Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran
sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tumbuhan ini
dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan
serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Hasil kelapa yang diperdagangkan sejak
zaman dahulu adalah minyak kelapa, yang sejak abad ke 17 telah dimasukkan ke Eropa
dari Asia (Pratiwi, 2013).
Minyak kelapa mengandung banyak asam – asam lemak rantai pendek dan
menengah, dimana asam -asam lemak tersebut membutuhkan perlakuan khusus
pada proses analisis (Christie, 1989). Pada umumnya penentuan asam lemak
dalam minyak kelapa ditentukan terlebih dahulu dengan mengubah lemak dalam
minyak yang pada umumnya ada dalam bentuk triasilgliserol atau trigliserida
menjadi metil ester asam lemah (Ackman, 1991).
Asam lemak yang menyusun minyak kelapa terdiri dari 86% asam lemak
jenuh dan 14% asam lemak tidak jenuh. Tingginya asam lemak jenuh pada minyak
kelapa menyebabkan minyak ini lebih tahan terhadap kerusakan oksidatif
dibandingkan minyak lainnya (Ketaren 2005).
Sifat fisik dan kimia minyak kelapa ditentukan oleh sifat fisik dan kimia dari
asam laurat. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan
bilangan Iod, minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oil,
karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7.5-10.5 (Ketaren 2005).
Parameter Jumlah
Relative Density Max 0.1
Matters voltaic at 120°C (%) Max 0.2
Free fatty acid (%) Max 0.2
Peroxide Value meq/kg Max 3
Relative density 0.915-0.920
Refractive index at 40°C 1.4480-1.4492
Insoluble impurities per cent by mass Max 0.05
Saponification value 250-260 min
Iodine value 4.1-11
Unsaponifiable matter %, by mass, max 0.2-0.5
Spesific gravity at 30 deg/30 deg C 0.915-0.920
Polenske value, min 13
Total plate count <0.5
Color Water clean
Odor and taste Natural fresh coconut scent,
free of sediment, free form
rancid odor and taste
(sumber : http://www.cocoscience.com/pdf/apcc_vco_specs.pdf)
a. Pressing
b. Ekstraksi
g. Fermentasi
Proses untuk mendapatkan minyak kelapa dengan fermentasi dibantu oleh
mikroba penghasil asam. Asam yang dihasilkan akan menyebabkan protein
santan mengalami penggumpalan dan mudah dipisahkan saat pemanasan
METODE PRAKTIKUM
Terbentuk 2 Didinginkan
lapisan (krim selama ±2 jam
dan skim) pada pada suhu
santan. ruang.
Gambar 3.1. Skema Pembuatan Santan
Ditutup dengan
Diinokulasikan
alumunium foil,
dengan mikroba
diinkubasi dalam Didinginkan.
atau enzim.
inkubator goyang.
Diinkubasikan. Diukur
(waktu t) densitasnya.
3.2.1. Bahan
1. Skim Kelapa 240 ml
2. Krim Kelapa 280 ml
3. Ragi Roti 6.145 gr
4. Ragi Tempe 6.147 gr
5. Air kelapa 160 ml
6. Sari jeruk 15 ml
7. Sari bonggol nanas 15 ml
8. Sari kiwi 15 ml
9. Gula 3.073 gr
10. Urea 2.048 gr
11. NaOH 0,1 N
12. Etanol 95 %
13. Indikator PP
3.2.2. Alat
1. Erlenmeyer
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
4. Gelas ukur
5. Inkubator goyang
6. Cuvet
7. Neraca analitik
8. Autoclave
9. Alumunium foil
10. Indikator Ph
11. Pengaduk
12. Centrifuge
13. Statif
14. Klem
15. Buret
a. Kelapa tua yang sudah diparut ditambah air dengan perbandingan 1 kg kelapa
parut :1 L air matang diperas sehingga dihasilkan santan.
c. Setelah 2 jam akan terbentuk 2 lapisan (krim dan skim) pada santan.
a. Krim santan sebanyak volume tertentu dicampur dengan starter sesuai variabel
ke dalam erlenmeyer pada ruang aseptis.
b. Campuran diatur pH-nya sampai 6 menggunakan asam asetat dan ditutup
dengan alumunium foil.
c. Campuran diukur densitasnya menggunakan picnometer.
d. Campuran diinkubasikan selama waktu tertentu.
𝑚1 − 𝑚0
𝜌=
𝑣
𝑣 × 𝑁 × 200
𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 =
𝑚 × 10
dengan
N = normalitas NaOH
m = bobot contoh (g)