepala laboratorium, staf dosen, teknisi
dan asisten) agar mampu menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing dengan optimal.
Pengembangan sumber daya manusia juga diperlukan untuk mengantisipasi berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi dimasa yang akan datang, terutama yang terkait dengan ilmu
mekanika bahan dan getaran. Pengembangan sumber daya manusia juga untuk mencegah
kesenjangan antara kemampuan operasional peralatan laboratorium dan kemampuan manusia
sebagai operator alat. Kecanggihan alat yang ada dilaboratorium harus diimbangi dengan
kemampuan ilmu dan skill manusia yang menangani dan mengelola peralatan canggih tersebut,
sehingga alat dapat difungsikan dengan normal dan optimal sebagaimana mestinya. Sisi lain
yang menjadi perhatian dalam hal pengembangan sumber daya manusia adalah
ditumbuhkannya jiwa kewirausahaan bagi setiap pengelola yang ada di laboratorium. Sebuah
laboratorium diusahakan tidak hanya melayani kebutuhan akademik saja, tetapi dikembangkan
ke arah lain yang lebih luas, misalnya sebagai layanan jasa bagi kalangan pemerintah, industri
dan tidak tertutup kemungkinan untuk memenuhi kepentingan masyarakat umum. Peran dan
fungsi laboratorium Teknik Elektronika harus diupayakan menjadi lebih luas dari yang ada pada
saat ini (hanya melayani kebutuhan pengajaran dan penelitian). Cita-cita mulia ini hanya akan
terwujud jika ada keseimbangan antara kemampuan sarana dan prasarana dan kemampunan
sumber daya manusia yang menjadi tulang punggung penggerak usaha laboratorium.
7. Penguatan Fungsi dan Layanan Laboratorium
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 2, maka laboratorium memiliki 3 (tiga) fungsi utama,
yaitu media pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pada
saat ini, laboratorium telah menjalankan 2 (dua) yang pertama, baik untuk lingkungan internal
maupun eksternal UNILA. Sedangkan pemanfaatan peralatan laboratorium untuk pengabdian
kepada masyarakat masih dalam proses rintisan. Dalam jangka pendek, program lebih
difokuskan pada penguatan fungsi dan layanan laboratorium.
https://labelkaunila.wordpress.com/2011/10/07/rencana-jangka-pendek-laboratorium-teknik-
elektronika-jurusan-teknik-elektro-ft-unila/
Pelaksanaan Eksperimen/Praktikum 1.1. Setiap eksperimen/praktikum berdurasi 2,5 jam dan
dilaksanakan di laboratorium elektronika dasar dan laboratorium instrumentasi dasar. 1.2. Praktikan
wajib hadir dan telah berada di ruang eksperimen/praktikum tepat waktu atatu jika ruang praktikum
telah berada dalam kondisi kosong. 1.3. Sistem acuan waktu yang digunakan dalam
eksperimen/praktikum adalah jam dinding yang terdapat di ruang eksperimen/praktikum. 1.4.
Keterlambatan kehadiran eksperimen/praktikum kurang dari 15 menit akan dikenakan sanksi
pengurang nilai total praktikum 10 poin. 1.5. Keterlambatan kehadiran eksperimen/praktikum lebih
dari 15 menit akan dikenakan sanksi tidak diperbolehkan mengikuti eksperimen/praktikum. 2.
Kelengkapan Praktikum 2.1. Pakaian 2.1.1. Praktikan wajib mengenakan pakaian bebas rapi
(berkemeja dan celana panjang/rok) dan bersepatu (bukan sepatu sandal) selama mengikuti
eksperimen/praktikum. Pelanggaran akan dikenakan sanksi tidak diperkenankan mengikuti
eksperimen/praktikum. 2.1.2. Praktikan boleh mengenakan jaket/baju hangat atas seijin asisten
instruktur disertai dengan keterangan yang jelas. Pelanggaran akan dikenakan sanksi pengurangan
nilai total praktikum 10 poin. 2.2. Praktikan wajib membawa modul dan kertas HVS ukuran A4 pada
setiap praktikum. Pelanggaran akan dikenakan sanksi pengurangan nilai total praktikum 10 poin. 2.3.
Praktikan dilarang membawa makan dan minuman ke dalam ruang eksperimen/praktikum.
Pelanggaran akan dikenakan sanksi pengurangan nilai total praktikum 10 poin. 2.4. Praktikan hanya
diperbolehkan menggunakan alat komunikasi atas seijin asisten instruktur. 2.5. Praktikan dihimbau
tidak membawa barang berharga. Setiap kehilangan dan kerusakan barang pribadi sepenuhnya
menjadi tanggung jawab pemilik barang
http://ulins.mipa.ugm.ac.id/web/images/dokumen/161701/tatib.pdf
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikannasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah
sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar untuk keberhasilan suatu
pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar. Salah satu
fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan
laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional dan
peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak.Laboratorium
merupakan perangkat kelengkapan akademik dalam menunjang kegiatan proses belajar
mengajar. Selain itu, laboratorium juga merupakan tempat melakukan aktifitas praktikum untuk
mengaplikasikan teori ke dalam praktek. Menurut Konsorsium Ilmu Pendidikan (Moh.
Amien,1988:1), laboratorium diartikan sebagai sarana, prasarana dan mekanisme kerja yang
menunjang secara unik satu atau lebih dharma perguruan tinggi melalui pengalaman langsung
dalam membentuk ketermapilan, pemahaman, dan wawasan dalam pendidikan dsn pengajaran
serta dalam pengembangan ilmu dan teknologi dan pengabdian pada
masyarakat.Sedangkanmenurut PP No.25/1980, pasal 27, laboratorium/studio adalah sarana
penunjang jurusan dalam satu atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang
bersangkutan.
Demi kelancaran dan kenyamanan dalam penggunaan dan pemanfaatan laboratorium, maka
perlu adanya pengelolaan dan penataan yang baik secara berkala yang dilakukan oleh penanggung
jawab laboratorium. Hal inilah yang akan diuraikan dalam makalah ini.
B. PEMBAHASAN
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber
daya. Menurut Suharsimi Arikunto (1993,33), istilah pengelolaan dianggap bersinonim dengan
manajemendanadministrasi.Oleh karena itu,pengertian manajemen adalah suatu usaha bersama sekelompok
manusia untuk mencapai tujuan. Organisasi secara efektif dan efisien dengan menggunakan segala upaya dan
daya yang ada.Manajemen fasilitas laboratorium sangat penting artinya bagi sebuah organisasi pendidikan
sebagai usaha untuk mencapai tujuan.
Jadi, dapat disimpulkan, bahwa pengelolaan merupakan suatu proses pendaya gunaan sumber daya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan
keberlanjutan fungsi sumber daya. Henri Fayol (1996:86) menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya
dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian,
pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31)
menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan
tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Pengelolaan
laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan
laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga
keberlanjutan fungsinya.
Dalam pengelolaanlaboratorium, pengelolaannya meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai aspek-aspek tersebut di atas.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang
harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium itu
sendiri. Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukurannya? Pertanyaan-
pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah laboratium dibangun untuk
tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa
dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan
untuk pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda
dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau
percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada
umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga
pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat
individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam
konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan laboratorium
dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau
aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan
oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m 2dari
keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa
membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa.
2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di
laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk
beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu
bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan penempatan perlatan
yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam
laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja harus memiliki luas yang
memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping
lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah dan lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium
a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
b. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operato.
c. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
d. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
e. Mempermudah pengawasan.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan laboratorium
adalah:
a. mudah dilihat
b. mudah dijangkau
c. aman untuk alat
d. aman untuk pemakai
3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris. Inventaris adalah
sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang keadaan semua fasilitas, barang-barang
yang dimiliki sekolah. Bagi SMA yang mempunyai beberapa lab sangat penting untuk mendata
fasilitas/menginventaris alat dan bahan lab untuk kegiatan pembelajaran siswa. Dengan kegiatan
invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapan anggaran atau
mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola
yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk mengetahui dimana suatu
peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan, seperti
terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan pelaporan hasil
inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan Depdikbud, maka ada beberapa daftar alat
inventarisasi yang harus digunakan atau diisi, diantaranya:
a. Buku Induk Barang Inventaris
b. Buku Catatan Barang Inventaris
c. Buku Golongan Barang Inventaris
d. Laporan Triwulan Mutasi barang
e. Daftar Isian Barang
f. Daftar Rekapitulasi barang Inventaris
C. PENUTUP
Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat
menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk
mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari jadi suatu laboratorium sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam
upaya meningkatkan mutu serta sistem pengajaran.
Laboratorium harus dikelola/ditangani dan diatur tata letaknya sedemikian rupa dengan tujuan,
agar :
1. Disiplin laboratorium selalu terjaga dengan baik
2. Kebersihan, keamanan dan keselamatan laboratorium selalu terjaga dengan baik
3. Kelancaran penggunaan laboratorium selalu terjaga dengan baik
Sumber :
Arikunto, Suharsimi. (1993). Organisasidan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Amien, Moh. (1988). Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Pendidikan IPA Umum
Untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Anonim. (2010). Sumber belajar di era teknologi informasi dan komunikasi. Diakses tanggal 14 Desember 2010 dari
: http://bintangsitepu.wordpress.com/2010/07/07/sumber-belajar-di-era-teknologi-informasi-dan-komunikasi/.
Anonim. (2010). Pengelolaan lab. Diakses tanggal 14 Desember 2010 dari : http://www.psb-
psma.org/content/blog/pengelolaan-lab-bagian-2-tata-letak-peralatan-laboratorium.