You are on page 1of 15

Pengelola Laboratorium:

6.1.1. Kepala laboratorium dipilih melalui rapat jurusan, selanjutnya diusulkan ke fakultas untuk
memperoleh persetujuan senat dan diangkat berdasarkan SK rektor untuk masa jabatan tertentu
dan dapat diangkat kembali untuk 1 periode berikutnya.
6.1.2. Laboran, teknisi laboratorium, dan petugas kebersihan diangkat berdasarkan SK Dekan
atas usulan ketua jurusan, dengan mempertimbangkan kesesuaian kemampuan yang
bersangkutan dengan kegiatan laboratorium.
6.1.3. Pemilihan Calon Kepala Lab dilakukan minimal 3 bulan sebelum masa jabatan Kepala
Laboratorium berakhir.
6.2. Manajemen Fasilitas Laboratorium:
6.2.1. Pengelola laboratorium mendata seluruh fasilitas yang dimiliki serta menyediakan
informasi berkenaan dengan fasilitas laboratorium yang dapat diakses oleh pengguna
laboratorium.
6.2.2. Pengelola laboratorium memelihara fasilitas untuk menjamin keberlangsungan
laboratorium.
6.2.3. Pengelola laboratorium membuat laporan tertulis tentang fasilitas laboratorium setiap
semester dan menyerahkannya ke ketua jurusan.
6.2.4. Pengelola laboratorium menyusun rencana pengembangan fasilitas laboratorium secara
berkala setiap awal semester, dan menyerahkannya kepada ketua jurusan.
6.2.5. Pengelola laboratorium membuat usulan perbaikan fasilitas laboratorium setiap awal
semester dan menyerahkannya ke ketua jurusan.
6.3. Manajemen Kegiatan Laboratorium:
6.3.1. Pengelola laboratorium menyusun tata tertib/persyaratan penggunaan laboratorium.
6.3.2. Pengelola laboratorium mengatur jadwal penggunaan laboratorium setiap semester.
6.3.3. Pengelola laboratorium menyusun petunjuk penggunaan peralatan laboratorium dengan
jelas dan mudah diakses.
6.3.4. Pengelola laboratorium mengawasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan, membuat
laporan tertulis tentang kegiatan laboratorium setiap semester, dan menyerahkannya kepada
ketua jurusan.
6.4. Manajemen Keuangan Laboratorium:
6.4.1. Pengelola laboratorium mengajukan usulan dana untuk pelaksanaan kegiatan dan
pengembangan laboratorium ke fakultas melalui jurusan.
6.4.2. Laboratorium yang memperoleh dana dari hasil kerjasama dengan pihak di luar Unila
memberikan fee ke Jurusan sesuai ketentuan yang berlaku.
6.4.3. Pengelola laboratorium mempertanggungjawabkan laporan keuangan dalam rapat dosen
di jurusan setiap semester.
6.5. Manajemen Data dan Dokumen:
6.5.1. Setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima Laboratorium harus jelas tanggalnya dan
dicatat dalam buku kendali dokumen. Buku kendali dokumen berisi antara lain nomor urut, Jenis
dokumen (SK, data akademik mahasiswa, jurnal, makalah, dokumen dosen, dsb.), Judul
dokumen, Kode dokumen (merujuk pada pengkodean penyimpanan dokumen).
6.5.2. Setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima Laboratorium harus tersimpan pada file
dokumen sesuai dengan kode pengarsipan dokumen, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan dapat
diakses dengan mudah dan cepat.
6.5.3. Kode pengarsipan dokumen dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
penyimpanan dan pemanggilan kembali dokumen dan data tersebut. Dokumen yang perlu
diarsipkan di laboratorium meliputi dokumen administrasi laboratorium, dokumen dan data
dosen, laboratorium, inventaris laboratorium, dll. Teknik pengkodean dokumen laboratorium
diserahkan kepada laboratorium.
6.5.4. Dokumen laboratorium dapat disimpan baik secara manual (salinan tertulis) dan atau
secara digital.
6.6. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
6.6.1. Pengelola laboratorium harus menginformasikan kepada pengguna tentang
pengetahuan prosedur saat bahaya, kondisi, hal-hal dan semua tentang potencial bahaya
termasuk juga didalamnya bagaimana menggunakan peralatan pelindung.
6.6.2. Kecelakaan kerja pada saat kegiatan laboratorium akibat kelalaian yang dilakukan
sehingga berakibat cidera fisik atau kematian oleh pengguna menjadi tanggung jawab pengguna
laboratorium sepenuhnya.
https://labelkaunila.wordpress.com/2011/10/06/standard-operating-procedure-sop-manajemen-
laboratorium-t-elektronika/
Dalam upaya mewujudkan berbagai tujuan strategis seperti yang tertulis dalam poin 3, maka
diperlukan suatu rancangan berbagai rencana aksi, sehingga berbagai tujuan strategis yang
telah dicanangkan terealisasi menjadi kenyataan. Berbagai rencana aksi yang akan dilakukan
meliputi:
a. Inventarisasi sarana dan prasarana laboratorium yang tersedia pada saat ini, dan
melakukan inventarisasi terhadap berbagai sarana dan prasarana lain yang menjadi kebutuhan
laboratorium untuk masa 1 tahun mendatang
b. Inventarisasi kondisi sarana dan prasarana laboratorium, baik yang kondisinya baik
maupun yang rusak
c. Menyusun agenda kegiatan strategis laboratorium untuk masa 1 tahun mendatang
d. Pengembangan staf laboratorium (Kepala Laboratorium, staf dosen, teknisi dan asisten)
melalui pelatihan atau workshop tentang pengelolaan laboratorium di lingkungan UNILA
e. Sosialisasi tentang fungsi dan berbagai jenis layanan yang dapat diberikan oleh
laboratorium Teknik Elektronika kepada para akademisi, baik dari lingkungan UNILA maupun
dari luar UNILA
5. Pengembangan Sarana dan prasarana
Ditinjau dari peralatan yang ada di laboratorium saat ini, maka dapat dikatakan bahwa
laboratorium elektronika masih dapat digunakan baik untuk praktikum, penelitian, pengabdian
ataupun kerja sama. Kerusakan yang terjadi di laboratorium elektronika berupa software untuk
mengoperasikan modul praktikum antena dan microwave. Untuk menunjang kegiatan
pembelajaran dan penelitian agar lebih optimal, maka sarana dan prasarana yang ada sekarang
harus diperbaiki dan ditambah serta dilengkapi, sehingga fungsi dan manfaat laboratorium
sebagai pusat pendidikan dan riset menjadi terwujud.
.
6. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia dimaksudkan untuk mendidik, melatih dan meningkatkan
ketrampilan segenap elemen yang ada di laboratorium (kepala laboratorium, staf dosen, teknisi
dan asisten) agar mampu menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing dengan optimal.
Pengembangan sumber daya manusia juga diperlukan untuk mengantisipasi berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi dimasa yang akan datang, terutama yang terkait dengan ilmu
mekanika bahan dan getaran. Pengembangan sumber daya manusia juga untuk mencegah
kesenjangan antara kemampuan operasional peralatan laboratorium dan kemampuan manusia
sebagai operator alat. Kecanggihan alat yang ada dilaboratorium harus diimbangi dengan
kemampuan ilmu dan skill manusia yang menangani dan mengelola peralatan canggih tersebut,
sehingga alat dapat difungsikan dengan normal dan optimal sebagaimana mestinya. Sisi lain
yang menjadi perhatian dalam hal pengembangan sumber daya manusia adalah
ditumbuhkannya jiwa kewirausahaan bagi setiap pengelola yang ada di laboratorium. Sebuah
laboratorium diusahakan tidak hanya melayani kebutuhan akademik saja, tetapi dikembangkan
ke arah lain yang lebih luas, misalnya sebagai layanan jasa bagi kalangan pemerintah, industri
dan tidak tertutup kemungkinan untuk memenuhi kepentingan masyarakat umum. Peran dan
fungsi laboratorium Teknik Elektronika harus diupayakan menjadi lebih luas dari yang ada pada
saat ini (hanya melayani kebutuhan pengajaran dan penelitian). Cita-cita mulia ini hanya akan
terwujud jika ada keseimbangan antara kemampuan sarana dan prasarana dan kemampunan
sumber daya manusia yang menjadi tulang punggung penggerak usaha laboratorium.
7. Penguatan Fungsi dan Layanan Laboratorium
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 2, maka laboratorium memiliki 3 (tiga) fungsi utama,
yaitu media pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pada
saat ini, laboratorium telah menjalankan 2 (dua) yang pertama, baik untuk lingkungan internal
maupun eksternal UNILA. Sedangkan pemanfaatan peralatan laboratorium untuk pengabdian
kepada masyarakat masih dalam proses rintisan. Dalam jangka pendek, program lebih
difokuskan pada penguatan fungsi dan layanan laboratorium.
https://labelkaunila.wordpress.com/2011/10/07/rencana-jangka-pendek-laboratorium-teknik-
elektronika-jurusan-teknik-elektro-ft-unila/
Pelaksanaan Eksperimen/Praktikum 1.1. Setiap eksperimen/praktikum berdurasi 2,5 jam dan
dilaksanakan di laboratorium elektronika dasar dan laboratorium instrumentasi dasar. 1.2. Praktikan
wajib hadir dan telah berada di ruang eksperimen/praktikum tepat waktu atatu jika ruang praktikum
telah berada dalam kondisi kosong. 1.3. Sistem acuan waktu yang digunakan dalam
eksperimen/praktikum adalah jam dinding yang terdapat di ruang eksperimen/praktikum. 1.4.
Keterlambatan kehadiran eksperimen/praktikum kurang dari 15 menit akan dikenakan sanksi
pengurang nilai total praktikum 10 poin. 1.5. Keterlambatan kehadiran eksperimen/praktikum lebih
dari 15 menit akan dikenakan sanksi tidak diperbolehkan mengikuti eksperimen/praktikum. 2.
Kelengkapan Praktikum 2.1. Pakaian 2.1.1. Praktikan wajib mengenakan pakaian bebas rapi
(berkemeja dan celana panjang/rok) dan bersepatu (bukan sepatu sandal) selama mengikuti
eksperimen/praktikum. Pelanggaran akan dikenakan sanksi tidak diperkenankan mengikuti
eksperimen/praktikum. 2.1.2. Praktikan boleh mengenakan jaket/baju hangat atas seijin asisten
instruktur disertai dengan keterangan yang jelas. Pelanggaran akan dikenakan sanksi pengurangan
nilai total praktikum 10 poin. 2.2. Praktikan wajib membawa modul dan kertas HVS ukuran A4 pada
setiap praktikum. Pelanggaran akan dikenakan sanksi pengurangan nilai total praktikum 10 poin. 2.3.
Praktikan dilarang membawa makan dan minuman ke dalam ruang eksperimen/praktikum.
Pelanggaran akan dikenakan sanksi pengurangan nilai total praktikum 10 poin. 2.4. Praktikan hanya
diperbolehkan menggunakan alat komunikasi atas seijin asisten instruktur. 2.5. Praktikan dihimbau
tidak membawa barang berharga. Setiap kehilangan dan kerusakan barang pribadi sepenuhnya
menjadi tanggung jawab pemilik barang
http://ulins.mipa.ugm.ac.id/web/images/dokumen/161701/tatib.pdf

PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikannasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah
sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar untuk keberhasilan suatu
pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar. Salah satu
fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan
laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional dan
peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak.Laboratorium
merupakan perangkat kelengkapan akademik dalam menunjang kegiatan proses belajar
mengajar. Selain itu, laboratorium juga merupakan tempat melakukan aktifitas praktikum untuk
mengaplikasikan teori ke dalam praktek. Menurut Konsorsium Ilmu Pendidikan (Moh.
Amien,1988:1), laboratorium diartikan sebagai sarana, prasarana dan mekanisme kerja yang
menunjang secara unik satu atau lebih dharma perguruan tinggi melalui pengalaman langsung
dalam membentuk ketermapilan, pemahaman, dan wawasan dalam pendidikan dsn pengajaran
serta dalam pengembangan ilmu dan teknologi dan pengabdian pada
masyarakat.Sedangkanmenurut PP No.25/1980, pasal 27, laboratorium/studio adalah sarana
penunjang jurusan dalam satu atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang
bersangkutan.
Demi kelancaran dan kenyamanan dalam penggunaan dan pemanfaatan laboratorium, maka
perlu adanya pengelolaan dan penataan yang baik secara berkala yang dilakukan oleh penanggung
jawab laboratorium. Hal inilah yang akan diuraikan dalam makalah ini.

B. PEMBAHASAN
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber
daya. Menurut Suharsimi Arikunto (1993,33), istilah pengelolaan dianggap bersinonim dengan
manajemendanadministrasi.Oleh karena itu,pengertian manajemen adalah suatu usaha bersama sekelompok
manusia untuk mencapai tujuan. Organisasi secara efektif dan efisien dengan menggunakan segala upaya dan
daya yang ada.Manajemen fasilitas laboratorium sangat penting artinya bagi sebuah organisasi pendidikan
sebagai usaha untuk mencapai tujuan.
Jadi, dapat disimpulkan, bahwa pengelolaan merupakan suatu proses pendaya gunaan sumber daya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan
keberlanjutan fungsi sumber daya. Henri Fayol (1996:86) menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya
dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian,
pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31)
menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan
tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Pengelolaan
laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan
laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga
keberlanjutan fungsinya.
Dalam pengelolaanlaboratorium, pengelolaannya meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai aspek-aspek tersebut di atas.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang
harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium itu
sendiri. Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukurannya? Pertanyaan-
pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah laboratium dibangun untuk
tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa
dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan
untuk pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda
dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau
percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada
umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga
pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat
individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam
konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan laboratorium
dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau
aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan
oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m 2dari
keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa
membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa.

2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di
laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk
beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu
bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan penempatan perlatan
yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam
laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja harus memiliki luas yang
memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping
lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah dan lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium
a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
b. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operato.
c. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
d. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
e. Mempermudah pengawasan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan laboratorium
adalah:
a. mudah dilihat
b. mudah dijangkau
c. aman untuk alat
d. aman untuk pemakai

3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris. Inventaris adalah
sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang keadaan semua fasilitas, barang-barang
yang dimiliki sekolah. Bagi SMA yang mempunyai beberapa lab sangat penting untuk mendata
fasilitas/menginventaris alat dan bahan lab untuk kegiatan pembelajaran siswa. Dengan kegiatan
invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapan anggaran atau
mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola
yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk mengetahui dimana suatu
peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan, seperti
terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan pelaporan hasil
inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan Depdikbud, maka ada beberapa daftar alat
inventarisasi yang harus digunakan atau diisi, diantaranya:
a. Buku Induk Barang Inventaris
b. Buku Catatan Barang Inventaris
c. Buku Golongan Barang Inventaris
d. Laporan Triwulan Mutasi barang
e. Daftar Isian Barang
f. Daftar Rekapitulasi barang Inventaris

Contoh format dokumen/alat inventaris yang telah banyak dikembangkandan digunakan:

Daftar Isian Barang Inventaris Yang Dipakai


Nama Barang
No
Inventaris Nama Kelompok Barang Kode Barang Jumlah Barang

4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan


Pada dasarnya pengamanan, perawatan dan pengawasan laboratorium merupakan tanggung jawab
bersama baik pengelola maupun pengguna. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar
laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja
mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium
dan penangannya bila terjadi kecelakaan.
Usaha yang dilakukan dalam memelihara kelancaran penggunaan laboratorium, antara lain:
a. Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas
b. Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas
c. Alat penanggulangan kecelakaan: pemadam kebakaran, kotak P3K, dll dalam keadaan baik dan dipahami
Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati di hampir semua laboratorium antara lain:
a. Saluran air dengan kran dan shower
b. Saluran gas dengan kran sentral
c. Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus
d. Kotak p3k yang berisi lengkap obat
e. Nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter
f. Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau
g. Aturan dan tata tertib penanggulangan kecelakaan
Dan untuk pengawasan biasanya hanya dilakukan oleh ara pengelola laboratorium yang memiliki
pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan
mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Koordinator Laboratorium
d. Penanggung jawab Laboratorium
e. Laboran

C. PENUTUP
Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat
menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk
mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari jadi suatu laboratorium sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam
upaya meningkatkan mutu serta sistem pengajaran.
Laboratorium harus dikelola/ditangani dan diatur tata letaknya sedemikian rupa dengan tujuan,
agar :
1. Disiplin laboratorium selalu terjaga dengan baik
2. Kebersihan, keamanan dan keselamatan laboratorium selalu terjaga dengan baik
3. Kelancaran penggunaan laboratorium selalu terjaga dengan baik

Dalam melakukan pengelolaan laboratorium, beberapa aspek yang diperhatikan yaitu:


1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
Dalam pengelolaan suatu laboratorium pada dasarnyamerupakan tanggung jawab bersama
baik dari pengelola maupun pengguna laboratorium itu sendiri.
Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur,
memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja.

Sumber :
Arikunto, Suharsimi. (1993). Organisasidan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Amien, Moh. (1988). Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Pendidikan IPA Umum
Untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Soemardjo, dan Sumardjito.(1996). Aturan Perundangan Bangunan dan Sarana/Prasarana


Sekolah.Makalah, FPTK IKIP Yogyakarta.

Soenarto, dan Satunggalno.(1996). Strategi Implementasi,Motivasi dan Evaluasi Kebijakan dalam


Perawatan Sarana dan Prasarana Pendidi kan.Makalah, FPTK IKIP Yogyakarta.

Anonim. (2010). Sumber belajar di era teknologi informasi dan komunikasi. Diakses tanggal 14 Desember 2010 dari
: http://bintangsitepu.wordpress.com/2010/07/07/sumber-belajar-di-era-teknologi-informasi-dan-komunikasi/.

Anonim. (2010). Pengelolaan lab. Diakses tanggal 14 Desember 2010 dari : http://www.psb-
psma.org/content/blog/pengelolaan-lab-bagian-2-tata-letak-peralatan-laboratorium.

Anonim. (2010). Pengertian Laboratorium. Diakses tanggal 14 Desember 2010 dari


: http://smileboys.blogspot.com/2008/05/pengertian-laboratorium.html.
Letak laboratorium terhadap lingkungan[2]
Menurut buku Penuntun Perencanaan Pembangunan yang diterbitkan oleh
Proyek Penyediaan Fasilitas Laboratorium Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Atas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, persyaratan umum lokasi
laboratorium dalam hubungannya dengan bangunan sekolah yang ada jalan sebagai berikut:
a. Tidak terletak di arah angin, untuk menghindarkan pencemaran udara. Gas sisa-sisa reaksi
kimia yang kurang sedap agar tidak terbawa angin ke ruangan-ruangan lain.
b. Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghindari dari pencemaran
sumber air.
c. Mempunyai saluran pembungan sendiri, untuk menghindarkan pencemaran saluran air
penduduk.
d. Mempunya jarak cukup jauh terhadap bangunan yang lain, untuk memberikan ventilasi dan
penerangan alami yang optimum dan jarak minimal sama dengan tinggi bangunan terdekat,
kira-kira 3 meter.
e. Terletak pada bagian yang mudah dikontrol dalam kompleks dalam hubungannya dengan
pencegahan terhadap pencurian, kebakaran dan sebagainya.
Dalam buku petunjuk juga disebutkan persyaratan lain yang berhubungan dengan
pemilihan lokasi laboratorium. Persyaratan itu adalah persyaratan pembangunan laboratorium
terhadap sekolah yang telah ada:
a. Tidak membongkar fasilitas lain yang masih berfungsi sehingga menghilangkan fungsi
tersebut, kecuali bila fisik bangunan dari fasilitas itu telah dinyatakan secara teknis tidak
dapat memenuhi syarat-syarat keamanan (telah tua atau lapuk).
b. Tidak memakai tanah yang berfungsi lain, umpamanya lapangan olahraga, dengan garis
sepadan bangunan sebagai ventilasi alam.
Pengaturan Ruangan Laboratorium IPA
1.Laboratorium
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa persyaratan umum untuk suatu
laboratorium adalah cukup luas. Berapankah luas suatu laboratorium ini dan bagaimanakah
ukurannya? Tim penyusun Buku Penuntun Perencanaan Pembangunan yang telah disebut di
atas mengambil ketentuan bahwa luas lantai labomorium di mana perlengkapan laboratorium
termasuk meja, kursi, lemari dan rak yang ada didalamnya ialah 100 m2termasuk ruangan
persiapan dan gudang. Luasnya ini didasarkan atas perhitungan bahwa Iaboratorium tersebut
dipakai oleh 40 siswa, yang berarti tiap siswa menempati ruangan kira-kira 2,00 m2- 2,5 m2.
Laboratorium dengan ukuran inilah yang sekarang dibangun pada SMP dun SMA di
Indonesia.
Penentuan luas lantai 100 m2 ini terutama didasarkan atas fasilitas dan biaya yang
sangat minim, di samping keperluan akan laboratorium pada sekolah-sekolah yang sangat
mendesak.

2. Ruang untuk Kegiatan Belajar-mengajar (Ruang Praktikum)


Luas ruangan praktikum yang akan dipakai siswa untuk melaksanakan proses belajar-
mengajar lebih kurang 90 m2, tidak termasuk ruangan persiapan dan ruangan gudang. Bentuk
ruangan laboratorium yang dipakai hendaknya jangan sampai mengakibatkan jarak
pcnglihatan yang jauh bagi siswa yang menyenangkan bagi siswa yang duduk di tepi, ke arah
papan tulis. Sebaiknya ruangan praktikum laboratorium, mengambil ukuran yang 90 m 2 luas
lantai, dengan panjang 11-12 m dan lebar8-9 m.
3. Ruangan Persiapan
Merupakan ruangan yang digunakan untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan
yang akan digunakan dalam laboratorium, baik untuk percobaan yang akan dilakukan oleh
siswa maupun oleh guru sebelum melakukan demonstrasi. Ruangan ini juga dapat berfungsi
sebagai ruangan penyimpanan apabila laboratorium sekolah yang bersangkutantidak memiliki
ruangan penyimpanan tersendiri, letak ruangan persiapan sebaiknya berdampingan dengan
ruang laboratorium dan dinding persekutuannya pada dinding tempat papan tulis
digantungkan. Dari luas laboratorium keseluruhannya, ruang persiapan seluas-luasnya lebih
kurang 20 m2.
4. Ruang Penyimpan (Gudang)
Sesuai dengan namanya yaitu untuk penyimpanan alat-alat dan bahan-bahan yang
jarang dipakai dalam kegiatan sehari-hari sedangkan alat-alat dan bahan-bahan yang sering
dipakai diletakkan di dalam ruangan persiapan laboratorium. Perlu diperhatikan agar alat dan
bahan disimpan dalam ruangan yang terpisah untuk menghindari terjadinya karat pada alat-
alat. Dengan demikian penyimpanan bahan-bahan yangberbahayadipisah dengan bahan-
bahan lain yang kurang berbahaya. Luas dari ruangan penyimpanan (gudang) tidak lebih dari
4 x 5 meter2, karena diharapkan ruangan yang cukup untuk lemari dan rak-rak.
5. Ruang Timbang
Sesuai dengan namanya ruang ini digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang
akan dipakai dalam percobaan yang akan dilaksanakan oleh siswa atau oleh guru yang akan
mendemonstrasikan. Sebaiknya bahan-bahan yang akan ditimbang, dikerjakan oleh guru atau
laboran, karena timbangan tersebut sangat sensitif dan perlu ketelitian yang tinggi dari
pemakainya. luas yang diharapkan lebih kurang 2 x 2 m2, supaya dapat bekerja dengan
leluasa.
5. Ruang Gelap
Ruang gelap adalah ruangan yangdapat digelapi secara permanen. Ruangan ini
digunakan terutama pada Percobaan-percobaan yang menghendaki sekatan cahaya-cahaya
matahari seperti pecobaan mengenai pengaruh cahaya matahari terhadap pembentukan
tepung, kegiatan fotografi dan beberapa percobaan cahaya. Rnang gelap harus dilengkapi
dengan listrik dan lampu khusus ruangan gelap, ventilasi yang baik dan aliran air.
7. Kebun Sekolah dan Rumah Kaca (Green House)
Fungsi kebun sekolah adaiah untuk melakukan percobaan yang berhubungan dengan
tanaman dapat juga dipergunakan untuk memelihara hewan-hewan percobaan misalnya
kelinci. Percobaan yang ada hubungannya dengan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan
juga di rumah kaca, sesuai dengan lahan yang tersedia dan yang ada.[3]
Semenara itu, Dalam Richard (2013) menyatakan Pengaturan ruangan laboratorium IPA
adalah hal yang tidak kalah penting dalam sistem pengelolaan laboratorium secara
keseluruhan. Ada beberapa ruangan pokok yang harus ada dalam sebuah laboratorium IPA
yang menjadi syarat kelancaran kegiatan di laboratorium. Ruangan-ruangan tersebut adalah
sebagai berikut.[4]
1. Ruang Utama, Ruangan ini berfungsi untuk kegiatan penelitian, uji coba teori, praktikum,
ataupun eksperimentasi. Ruangan ini juga bisa dijadikan sebagai tempat praktik dan
pengajaran teori.
2. Ruang Penunjang, Ruangan ini berfungsi untuk tempat kegiatan penelitian jika sewaktu-
waktu diperlukan, atau jika sewaktu-waktu ruangan utama penuh dengan peserta.
3. Ruang Guru, Ruangan ini dikhususkan untuk para pembimbing peserta kegiatan penelitian,
para tenaga ahli, para guru IPA, serta para pengelola laboratorium
4. Ruang Laboran,Ruangan ini ditempati oleh para petugas lapangan seperti koordinator
laboratorium. Tetapi, para pengelola yang lain juga bisa menempati ruangan ini.

Perlengkapan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam[5]


Suatu sekolah yang mengajarkan ilmu pengetahuan alam hendaknya mempunyai
laboratorium, karena dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam siswa tidak hnaya sekedar
mendengarkan keterangan dari guru dari pelajaran yang diberikan, tetapi yang melakukan
kegiatan sendiri untuk mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajari. Karena
sifat kegiatan dari pelajaran ilmu pengetahuan alam tidak dapat diajarkan tanpalaboratorium.
Sebagai tempat melaksanakan pendidikan ilmu pengetahuan alam, laboratorium memerlukan
perlengkapan. Perlengkapan itu adalah:
1. Perabot
Yang dimaksud dengan perabot ini adalah meja, kursi (baik untuk siswa maupun untuk guru),
lemari (untuk alat-alat bahan), dan rak. Perabot ini terdiri dari bermacam-macam antara lain:
a. Meja Demonstrasi
Meja demonstrasi sangat diperlukan bagi suatu laboratorium, lebih-lebih jika ruang
praktek laboratorium itu digunakan juga untuk keperluan mengajar dan tidak hanya untuk
parktikum siswa saja.ukuran meja demonstrasi kira-kira 300-400 cm panjang 80-90cm. lebar
dan 90 cm tinggi. Meja ini biasanya dipasang secara permanen dan dilengkapi dengan lemari-
lemari atau rak-rak dibawah meja. Jarak antara meja demonstrasi dan papan tulis hendaknya
jangan terlalu sempit hingga mengurangi kebebasan guru untuk melakukan kegiatan
demonstrasi dan tulis-menulis di papan tulis, tetapi juga jangan terlalu lebar. Antara kedua
meja ini cukup ada ruangan bagi siswa tidak untuk memperhatikan alat-alat yang ada di atas
meja demonstrasi itu setelah demonstrasi selesai. Kadang-kadang jika jumloah siswa tidak
terlalu banyak, guru dapat meminta siswa mengelilingi meja demonstrasi untuk
memperlihatkan lebih dekat apa-apa yang sedang dikerjakan oleh guru.jarak antara kedua
meja ini kira-kira 150 cm.
Meja demonstrasi bagian atas hendaknya terbuat dari kayu yang cukup baik dengan
tebal kira-kira 2,5- 3cm. Agar meja ini tampak baik hendaknya dipelitur. Permukaan meja
juga dapat dicat, dan dipilih cat yang berwarna hitam. Ini biasanya dilakukan untuk meja-
meja yang digunakan untuk percobaan kimia, di mana bahan-bahan kimia merupakan
penyabab noda-noda pada meja. Meja-meja untuk percobaan biologi dan fisika biasanya tidak
dicat hitam.
Meja demonstrasi dilengkapi dengan bak cuci dengan ukuran 54x35x20 cm3(ukuran
dalam) terbuat dari porselin. Bak cuci ini diletakkan pada ujung kanan meja dipandang dari
pihak guru jika fasilitas memungkinkan dan alangkah baiknya jika pada meja demonstrasi ini
dipasang dua bak cuci dan diletakkan pada ujung keduanya.
Jika aliran gas pembakaran ada, maka pada bagian tepi depan meja demonstrasi
dipasang pipa gas yang masing-masing mempunyai dua kran. Sedang stop kontak untuk
sumber listrik dipasang pada sisi meja pada pihak guru, akan lebih baik jika sekedar sumber
listrik dan sumber gas untuk keperluan dalam laboratorium dipasang di bawah meja
demonstrasi, dengan demikian mudah bagi guru untuk mengontrol dan menjaga
keamanannya.
b. Meja Kerja (Praktikum) Siswa
Bentuk kerja praktikum siswa yang digunakan bergantung pada jenis laboratorium.
Laboratorium kimia menghendaki meja praktikum siswa itu dipasang secara permanen.
Dengan meja yang permanen pemasangan aliran gas, listrik dan air menjadi lebih mudah. Di
samping itu meja yang permanen tidak mudah bergeser oleh singgungan siswa yang sedang
bekerja. Laboratorium fisika telah banyak menghendaki bentuk meja yang tidak permanen
artinya bentuk meja yang mudah untuk dipindah-pindah. Bentuk meja demikian diperlukan
bagi laboratorium fisika karena beberapa percobaan fisika menghendaki meja yang lebih
panjang atau lebih lebar. Dengan meja yang mudah dipindah-pindahkan kebutuhan akan
percobaan dapat dipenuhi. Sedang laboratorium biologi biasanya tidak memerlukan bentuk
meja yang tertentu. Atas dasar uraian diatas maka disarankan untuk menggunakan meja yang
tidak permanen.
Tinggi meja praktikum siswa bergantung juga pada jenis laboratoriumnya. Untuk
laboratorium kimia diperlukan meja yang tingginya tidak kurang dari 80 cm, sedangkan
untuk laboratorium fisika atau biodogi meja dengan ukuran 80 cm itu terlalu tinggi, lebih-
lebih untuk keperluan mikroskop dimana diperlukan meja yang tingginya kira-kira 70cm.
Atas dasar ini maka dapat digunakan meja yang seragam dengan tinggi 80 cm. Untuk
keperluan mikroskop dapat digunakan meja dinding dekat jendela. Seperti juga meja
demonstrasi meja kerja siswa bagian atasnya terbuat dari kayu yang baik dengan tebal kira-
kira 2,5-3cm. Panjang meja kerja siswa bergantung pada lebar ruang laboratorium, sedang
lebar meja bergantung pada cara menyusun. Ada tiga cara untuk menyusun meja kerjasiswa.

Di sampiug meja kerjasiswa terdapat pula meja dinding. Meja ini


ukurannyalebihsempit dan lebih rendah. Ukuran untuk meja dinding ialah tinggi 20 cm dan
lebar 40-50 cm. Guna meja ini di samping sebagai tambahan ruang untuk praktikum siswa
juga dipakai sebagai tempat untuk menyimpan akuarium, terrarium dan alat-aalat lainnya.
Sedang meja dinding yang berdekatan dengan jendela digunakan sebagai
mejauntukmikroskop. Di bawah meja dindingdapatdipasanglemari atau rakuntuk tempat
menyimpan alat-alat. Pada meja dinding hendaknya dipasang beberapa bak cuci. Pemasang
bak cuci sangat penting terutama jika meja siswa berbentuk tidak permanen, di mana
padanyatidak dipasang bak cuci.
c. Lemari
Ada tiga jenis lemari yang digunakan dalam laboratorium yaitu: lemari biasa,
lemarigantung,dan lemari meja. Ketiga jenis lemari itu berfungsi sama yaitu digunakan untuk
tempat menyimpan alat bahan.
Lemari gantung dipasang pada dinding bagian belakang ruang praktikum. Tinggi
lemari gantung kira-kira 60-100 cm dengan kedalaman 30 cm. Panjang lemari menurut
kebutuhan. Jatak lemari gantung dengan lantai kira-kira 160 cm. Lemari gantung ini
dilengkapi dengan pintusorong dari kaca.
Lemari juga dipasang pada meja. Pertama di bawah meja dinding dan pada meja
demonstrasi. Adanya lemari pada meja sangat bermanfaat sekali karena berfungsi sebagai
tempat penyimpanan alat dan bahan. Dengan demikian tidak semua alat akan berada di meja
dan disimpan dalam gudang atau ruang persiapan. Lemari pada meja hendaknya berpintu
sorong dan terbuat dari kayu atau triplek.
d. Laci meja
Laci meja sama pentingnya dengan lemari sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat.
Laci juga dapat dipakai untuk menyimpan buku siswa yang sedang melakukan pekerjaan.
Dengan demiki mereka tidak meletakkan bukunya pada meja yang basah atau yang banyak
alat-alat di atasnya. Ukuran laci meja antara 45-50 cm dengan kedalaman kira-kira 10 cm.
e. Bak Cuci pada Meja
Air merupakan bahan yang sangat penting dalam laboratorium. Air tidak hanya
dipakai untuk beberapa percobaan tetapi air juga dipakai keperluan untuk cuci-mencuci dan
sebagai bahan pendingin. Air juga dipakai sebagai bahan pemadam kebakaran. Karena
banyak keperluan akan air inilah maka diperlukan bak cuci dan kran. Bak cuci yang biasa
digunakan terbuat dari teraso yang diglazum. Tetapi jenis bak cuci ini tidak tahan lama
karena mudah pecah juga dasar baknya mudah rusak hingga bocor. Alangkah baiknya jika
menggunakan bakcuci yang terbuat dari porselin. Banyaklaboratorium sekolah yang sekarang
sedang dibangun menggunakan bak cuci dari plastik. Penggunaan bak cuci dari plastik tentu
sangat kurang baik. Karena di samping bahan plastik itu mudah pecah juga tidak tahan
terhadap bahan kimia dan benda-benda panas.
Laboratorium yang hanya digunakan untuk praktikum fisika dan biologi tidak
memerlukan bak cuci pada setiap meja praktikum siswa. Terutama laboratorium fisika,
adannya bak cuci pada meja pratikum siswa justru lebih banyak mengganggu dari pada
gunanya. Tetapi ini tidak berani bahwa dalarn laboratorium Fisika tidak diperlukan bak cuci.
Untuk laboratorium tisika bak cuci ini dapat dipasang pada mejasiswasangat diperlukan.
Tetapi denganpemasangan bak cuci pada mejapraktilrum siswa akan mengurangi
sifatkeanekagunaan dari laboratorium karena meja menjadi terlaluberatdan sukar untuk
dipindahkan. Oleh sebab itu disarankan bagi laboratorium yang aneka guna, pemasangan bak
cuci hanya pada meja demonstrasi (jika ada) dan pada meja dinding.
Setiap bak cuci hendaknya dilengkapi dengan kran airyangujungpipa krannya
dapatdihubungkan dengan slang karet atau slang plastik. Tinggi kran ini kira-kira 45 cm di
atas dasar bak cuci.
Bak cuci pada meja demonstrasi hendaknya dilengkapi dengan tiga buah kran, yang
satu tingginya kira-kira 60 cm di atas dasar bak cuci sedang dua lainnya tingginya 45 cm dari
dasar bak cuci. Ketiga ujung kran dapat dipasang slang karet atau slang plastik.
f. Rak
Di samping lemari biasa dan lemari meja diperlukan rak-rak sebagai tempat
menyimpan alat-alat dan bahan. Rak yang digunakan untuk menyimpan botol-botol yang
barisi larutan lebarnya. Kira-kira 20 cm. Tinggi rak kira-kira 180 cm sedang panjangnya
menurut panjangnya tempat yang ada atau menurut kebutuhan. Jarak rak yang terbawah
dengan lantai kira-kira 40 cm. jarak ini diperlukan agar pada bagian bawah rak dapat dipakai
untuk menyimpan botol-botol yang besar. Jarak rak yang satu dengan rak yang berikutnya
makin ke atas makin berkurang, sedangjarang rak teratas dengan rak yang di bawahnya kira-
kira 20 cm.
Untuk menyimpan boto-botol yang berisi zat padat dapat digunakan ukuran rak yang
sama. Hal ini dikehendaki keseragaman atau rak yang keanekagunaan. Tetapi jika
dikehendaki rak tersendiri dapatdiambil ukuran lebardan linggi yangsama dengan rak untuk
botol-botolyangberisi larutan, tetapi jarak lapisan rak yang satu dengan yang lain kira-kim 30
cm. Jarang yang demikian digunakan karena biasanya zat padat tidak dimasukkan ke dalam
botol-botol yang besar.
Untuk menyimpan alal-alat dan bahan di samping jenis rak yang disebut di atas,
dalam gudang diperlukan rak yang lebih besar kira-kira 90 cm dengan tinggi 180 cm. Karena
tinggi alat-alat dan botol itu sangat berbeda-beda maka jarak lapisan rak yang satu dengan
lainnya kira-kira 40cm. Pada sebelah kiri-kanan rak ini hendaknya ada cukup ruangan bagi
seseorang untuk menyimpan atau mengambil barang yang dikehendaki. Rak yang berukuran
lebar ini dapat dipakai untuk menyimpan alat-alat dan bahan-hahan, termasuk pipa-pipa kaca,
yang tidak sering digunakan.
2) Panggung
Yang dimaksud dengan panggung di sini ialah tempat yang ditinggikan di mana guru
berdiri dan meja demonstrasi terletak tinggi panggung ini kira-kira 20 cm. Panggung ini
hendaknya melebar ke kiri dan ke kanan melebihi panjang papan tulis. Jika panggung ini
hanya sepanjang papan tulis saja, guru akan mendapat kaukaran berdiri jika akan menulis
saja, guru akan mendapat kesukaran berdiri jika akan menulis pada ujung papan. Jika di
dalam laboratorium tidak ada meja demonstrasi, adanya panggung di bawah papan tulis
masih diperlukan. Lebarnya harus tidak kurangdari 80 cm supayacukup ruangan bagi guru
untuk berdiri di atasnya, atau untuk melakukan tulis-menulis pada papan tulis. Dengan
panggung ini pula guru akan dengan mudah dapat mengawasi apa yang tcrjadi dalam seluruh
ruangan.
3) Papan Tulis
Ukuran papan tulis hendaknya tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Ukuran
300 cm panjang dan 100 cm lebar sudah cukup. Papan tulis yang panjang hendaknya terdiri
dari dua atau tiga bagian, di mana bagian luamya dapat dilipat ke dalam. Dengan papan tulis
semacam ini maka gambar yang penting dan sukar dibuat atau gambar grafik dapat
dilukiskan pada bagian belakang papan tulis, yang sewaktu-waktu dapat digunakan dengan
melipat papan tulis saja.
Papan tulis harus dipasang pada dinding yang tidak ada jendelanya, yaitu pada
dinding terpendek dari ruangan yang berbentuk persegi panjang. Jarak papan tulis bagian
bawah dengan lantai kira-kira 90 cm. Papan tulis bagian bawah dengan lantai kira-kira 90 cm.
Papan tulis hendaknya mendapat penerangan yang cukup baik. Jika penerangan buatan sukar
untuk diadakan maka masalah ini hendaknya mendapat perhatian pada waktu akan
membangun laboratrium. Hendaknyajuga diusahakan bahwa jika siswa menghadap ke papan
maka mereka mendapat penerangan dari sebelah kiri.
Di samping papan tulis yang dibicarakan di atas hendaknya di dalam laboratorium ada
papan tulis Iain yang ukurannya lebih kecil, untuk papan pengumuman dan untuk
menempelkan berkala serta guntingan-guntingan koran. Papan tulis ini dipasang pada bagian
dinding ruangan yang kosong, tetapi tempatnya dengan mudah dapat dilihat oleh siswa.
4) Listrik
Tenaga listrik sangat penting untuk laboratorium. Baik digunakan untuk penerangan
maupun untuk peroobaan-percobaan. Untuk percobaan biasanya digunakan listrik dengan
tegangan tendah ini dapat diperoleh dengan mengubah listrik dari PLN melalui transformator
dan pengarah arus. Jikalistrikdari PLN tidak ada disarankan menggunakan generator (tips
Honda300 atau 800). Sekedaruntuktegangan rendah dapat digunakan aki atau baterai kering.
Penggunaan ini mungkin masih merepotkan karena aki ini setiap saat harus diisi kembali.
Yang Iebih praktis untuk mendapatkan listrik dengan tegangan rendah ialah menggunakan
baterai kering dengan langkah-langkah penghematan arus dilakukan yaitu disimpan baik-
baik. Untuk mengamanan arus listtik bolak-balik maupun searah, sebelum dialirkan kemeja-
meja praktikum siswa sebaiknyamelalui sakelaryangdipasangpada bagian samping meja
demonstrasi. Dengan demikian guru dapat dengan mudah mengawasi penggunaan arus listrik.
Untuk laboratorium SMA hendaknya diusahakan adanya arus listrik bertegangan 110
atau 220v. Karena banyak alat-alat yang digunakan untuk percobaan di SMA memerlukan
tegangan sebesar itu, misalnya lampu mikroskop, osiloskop, sumber tegangan, pompa isap
dan lain-lain.

[1]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993.


[2]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993.
[3]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993.
[4]Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. Hlm 150-151
[5]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993

You might also like