You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERAWATAN SYOK HIPOVOLEMIK

BLOK KEGAWATDARURATAN 1
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akibat berkurangnya volume
plasma diintravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat ( Hemoragik),
trauma yang menyebabkan perpindahan cairan (ekstravasasi) keruang tubuh
nonfungsional, dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka bakar dan diare
berat. (Soenarto,2012)
Syok hipovolemik adalah suatu keadaan akut dimana tubuh kehilangan cairan
tubuh, cairan ini dapat berupa darah, plasma, dan elektrolit (Grace, 2006).
Syok hipovolemik terjadi apabila ada defisit volume darah ≥15% sehingga
menimbulkan ketidakcukupan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan
dan penumpukan sisa!sisa metabolisme sel. Berkurangnya volume intravaskular dapat
diakibatkan oleh kehilangan cairan tubuh secara akut atau kronik, misalnya
karenaoligemia, hemoragi, atau kebakaran.

Tahap – tahap syok hipovolemik

1) Tahap I
a. Terjadi bila kehilangan darah 0-10% ( kira-kira 500 mL)
b. Terjadi kompensasi dimana biasanya cardiac output dan tekanan darah masih
dapat dipertahankan.
2) Tahap II
a. Terjadi apabila kehilangan darah 15-20%.
b. Tekanan darah turun, PO2 turun, takhikardi, takipneu, diaforetik, gelisah,
pucat.
3) Tahap III
a. Bila terjadi kehilangan darah lebih dari 25%
b. Terjadi penurunan: tekanan darah, cardiac output, PO2, perfusi jaringan secara
cepat.
c. Terjadi iskemik pada organ.
d. Terjadi ekstravasasi cairan.

Klasifikasi Syok Hipovolemik


Berdasarkan derajat kehilangan darah, syok hipovolemik dapar dibagi sebagai berikut:

1) Perdarahan kelas I kehilangan volume darah sampai 15% gejala klinis pada
derajat ini adalah minimal. Bila tidak ada komplikasi akan terjadi takikardi
minimal.
2) Perdarahan kelas II kehilangan volume darah 15-30% gejala-gejala klinis
termasuk takikardi ( HR>100x/menit), takipnea, dan penurunan tekanan nadi.
Tekanan sistolik hanya mengalami sedikit perubahan, sehingga penilaian
menggunakan tekanan nadi lebih dapat diandalkan dari pada tekanan darah.
3) Perdarahan kelas III kehilangan volume darah 30-40% penderita dengan
kehilangan darah sebanyak ini (2000mL pada orang dewasa) menunjukkan gejala
perfusi yang tidak adekuat, termasuk takikardi dan takipnea yang jelas, perubahan
status mental dan penurunan tekanan darah.
4) Perdarahan kelas IV kehilangan volume darah lebih dari 40% gejala-gejala pada
penderita ini yakni, takikardi yang jelas, tekanan nadi yang sempit, produksi urin
hamper tidak ada, dan kesadaran jelas menurun.

2. Etiologi Syok Hipovolemik


Penyebab syok hipovolemik dapat terjadi akibat dari berbagai factor berikut:
a. Hipovolemia Absolut
Thorak
- Trauma parenkim paru
- Cedera vascular paru
- Cedera vascular intercostal
- Gangguan aorta.
- Hemotosis masiv

Abdomen/pervis/retroperitonium

- Cedera organ padat (hepar, limpa, ginjal)


- Vascular (trauma, rupture aneorisma)
- Perdarahan gastrointestinal (varises esofageal, ulkus, anomalivaskular, dll)
- Gangguan genikologi (rupture kehamilan ektopik, perdarahan peripartum,
perdarahan uterus abnormal, rupture kista ovarium, dll)
Ortppedic

- Fraktur pelvis
- Fraktur tulang besar
- Fraktur multiple

Ekstermitas dan permukaan kulit

- Cidera vascular mayor


- Cidera jaringan lunak yang masiv
b. Hypovolemia Relatif/ Non Hemoragik Hipovolemia
- Kelainan gastrointestinal: muntah, diare, asites.
- Luka bakar.
- Paparan lingkungan
- Renal salt lasting/gagal ginjal.
- Diabetes/ penggunaan diuretic kuat.

3. Manifestasi Klinis
Gejala syok hipovolemik cukup bervariasi, tergantung pada usia, kondisi
premorbid, besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya berlangsung.
Kecepatan kehilangan cairan tubuh merupakan faktor kritis respon kompensasi.
Pasian muda dapat dengan mudah mengkompensasi kehilangan cairan dengan
jumlah sedang vasokontriksinya dan takikardia. Kehilangan volume yang cukup
besar dalam waktu lambat, meskipun terjadi pada pasien usia lanjut, masih dapat
ditolerir juga dibandingkan kehilangan dalam waktu yang cepat atau
singkat.Apabila syok talah terjadi, tanda-tandanya akan jelas. Pada keadaan
hipovolemia, penurunan darah lebih dari 15 mmHg dan tidak segera kembali
dalam beberapa menit.
Tanda-tanda syok adalah menurut Toni Ashadi, 2006 adalah:
a. Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian
kapiler selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
b. Takhikardi: peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respon
homeostasis penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran
darah ke homeostasis penting untuk hopovolemia.peningkatan kecepatan
aliran darah ke mikrosirkulasi berfungsi mengurangi asidosis jaringan.
c. Hipotensi: karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah
sistemik dan curah jantung, vasokontriksi perifer adalah faktor yang
esensial dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah
otak dapat dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70
mmHg.
d. Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik.
Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin kurang dari 30ml/jam.

4. Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan mengaktivasi sistem
fisiologi utama sebagai berikut: sistem hematologi, kardiovaskuler, ginjal, dan
sistem neuroendokrin.
a. Sistem hematologi berespon terhadap kehilangan darah yang berat dan akut
dengan mengaktivasi kaskade koagulasi dan vasokonstriksi pembuluh darah
(melalui pelelepasan tromboksan A2 lokal). Selain itu, platelet diaktivasi (juga
melalui pelepasan tromboksan A2 lokal) dan membentuk bekuan darah
immatur pada sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak menghasilkan
kolagen, yang selanjutnya menyebabkan penumpukan fibrin dan menstabilkan
bekuan darah. Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk menyempurnakan
fibrinasi dari bekuan darah dan menjadi bentuk yang sempurna.
b. Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik
dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas miokard,
dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Respon ini terjadi akibat
peningkatan pelepasan norepinefrin dan penurunan ambang dasar tonus nervus
vagus (diatur oleh baroreseptor di arcus caroticus, arcus aorta, atrium kiri, dan
penbuluh darah pulmonal). Sistem kardiovaskuler juga berespon dengan
mengalirkan darah ke otak, jantung, dan ginjal dengan mengurangi perfusi
kulit, otot, dan traktus gastrointestinal.
c. Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan peningkatan sekresi
renin dari apparatus juxtaglomeruler. Renin akan mengubah angiotensinogen
menjadi angiotensin I, yang selanjutnya akan dikonversi menjadi angiotensin
II di paru-paru dah hati. Angotensin II mempunyai 2 efek utama, yang
keduanya membantu perbaikan keadaan pada syok hemoragik, yaitu
vasokonstriksi arteriol otot polos, dan menstimulasi sekresi aldosteron dari
korteks adrenal. Aldosteron bertanggungjawab pada reabsorbsi aktif natrium
dan akhirnya akan menyebabkan retensi air.
d. Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan meningkatan
Antidiuretik Hormon (ADH) dalam sirkulasi. ADH dilepaskan dari glandula
pituitari posterior sebagai respon terhadap penurunan tekanan darah (dideteksi
oleh baroreseptor) dan terhadap penurunan konsentrasi natrium (yang
dideteksi oleh osmoreseptor). Secara tidak langsung ADH menyebabkan
peningkatan reabsorbsi air dan garam (NaCl) pada tubulus distalis, duktus
kolektivus, dan lengkung Henle.

5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium – Hematologi.

6. Penatalaksanaan
a. Tujuan utama dalam mengatasi syok hipovolemik adalah :
1) memulihkan volume intravascular untuk membalik urutan peristiwa
sehingga tidak mengarah pada perfusi jaringan yang tidak adekuat.
2) meredistribusi volume cairan
3) memperbaiki penyebab yang mendasari kehilangan cairan secepat
mungkin.
b. TerapiFarmakologi
Obatanlgetika yang direkomendasikan :
1) Morfin 10-15 mg IM atau 15 mg IV
2) Petidin 50-100 mg per oral
3) Parasetamol 500 mg per oral
4) Parasetamoldancodein 30 mg per oral
5) Tradamol oral atau IM 50 mg atausupossitaria 100 mg
c. Terapi non farmakologi
1) Pengobatan penyebab yang mendasari
Jika pasien sedang mengalami hemoragi, upaya dilakukan untuk
menghentikan perdarahan. Mencakup pemasangan tekanan pada tempat
perdarahan atau mungkin diperlukan pembedahan untuk menghentikan
perdarahan internal.
2) Penggantiancairandandarah
Pemasangan dua jalur intra vena dengan kjarum besar dipasang untuk
membuat akses intra vena guna pemberian cairan. Maksudnya
memungkinkan pemberian secara simultan terapi cairan dan komponen
darah jika diperlukan.
Contohnya : Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid (albumin
dan dekstran 6 %).
3) RedistribusiCairan
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan
tungkai pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan
kepala agak dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena
yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
4) Military anti syoc trousersn(MAST)
Adalah pakain yang dirancang untuk memperbaiki perdarahan internal dan
hipovolemia dengan memberikan tekanan balik disekitar tungkai dan
abdomen.Alat ini menciptakan tahanan perifer artificial dan membantu
menahan perfusi coroner.

7. Komplikasi
a. Gagal jantung.
b. Gagal ginjal.
c. Kerusakan jaringan ARDS.
d. Kerusakan otak irreversible.
e. Dehidrasi kronis.
f. Multiple organ failure DIC (Disseminated Intravascular Coagulation).

8. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai darah ke
jaringan.
c. Nyeri berhubungan dengan trauma hebat.
d. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan mual, muntah.
e. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan oliguria.
f. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
pengobatan.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN SYOK HIPOVOLEMIK PADA Tn MH DI RUMAH SAKIT
UMBJM

Skenario

Pada hari senin tanggal 10 september 2017 seorang laki-laki usia 20 tahun mengalami
kecelakaan bertabrakan dengan truk, kendaraan roda dua yang ditumpanginya tergilas roda
truk begitu pun kedua kakinya, klien tidak sadarkan diri dan berlumuran darah, saat
dilakukan evakuasi dan dibawa ke IGD kondisi klien mengalami banyak kehilangan darah,
menurut para warga yang ikut mengantarkan pasien sempat menjerit kesakitan, hasil
pengkajian didapatkan klien bernama Tn.MH, agama islam, pekerjaan mahasiswa,dari
pemeriksaan fisik didapatkan tampak pucat, terdapat grey tuner sign didareah pinggang,
kedua tungkai remuk, TD 90/50mmHg, nasi 130x/menit, dan nafas cepat 32x/menit.

You might also like