Professional Documents
Culture Documents
HUKUM DAGANG
OLEH:
Kelas : C12
Esia adalah merek layanan operator yang dikeluarkan oleh PT. Bakrie
Telecom Tbk, operator telekomunikasi yang berbasis teknologi CDMA 2000 1x
dengan layanan Limited mobility, maksudnya adalah layanan mobilitas jaringan
tanpa kabel yang dibatasi dalam satu kode area. Pengguna esia bisa melakukan
semua panggilan, mulai panggilan lokal, interlokal maupun internasional. PT.
Bakrie Telecom Tbk sebelumnya dikenal dengan nama PT Ratelindo, yang
didirikan pada bulan Agustus 1993, sebagai anak perusahaan PT. Bakrie & Brothers
Tbk yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di DKI Jakarta, Banten dan Jawa
Barat berbasis Extended Time Division Multiple Access (ETDMA).
Pada bulan September 2003, PT Ratelindo berubah nama menjadi PT.
Bakrie Telecom Tbk, yang kemudian bermigrasi ke CDMA2000-1x, dan memulai
meluncurkan produk Esia.Pada awalnya jaringan Esia hanya dapat dinikmati di
Jakarta, Banten dan Jawa Barat, namun sampai akhir 2007 telah menjangkau 26
kota di seluruh Indonesia dan terus berkembang ke kota-kota lainnya.
Lonceng kematian Esia sebenarnya sudah berbunyi sejak 2015, saat mereka
menutup layanan internet Max-D berbasis EVDO. Setelah layanan internet ditutup,
pengguna hanya dapat menikmati layanan SMS dan telepon saja. Kemudian, pada
bulan Januari 2016, Esia mengumumkan penutupan layanan di kota-kota selain
Jakarta dan Bandung.
Pelanggan di kota-kota tersebut diminta untuk mengalihkan nomornya ke
Smartfren, atau menggunakan pulsa dan nomor yang saat ini digunakan ke layanan
VoIP milik esia, EsiaTalk. Janjinya, EsiaTalk menawarkan tarif obrolan murah ke
nomor telepon dalam dan luar negeri, juga gratis bicara ke sesama pengguna
EsiaTalk atau nomor esia lain.
Pelanggan di Bandung dan Jakarta, atau pelanggan yang memutuskan untuk
menggunakan layanan EsiaTalk, pun bukan berarti bisa bernapas lega. Karena
frekuensi milik esia sudah disewakan pada Smartfren, gangguan layanan pun mulai
sering dialami oleh pengguna. Ujung-ujungnya, sejak Maret 2016, layanan Esia
mulai mati secara bertahap bahkan di Jakarta dan Bandung.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hasil analisis kebangkrutan yang dilakukan pada PT.Bakrie Telecom Tbk tahun
2009-2012 menyatakan bahwa perusahaan mengalami penurunan kinerja yang
signifikan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis kebangkrutan metode Altman Z-
score yang menunjukkan keadaan bangkrut atau adanya masalah keuangan yang
serius pada tahun 2012.
2. Hasil analisis kebangkrutan yang dilakukan pada PT.Bakrie Telecom Tbk tahun
2009-2012 menyatakan bahwa perusahaan mengalami ancaman kebangkrutan dari
tahun 2009-2012. Hal ini diperkuat dengan analisis kebangkrutan metode Springate
yang menunjukkan keadaan bangkrut dari tahun 2009-2012.
3. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil prediksi kebangkrutan
antara metode Altman Z-score dan Springate.dikarenakan adanya perbedaan
penggunaan rasio keuangan dan kriteria kebangkrutan antara Altman Z-score dan
Springate.
5.2 Saran
1. Bagi Bursa Efek Indonesia, diharapkan agar penelitian ini dapat dijadikan suatu
masukan untuk pengambilan keputusan perusahaan yang listingdan delisting.
2. Bagi calon investor, diharapkan agar memperhatikan kinerja dan kesehatan
perusahaan yang akan digunakan untuk berinvestasi. Hal ini bertujuan agar
investasi yang ditanamkan oleh investor dapat memberikan keuntungan.
3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan agar menggunakan metode-metode
analisis kebangkrutan lainnya sebagai pembanding dalam memprediksi
kebangkrutan.