You are on page 1of 4

TUGAS

CARA KERJA DIRECT METHANOL FUEL CELL (DMFC)

DISUSUN OLEH
APRIN PRATAMA LUBIS 121150072
DHIMAS AGENG DARMAWAN 121150089
REYNALDO NADEAK 121150127

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
Fuel cell adalah suatu perangkat yang menggunakan reaksi dari zat-zat
kimia untuk menghasilkan energi. Fuel cell hampir tidak mengeluarkan emisi yang
berbahaya bagi lingkungan. Selah satu jenis fuel cell adalah direct methanol fuel
cell (DMFC). DMFC merupakan salah satu dari beberapa jenis sel bahan bakar
yang menggunakan membran penukar proton (proton exchange membrane) sebagai
penghubung antara reaksi di katoda dan anoda. Sesuai namanya, sumber energi ini
menggunakan metanol sebagai bahan bakar. Berbeda dengan sumber energi lain
seperti hidrogen cair, asam poasat maupun larutan alkaline, DMFC dapat
menghasilkan listrik secara langsung sehingga tidak perlu diubah terlebih dahulu
menjadi energi yang lain (misalnya energi panas). Inilah yang disebut dengan
"Direct"(Bahasa Inggris) yang berarti "langsung".
Komponen dasar DMFC adalah satu set elektroda (katoda dan anoda) yang
dipisahkan oleh sebuah membran. Uniknya, katoda langsung bertindak sebagai
katalis yang mempercepat terjadinya reaksi perubahan metanol di anoda. Katoda
yang biasa digunakan adalah Platina(Pt).

Gambar 1. Skema Cara Kerja DMFC

Seperti terlihat pada gambar, di sisi anoda metanol dan air diinjeksikan ke
dalam batch reaksi dengan kecepatan konstan. Tumbukan dengan katalis membantu
terjadi reaksi konversi metanol secara katalitik menjadi proton, CO2 dan elektron.
Gas CO2 dikeluarkan dari sistem sementara proton bergerak menyeberangi
membran menuju katoda yang kemudian bereaksi dengan O2 menghasilkan air.
Tumpukan elektron di anoda menghasilkan beda potensial yang memaksa elektron
dari reaksi konversi tersebut mengalir dalam sebuah sirkuit arus, dipakai sebagai
arus searah oleh peralatan elektronik, kemudian sampai di katoda sehingga
menyempurnakan reaksi pembentukan molekul air. Jelas terlihat di sini, limbah
yang dihasilkan dari bahan bakar ini adalah air dan gas CO2 dalam jumlah yang
kecil.

Reaksi yang terjadi dijelaskan sebagai berikut :


Anoda CH3OH + H2O 6H+ + CO2 + 6e- E0 = 0,046 V
3
Katoda O2 + 6H+ + 6e- 3H2O E0 = 1,23 V
2

Kelebihan lain dalam DMFC ini adalah efisiensi energinya yang cukup
tinggi (melebihi 60%) serta panas yang dihasilkan akibat proses reaksi sangat kecil
sekali. Dua faktor ini sangat penting dalam pemakaian peralatan elektronik untuk
jangka waktu yang lama. Panas yang kecil menjamin keamanan dan kenyamanan
pengguna selama pemakaian.
Membran penukar proton dalam DMFC memegang fungsi utama dalam
efisiensi energi sel. Membran yang umum digunakan adalah Nafion.

Gambar 2. Struktur Kimia Nafion

Nafion tergolong dalam ionomer. Ionomer berarti polimer yang memiliki


sifat-sifat ionik. Monomer dari senyawa ini terdiri atas kerangka fluorokarbon yang
bersifat hidrofobik dan gugus terminal berupa sulfonat yang bersifat hidrofilik.
Gugus sulfonat merupakan super asam, menjamin kelangsungan transfer proton
dari anoda ke katoda sementara kation dan anion lainnya tidak diizinkan lewat.
DMFC tidak perlu menggunakan listrik dari PLN melainkan dengan
menyuntikan Metanol ke dalam sebuah wadah yang disediakan. Hal ini
menyebabkan DMFC paling cocok diaplikaikan untuk perangkat elektronik
terutama perangka jinjing seperti notebook, ponsel, atau MP3 Player. DMFC
bersifat ringan, sehingga tidak menambah beban secara signifikan. Bahkan saat
persediaan energi habis sekalipun, DMFC langsung dapat mennyediakan listrik
untuk perangkat secara instant. Tidak seperti baterai Li-Ion konvensional yang
membutuhkan waktu berjam-jam untuk isi ulang.

You might also like