You are on page 1of 10

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permintaan buah jambu air dalhari semakin meningkat di pasar dalam negeri
terutama di kota-kota besar, Jambu air dalhari mempunyai keunggulan yaitu buahnya
yang berwarna merah dan menarik, rasanya manis, dagingnya tebal dengan tekstur
yang renyah, sehingga memiliki nilai ekonomi dan sosial yang cukup tinggi untuk
dikembangkan dan dijadikan komoditas perdagangan. Semakin meningkatnya
pertambahan jumlah penduduk, maka akan meningkatkan permintaan untuk
mengkonsumsi jambu air dalhari. Permintaan yang tinggi tersebut memacu petani
meningkatkan kualitas hasil (Mayasari et al., 2012).
Jambu air Dalhari merupakan salah satu varietas jambu air dari spesies
Syzygium samarangene (Blume). Jambu air dalhari adalah salah satu plasma nuftah
asli dari Yogyakarta yang telah resmi dilepas sebagai varietas unggul nasional pada
tanggal 27 februari 2004. Pembudidayaan jambu air dalhari tergolong mudah
sehingga jambu air dalhari semakin berkembang (Kristamtini, 2004). Dibandingkan
dengan jambu air, pada umumnya bagian-bagian tumbuhan jambu air dalhari
berukuran sedikit lebih besar. Untuk mendapatkan tanaman yang berbuah lebih cepat
dari pada tanaman yang berasal dari biji dan buah yang dihasilkan serupa buah dari
tanaman induknya (Wudianto, 2004). perbanyakan vegetatif melalui cangkok
merupakan salah satu alternatif. Mencangkok merupakan salah satu teknik
perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk
dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Teknik ini sudah
lama dikenal oleh petani. Pada cara mencangkok akar tumbuh ketika cabang yang
dicangkoknya masih berada di pohon induk. Keberhasilan pencangkokan tanaman
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain umur dan ukuran batang, sifat media
tanaman, suhu, kelembaban, air, dan zat pengatur tumbuh (Prameswari et al., 2014).
Pemberian zat pengatur tumbuh akan memberikan respon fisiologis
pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta meningkatkan bagian tanaman yang
dipanen sebagai hasil produksi. Organ-organ tanaman membentuk akar pada kondisi
lingkungan yang serba optimal, namun keadaan tersebut berlangsung lama,
sedangkan kelangsungan hidup tanaman tersebut sangat ditentukan oleh
pembentukan akar. Makin cepatnya pembentukan akar oleh organ-organ vegetatif
memungkinkan tanaman untuk hidup. Untuk mempercepat pertumbuhan akar maka

1
dibutuhkan tambahan zat pengatur tumbuh yaitu berupa Rooten-F dengan
menggunakan metode cangkok (Prameswari et al., 2014).
Rootone-F ialah salah satu zat pengatur tumbuh yang termasuk dalam
kelompok auksin yang mengandung senyawa naftalenat dan indole yang bersifat
memacu perkembangan meristem akar adventif (Abidin, 1990). Hal ini dapat
dipahami mengingat fungsi auksin yang mempengaruhi proses fisiologis seperti
dalam permeabilitas membran, mendorong pembesaran sel pada batang,
mempercepat pembesaran sel akar, dan memperbanyak jumlah akar (Anam, 2009).

B. Tujuan

Untuk engetahui perbedaan pertumbuhan akar jambu air dalhari (Syzygium


samarangene (Blume)). yang diberi Rooten-F dengan dosis yang berbeda-beda pada
metode cangkok

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman tanaman yang dimiliki Indonesia, menghasilkan sumber


daya alam yang banyak memberikan banyak manfaat dalam bidang kesehatan,
ekonomi, pertanian dan bahan pangan. Jambu air atau biasa dikenal dengan nama
ilmiah Syzygium aqueum. Jambu air adalah tumbuhan dalam suku jambu-jambuan
atau Myrtaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Umumnya bagian-bagian tumbuhan
jambu air berukuran lebih kecil dan kurang berbau aromatis apabila dibandingkan
dengan jambu air lainnya. Selain digunakan sebagai makanan, jambu air bisa
digunakan sebagai obat. Jambu air merupakan tanaman yang mempunyai nilai
ekonomi cukup tinggi serta memiliki khasiat dalam penyembuhan berbagai macam
penyakit karena mengandung nilai gizi dan mempunyai kadar vitamin C yang tinggi
yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia (Dalimartha, 2008).
Jambu memiliki banyak spesies yang menghasilkan buah, memiliki
penampakan indah dan menghasilkan komoditas industri sehingga banyak disukai
orang. Umumnya terdapat 2 spesies jambu air yang dikenal yaitu jambu air deli hijau
(Syzygium samarngense (Blume) Merr. & Perry) dan jambu air dalhari (nama
ilmiah). Jambu air (Syzygium samarngense (Blume) Merr. & Perry) Deli Hijau
merupakan tanaman hasil introduksi yang sudah dilepas menjadi varietas pada tahun
2012. Jambu air ini tumbuh baik pada ketinggian tempat 0-500 meter diatas
permukaan laut. Sistem budidaya secara tabulampot (tanaman buah dalam pot)
digunakan untuk membudidayakan jambu air deli hijau Dengan sistem ini, jambu air
Deli Hijau lebih cepat dibandingkan ditanam langsung ke tanah yaitu 8 bulan (Victor
et al., 2015).
Jambu air Dalhari (Syzygium samarangense) adalah tumbuhan dalam suku
jambu-jambuan atau Myrtaceae yang berasal dari Indonesia dan Malaysia. Pohon dan
buah jambu Dalhari tidak banyakberbeda dengan jambu air (S. aqueum), beberapa
kultivarnya bahkan sukar dibedakan, sehingga kedua-duanya kerap dinamai dengan
nama umum jambu air atau jambu saja. Jambu Dalhari merupakan nama untuk
varietas Jambu air besar atau Jambu Semarang yang berasal dari Desa Jogotirto,
Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DIY. Jambu air var. Dalhari dilepas sebagai
varietas unggul berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
No.121/Kpts/LB.240/2/2004, tanggal 27 Februari 2004. Bentuk buah seperti genta,
cenderung bulat dengan ukuran panjang 5-7 cm dan berdiameter 4,8-6,1 cm. Berat

3
per-buah berkisar antara 60-100 gram dengan warna kulit hijau muda pada buah
muda, dan warna kulit merah hati pada buah masak. Warna daging buah putih
dengan tepi merah hati (Victor et al., 2015)
Teknik perbanyakan buah jambu air dalhari dapat berupa teknik vegetatif dan
generatif. Teknik perbanyakan vegetatif berupa stek, cangkok, okulasi (tempel mata
tunas), dan grafting (sambung pucuk). Terlepas dari teknik perbanyakannya,
pemilihan bibit dilihat dari batang yang tegak dan kokoh, daun-daun muda yang
sehat, serta bebas dari gejala serangan hama maaupun penyakit (pujiastuti, 2015).
Mencangkok merupakan perbanyakan tanaman yang akan menghasilkan tanaman
baru dengan sifat yang sama seperti induknya serta jumlah tanaman yang lebih
banyak dalam waktu singkat. Namun dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu
agak lama dan agak rumit. Pada umumnya mencangkok biasa dilakukan dengan cara
melukai/menyayat hingga bersih dan menghilangkan kambium pada cabang atau
ranting sepanjang 5-10 cm pada tanaman dikotil. Selain cara diatas, ada tekhnik lain
mencangkok yaitu dengan tanpa melukai batang (Prameswari et al., 2014).
Mencangkok dilakukan dengan cara melilitkan kawat pada batang yang telah
memiliki kriteria layak untuk cangkokan kemudian dibalut dengan media yang
kering. Keberhasilan pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain umur dan ukuran batang, sifat media tanaman, suhu, kelembaban, air, dan ZPT.
Makin besar diameter batang, akar yang terbentuk juga lebih banyak, hal ini karena
permukaan bidang perakaran yang lebih luas. Umur batang sebaiknya tidak terlalu
tua (berwarna coklat/coklat muda) (Prameswari et al., 2014).
Rootone-F adalah salah satu zat pengatur tumbuh Auksin yang banyak
beredar dipasaran. Penggunaan Rootone-F pada dasarnya adalah untuk mempercepat
proses fisiologi tanaman yang memungkinkan untuk pembentukan primordia akar.
Dalam mangaplikasikan Rootone-F perlu diperhatikan ketepatan dosis, karena
jikalau dosis terlampau tinggi bukannya memacu pertumbuhan tanaman tetapi malah
menghambat pertumbuhan tanaman dan menyebabkan keracunan pada seluruh
bagian tanaman (Mayasari et al., 2012).
Pada dasarnya campuran dari beberapa zat pengatur tumbuh lebih efektif dari
pada zat pengatur tumbuh tunggal, seperti yang terdapat pada zat pengatur tumbuh
Rootone-F. Rooten-F mengandung formulasi dari Napthalene Acetic Acid (NAA),
Indole Acetic Acid (IAA) dan Indole Butyric Acid (IBA) yang berbentuk tepung
berwarna putih. Rootone-F IAA berperan untuk mempercepat pemanjangan sel-sel

4
pada jaringan meristem akar tanaman. IBA dan NAA pada mempunyai peran yang
sangat penting dalam pembentukan akar lanjutan dari akar-akar lateral yaitu pada
pembentukan rambut-rambut akar (Nurasari, et al. 2012 dan Modeste, et al. 2013).
Rootone-F mengandung IBA dan NAA juga berfungsi sebagai stimulator
pembelahan sel sehingga lebih memungkinkan terbentuknya sistem perakaran yang
dapat meningkatkan aktivitas fisiologis tanaman.

5
III. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini yaitu tanaman
jambu air dalhari (Syzygium samarangene (Blume)), cocopeat, Rooten-F, polybag,
tanah, atonik, pupuk organik, sekam,
Alat-alat yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini yaitu pisau, ember,
plastik, label, gunting, gunting rumput, penggaris, timbangan,

B. Lokasi dan waktu praktik kerja lapangan

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di UPTD BPPTPH Dinas Pertanian


DIY Unit Tambak. Jl. Wates-Purworejo Km 2, Tambak Triharjo Wates Kulon Progo
Yogyakarta dan berlangsung sejak tanggal 15 Januari 2018 hingga 14 Februari 2018.

C. Cara Kerja

Pembuatan cangkokan jambu air dalhari meliputi beberapa proses sebagai berikut:

1. Pemilihan Pohon Induk yang Dicangkok


Tanaman jambu air dalhari yang dicangkok yaitu tanaman yang sehat, kuat,
subur, memiliki cabang yang banyak dan telah berumur 2 tahun.
2. Cara mencangkok
2.1 Pemilihan Batang
Batang yang baik untuk dicangkok yaitu batang yang berukuran sedang dan
bentuk cabangnya lurus serta sehat. Diameter batang yang dicangkok ± 2 cm, berkulit
mulus, berwarna coklat muda atau hijau kecoklatan, dan telah berkayu.
2.2. Pembuatan Bidang Sayatan
1. Cabang sepanjang 3-5 cm dibuat dua sayatan melingkar
2. Kulit kayu cabang tersebut di sayat dan dikerik kambiumnya secara perlahan-
lahan sampai bersih yang ditandai dengan warna putih.
2.3 Pembuatan Media Cangkok
1. Cocopeat dimasukan kedalam plastik
2. Larutan Rooten-F dibuat didalam wadah dengan dosis yang berbeda-beda yaitu 2,5
gram, 5 gram, dan 7,5 gram lalu dilarutkan menggunakan larutan atonik

6
2.4 Pembungkusan Bidang Sayatan dengan Media Cangkok
1. Batang yang sudah disayat dibalutkan dengan rooten F sesuai dengan dosis
masing-masing
2. Cocopieat dipasang dibagian bawah bidang sayatan, kemudian diikat
3. Plastik dirapikan dan diberi label
2.5 Pengamatan Cangkokan
Pengamatan cangkokan yang dilakukan yaitu berupa pencatatan mengenai
ada tidaknya perbedaan pertumbuhan akar pada setiap pemberian ZPT (Rooten-F)
dengan dosis yang berbeda-beda. Pengamatan dilakukan selama 20 hari.
3. Pemindahan tanaman ke polybag
1. Polybag dan tanah disiapkan
2. Hasil cangkok dipotong dengan gunting rumput pada bagian ujung cangkok
3. Hasil cangkok ditanam pada tanah yang subur

7
III. RENCANA KERJA HARIAN

Judul : Respon Pemberian Dosis Rooten-F Terhadap Pertumbuhan Akar Jambu Air
Dalhari (Syzygium Samarangene (Blume)) Pada Metode Cangkok

Lokasi : UPTD BPPTPH Dinas Pertanian DIY Unit Tambak. Jl. Wates-Purworejo
Km 2, Tambak Triharjo Wates Kulon Progo Yogyakarta.
Waktu : 15 Januari 2018 – 14 Februari 2018
Pembimbing : Dra. Kamsinah, M.P.
Pembimbing lapangan : Sukirman, SST

Tabel 3.2 Rencana Kerja Harian Praktik Kerja Lapangan


NO Hari/Tanggal Kegiatan

1 Senin 15 januari 2018 Pengenalan lingkungan, membungkus buah jambu


Kristal dan sanitasi lingkungan
2 Selasa 16 januari 2018 Mencangkok tanaman jambu kristal (menyiapkan
media cangkok dan alat cangkok), memotong hasil
cangkokan dan menanam dipolybag
3 Rabu 17 januari 2018 Mencangkok tanaman jambu air dalhari dengan
Rooten-F dengan dosi 0 gram, 2,5 gram, 5 gram
dan 7,5 gram (mrnyiapkan alat dan bahan cangkok,
membuat media cangkok dan mulai mencangkok)
4 Kamis 18 januari 2018 Mencangkok tanaman manga, memotong hasi
cangkokan dan menanamnya dipolybag, membuat
media untuk stek
5 Jumat 19 januari 2018 Sanitasi lingkungan, membungkus buah jambu
kristal
6 Senin 22 januari 2018 Sanitasi lingkungan dan membersihkan gulma pada
benih durian
7 Selasa 23 januari 2018 Sanitasi lingkungan, membersihkan gulma pada
benih durian dan memotong batang jambu,
pengamatan minggu ke-1
8 Rabu 24 januari 2018 Membuat media tanam stek, stek jambu air deli
hijau, membungkus buah jambu kristal
9 Kamis 25 januari 2018 Sanitasi lingkungan dan membungkus buah jambu
kristal
10 Jumat 26 januari 2018 Sanitasi lingkungan dan membungkus jambu
kristal mengambail ranting untuk stek
11 Senin 29 januari 2018 Membuat media, stek jambu air dalhari
12 Selasa 30 januari 2018 Membuat media, pembenihan tanaman papaya dan
sanitasi lingkungan

8
13 Rabu, 31 januari 2018 Mempersiapkan lahan untuk menanam cabai,
sanitasi lingkungan
14 Kamis 01 februari 2018 Panen buah naga dan rambutan
15 Jumat 02 februari 2018 Sanitasi lingkungan dan membersihkan gulma
16 Senin 05 februari 2018 Sambung pucuk dan sambung samping tanaman
durian
17 Selasa 06 februari 2018 Membuat media untuk stek, stek tanaman jambu
air dalhari
18 Rabu 07 februari 2018 Membuat media untuk stek, stek tanaman jambu
air dalhari
19 Kamis 08 februari 2018 Menata benih tanaman durian, membuat media,
stek jambu air dalhari
20 Jumat 09 februari 2018 Membuat media, membungkus buah jambu Kristal
dan panen jambu kristal
21 Senin 12 februari 2018 Membuat media, stek jambu air deli hijau
22 Selasa 13 februari 2018 Membuat media, stek jambu air dalhari
23 Rabu 14 februari 2018 Membuat media, stek jambu air deli hijau

9
DAFTAR REFERENSI

Abidin, Z. 1990. Dasar-Dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh.


Bandung: Penerbit Angkasa.
Anam, C. 2009. Pengaruh Dosis Rootone-F Dan Bahan Stek Terhadap Pertumbuhan
Stek Bugenvil (Bougainvillea Spectabilis L.). Saintis. (1)1: 21-28
Dalimartha, Setiawan. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 5. Jakarta: PT Pustaka
Bunda.
Kristamini, 2004. Pengkajian Teknologi Pengembangan Plasma Nuftah Tanaman di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Kegiatan Pengkajian. BPTP
Yogyakarta.
Mayasari, E., Lukas, S. B., Yuni, S. R., 2012. Pengaruh Pemberian Filtrat Bawang
Merah dengan Berbagai Konsentrasi dan Rootone-F terhadap Pertumbuhan
Stek Batang Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L). LenteraBio. (1)2: 99-
103.
Modeste , K. K. , K. K. Edmond, K. N, Gilles, G. Michel , K. Mongomake dan K. T.
Hilaire. 2013. Influnce of Plant Growth Regulators on Somatic Embryogenesis
Induction from Inner Teguments of Rubber (Hevea brasiliensis) seeds.
Academic Journals. 12(16):1972-1977.
Nurasari, Elda dan Djumali.2012. Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L)
Terhadap Lima Dosis Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Asam Naftalen Asetat
(NAA). Agrovigor. 5 (1) : 26-33.
Prameswari, Z. K., Sri, T., & Sriyanto, W. 2014. Pengaruh Macam Media dan Zat
Pengatur Tumbuh Terhadap Keberhasilan Cangkok Sawo (Manilkara zapota
(L.) van Royen) pada Musim Penghujan. Vegetalika. (3)4: 107 – 118.
Victor, H., T. Chairani, T. Revandy, I., M., D. 2015. Pertumbuhan Vegetatif dan
Generatif Jambu Air (Syzygium samarangense (Blume) Merr. & Perry)
Varietas Deli Hijau dengan Perlakuan ZPT dan Media Tanam. Jurnal Online
Agroekoteaknologi. 3(2): 740-747.
Wudianto, R. 2004. Membuat Stek, Cangkok, dan Inokulasi. Jakarta : Penerbit
Penebar Swadaya.

10

You might also like