Professional Documents
Culture Documents
HIPERTENSI PRIMER/ESSENSIAL
REFERAT
Dibuat dalam Rangka Tugas Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter
OLEH:
Citra Dewi
111 2017 2089
PEMBIMBING :
dr. Fadhillah Maricar, Sp.JP, FIHA
Mengetahui,
Pembimbing, Penulis,
PENDAHULUAN
140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi
secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk
kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera.
Kestabilan tekanan darah jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang
mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal.3
dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa penderita
pada akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI ESSENSIAL/PRIMER
DEFINISI
140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).1 Hipertensi
Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90
mmHg.6
VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok
didiagnosis jika semua penyebab hipertensi yang lain telah dapat disingkirkan 8
Hipertensi primer adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, pada
dilakukan 2 kali atau lebih dengan posisi duduk, kemudian diambil reratanya,
PATOGENESIS
kontrol homeostatik normal, dapat juga disebut hipertensi idiopatik. Sampai saat
risiko tertentu antara lain diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, sistem saraf
simpatis, keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi serta
pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada system renin, angiotensin
dan aldosteron.10
kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau bagian
tubuh tertentu. Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting
primer.14
2) Sistem renin-angiotensin
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
darah.15
FAKTOR RISIKO
1) Usia
meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada
2) Ras/etnik
Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul pada
3) Jenis Kelamin
Gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara lain minum
a. Merokok
nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan kemudian akan
diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar
adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan
pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan
darah yang lebih tinggi. Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan
Kandungan bahan kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh
darah. Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen
yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih
keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa
darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga
Kurangnya aktifitas fisik juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan
GEJALA KLINIS
hipertensi primer berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi
komplikasi pada organ target seperti ginjal, otak, mata, dan jantung.
Gejala-gejala Hipertensi seperti:
1. Sakit kepala
2. Jantung berdebar-debar
3. Sulit bernapas
4. Mudah lelah
Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang,
kaku kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas,
DIAGNOSIS HIPERTENSI
pengukuran dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas meja dengan
posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi lengan sebaiknya setinggi
PENATALAKSANAAN
1. Pengendalian faktor risiko
pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi
badan.16
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dirasakan. Batasi sampai
dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat memasak.16
tekanan darah.17
e. Berhenti merokok
monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah
2. Terapi Farmakologis
Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang panjang
sekali sehari dan dosis dititrasi. Obat berikutnya mungkin dapat ditambahkan
selama beberapa bulan perjalanan terapi. Pemilihan obat atau kombinasi yang
berikut :18
hipertensi.
2. Pengobatan hipertensi essensial ditunjukkan untuk menurunkan
timbulnya komplikasi.
anti hipertensi.
line drug) yang lazim digunakan untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu
Selain itu dikenal juga tiga kelompok obat yang dianggap lini
vasodilator.18
1. Diuretik
curah jantung dan tekanan darah. Selain mekanisme tersebut, beberapa diuretik
ini diduga akibat penurunan natrium di ruang interstisial dan di dalam sel otot
polos pembuluh darah yang selanjutnya menghambat influks kalsium. Hal ini
terlihat jelas pada diuretik tertentu seperti golongan tiazid yang menunjukkan efek
hipotensif pada dosis kecil sebelum timbulnya diuresis yang nyata. Pada
pemberian kronik curah jantung akan kembali normal, namun efek hipotensif
masih tetap ada. Efek ini diduga akibat penurunan resistensi perifer.18
a. Golongan Tiazid
bersama (symport) Na-Cl di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Na+ dan Cl-
cairan oleh antihipertensi lain sehingga efek obat-obat tersebut dapat bertahan .18
Diuretik kuat bekerja di ansa Henle asenden bagian epitel tebal dengan cara
menghambat kotransport Na+, K+, Cl-, menghambat resorpsi air dan elektrolit.
Mula kerjanya lebih cepat dan efek diuretiknya lebih kuat daripada golongan
tiazid. Oleh karena itu diuretik ini jarang digunakan sebagai antihipertensi, kecuali
hypokalemia.
2. Penghambat Adrenergik
menjadi reseptor beta-1 dan beta-2. Reseptor beta-1 terutama terdapat pada
darah perifer dan otot lurik. Reseptor beta-2 juga dapat ditemukan di jantung,
sedangkan reseptor beta-1 dapat dijumpai pada ginjal. Reseptor beta juga dapat
ditemukan di otak. Stimulasi reseptor beta pada otak dan perifer akan memacu
meningkatkan heart rate dan kekuatan kontraksi. Stimulasi reseptor beta pada
3. Vasodilator
Obat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah) yang menurunkan resistensi dan karena itu mengurangi
gejala berpacu dari kontraksi miokard yang meningkat, nadi dan komsumsi
oksigen. Efek tersebut dapat menimbulkan angina pectoris, infark miokard atau
samping yang tidak diharapkan ini dapat dihambat oleh penggunaan bersama
otak. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar bradikinin
Captopril cepat diabsorbsi tetapi mempunyai durasi kerja yang pendek, sehingga
bermanfaat untuk menentukan apakah seorang pasien akan berespon baik pada
malam hari karena penurunan tekanan darah mendadak mungkin terjadi, efek ini
(Angiotensin I) dan AT2 (Angiotensin II). Reseptor AT1 terdapat terutama di otot
polos pembuluh darah dan otot jantung. Selain itu terdapat juga di ginjal, otak dan
di medula adrenal dan mungkin juga di SSP, hingga saat ini fungsinya belum
jelas.18
ARB sangat efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
dengan kadar renin yang tinggi seperti hipertensi renovaskular dan hipertensi
genetik, tapi kurang efektif pada hipertensi dengan aktivitas renin yang rendah.
dan valsartan.16
dalam sel miokard, sel-sel dalam sistem konduksi jantung dan sel-sel otot polos
pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung dan memacu aktivitas
vasodilatasi, interferensi dengan kontriksi otot polos pembuluh darah. Semua hal
mempunyai efek kardiak dan digunakan untuk menurunkan heart rate dan
mencegah angina.21
7. Penghambat Simpatis
(saraf yang bekerja saat kita beraktivitas). Contoh obat yang termasuk dalam
samping yang dijumpai adalah anemia hemolitik (kekurangan sel darah merah
karena pecahnya sel darah merah), gangguan fungsi hati dan terkadang
KOMPLIKASI
1) Jantung
- gagal jantung
2) Otak
5) Retinopati
DAFTAR PUSTAKA
http://elokdyah.multiply.com/journal/item/101/Penyakit Kardiovaskular
2. Beevers G, Lip GYH, O'Brien E (ed). 2001. ABC of hypertension. 4th ed,
3.
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HeartFailure/AboutHeartF
ailure/ClassesofHeartFailure_UCM_306328_Article.jsp#.WWLg0MaB2q
5. Q
Medical Series
7. Q
12. Q
13. Q
14. Susalit, E dkk. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam II. Jakarta : Balai
penerbit FKUI.
15. Price and Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6.
16. Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
17. Depkes RI. 2006b . Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit
19. Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar.
20. Benowitz, N. L., 2002, Farmakologi Dasar Dan Klinik “Basic and
Isbandiati S., E., Uno, I., Purwaningsih, S., Salemba Medika, Jakarta.
Republik Indonesia Nomor 312/ MENKES/ SK/ IX/ 2013 tentang Daftar