You are on page 1of 2

4.

1 Kesimpulan

Kampung Naga adalah perkampungan yang memiliki kearifan lokal yang sangat
unik, baik itu berupa ideologi, sosial, arsitektur bangunan dan ekonomi. Sebagai salah
satu daerah yang termasuk kedalam daerah pasundan. Kampung Naga memiliki banyak
potensi baik itu potensi alam dan potensi budaya. Potensi alam yang dimiliki Kampung
Naga adalah Sungai Ciwulan yang bermanfaat sebagai sumber air alami dan masih
banyak hutan yang masih hijau dan alami. Sedangkan potensi budaya yang ada di
Kampung Naga salah satunya adalah upacara Hajat Sasih, yang biasanya dilaksanakan
oleh masyarakat setempat untuk memohon berkah dan keselamatan kepada leluhur serta
sebagai upaya untuk melestarikan kebiasaan leluhur mereka. Masyarakat Kampung
Naga juga memakai pandangan hidup leuweung “mah imah kai, kai mah imah cai”
artinya hutan tempat pepohonan, dan pepohonan rumah air. Hal itu menunjukkan,
bahwa masyarakat paham bahwa hutan dapat mengatur tata air, agar tidak banjir
dimusim hujan dan kering dimusim kemarau serta menunjukan bahwa masyarakat
Kampung Naga sangat perduli terhadap lingkungan dalam menata lingkungan.

Sedangkan upaya pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mempertahankan


kearifan lokal di Kampung salah satunya yaitu dengan membuat Perda No.2 Th 2010
Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029, yang menetapkan bahwa
Kabupaten Tasikmalaya merupakan kawasan lindung setempat. Selain itu, pemerintah
daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam Perda No. Th 2012 Tentang RTRW Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2011-2031, menetapkan bahwa Kabupaten Tasikmalaya merupakan
kawasan suaka alam dan cagar budaya, kawasan peruntukan pariwisata dan Kawasan
Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut pandang sosial dan budaya. Akan tetapi, seiring
berjalannya waktu, semakin banyak tantangan dalam mempertahankan kebudayaan
Kampung Naga akibat pengaruh modernisasi dari luar Kampung Naga, sehingga
pemerintah Kabupaten Tasikmalaya harus berupaya lebih keras untuk mempertahankan
kearifan-kearifan daerahnya yang mulai rentan.

4.2 Saran

Dewasa ini, kearifan lokal mulai memudar karena pengaruh dari pergaulan
internasional (globalisasi), teknologi dan modernisasi, maka dari pada itu perlu adanya
upaya untuk mempertahankan kearifan lokal baik dari pihak pemerintah, masyarakat
setempat maupun masyarakat luar Kampug Naga, sehingga kebudayaan tersebut akan
terus ada dan tidak akan hilang.

You might also like