You are on page 1of 21

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama:
Perubahan persepsi sensori: halusinasi

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam
jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal atau
eksternal) disertai dengan suatu pengurangan, berlebih – lebihan, distorsi atau
kelainan berespon terhadap semua stimulus (Towsend, 1998). Halusinasi merupakan
gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak
terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar (Maramis, 1998).

Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya


rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi
pada saat kesadaran individu itu penuh/baik. Individu yang mengalami halusinasi
seringkali beranggapan sumber atau penyebab halusinasi itu berasal dari
lingkungannya, padahal rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan
perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan
rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang diicintai, tidak
dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri. (Budi Anna
Keliat, 1999)

Jadi dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa ada
rangsangan dari luar.

Tanda dan Gejala:


Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk
terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara
sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan
seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang
halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau dirasakan).

1
Berikut ini merupakan gejala klinis berdasarkan halusinasi:

1. Tahap 1: halusinasi bersifat tidak menyenangkan

Gejala klinis :

 Menyeriangai/tertawa tidak sesuai


 Menggerakkan bibir tanpa bicara
 Gerakan mata cepat
 Bicara lambat
 Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkan
2. Tahap 2: halusinasi bersifat menjijikkan

Gejala klinis :

 Cemas
 Konsentrasi menurun
 Ketidakmampuan membedakan nyata dan tidak nyata
3. Tahap 3: halusinasi bersifat mengendalikan

Gejala klinis :

 Cenderung mengikuti halusinasi


 Kesulitan berhubungan dengan orang lain
 Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah
 Kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk)
4. Tahap 4: halusinasi bersifat menaklukkan

Gejala klinis :

 Pasien mengikuti halusinasi


 Tidak mampu mengendalikan diri
 Tidak mamapu mengikuti perintah nyata
 Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
(Budi Anna Keliat, 1999)

2
2. Penyebab
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain
klien menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya
keterampilan berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak
selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi lebih
dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan
kemampuan membedakan stimulus internal dengan stumulus eksternal. Kondisi ini
memicu terjadinya halusinasi.

Tanda dan gejalanya dilihat dari beberapa aspek, yaitu :

a. Aspek fisik :
 Makan dan minum kurang
 Tidur kurang atau terganggu
 Penampilan diri kurang
 Keberanian kurang
b. Aspek emosi :
 Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
 Merasa malu, bersalah
 Mudah panik dan tiba-tiba marah
c. Aspek sosial
 Duduk menyendiri
 Selalu tunduk
 Tampak melamun
 Tidak peduli lingkungan
 Menghindar dari orang lain
 Tergantung dari orang lain
d. Aspek intelektual
 Putus asa
 Merasa sendiri, tidak ada sokongan
 Kurang percaya diri

3
3. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga
bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah
sampai fase ke IV, di mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh
isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas
terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh
orang lain bahkan merusak lingkungan.

Tanda dan gejala:

▪ Muka merah
▪ Pandangan tajam
▪ Otot tegang
▪ Nada suara tinggi
▪ Berdebat
▪ Sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul
jika tidak senang.
C. Pohon Masalah
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Masalah keperawatan
a. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
b. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
c. Isolasi sosial : menarik diri
2. Data yang perlu dikaji
a. Perubahan sensori perseptual : halusinasi

4
Data Subjektif :

 Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus


nyata
 Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
 Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
 Klien merasa makan sesuatu
 Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
 Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
 Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :

 Klien berbicara dan tertawa sendiri


 Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
 Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu

b. Isolasi sosial : menarik diri


Data Subyektif :

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data Obyektif :

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi
verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak
berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

c. Disorientasi Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan


Data Subyektif :
 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
 Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.
 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
 Mata merah, wajah agak merah.

5
 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul
diri sendiri/orang lain.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
 Merusak dan melempar barang-barang.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Disorientasi Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

F. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa I : perubahan sensori persepsi halusinasi

PASIEN

SP 1 Pasien

1. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situassi pencetus, perasaan, respon
2. Jelasskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

SP2 Pasien
1. Evaluasi kegiatan menghardik. Berikan pujian
2. Latih cara mengontrol halusinassi dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat

SP3 Pasien
1. Evaluasi kegiatan menghardik dan obat. Berikan pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

6
SP4 Pasien
1. Evaluasi kegiatan menghardik, obat dan bercakap-cakap. Berikan pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

Keluarga
SP1 Keluarga

1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien


2. Jelaskan pengertian, tanda gejala, dan proses terjadinya halusinasi (gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat halusinasi
4. Latih cara mengontrol halusinasi: hardik
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

Sp2 Keluarga

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien dengan menghardik.


Berikan pujian
2. Jelaskan 6 bernar cara memberikan obat
3. Latih cara memberikan/membimbing minum obat
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

Sp3 Keluarga

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien dengan menghardik dan


memberikan obat. Berikan pujian
2. Jelaskan car bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi
3. Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan passion terutama saat halusinasi
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

SP4 Keluarga

7
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien dengan menghardik dan
memberikan obat, bercakap-cakap. Berikan pujian
2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

Diagnosa 2 : Isolasi sosial : menarik diri


PASIEN

SP 1 Pasien

1. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situassi pencetus, perasaan, respon
2. Jelasskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

SP2 Pasien
1. Evaluasi kegiatan menghardik. Berikan pujian
2. Latih cara mengontrol halusinassi dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat

SP3 Pasien
1. Evaluasi kegiatan menghardik dan obat. Berikan pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

SP4 Pasien
1. Evaluasi kegiatan menghardik, obat dan bercakap-cakap. Berikan pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

8
Diagnosa 3 : Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
PASIEN

SP 1 Pasien

1. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situassi pencetus, perasaan, respon
2. Jelasskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

SP2 Pasien
1. Evaluasi kegiatan menghardik. Berikan pujian
2. Latih cara mengontrol halusinassi dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat

SP3 Pasien
1. Evaluasi kegiatan menghardik dan obat. Berikan pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

SP4 Pasien
1. Evaluasi kegiatan menghardik, obat dan bercakap-cakap. Berikan pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

9
BAB II

STRATEGI PELAKSANAAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DS:
Mendengar suara atau kegaduhan
Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
Mendengar suara yang bercakap-cakap
DO:
Bicara atau tertawa sendiri
Marah-marah tanpa sebab
Menutup telinga
Menyedengkan telinga kearah tertentu
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan
Isolasi sosial
Resiko perilaku mencederai diri
Harga diri rendah
3. Tindakan keperawatan
a. Membantu pasien mengenali halusinasi
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi
c. Mengajarkan cara fisik: tarik napas dalam dan memukul bantal

B. STRATEGI KOMUNIKASI

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 : PENGKAJIAN DAN MENGENAL


HALUSINASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik :
Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan nama saya belia. Saya
mahasiswa praktekan yang akan dinas di ruangan flamboyan ini selama 2
minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang.

10
Saya akan merawat mbak selama di rumah sakit ini. Nama mbak siapa?
Senangnya mbak di panggil apa ?
b. Evaluasi/validasi : Bagaimana keadaan W hari ini ?
c. Kontrak :
Topik : Baiklah W, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang
mengganggu W dan cara mengontrol suara-suara tersebut, apakah bersedia?
Waktu : Berapa lama W mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Tempat : W mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah W.
2. Fase Kerja
(1): Apakah W mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya W
mendengar suara tersebut, tetapi saya sendiri tidak mendengar suara itu. Apakah
W mendengarnya trus menerus atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering W
mendengar suara itu? Berapa kali dalam sehari W mendengarnya? Pada keadaan
apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang W rasakan ketika
mendengar suara itu? Bagaimana perasaan W ketika mendengar suara tersebut?
Kemudian apa yang W lakukan? Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu
hilang? Apa yang W alami itu namanya halusinasi. Ada empat cara untuk
mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat, bercakap-cakap, dan
melakukan aktifitas.
(2): Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan
menghardik, apakah W bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya.. baiklah saya
akan mempraktekan dahulu baru W mempraktekkan kembali apa yang telah saya
lakukan. Begini W jika suara itu muncul katakan dengan keras “ pergi..pergi saya
tidak mau dengar.. kamu suara palsu” sambil menutup kedua telinga W. seperti ini
ya W. coba sekarang W ulangi lagi seperti yang saya lakukan tadi. Bagus sekali
W, coba sekali lagi W. Wah bagus sekali W.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan W setelah kita kita bercakap-cakap? Jadi suara-suara itu
menyuruh W untuk mengejek, terus menerus terjadi dan terutama kalau sendiri
dan W merasa kesal. Seperti yang telah kita pelajari bila suara-suara itu muncul
W bisa mengatakan “ pergi-pergi saya tidak mau dengar kamu suara palsu”.

11
b. RTL :
W lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama 3 kali
sehari yaitu jam 09:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi buku kegiatan harian
adalah sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi ya W? Jika
W melakukannya secara mandiri maka W menuliskan M, jika W melakukannya
dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka W buat W, jika W tidak
melakukanya maka W tulis T. apakah W mengerti? Coba W ulangi? Naah bagus
W.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah W bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara yang
kedua yaitu dengan minum obat untuk mencegah suara-suara itu muncul,
apakah W bersedia?
Waktu :
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?
Tempat :
W maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah W besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok W. Saya
permisi Assalamualaikum Wr,Wb.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 : ENAM BENAR MINUM OBAT


Hari : Jum’at, 25 April 2014
Pertemuan :2
Sp/Dx : 2/Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar
Ruangan : Flampoyan
Nama Klien : Nn. W
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya
- Klien mengatakan suara itu timbul ketika sendiri
Data objektif :
- Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat
- Klien tampak tertawa dan berbicara sendiri

12
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Pasien mampu mengontrol halusinasi pendengaran dengan enam benar minum obat
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
c. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
d. Jelaskan akibat bila putus obat
e. Jelaskan cara mendapatkan obat
f. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar pasien,
benar cara, benar waktu, benar dosis dan kontinuitas
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum W, masih ingat dengan saya? bagaimana perasaan W hari ini?
b. Evaluasi/validasi
Apakah W halusinasinya masih ada? Apakah W telah melakukan apa yang telah
kita pelajari kemarin? Bagaimana apakah dengan menghardik suara-suara yang
W dengar berkurang? Bagus sekarang coba praktekkan pada saya bagaimana W
melakukannya. Bagus sekali W. Coba lihat jadwal kegiatan hariannya bagus
sekali W.
c. Kontrak.
Topik :
Baiklah W sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara yang
kedua dari empat mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu cara minum
obat yang benar, Apakah bersedia?
Waktu :
Berapa lama W mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?

Tempat :
W mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah W
2. Fase Kerja

13
W sudah dapat obat dari ibuk perawat? W perlu meminum obat ini secara
teratur agar pikiran jadi tenang dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada
tiga macam, yang warnanya orange namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya
supaya tenang dan berkurang rasa marah dan mondar mandirnya, yang warnanya
putih namanya THP minum 3 kali sehari supaya relaks dan tidak kaku, yang
warnanya merah jambu ini namanya HLP gunannya untuk menghilangkan suara-
suara yang W dengar. Semuanya ini harus W minum 3 kali sehari yaitu jam 7
pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut W terasa kering, untuk
membantu mengatasinya W bisa menghisap es batu yang bisa diminta pada
perawat. Bila W merasa mata berkunang-kunang, W sebaiknya istirahat dan
jangan beeraktivitas dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya W.
Sebelum W meminum obat lihat dulu label yang menempel di bungkus obat,
apakah benar nama W yang tertulis disitu. Selain itu W perlu memperhatikan jenis
obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa
saja obatnya harus diminum, dan cara meminum obatnya. W harus meminum obat
secara teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter.
Sekarang kita memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya W. Cara
mengisi jadwalnya adalah jika W minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh
perawat atau teman maka di isi dengan M artinya mandiri, jika W meminum
obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka di isi B artinya dibantu,
jika W tidak meminum obatnya maka di isi T artinya tidak melakukannya.
Mengerti W? Coba W ulangi kembali cara mengisi jadwal kegiatan? Nah bagus,
W sudah mengerti.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan W setelah kita berbincang-bincang tentang obat? Sudah
berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba W sebutkan.
b. RTL :
Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu07:00, 13:00 dan 19:00 pada jadwal
kegiatan W. Nah sekarang kita masukan kedalam jadwal minum obat yang telah
kita buat tadi ya W. jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya W.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :

14
Baik lah W bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk melihat manfaat
minum obat dan berlatih cara untuk mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain. apakah W bersedia?
Waktu
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?

Tempat :
W maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Baiklah B besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok W.
saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 : BERCAKAP-CAKAP


Hari : Sabtu, 26 April 2014
Pertemuan :3
Sp/Dx : 3/ Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
Ruangan : Flamboyan
Nama Klien : Nn. W
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya
- Klien mengatakan suara itu tibmul ketika sendiri
Data objektif :
- Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat
- Klien tampak tertawa sendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap-cakap
denganorang lain
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi ke jadwal harian
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain

15
c. Menganjurkan kepada klien agar memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan
harian klien
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Asalamualaikum W.. selamat pagi..
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan W hari ini? Apakah halusinasinya masih muncul?
Apakah W telah melakukan dua cara yang telah kita pelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan
harian W? bagus sekali W, sekarang coba lihat obatnya. Ya bagus W minum
obat dengan teratur jam 07:00, 13:00 dan 19:00 dan latihan menghardik suara-
suara juga dilakukan dengan teratur.
Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan dua cara tadi suara-suara
yang W dengarkan berkurang? Coba sekarang praktekkan cara menghardik
suara-suara yang telah kita pelajari. Coba ceritakan perbedaan minum obat
secara teratur dengan yang dulu tidak teratur? Dan jelaskan kembali pada saya
cara minum obat dengan benar. Bagus sekali W.
c. Kontrak
Topik :
Baiklah W sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan belajar cara ketiga
dari empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu bercakap-
cakap dengan orang lain, apakah bersedia?
Waktu :
Berapa lama W mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Tempat :
W mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah W.
2. Fase Kerja
Caranya adalah jika W mulai mendengar suara-suara, langsung saja W cari teman
untuk diajak berbicara. Minta teman W untuk berbicara dengan W. Contohnya
begini W : tolong berbicara dengan saya.. saya mulai mendengar suara-suara. Ayo
kita ngobrol dengan saya! Atau W minta pada ibu perawat untuk berbicara

16
dengannya seperti “ buk tolong berbicara dengan saya karena saya mulai
mendengar suara-suara. Coba W praktekkan, bagus sekali W.

3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
Bagaimana perasaan W setelah kita berlatih tentang cara mengontrol suara-
suara dengan bercakap-cakap. Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk
mengontrol suara-suara? Coba sebutkan! Bagus sekali W. Mari kita masukan
kedalam jadwal kegiatan harian ya W.
b. RTL :
Berapa kali W akan bercakap-cakap. Ya dua kali W. jam berapa saja W?
baiklah W jam 09:00 dan 16:00. Jangan lupa W lakukan cara yang ketiga agar
suara-suara yang W dengarkan tidak mengganggu W lagi.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah W bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang manfaat
bercakap-cakap dan berlatih cara keempat untuk mengontrol suara-suara atau
halusinasi W yaitu dengan cara melakukan kegiatan aktivitas fisik, apakah W
bersedia?
Waktu :
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ? Berapa lama W mau
berbincang-bincang?
Tempat :
W maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah W besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok W. Saya
permisi Assalamualaikum Wr,Wb.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 : MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-HARI


Hari : Minggu, 27 April 2014
Pertemuan :4
Sp/Dx : 4/ gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
Ruangan : Flamboyan
Nama Klien : Nn. W
A. Proses Keperawatan
17
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
- Klien mengatakan masih mendengar suara laki-laki yang mengejeknya
- Klien mengatakan mendengarnya ketika sendiri
Data objektif :
- Klien masih tampak berbicara sendiri
- Klien masih tampak mengarahkan telinga kesuatu tempat
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang
mampu klien lakukan
c. Menganjurkan klien memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan sehari-hari klien
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Asalamualaikum W.. selamat pagi.. masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi validasi
Bagaimana perasaan W hari ini? Apakah masih ada halusinasinya? Apakah W
telah melakukan tiga cara yang telah dipelajari untuk menghilangkan suara-
suara yang menganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya? Bagus
sekali W, W minum obatnya dengan teratur, latihan bercakap-cakap dengan
teman dan perawat juga dilakukan dengan teratur. Sekarang coba ceritakan
pada saya apakah dengan ketiga cara tadisuara-suara yang W dengarkan
berkurang? Bagus sekali W, dengan suara-suara itu sudah tidak menganggu
W lagi. Coba sekarang W praktekkan lagi bagaimana cara menghardik suara-
suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada saya 6 cara minum
obat yang benar dan dengan siapa W bisa bercakap-cakap. Bagus sekali W, W
sudah bisa mempraktekkannya.
c. Kontrak
Topik :

18
Baiklah W sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara yang
muncul yaitu melakukan aktivitas fisik yaitu membersih kamar tujuannya
kalau W sibuk maka kesempatan muncul suara-suara akan
berkurang. Apakah bersedia?
Waktu :
Bagaimana kalau 20 menit? W mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana
kalau di ruang tamu? Baiklah W.
Tempat :
Berapa lama W mau berbincang-bincang?

2. Fase Kerja
Baiklah mari kita merapikan tempat tidur. Tujuannya agar W dapat mengalihkan
suara yang didengar. Bagaimana kamar tidur W? nah kalau kita akan merapikan
tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Bagus sekali
sekarang kita pasang seprainya lagi, kita mulai dari arah atas.. ya sekarang bagian
kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal
dan letakkan dibagian atas kepala selanjutnya kita lipat dan rapikan selimutnya dan
letakan dibawah kaki. Bagus sekali W. W dapat melakukannya dengan baik dan
rapi.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan W setelah kita membereskan tempat tidur apakah selama
kegiatan berlangsung suara-suara itu datang? Oh bagus sekali W jadi selama
latihan suara-suara itu tidak ada ya W jadi W dapat melakukan kegiatan untuk
menghilangkan suara-suara nah sekarang coba ulangi langkah-langkah yang
tadi telah kita lakukan!
b. RTL :
Bagus sekali W sekarang masukan kedalam jadwal kegiatan harian. Bagus
sekali W. Jam berapa akan melakuan kegiatan ini? Baiklah W jam 06:00 dan
jam 15:00 setelah bangun tidurya. Bagus.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :

19
Baiklah W bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang kebersihan
diri. Apakah W bersedia?
Waktu :
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ? Berapa lama W mau
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
Tempat
W maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Baiklah W besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok W. Saya
permisi Assalamualaikum Wr,Wb.

20
DAFTAR PUSTAKA

Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000

21

You might also like