You are on page 1of 9

P1: ELASTISITAS BATANG

A. TUJUAN
1. Memahami sifat elastik bahan dibawah pengaruh pelenturan.
2. Memahami hubungan antara lenturan dengan beban.
3. Dapat menentukan Modulus Young dari pelenturan.
4. Memahami hukum Hooke dan dapat mengaplikasikannya.
5. Dapat dan terampil dalam percobaan elastisitas batang.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Batang yang akan diteliti


2. Perangkat penopang,
3. Perangkat baca
4. Perangkat beban
5. Beban
6. Mistar
7. Jangka sorong
8. Mikrometer sekrup.

C. TEORI DASAR

Gambar 1. Batang Logam diberi Beban


Gambar 1 menunjukan batang logam yang dijepit salah satu ujungnya, dan ujung lain B diberi
gaya W. Unsur-unsur yang berada diatas garis pertengahan (sumbu netral) mengalami peregangan,
sedangkan yang berada dibawah garis itu mengalami perapatan Dengan mengabaikan berat batang
disebelah kanan P, momen pelenturan (MP) di P dapat dihitung sebagai:
MP = W (L – x) (1)
Jika kelengkungan batang di P adalah 1/R, kita perhatikan sebuah filamen sepanjang dx di P,
dengan tebal dz dan jaraknya dari sumbu normal sebesar z. Lebar batang dititik itu kita misalkan saja
b. Dengan menggunakan dua segitiga sebangun diperoleh
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑥 𝑑𝑥
= (2)
𝑧 𝑅
Jadi,
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑥 𝑧
𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑓𝑖𝑙𝑎𝑚𝑒𝑛 = 𝑑𝑥
= 𝑅
(3)
Karena Stess = Strain x E; dimana E adalah Modulus Young, maka:
𝐸𝑧
𝑆𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 = (4)
𝑅
Jadi tegangan didalam filamen adalah:
𝐸𝑏
𝑆𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 = 𝑧 2 𝑑𝑧 (5)
𝑅
Dengan demikian, Momen gaya total di P, adalah:
𝐸 𝐸
𝑃= 𝑅
∫ 𝑏. 𝑧 2 . 𝑑𝑥 = 𝑅 𝐼 (𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝐼 = ∫ 𝑏. 𝑧 2 = momen inersia penampang batang itu
terhadap sumbu netral. Besaran ini juga disebut sebgai momen luar W (L-x).untuk pelenturan yang
amat kecil :
𝑑2 𝑦⁄
1 𝑑2 𝑦 𝐼 𝑑𝑥 2 𝑑𝑦
= ,karena = 𝑑𝑦⁄ dan ⁄𝑑𝑥 sangat kecil. (6)
𝑅 𝑑𝑥 2 𝑅 {1+( 2
𝑑𝑥 )
Jadi,
𝑑𝑦
𝐸𝐼 𝑑𝑥 2 = 𝑊(𝐿 − 𝑥) (7)

Integralkan,
𝑑𝑦 𝑊𝑥 2
𝐸𝐼 𝑑𝑥 = 𝑊𝐿𝑥 − (8)
2

Konstanta integrasi = 0,
Karena dy/dx = 0 pada x = 0.
Diintegralkan lagi,
𝑊𝑙𝑥 2 𝑊𝑥 3
𝐸𝐼𝑦 = −
2 6
Kontanta integrasi = 0, karena y = 0 pada x =0.
Di titik B, dimana x = L , y = S, dengan kata lain
𝑊𝐿3 𝑊𝐿3
𝐸𝐼𝑆 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 (10)
3 3𝐼𝑆

Karena batang ditopang oleh dua pisau dan dimuati ditengahnya, maka gaya W yang bekerja
pada setengah batang adalah Mg/2, dan karena E = MgL3/48IS. Untuk penampang batang empat
persegi panjang I = bd3/12 , dan grafik diatas M/s = OB/AB,
Maka:
𝐿3 𝑔 𝑂𝐵
𝐸 = 4𝑏𝑑3 . 𝐴𝑏 (11)

D. TEORI TAMBAHAN
Elastisitas adalah kemampuan suatu bahan untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya yang
diberikan pada benda dihentikan. Dengan kata lain semakin beasr gaya tarik semakin besar
pertambahan panjang pegas. Perbandingan besar gaya tarik (F) terhadap pertambahan panjang pegas
yang bernilai konstan. Sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Robert Hooke yang dikenal
dengan hukukm Hook, yaitu,
𝐹
𝑘=
∆𝑥
BendaElastis dan Benda Plastis
Jika gaya diberikan pada benda elastis, benda terebut mampu kembali ke bentuk semula. Sifat
dari benda elastis adalahlentur, fleksibel, dapat mengikuti bentuk dan tidak getas. Sedangkan, jika
gaya diberikan pada benda plastis, benda terebu tidak akan kembali ke bentuk semula. Sifat dari
benda plastis adalah getar, keras namun relatif mudah hancur dibanding benda pejal atau solid.
Tegangan dan Regangan
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik (F) yang dialami kawat dengan
luas penampangnya (A) atau bisa juga didefinisikan sebagai gaya persatuan luar. Tegangan
merupakan sebeua besaran skalar dan memiliki satuan 𝑁⁄𝑚2 atau Pascal (Pa).

Pegangan didefinisikan sebagai hasi lbagi antara pertambahan panjang ∆L dengan panjang
awalnya L. Atau perbandingan perubahan panjang dengan panjang awal. Karena, pertambahan
panjang ∆L dan panjang awal (L) adalah besaran yang sama, maka regangan ridak memiliki satuan
atau dimensi
Suatu bendadikatakan lastis apabila benda tersebut setelah diberi gaya dapat kembali ke
bentuk semula. Setiap benda elastis memiliki batas elastis yang apabila keelastisitasan benda tersebut
suda melampui batas elastisitas maka akan menyebabkan kerusakan pada benda tersebut. Jika sebuah
gaya diberikan pada ebuah benda elastis, maka bend tersebut berubah. Pegas merupakan salah satu
benda elastis.
Benda dikatakan elastis apabila suatu benda diberi gaya (F) kemudian gaya tersebut berhenti
bekerja,maka panjang benda tersebut kembali pada keadaan semula.haliniberbeda dengan benda
plastis. Benda dikatakan plastis apabila suatu benda dibei gaya (F) kemudian gya tersebut berhenti
bekerja mka panjang benda tersebut tidak kembali kepada keadaan awal,dengan kata lan benda
tersebut mengalami pertambahan panjang.
Tegangan yangdibutuhkan untuk menghasilkan regangan tertentu pada keadaan bahan yang
ditekan. Perbandingan antara tegangan dan regangan atau tegangan persatuan regangan disebut
Modulus Elastisitas bahan.
Perbandingan antara tekanan (Stress) dengan perubahan relatif/regangan (strain) yang
diakibatkkan konstan. Untuk perubahan dalam satu dimensi konstanta tersebut dinyatakan dengan
Modulus Elastis/ Modulus Young. Beban yang menimbulkan gaya F pada benda dengan luas
penampang akan memberikan tekanan sebesar P = 𝐹⁄𝐴
Modulus Young merupakan besaran yang menyatakan sifat elastis suatu bahan tertentu dan
bahan yang meninjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang atau tabel atau pegas yang
bersangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban f = k.x. konstanta k atau perbandingan
gaya terhadap pepanjangan disebut konstanta gaya atau kekuatan pegas. Bilangannya sama dengan
gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan satuan.
Menurut Hooke, regangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan
regangan adalah presentasi perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya-gaya yang meregang persatuan
luar penampang yang dikenainya.
Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat
besar maka regangan benda sangat besar,sehingga akhirnya benda patah. Sesuai dengan hukum
Hooke yang berbunyi “Jika gaya ditrik tidak melampaui bats elastis pegas, maka pertambahan
panjang berbanding lurus (Sebanding) dengan gaya tarik”.
Modulus Elastisitas dapat ditentukan melalui :
𝐵𝐿3
𝐸=
4𝑓𝑏ℎ3
Dengan,
E :Modulus Elastisitas
B : berat beban
L : panjang antara 2 tumpuan
f :pelenturan (cm)
b : lebar batang (cm)
h : tebal batang (cm)
Modulus Elastisitas didefinisikan sebagai hasil pembagian antara tegangan (σ) dan regangan
(e) :
σ
E=
𝑒
Dalam SI, satuan Modulus Young sama dengan satuan tegangan 𝑁⁄ 2 karena pembagian
𝑚
tegangan dengan regangan tidak menimbulkan pengurangan satuan (regangan tidak memiliki
satuan). Modulus young juga menunjukkan besarnya hambatan untuk mreubah panjang suatu benda
elastis. Semainbesar nilai modulus young suatu benda, semakin sulit benda tersebut dapat
memanjang, dan sebaliknya semakin kecil nilai modulus young suatubend makan semakin mudah
benda tersebut dapat memanjang. Jika modulus elastisitas menyatakn perbandingan antara tegangan
terhadap regangan volume, maka disebut dengan modulus Bulk, yang menunjukkan besarnya
hambatan untuk mengubah volume suatu benda.
Modulus Shear yang menunjukkan hambatan gerakan dari bidang-bidang benda padat yang
saling bergesekkan.modulus young bergantun pada jenis benda dan bukan bergantung pada bentukdan
ukuran benda.
Dalam keidupan sehari-hari, Modulus Elastisitas sering digunakan, khususnya padabidang
ilmu teknik yang mengkaji tentang pembangunan suatu bangunan atau suatu benda, seperti mesin.
Proses pembangunan tersebut berkaitan secara langsung dengan kekuatan bahan yang akan
digunakkan.
Dapat dikatakan bahwa Modulus Elastisitas (E) adalah perbandingan antara tegangan dan
regangan :
𝑝
𝐸 = 𝑒 (1)
𝐹⁄
𝐸 = ∆𝐿⁄𝐴 (2)
𝐴
𝐹.𝐿
𝐸 = ∆𝐿.𝐴 (3)
Dimana,
P : tegangan
e : regangan
∆l : pertambahan panjang
L : panjang awal
A : luas permukaan yang terkena gaya
Dalam rumus dapat terihat, tenyata modulus elastisitas sebanding dengan besarnya gaya F dan
panjang L dan berbanding terbalik dengan pertambahan panjang dan luas benda.
Pada batas proporsional tertentu, jika belum melampui batas modulus elastisitas benda tersebut,
perbandingan antara besarnya tegangan dan regangan adalah konstan.
E. CARA KERJA

Gambar 2. Ilustrasi Elastisitas Batang


1. Ukurlah lebar dan tebal batang pada beberapa tempat yang berbeda sebanyak 10 kali pengukuran
(pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup)
2. Ukurlah jarak antara dua bilah penopang.
3. Letakkan batang diatas penopang dengan jarak yang seimbang.
4. Letakkan perangkat beban pada titik tengah batang dan pasang perangkat baca pada meja (lihat
gambar).
5. baca pentunjukan perangkat baca pada saat perangkat beban kosong.
6. Pasang beban berturut-turut dengan beban yang tersedia. Pada saat penambahan satu keping beban,
tunggulah beberapa saat kemudian catat penurunan titik tengah batang pada perangkat baca.
7. setelah semua beban yang tersedia digunakan, kurangilah beban tersebut berturut – turut. Setiap
pengurangan satu keping beban, tunggulah beberapa saat kemudian bacalah kenaikan titik tengah
batang pada perangkat baca.
8. Ulangi percobaan dengan mengubah jarak antar bilah penopang
9. Pembacaan kedudukan titik tengah batang dilakukan sebanyak lima kali pengukuran
10. Pengulangan jarak antar bilah penopang sebanyak 3 kali perubahan.

F. PERHITUNGAN

1. Buatlah Grafik antara penurunan/kenaikan titik tengah batang dengan massa beban.

2. Dari grafik tersebut, tentukanlah kemiringan bagian yang lurus.


3. Tentukan Modulus Young lengkap dengan kesalahan relatifnya

G. PERTANYAAN

1. Tentukan beban maksimum yang harus digantungkan pada ujung baja yang berdiameter 1,0 mm.
Jika regangannya tidak boleh melebihi 0,001 panjang awalnya, dan modulus young untuk baja
bernilai 2,0xl0-11 Nm-2

Dik :

E = 2,0 x 10-11N.m-2

∆𝐿⁄ = 0,001 m
𝑙𝑜
0,001
r= = 0,0005𝑚
2

π = 3,14

𝐹⁄
𝐴
Jawab: E = ∆𝐿
⁄𝐿

𝐹 𝐿
E= .
𝐴 ∆𝐿

𝐹.10−3
2,0.10-11 = 3,14 (5.10−4 )2

(2,0𝑥10−11 )(3,14)(25𝑥10−8 )
F= 10−3

F = 157 x 10-16 N

F = 1,57 x 10-14 N

m.g = 1,57 x 10-14 N

1,57 x 10−14
m= 𝑁
9,8

m = 0,16 x 10-14

m = 1,6 x 10-15 kg

2. Pelat baja sepanjang 2,0 m diletakan mendatar, dan ditopang pada kedua ujungnya sedang titik
tengahnya dibebani massa 1 kg. Berapakah penurunan titik tengah tersebut ? Diketahui modulus
Young baja bemilai 2,0 x 10-11 Nm-2 , tebal plat 0,5 cm sedang lebarnya 8 cm, g = 10 ms-2
Dik :

L = 2m

B = 1kg

E = 2,0 x 10-11 𝑁⁄𝑚2

b = 8 cm = 0,08 m

h = 0,5 cm = 0,005 m

Dit F?

5
F = 16.2.8.125.10−3

5
F = 2.10−2 103

2,5
F= 10

F = 0,25 m

H. TABEL PENGAMATAN

1. Tabel Penurunan

Kedudukan Titik Tengah (mm)

2. Tabel Kenaikan

Kedudukan Titik Tengah (mm)


No. Lebar (mm) Tebal (mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

You might also like