Professional Documents
Culture Documents
PONTIANAK
PONTIANAK
Oleh
RESKI ANDARI
NIM: SRP 163100072
TAHUN 2017
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam
tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan
kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. Kehamilan merupakan
suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan tidak
dapat diabaikan. Namun dalam kehamilan kadang kala terjadi pecah ketuban
sebelum waktunya atau yang sering di sebut dengan ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan
dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi sampai sepsis yang
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi
ibu (Sarwono 2008).
Insidensi Ketuban Pecah Dini (KPD) di Indonesia berkisar 4,5% sampai
7,6% dari seluruh kehamilan, sedangkan di Negara India antara 6% sampai
12%. Angka tersebut merupakan permasalahan yang masih belum
terselsaikan, terutama di Negara berkembang. Angka kejadian KPD berkisar
antara 3-18% yang terjadi pada kehamilan preterm, sedangkan pada kehamilan
aterm sekitar 8-10 %, wanita hamil datang dengan keadaan KPD, dimana 30-
40% merupakan kehamilan preterm di Rumah Sakit Umum Daerah yang
merupakan tempat rujukan di Indonesia.
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar
dengan cavum uteri, sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Salah satu
fungsi selaput ketuban adalah melindungi atau menjadi pembatas dunia luar
dan cavum uteri, sehingga mengurangi kemungkinan infeksi. Semakin lama
periode laten, maka semakin besar kemungkinan infeksi dalam cavum uteri
yang meningkatkan kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi dalam
rahim.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
3
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(Sulistyawati dan Nugaraheny, 2010).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-
tanda persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda
persalinan. Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini biasanya dapat di sebabkan
oleh multi/grandemulti, overdistensi (hidroamnion, kehamilan
ganda), disproporsio sefalo pelvis, kelainan letak (lintang dan sungsang). Oleh
sebab itu, Ketuban Pecah Dini memerlukan pengawasan yang ketat dan
kerjasama antara keluarga dan penolong (bidan dan dokter) karena dapat
meyebabkan bahaya infeksi intra uterin yang mengancam keselamatan ibu dan
janinnya. Dengan demikian, akan menurunkan atau memperkecil resiko
kematian ibu dan bayinya (Manuaba, 2008).
Komplikasi pada kelahiran dengan keadaan Ketuban Pecah Dini adalah
Asfiksia yaitu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan secara teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau
masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
persalinan.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soedarso merupakan salah
satu rumah sakit pendidikan di Pontianak. Pada bulan Januari 2017 selama 2
minggu mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak praktik di dua ruangan
RSUD Dr. Soedarso, yaitu di Ruang Nifas (N), Ruang Maternal (VK) untuk
mata ajar Keperawatan Maternitas.
Pada tanggal 09 Januari sampai tanggal 14 Januari 2017, penulis sedang
praktik diruangan VK (M) RSUD Dr. Soedarso Pontianak dan menemukan
pasien partus pada tanggal 13 Januari 2017 dengan diagnosa medis Ketuban
Pecah Dini (KPD). Penulis sangat tertarik dengan kasus ini karena penulis
cukup jarang menemui kasus ini sebelumnya. Walaupun awalnya penulis
masih kurang mengetahui tentang penyakit tersebut, namun jenis penyakit
yang cukup jarang penulis temui ini membuat penulis tertarik mengangkatnya
4
menjadi bahan untuk penulisan Karya Ilmiah Akhir. Oleh karena itu, penulis
mencoba memberikan asuhan keperawatan pada Ny. T dengan Ketuban Pecah
Dini (KPD) di ruang VK (M) RSUD Dr. Soedarso Pontianak dengan diagnose
prioritas adalah nyeri akut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data di atas, rumusan masalah yang ada dalam Karya Ilmiah
Akhir ini adalah “Bagaimana asuhan keperawatan pada Ny. T dengan
gangguan sistem reproduksi Ketuban Pecah Dini (KPD) di ruang Maternal VK
RSUD Dr. Soedarso Pontianak ?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Ilmiah Akhir ini adalah untuk
memberikan gambaran aplikasi asuhan keperawatan pada Ny. T dengan
gangguan sistem reproduksi Ketuban Pecah Dini (KPD) di ruang
Maternal VK RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan konsep teori tentang proses asuhan keperawatan pada
Ny. T dengan gangguan sistem reproduksi Ketuban Pecah Dini
(KPD) di ruang Maternal VK RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
b. Membandingkan antara teoritis dan praktik lapangan asuhan
keperawatan pada Ny. T dengan gangguan sistem reproduksi
Ketuban Pecah Dini (KPD) di ruang Maternal VK RSUD Dr.
Soedarso Pontianak.
c. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat
dilaksanakannya asuhan keperawatan pada Ny. T dengan gangguan
sistem reproduksi Ketuban Pecah Dini (KPD) di ruang Maternal
VK RSUD Dr. Soedarso Pontianak .
5
D. Manfaat
1. Bagi peneliti
Hasil penulisan Karya Ilmiah Akhir ini digunakan penulis selanjutnya
sebagai meningkatkan wawasan dan pengetahuan penulis.
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan asuhan keperawatan dengan
gangguan sistem reproduksi Ketuban Pecah Dini (KPD) khususnya di
ruang Maternal VK RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
3. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan hasil penulisan Karya Ilmiah Akhir ini bermanfaat bagi
instansi dalam memberikan gambaran aplikasi asuhan keperawatan
dengan gangguan sistem reproduksi Ketuban Pecah Dini (KPD).
4. Bagi Pasien
Pasien dapat menerima Asuhan Keperawatan dengan pemberian
implementasi persalinan dengan Ketuban Pecah Dini (KPD).
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Ilmiah Akhir ini terdiri dari lima (5) bab
dengan sistematika penulisan yaitu pada BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar
belakang yang berisi tentang alasan mengangkat kasus, jumlah kasus,
kemudian terdapat rumusan masalah, tujuan yang terbagi menjadi tujuan
umum dan tujuan khusus, manfaat dan yang terakhir yaitu sistematika
penulisan.
Pada BAB II Landasan Teoritis, terdiri dari definisi, etiologi dan konsep
masalah, lainnya, kemudian konsep asuhan keperawatan secara teoritis pada
klien dengan Ketuban Pecah Dini.
6
7
8
f. Muka topeng.
g. Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan
kacau, menyeringai).
h. Terfokus pada diri sendiri.
i. Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses
berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan).
j. Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain
dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang).
k. Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah,
perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil).
l. Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang
dari lemah ke kaku).
m. Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah).
n. Perubahan dalam nafsu makan dan minum.
Data Subjekti :
a. Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan
isyarat
Data Objektif :
a. Posisi untuk mengindari nyeri.
b. Perubahan tonus otot dengan rentang lemas sampai tidak
bertenaga.
c. Respon autonomic misalnya diaphoresis, perubahan tekanan darah,
pernapasan atau nadi, dilatasi pupil.
d. Perubaan selera makan.
e. Perilaku distraksi missal, mondar-mandir, mencari orang atau
aktifitas lain, aktivitas berulang.
f. Perilaku ekspresif missal; gelisah, merintih, menangis,
kewaspadaan berlebihan, peka terhadap rangsang, dan menghela
napas panjang.
g. Wajah topeng; nyeri.
9
2. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Siswosudarmo (2009), secara klinis tanda-tanda kehamilan
dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu sebagai berikut :
a. Tanda kehamilan yang tidak pasti (probable signs)
10
3. Klasifikasi
Masa Kehamilan Kehamilan menurut Prawirohardjo (2011)
diklasifikasikan dalam 3 trimester, yaitu :
a. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12
minggu).
b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27
minggu).
c. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40
minggu).
12
2. Macam-macam persalinan
Jenis persalinan menurut Simkin (2005), Mochtar (2006) dan Manuaba
(2006), dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Partus spontan
Proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri berlangsung kurang
dari 24 jam tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi.
b. Partus buatan
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui
dinding perut dengan operasi caesar.
c. Partus anjuran
Apabila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan rangsangan.
janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan
maka jalan lahir tersebut harus normal.
b. Kekuatan
Kekuatan atau Power adalah kekuatan atau tenaga untuk
melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga
meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan
utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retaksi otot-otot
rahim.
c. Janin
Faktor yang berpengaruh dalam passanger adalah janin (tulang
tengkorak, ukuran kepala) dan postur janin dalam rahim
(sikap/habitus dan letak janin).
d. Psikologi
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas munculnya rasa bangga bisa melahirkan
atau memproduksi anaknya.
b. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan.
Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2
sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin sudah masuk di ruang
panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Wanita merasakan tekanan pada rektum dan hendak buang air
15
2. Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini tidak diketahui atau masih belum
jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha
menekan infeksi (Mochtar, 2002).
Penyebab ketuban pecah dini karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intra uterin atau kedua faktor
tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan adanya infeksi
yang dapat berasal dari vagina dan servik (Saifudin, 2000).
3. Faktor Predisposisi
a. Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis).
Korioamnionitis adalah keadaan pada perempuan hamil
dimana korion, amnion dan cairan ketuban terkena infeksi bakteri.
Korioamnionitis merupakan komplikasi paling serius bagi ibu dan
janin, bahkan dapat berlanjut menjadi sepsis (Prawirohardjo,
2008).
Membrana khorioamnionitik terdiri dari jaringan
viskoelastik. Apabila jaringan ini dipacu oleh persalinan atau
infeksi maka jaringan akan menipis dan sangat rentan untuk pecah
disebabkan adanya aktivitas enzim kolagenolitik. Grup B
streptococcus mikroorganisme yang sering menyebabkan
amnionitis. Selain itu Bacteroides fragilis,
Lactobacilli dan Staphylococcus epidermidis adalah bakteri-bakteri
yang sering ditemukan pada cairan ketuban pada kehamilan
preterm. Bakteri-bakteri tersebut dapat melepaskan mediator
inflamasi yang menyebabkan kontraksi uterus. Hal ini
menyebabkan adanya perubahan dan pembukaan serviks dan
pecahnya selaput ketuban (Varney, 2007).
Jika terdiagnosis korioamnionitis, perlu segera dimulai
upaya untuk melahirkan janin sebaiknya pervaginam. Sayangnya,
satu-satunya indikator yang andal untuk menegakkan diagnosis ini
18
hanyalah demam; suhu tubuh 38ºC atau lebih, air ketuban yang
keruh dan berbau yang menyertai pecah ketuban yang menandakan
infeksi (Anonim, 2007).
4. Patofisiologi
Infeksi inflamasi
Terjadi peningkatan aktifitas iL – 1 dan prostaglandin
Kolagenase jaringan
Depolimerasi kolagen pada selaput korion atau amion
Ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan
Ketuban pecah dini
(Maria, 2009)
Penjelasan patofisiologi:
Pada kondisi yang normal kolagen terdapat pada lapisan kompakta
amnion, fibroblast, jaringan retikuler korion dan trofoblas, sintesis
maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan
inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin, tetapi karena ada infeksi
dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin,
menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi
21
6. Komplikasi
Komplikasi yang biasa terjadi pada KPD meliputi :
a. Mudah terjadinya infeksi intra uterin.
b. Partus premature.
c. Prolaps bagian janin terutama tali pusat (Manuaba, 2009).
Terdapat tiga komplikasi utama yang terjadi pada ketuban pecah dini
yaitu :
a. Peningkatan morbiditas neonatal oleh karena prematuritas.
b. Komplikasi selama persalinan dan kelahiran.
c. Resiko infeksi baik pada ibu maupun janin, dimana resiko infeksi
karena ketuban yang utuh merupakan barrier atau penghalang
terhadap masuknya penyebab infeksi.
d. Resiko gawat janin (Sarwono, 2010).
22
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi,
bau dan PHnya.
1) Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah
menjadi biru ,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).
2) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada
gelas objek dan dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik
menunjukkan gambaran daun pakis.
b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban
dalam kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban
yang sedikit (Manuaba, 2009).
8. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, umur, tanggal lahir, alamat, tanggal
masuk kamar bersalin, dokter yang bertanggung jawab,
keluhan utama, dan diagnose keperawatan.
2) Riwayat Utama
GPAM, HPHT, tafsiran partus, usia gestasi atau kehamilan.
3) Keluhan Utama
Riwayat pada saat sebelun inpartus didapatkan cairan ketuban
yang keluar pervagina secara spontan kemudian tidak diikuti
tanda-tanda persalinan.
4) Riwayat haid
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang
keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid dan terakhir,
perkiraan tanggal partus
5) Riwayat Perkawinan
23
P : Bunyi jantung
A : Apakah ada suara tambahan/tidak pada jantung
klien
i) Abdomen
I : keadaan perut, warna nya, apakah ada/tidak luka lesi
dan lecet
P : tinggi fundus klien, letak bayi, persentase kepala
apakah sudah masuk pap/belum
P : bunyi abdomen
A : bising usu klien, djj janin apakah masih
terdengar/tidak
j) Payudara : puting susu klien apakah
menonjol/tidak,warna aerola, kondisi mamae, kondisi
ASI klien, apakah sudah mengeluarkan ASI /belum
k) Ekstremitas
Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi/memar, apakah
ada oedema/tidak
Bawah : apakah ada luka memar/tidak, apakah
oedema/tidak
l) Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada
oedema/tidak pada daerah genitalia klien
m) Intergumen : warna kulit, keadaan kulit, dan turgor kulit
baik/tidak
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
(1) Pantau posisi janin (1) Menghindari janin
(2) Monitor DJJ tiap 5-10 dalam posisi sungsang
menit (2) Mengontrol keadaan
28
janin
Kolaborasi Kolaborasi
Lakukan induksi Mencegah terjadinya fetal
persalinan death
E. Induksi Persalinan
1. Pengertian induksi persalinan
Induksi persalinan adalah tindakan / langkah untuk memulai
persalinan yang sebelumnya belum terjadi, bisa secara mekanik maupun
kimiawi (farmakologik) (Nugroho, 2012).
29
2. Obat induksi
Oksitosin adalah obat yang merangsang uterus untuk berkontraksi.
Dalam menimbulkan kontraksi uterus, oksitosin dianggap bekerja pada
membran sel myometrium. Oksitosin meningkatkan daya pacu normal
otot tersebut (Hakimi, 2010).
bersama-sama paritas
f. Maturitas janin
Umumnya semakin kehamilan mendekati 40 minggu, semakin baik
hasilnya bagi janin.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Inisial Klien : Ny.T
Tanggal Lahir / Umur : 07 September 1997 / 19 tahun 8
bulan
No. RM : 037319
Agama : Khatolik
Alamat : Menjalin Kabupaten Landak
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Nama Suami : Tn.A
No. Telepon : 085252247891
Tanggal Masuk Kamar Bersalin : 12 Januari 2017
Waktu : 23:29
Dokter yang Bertanggung Jawab : dr. Pinda Hutajulu, SPOG
Keluhan Utama : Mulas dan nyeri ingin melahirkan
B. Riwayat Utama
G1P0A0M0
HPHT : 12 April 2017
Tanggal harapan partus : 18 April 2017
Gestasi : 38 minggu
C. Riwayat Maternal
1. Sekarang
a. Kehamilan sekarang direncanakan
Klien mengatakan kehamilan sekarang memang direncanakan.
b. Mengikuti kelas prenatal
29
30
2. Waktu Lalu
Klien mengatakan tidak pernah sebelumnya, karena ini merupakan
kehamilan pertama.
D. Riwayat Medik
1. Pengobatan
Klien mengatakan selama kehamilan klien mengonsumsi vitamin
asamfolat dan neurobion.
2. Penggunaan zat
Klien mengatakan tidak merokok maupun minum-minuman
beralkohol.
3. Alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi.
Membran :-
Cairan : Berwarna hijau kental keluar jam
10:00 di Puskesmas
Kontraksi uterus : Belum ada kontraksi ketika di rujuk ke
RSUD dr. Soedarso
Pembukaan : 1 jari, Portio lunak, Kepala Hodge I
(jam 23:50)
Pemeriksaan dalam oleh : Bidan
Pemeriksaan darah lengkap : Hb 11,7 9/dl
Faktor risiko : Ketuban kering, gawat janin.
F. Pemeriksaan Fetus
Djj : 144 x / menit
Kelainan Djj : tidak ada kelainan Bjj
Pergerakan janin : ada pergerakan janin, dan aktif
G. Pemeriksaan Fisik
1. Kenaikan BB selama kehamilan : 8 kg
2. Kepala / leher
Ispeksi : Bentuk simestris, rambut merata, tidak terdapat
pembengkakan, tidak ada pembesaran limfa, tidk tampak
distensi.
Palpasi : Tidak terasa massa dan tidak ada nyeri tekan.
3. Jantung
Inspeksi : bentuk dada simestris, tidak ada tanda-tanda pembesaran
jantung.
Auskultasi : S1 dan S2 reguler
Palpasi : tidak ada pembesaran jantung
Perkasi : tidak ada kelainan
4. Paru-paru
Inspeksi : Simestris
32
H. Data Psikososial
1. Perasaan klien terhadap kehamilan sekarang :
Klien mengatakan senang dan terharu.
33
I. Laporan Persalinan
1. Pengkajian Awal
Tanggal : 13 Januari 2017
Jam : 07:00 WIB
Tanda-tanda vital
TD : 130 / 80 mmHg
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 88 x / menit
RR : 24 x / menit
2. Hasil pemeriksaan dalam
Pembukaan 2 cm, Ketuban (-), Kepala : hodge I (dilakukan jam 07:00
WI).
3. Pengeluaran pervaginam
Pengeluaran darah bercampur lendir (sejak pukul 02:00 WIB, tanggal
13 Januari 2017).
4. Kontraksi uterus
Kontraksi 1-2x / menit, lamanya 25 detik.
5. Denyut jantung janin
DJJ : 144 k /menit, keadaan baik
6. Status janin
Janin hidup, jumlah tunggal, presentasi kepala dan telah masuk PAP.
J. Kala Persalinan
1. Kala I
a. Mulai kala I
Pada pukul 10:50 WIB tanggal 12 Januari 2017 di
Puskesmas Menjalin dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan
34
2. Kala II
a. Mulai kala II
Tanggal 13 Januari 2017, jam 13:00 WIB, bayi lahir pukul 13:32
WIB
b. Tanda-tanda vital
TD : 130 / 80 mmHg
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 88 x / menit
RR : 24 x / menit
c. Lama kala II
Lamanya 32 menit.
d. Tanda dan gejala
Pembukaan lengkap, perineum menonjol dan kemerahan, keluar
lendir bercampur darah, kepala bayi tampak didepan vulva, anus
menonjol, vagina melebar.
e. Keadaan psikososial
Klien gelisah dan cemas
g. Kebutuhan khusus klien
Klien tidak mendapat kebutuhan khusus seperti oksigen
h. Tindakan
36
3. Kala III
a. Tanda dan gejala
Pengeluaran darah seperti menyembur, dilakukan peregangan tali
pusat terkendali, tali pusat tampak memanjang.
b. Placenta lahir jam
Lahir jam 13:42 WIB.
c. Cara lahir placenta
Spontan.
d. Karakteristik placenta
Placenta utuh, berat kurang lebih 500 gram.
e. Pendarahan
Kurang lebih sebanyak 150 ml.
f. Keadaan spikososial
Klien tampak tenang (lega).
g. Kebutuhan khusus
Klien tidak mendapat kebutuhan khusus.
h. Tindakan
Oksitosin (synto) via IM sebelum plasenta lahir.
4. Kala IV
a. Mulai jam 14:00 WIB
b. Tanda-tanda vital
TD : 120 / 90 mmHg
Suhu : 35,9 0C
Nadi : 86 x / menit
RR : 20 x / menit
c. Kontraksi uterus
Mengeras (uterus dapat berkontraksi dengan baik).
37
d. Pendarahan
Kurang lebih 100 ml.
e. Tindakan
Penjahitan di perinium dengan anastesi (Lidocain).
f. Bouding ibu dan bayi
Banding ibu dan bayi segera tidak dilakukan karena bayi Asfiksia
dan langsung dilakukan resusitasi pada bayi berupa suction
kemudian bayi dilarikan ke ruang Perinatalalogi untuk di
observasi.
K. Bayi
1. Bayi lahir tanggal/jam : 12 Januari 2017, jam 13:32 WIB.
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Nilai APGAR : 1 menit : 2, 5 menit : 5 (2/5)
4. Berat badan : 2800 gram
i. Panjang badan : 50 cm
5. Karakteristik khusus bayi : Bayi tidak terdapat karakteristik khusus
6. Kepala : Kaput suksudenum
7. Anus : Bayi terdapat anus dan berlubang
8. Perawatan tali pusat : Tali pusat digunting sekitar 5 cm dan di
klem menggunakan klem steril
9. Perawatan mata : Mata bayi diberi salep mata (Gentamycin)
38
ANALISA DATA
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi
Keperawatan
Masalah Keperawatan Pada Ibu
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat nyeri.
berhubungan dengan keperawatan, klien dapat 2. Berikan posisi yang aman dan nyaman.
kontraksi uterus mengontrol nyeri dan janin 3. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
(Proses Persalinan) dapat dilahirkan dengan 4. Observasi tanda-tanda vital.
segera. 5. Beri dukungan / motivasi pada klien.
2 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Ciptakan hubungan terapeutik atas
dengan proses keperawatan ansietas hilang dasar saling percaya dan saling
kelahiran yang atau terkontrol. menghargai, berikan privasi dan
panjang kepercayaan diri klien
2. Pantau tingkat kecemasan yang
dialami klien
3. Anjurkan klien untuk mengungkapkan
ketakutan dan menanyakan masalah.
4. Bantu klien mengidentifikasi
penyebab kecemasan.
3 Resiko gawat janin Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau posisi janin
berhubungan dengan keperawatan masalah dapat 2. Monitor DJJ tiap 5-10 menit
ketuban pecah dini terasi dan gawat janin tidak
terjadi.
4 Risiko kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan catatan intake dan output
volume cairan keperawatan, klien tidak yang akurat
berhubungan dengan menunjukkan tanda dan 2. Monitor status hydrasi(kelembaban
kehilangan cairan gejala infeksi membran mukosa,nadi
tubuh aktif adekuat,tekanan darah ortostatik),jika
diperlukan
3. Monitor vitl sign
41
4 Ds : - S:
Do : -
- Terjadi perdarahan ±250 ml pervaginam O:
- Dilakukan episiotomy Darah masih mengalir sedikit
- Klien berkeringat cukup banyak A:
- Klien terpasang infus di sebelah kiri dengan Masalah teratasi
cairan RL 20 tpm. P:
A: Lanjutkan intervensi
- Memonitor status hidrasi
- Mendorong masukkan oral (memberi air
putih)
- Mempertahankan pemberian cairan IV
R:
Perdarahan masih mengalir sedikit
Masalah Keperawatan Pada Bayi
1 Ds : - S:
Do : -
- Bayi tampak tak menangis O:
- Bayi tampak membiru Bayi masih belum memberi
- Ketuban pecah dini pada ibu respon
- Proses kelahiran lama A:
A: Masalah teratasi sebagian
- Membantu membuka jalan nafas P:
- Membantu memposisikan bayi untuk Lanjutkan intervensi
memaksimalkan ventilasi dan mengurangi
dyspnea
- Mengauskultasi bunyi nafas
- Membantu atau membawa bayi lari ke ruang
Perinatalogi
R : Bayi masih belum respon
BAB V
PENUTUP
29
30
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka perawat mengajukan
beberapa saran sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan khususnya pada klien dengan gangguan sistem reproduksi kala 1
memanjang saran-sarannya adalah sebagai berikut :
1. Bagi Rumah Sakit
Pihak rumah sakit membuat manajemen penatalaksanaan yang
terarah dan fasilitas yang memadai untuk menangani masalah kanker
serviks.
2. Bagi Perawat
Asuhan keperawatan hendaknya seorang perawat selalu
berlandaskan pada konsep teoritis yang disesuaikan dengan permasalahan
yang dihadapi tanpa mengabaikan kondisi klien itu sendiri, sehingga bisa
memodifikasi intervensi keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan pasien, dan hendaknya seorang perawat selalu menjadikan
hal-hal baru yang didapatinya itu sebagai pelajaran yang berharga untuk
31