You are on page 1of 24

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY.

E DENGAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH DI PUSKESMAS JOMBANG
CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAN
2016

IDA LISTIANA

ABSTRAK
Bayi Berat Badan Lahir Rendah ialah bayi baru lahir yang berat badan lahir
kurangdari 2500 gram. Angka kejadian bayi berat badan lahir rendah di Indonesia

menurut SDKI 2012 menunjukan angka yang cukup tinggi yaitu mencapai 15%
dari seluruh kelahiran di dunia dengan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di
negara-negara berkembang atau sosial-ekonomi rendah. Studi kasus ini bertujuan
agar mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada By.Ny.E dengan berat badan
lahir rendah di Puskesmas Jombang Kecamatan Ciputat Kota Tangerang selatan.
Dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang terdiri dari pola
pikir 7 langkah Varney dan SOAP dalam melaksanankan asuhan kebidanan. Hasil
studi kasus ini menunjukan bahwa dapat diberikan asuhan seperti bayi lahir
normal lainnya tetap menjaga kehangatan suhu tubuh bayi. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan keadaab umum baik, tanda-tanda vital: suhu 37,30C, respirasi
40x/m, denyut jantung bayi 140x/m, tonus otot aktif, menangis kuat, pemeriksaan
fiksi dalam batas normal. Hasil akhir studi kasus ini bahwa penulis telah
melakukan asuhan kebidanan pada By.Ny.E dengan berat badan lahir rendah
secara keseluruhan. Hasil asuhan didapatkan keadaan umum By.Ny.E baik,
penambahan berat badan, maka hal ini terdapat kesesuaian antara asuhan dengan
teori.

Kata kunci : asuhan kebidanan, bayi, berat badan lahir rendah

Referensi : 17 sumber

Tahun : 2008-2013
belum mencapai target MDG’s
LATAR BELAKANG
tahun 2015. penyebab kematian
Angka kematian bayi (AKB)
neonatal kelompok umur 0-7 hari
merupakan indikator yang paling
tertinggi adalah premature dan berat
sensitif untuk mencerminkan
badan lahir rendah/LBW (35%),
permasalahan kesehatan yang
kemudian asfiksia lahir (33,6%).
berhubungan dengan faktor
Penyakit penyebab kematian
penyebab kematian bayi, tingkat
neonatal kelompok umur 8-28 hari
kesehatan ibu dan anak, upaya
tertinggi adalah infeksi sebesar
pelayanan kesehatan ibu dan anak,
57,1% (termasuk tetanus, sepsis,
status gizi ibu, upaya keluarga
pnemonia, diare), kemudian feeding
berencana (KB), kondisi kesehatan
problem (14,3%). Berat badan lahir
lingkungan dan sosial ekonomi
rendah (kurang dari 2500 gram)
keluarga (Anik, 2010).
merupakan salah satu faktor utama
Adapun target Angka Kematian
yang berkontribusi terhadap
Bayi menurut MDG’s tahun 2015
kematian perinatal dan neonatal
adalah 23/1.000 kelahiran hidup.
(www.depkes.go.id).
Angka kematian bayi cukup
Hasil Survei Demografi
bervariasi dan cenderung terjadi
dan Kesehatan Indonesia
kenaikan, dari tahun 2010 sampai
(SDKI) tahun 2012, angka
dengan 2013 angka kematian bayi
kematian bayi (AKB) pada
terus mengalami peningkatan,
tahun 2012 sebesar 19 per 1000
sedangkan pada tahun 2014
kelahiran hidup, menurun dari
mengalami penurunan, namun
20 per 1000 kelahiran hidup di sosial-ekonomi rendah. Secara

tahun 2007 dan 23 per 1000 statistikmenunjukan 90%

kelahiran hidup berdasarkan kejadian BBLR didapatkan di

hasil SDKI 2012. Perhatian negara berkembang dan angka

terhadap upaya penurunan kematiannya 35 kali lebih tinggi

angka kematian neonatal (0-28 di banding pada bayi.

hari) menjadipenting karena Peningkatan mortalitas

kematian neonatal memberi neonatus, bayi dan anak serta

kontribusi terhadap 56% memberikan dampak jangka

kematian bayi. Untuk mencapai panjang terhadap kehidupannya

target penurunan AKB pada di masa depan

MDG 2015 yaitu sebesar 23 per (www.depkes.go.id ).

1000 kelahiran hidup maka Beberapa upaya

peningkatan akses dan kualitas kesehatan dilakukan untuk

pelayanan bagi bayi baru lahir mengendalikan risiko pada

(neonatal) menjadi prioritas kelompok ini diantaranya

utama (www.unicef.or.id). dengan mengupayakan agar

Prevalensi bayi berat persalinan dapat dilakukan oleh

lahir rendah (BBLR) di tenaga kesehatan di fasilitas

perkirakan 15% dari seluruh kesehatan serta menjamin

kelahiran di dunia dengan 3,3%- tersedianya pelayanan kesehatan

38% dan lebih sering terjadi di sesuai standar pada kunjungan

negara-negara berkembang atau bayi baru lahir, setiap bayi baru


lahir harus mendapatkan Berikut ini adalah data hasil

pemeriksaan sesuai standar pemeriksaan pada bayi baru

lebih sering (minimal 2 kali) lahir :

dalam minggu pertama. 1. PENGKAJIAN DATA


Tanggal 23 maret 2016
Langkah ini dilakukan untuk pukul 02.35
a. Identitas (
menemukan secara dini jika
biodata )
terdapat penyakit atau tanda
By Ny E lahir spontan
bahaya pada neonatus sehingga menangis merintih kuat
jenis kelamin perempuan
pertolongan dapat segera warna kulit kemerahan.

diberikan untuk mencegah

penyakit bertambah berat yang

dapat menyebabkan kematian.

ASUHAN KEBIDANAN
A. Asuhan Kebidanan Pada Bayi

Berat Lahir Rendah

Bayi lahir tanggal 23

Maret 2016, jam 02.35 WIB.

Ibu mengatakan ini anak ke-2

hamil 8 bulan tidak pernah

keguguran tidak memiliki

riwayat penyakit keturunan.

Pemeriksaan dilakukan di ruang

persalinan Puskesmas Jombang.


Ibu datang ke
Biodata Ibu Ayah
orang tua puskesmas jombang umtuk

Nama Ny. E Tn. R memeriksakan

kehamilannya, ibu
Umur 29 tahun 30 tahun
mengatakan ini anak ke-2

dan belum pernah


Agama
b. A Islam Islam
n keguguran sebelumnya.

Ibu mengatakan meles


Suku/bangsa Jawa/Indonesia Jawa/In
donesia mules,belum keluar air,

ibu mengatakan telah


Pendidikan SMA
S1 keluar lendir bercampur

darah dan gerakan janin


Pekerjaan Ibu rumah
tangga Karyaw aktif. HPHT : 27-07-2015,
an
a. A swasta TP :04-05-2016 umur
n
a kehamilan 30 minggu.
m
Alamatn : Jl. Rawalele RT03/RW06
Jombang S : Ibu mengatakan
e Kecamatan Ciputat Kota
s ASI sudak keluar, bayi
a
Tangerang Selatan. sudah diberikan ASI 6
(
Data Subjektif) x/hari bayi kuat menyusui

ibu memakai kepala bayi


1) Keluhan utama saat
dengan topi dan tidak ada
masuk
keluhan lain
O : Keadaan umum baik, Kebutuhan segera:

denyut jantung 145x/m, menjaga kehangatan tubuh

respirasi 40x/m, suhu bayi

36,50C, berat badan : 2100


P :
gram, tidak ada perdaahan
1. Menjelaskan pada
tali pusat, gerakan aktif,
ibu dan keluarga
tangisan kuat, kulit
bahwa bayinya
kemerahan, tali pusat
sehat.
basah, tidak ada

perdarahan tali pusat dan Evaluasi : ibu dan

tidak ada tanda- tanda keluarga mengerti

infeksi BAK 3 kali, BAB : dengan penjelasan.

2 kali
2. Meyakinkan ibu dan

A : By.Ny.Eumur 2 hari keluarga untuk

kurang bulan sesuai masa menjaga kehangatan

kehamilan dengan berat bayi, melakukan

badan lahir rendah perawatan tali pusat,

(BBLR). dan mengawasi

tanda bahaya pada


Masalah potensial:
bayi baru lahir.
hypotermi, infeksi
Evaluasi : ibu dan

keluarga mengatakan

bersedia
3. Menganjurkan pada buku laporan

kepada ibu untuk harian

mengkonsumsi Evaluasi : hasil asuhan

makan-makanan telah

yang bergizi dan didokumentasikan.

cukup cairan agar


PEMBAHASAN
produksi ASI
Setelah penulis memberikan
banyak.
asuhan pada bayi Ny E dengan berat
Evaluasi : ibu mengerti
badan lahir rendah (BBLR) di
dan mau melakukan
Puskesmas Jombang pada tanggal 23
4. Mengajarkan ibu
Maret 2016, maka pada bab ini penulis
tentang perawatan
akan membahas berdasarkan teori dan
payudara dengan
asuhan yang telah diberikan sesuai
masasse secara
kasus dengan menggunakan pendekatan
perlahan dan
proses manajemen kebidanan yang di
kompres dengan air
bagi dalam 7 langkah yaitu: pengkajian
hangat secara
data dan analisa data dasar,
bergantian.
merumuskan diagnosa/masalah
Evaluasi : ibu mengerti
potensial, tindakan segera atau
dan dapat melakukan
kolaborasi, perencanaan,
5. Melakukan
pelaksanaan,dan evaluasi hasil asuhan
pendokumentasian
kebidanan, serta mendokumentasikan

asuhan kebidanan. Untuk


mempermudah pembahasan ini, maka pasien. Ekspresi pasien

penulis akan membahas sesuai langkah mengenai kekhawatiran dan

manajemen kebidanan sebagai berikut: keluhannya yang dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan

A. PENGUMPULAN DATA yang akan berhubungan

DASAR langsung dengan diagnosa. Data

Menurut Muslihatun objektif adalah

(2009) pengumpulan data dasar pendokumentasian manajemen

merupakan langkah pertama kebidanan pada langka pertama

dikumpulkan semua informasi (pengkajian data), terutama data

(data) yang akurat dan lengkap yang diperoleh melalui hasil

dari semua sumber yang observasi yang jujur dari

berkaitan dengan kondisi klien, pemeriksaan fisik pasien,

untuk memperoleh data yang pemeriksaan laboratorium/

terdiri dari data subjektif dan pemeriksaan diagnostic lain.

data objektif. Data subjektif Catatan medik dan informasi

merupakan manajemen dari keluarga dan orang lain

kebidanan pada langkah dapat dirumuskan dalam data

pertama (pengkajian data), objektif ini.

terutana data yang diperoleh Pada pengkajian data

melalui anamnesa. Data subjek awal penulis menemukan

ini berhubungan dengan kesamaan antara teori dan

masalah dari sudut pandang kenyataan tentang ciri ciri bayi


baru lahir dengan berat badan gambaran klinis berat badan

lahir rendah. Adapun data lahir rendah cukup bulan adalah

subjektif pada By.Ny.E lahir bayi berat badan lahir rendah

tanggal 23 Maret 2016 pukul kurang atau sama dengan 2500

02.35 WIB adalah bayi lahir gram, Lingkar kepala < 33 cm,

spontan dengan usia kehamilan Lingkar dada < 30 cm, Panjang

30 minggu, sedangkan dari data sama dengan atau kurang dari

objektif di dapatkan keadaan 46 cm, rambut lonugo masih

umum bayi baik, bayi menangis terlihat banyak dan disebut

kuat, tonus otot aktif, warna prematur. Sedangkan menurut

kulit kemerahan sedikit keriput, Pantiwati (2010) mengatakan

vernik caseosa ada sedikit, Berat bahwa ciri-ciri bayi baru lahir

Badan: 2200 gram, Panjang dengan BBLR adalah Umur

Badan: 41 cm, Lingkar Kepala: kehamilan atau sama dengan

34 cm. Lingkar Dada: 32 cm, atau kurang dari 37 minggu,

Suhu: 37,30C, Frekuensi jantung berat badan sama dengan atau

140x/m, Pernafasan 40x/m, kurang dari 2500 gram, panjang

lanugo banyak, refleks moro badan sama dengan atau kurang

ada, refleks rooting ada, refleks dari 46 cm, kuku panjangnya

sucking ada, refleks Babinski belum melewati ujung jari, batas

ada, refleks graps ada, dahi rambut kepala tidak jelas,

Menurut Prawirohadjo lingkar kepala sama dengan atau

(2010) bahwa tanda dan kurang dari 33cm , lingkar dada


sama dengan atau kurang dari dikumpulkan. Data dasar

30 cm, rabut lanugo masih tersebut kemudian di

banyak, jaringan lemak interpretasikan sehingga dapat

subkutan tipis atau kurang. dirumuskan diagnosis dam

Berdasarkan hasil masalh spesifik. Baik rumusan

tersebut terdapat kesesuaian diagnosa maupum rumusan

antara teori Prawirohardjo masalah, keduanya harus

(2010) dan Pantiwati (2010) ditangani. Meskipun masalah

dengan asuhan nyata yang tidak dapat diartikan sebagai

diberikan pada By.Ny.E dengan diagnosa, tetapi tetap

berat badan lahir rendah di membutuhkan penanganan

Puskesmas Jombang. (Muslihatun, 2009).

Pengkajian data awal

B. INTERPRETASI DATA sesuai dengan pengumpulan dari

UNTUK data subjektif dan data objektif

MENGIDENTIFIKASI sehingga ditegakkan diagnose

DIAGNOSA ATAU kebidanan neonatus kurang

MASALAH bulan sesuai masa kehamilan

Pada langkah kedua dengan berat badan lahir rendah.

dilakukan identifikasi terhadap Diagnosa ini berdasarkan data

diagnosa atau masalah subjektif dan data objektif yaitu

berdasarkan interpretasi yang BB : 2200 gram, PB : 41 cm,

benar atas data-data yang telah LK : 34 cm, LD : 32 cm, Suhu :


37,30C. Pada data lahir pada kehamilan kurang

perkembngkan hari pertama dari 37 minggu dengan berat

penulis menemukan diagnosa badan lahir rendah dengan berat

By.Ny.E kurang bulan sesuai badan < dari 2500 gram yang

masa kehamilan dengan berat sesuai.

badan lahir rendah. Bayi lahir Berdasarkan data diatas

tanggal 23 maret 2016 jam maka penulis menemukan

02.35 WIB spontan, usia kesamaam antara teori Pantiwati

kehamilan ibu 30 minggu, jenis (2010) dan Mochtar (2011)

kelamin perempuan, BB : 2200 dengan asuhan kebidanan pada

gram, PB : 41 cm, LK: 34 cm, By.Ny.E di Puskesmas

LD : 32 cm Jombang.

Menurut Pantiwati

(2010) bahwa bayi dengan berat

badan lahir rendah adalah berat C. MENGIDENTIFIKASI

badan kurang dari 2.500 gram DIAGNOSA ATAU

yaitu karena umur hamil kurang MASALAH POTENSIAL

dari 37 minggu atau berat badan DAN MENGANTISIPASI

lahir rendah dari semestinya PENANGANANNYA

sekalipun umur cukup atau Pada langkah ini kita

karena kombinasi keduanya. mengidentifikasi diagnosa atau

Sedangkan menurut Mochtar masalah potensial berdasarkan

(2011) mengatakan bahwa bayi diagnosa atau masalah yang


telah di identifikasi. Langkah ini lingkungan yang normal

membutuhkan antisipasi bila dan stabil yaitu 360C

memungkinkan untuk dilakukan sampai dengan 370C.

pencegahan. Bidan diharapkan Segera telah lahir bayi

untuk waspada dan bersiap-siap dihadapkan pada suhu

atas diagnosa atau masalah lingkungan yang

(Muslihatun, 2010). Sesuai umumnya lebih rendah.

dengan tinjauan teori kejadian Perbedaan suhu ini

bayi dengan berat badan lahir memberi pengaruh pada

rendah bila tidak segera di kehilangan panas tubuh

tangani maka akan terjadi bayi. Selain itu, hipotermi

hipotermi, hipoglikemia, dapat terjadi karena

infeksi. kemampuan untuk

Data awal By.Ny.E mempertahankan panas

dengan berat badan lahir rendah dan kesanggupan

sesuai dengan masa kehamilan menambah produksi panas

maka dilakukan tindakan sangat terbatas karena

antisipasi terhadap masalah pertumbuhan otot-otot

potensial yang mungkin akan yang belum cukup

terjadi yaitu sebagai berikut: memadai, lemak subkutan

1. Hipotermi yang sedikit, belum

Dalam kandungan, matang sistem syaraf

bayi berada dalam suhu pengatur suhu tubuh, luas


permukaan tubuh relatif 2. Hipoglikemia

lebih besar dibanding Penyelidikan kadar

dengan berat badan gula darahpada 12 jam

sehingga mudah pertama menunjukkan

kehilangan panas bahwa hipoglikemia dapat

(Pantiwati, 2010). terjadi sebanyak 50% pada

Sedangkan menurut bayi matur. Glukosa

Prawirohardjo 2010 merupakan sumber utama

mengatakan bahwa bayi energi selama masa janin.

kehilangan panas melalui Kecepatan glokusa yang

empat cara, yaitu : diambil janin tergantung

konduksi; melalui benda- dari kadar gula dara ibu

benda padat berkontak karena terputusnya

dengan kulit bayi. hubungan plasenta dan

Konveksi; pendinginan janin menyebabkan

melalui aliran udara di terhentunya pemberian

sekitar bayi. Evaporasi; glukosa. Bayi atherem

kehilangan panas melalui dapat mempertahankan

penguapan air pada kulit kadar gula dara 50-60

bayi yang basah. Radiasi; mg/dL selama 72 jam

melalui benda padat dekat pertama, sedangkan bayi

bayi yang tidak berkontak berta badan lahir rendah

secara langsung. dalam kadar 40 mg/dL.


Hal ini disebabkan cukup bulan (Pantiawati,

cadangnan glikogen yang 2010).

belum mencukupi. Sedangkan menurut

Hipoglikemia bila kadar JNPK-KR (2012), bayi

gila darah sama dengan baru lahir rentan terhadap

atau kurang dari 20 mg/Dl infeksi yang disebabkan

(Pantiawati, 2010). oleh paparan atau

3. Infeksi kontaminasi

Pemindahan subtansi mokroorganisme selama

kekebalan dari ibu ke proses persalinan

janin terjadi pada minggu berlangsung maupun

terakhir masa kehamilan. beberapa saat setelah lahir.

Bayi prematur medah

menderuta infeksi karena D. IDENTIFIKASI DAN

imunitas humoral dan MENETAPKAN

seluler masih kurang KEBUTUHAN SEGERA

hingga bayi midah Mengidentifikasi

menderita infeksi. Selain perlunya tindakan segera oleh

itu, karena kulit dan bidan atau dokter dan untuk

selaput lender mabran dikonsultasikan atau di tangani

tidak memiliki bersama dengan tim kesehatan

perlindungan seperti bayi yang lain sesuai dengan kondisi

klien.Dari data yang


dikumpulkan dapat menunjukan baru lahir, bayi belum mampu

satu situasi yang memerlukan mengatur tetap suhu badannya,

konsultasi atau kolaborasi dan membutuhkan pengaturan

dengan dokter atau tim dari luar untuk membantunya

kesehatan lain seperti pekerja tetap hangat. Bayi baru lahir

sosial, ahli gizi, ahli perawat harus dibungkus hangat.

klinis. Dalam hal ini bidan Sedangkan menurut JNPK-KR

mampu mengevaluasi kondisi (2012) mengatakan bahwa saat

setiap klien untuk menentukan bayi lahir tindakan segera yang

kepada siapa sebaiknya perlu dilakukan oleh tenaga

konsultasi dan kolaborasi kesehatan adalah pencegahan

dilakukan (Muslihatun, 2010). kehilangan panas, merawat tali

Pada pengkajian data pusat, pemberian ASI awal,

awal kebutuhan tindakan pencegahan infeksi mata,

tindakan segera dalam pemberian vitamin K1 dan

menangani kasus ini yaitu pemberian imunisasi.

menjaga kehangatan tubuh bayi. Berdasarkan data diatas

Pada data perkembangan penulis menemukan kesamaan

kebutuhan segera adalan antara teori Saifuddin (2009)

mengaja kehangatan tubuh bayi dan JNPK-KR (2012) dengan

agar tetap hangat asuhan yang diberikan pada

Menurut Saifuddin By.Ny. E di Puskesmas

(2009) bahwa pada waktu bayi Jombang.


dilakukan penilaian awal,

E. MENYUSUN RENCANA menjaga kehangatan,

ASUHAN MENYELURUH membersihkan jalan nafas,

PADA MANAJEMEN lakukan rangsangan taktil,

ASUHAN KEBIDANAN pemantauan berat badan,

Pada langkah ini panjang badan, suhu, perawatan

direncanakan asuhan yang mata, perawatan tali pusat,

diharapkan. Langkah ini melakukan IMD, pemberian

merupakan kelanjutan dari ASI yang adekuat, lakukan

manajemen terhadap masalah rawat gabung. Pada catatn

atau diagnosa yang telah di perkembangan hari pertama

identifikasi atau yang telah di dilakukan perencanaan pada

antisipasi.Pada langkah ini berat badan lahir rendah yaitu

informasi data yang tidak dapat beritahu ibu hasil pemeriksaan

dilengkapi.Rencana asuhan kepada keluarganya, jaga bayi

yang menyeluruh tidak hanya tetap hangat, pemberian ASI

meliputi apa yang sudah yang adekuat, pemantauan TTV,

teridentifikasi dari kondisi klien pemantauan tanda bahaya pada

(Anik, 2010). bayi baru lahir, lakukan

Pada pengkajian data perawatan tali pusat, dan

awal kasus berat badan lahir lakukan pencatatan dan

rendah dapat direncanakan pelaporan. Begitu pula dengan

asuhan kebidanan yaitu: data perkembangan hari kedua


yaitu beri tahu ibu hasil dini, berikan vitamin K1 dan

pemeriksaan kepada keluarga, berikan imunisasi HB0.

yakini ibu untuk menjaga Berdasarkan data diatas

kehangatan, melakukan maka penulis menemukan

perawatan tali pusat, mengawasi kesamaan antara teori JNPK-KR

tanda bahaya pada bayi baru (2012) dan teori Muslihatun

lahir, dan lakukan pencatatan (2010) dengan asuhanyang

dan pelaporan. diberikan pada By.Ny.E

MenurutJNPK-KR

(2012), rencana asuhan yaitu F. PELAKSANAAN

jaga kehangatan tubuh bayi, LANGSUNG ASUHAN

bersihkan jalan nafas, keringkan YANG EFISIEN DAN AMAN

tubuh bayi, pemantauan tanda Pada langkah ini harus

bahaya, perawatan tali pusat, dilakukan secara efisinsi dan

melakukan inisiasi menyusui aman perencanaan ini bisa

dini, berikan suntikan vitamin dilakukan seluruhnya oleh bidan

K1, berikan salep mata, berikan atau sebagian dilakukan oleh

imunisasi HB0. Sedangkan bidan dan sebagian lagi oleh

menurut Muslihatun (2010), klien, atau oleh tim kesehatan

mengatakan bahwa rencana lainnya. Jika bidan tidak

asuhan kebidanan yaitu melakukan sendiri, ia tetap

pertahankan suhu tubuh bayi, bertanggung jawab untuk

perawatan mata, fasilitas kontak mengarahkan pelaksanaannya,


memastikan langkah-langkah perkembangan hari pertama

tersebut benar-benar terlaksana. yaitu melalu kam pemantauan

Manajenen yang efisiensi akan TTV, menjaga kehangatan

menyingkat waktu dan biaya tubuh bayi, merawat tali pusat,

serta maningkatkan mutu dari mengawasi tanda bahaya pada

asuhan kebidanan (Muslihatun, bayi baru lahir, pemberian ASI

2010). secara adekuat, melakuana

Pada langkah ini pencatatan dan pelaporan. Pada

melakukan asuhan sesuai data perkembengann hari

dengan rencana asuhan yaitu: kesembilan yaitu memberitahu

mempertahankan suhu tubuh hasil pemeriksaan kepada

dengan menggantikan keluarga, menjaga kehangatan

handuk/kain basah dan bungkus tubuh bayi, memastikan ibu

bayi dengan selimut, menyusui secara yang adekuat,

memberikan salep mata pemberian ASI yang secara

(Eritromisin 0,5%). Melakukan Eksklusif, memastikan ibu

inisiasi menyusui dini, menjemur bayi setiap hari,

memberikan vitamin K secara melakukan pencatatan dan

IM dengan dosis 2 mg dan pelaporan.

diberikan 0,5 cc, melakukan Kangaroo Mother Care

penyuntikan imunisasi HB0 (KMC) atau Perawatan Metode

dengan dosis 10 m iu/ml dan Kanguru (PMK) merupakan

biberikan 0,5 ml. dan pada data perawatan untuk bayi berat lahir
rendah atau lahiran prematur yang dapat disebabkan oleh

dengan melakukan kontak kelahiran sebelum waktunya

langsung antara kulit bayi (prematur) maupun

dengan kulit ibu atau skin-to- perkembangan janin terhambat

skin contact, dimana ibu saat dalam kandungan. Bayi

menggunakan suhu tubuhnya dengan berat lahir rendah

untuk menghangatkan bayi. merupakan penyumbang

Metode perawatan ini juga tertinggi angka kematian

terbukti mempermudah neonatal (AKN). Dari sekitar 4

pemberian ASI sehingga juta kematian neonatal,

meningkatkan lama dan prematur dan BBLR

pemberian ASI.American menyumbang lebih dari

Academy of Pediatrics (AAP) seperlima kasus, dan Indonesia

merekomendasikan agar setiap terdaftar sebagai negara di

bayi diberikan air susu ibu urutan ke-8 berdasarkan jumlah

(ASI), terutama ASI ibunya atau kematian neonatal per tahun

ibu donor, termasuk bayi menurut data WHO.Manfaat

prematur dan bayi berat lahir PMK dalam menstabilkan suhu,

sangat rendah (BBLSR). Data pernafasan dan denyut jantung

World Health Organization bayi Berbagai penelitian

(WHO) memperlihatkan sekitar menunjukkan bahwa PMK

20 juta bayi berat lahir rendah dapat menstabilkan suhu, laju

(BBLR) lahir setiap tahunnya pernapasan, dan laju denyut


jantung bayi lebih cepat dari telah diidentifikasi di dalam

bayi yang dirawat dalam diagnose atau masalah (Anik,

inkubator. Bayi pada PMK 2010). Rencana tersebut telah

merasa nyaman dan hangat dianggap efektif jika memang

dalam dekapan ibu sehingga benar dalam pelaksanaannya.

tanda vital dapat lebih cepat Sebagai langkah akhir dari

stabil. Penelitian oleh Yanuarso proses ini adalah dilakukan

di RSCM memperlihatkan evaluasi dari hasil asuhan

bahwa dengan menggunakan kebidanan dari proses

metode kanguru, BBLR akan manajemen kebidanan pada

lebih cepat mencapai kestabilan By,N E.

suhu tubuh dibanding BBLR Hasil asuhan awal pada

tanpa PMK (www.idai.or.id). By.Ny.E setelah diberikan

penanganan untuk mencegah

G. EVALUASI ASUHAN terjadinya hipotermi, bayi Ny.E

KEBIDANAN tetap dalam kondisi yang baik

Pada langkah ini suhunya 370C dan bayi dapat

dilakukan evaluasi efektifan dari menyusui dengan baik. Pada

asuhan yang sudah diberikan asuhan berikutnya dilakukan

meliputi pemenuhan kebutuhan pemantauan terhadap keadaan

akan bantuan apakan benar- umum bayi, diketahui hasil dari

benar terpanuhi sesuai dengan asuhan pada bayi Ny.E yaitu

kebutuhan yang sebagaimana keadaan umum bayi baik, bayi


sudah dapat menyusui, berat badan dapat dilihat grafik

badan bayi bertambah menjadi pertumbuhan dalam KMS.

2500 gram, suhu 36,50C. 2. Panjang badan

Pada tahun pertama rata-rata

Menurut Anik (2010), bayi Indonesia bertambah

pertumbuhan bayi dan balita 23 cm, sementara itu di

dapat dilihat dari data negara maju 25 cm (Anik,

antropomerti, antara lain: 2010)

1. Berat badan 3. Lingkar kepala

Pertambahan berat badan bayi Pengukuran lingkar kepala bayi

biasanya pada 3 bilam sebaiknya sering dilakukan

pertama 750 gram per pada periode bayi, yaitu

bulan, selanjutnya untuk mengetahui

pertambahan makin lama perkembangan otaknya.

akan berkurang, sehingga Ukuran kepala pada waktu

pada umur 5 bulan, berat lahir biasanya ± 35 cm,

badan bayi biasanya setelah berumur 3 bulan

mencapai 2 kali berat badan menjadi ± 40 cm (Anik,

ketika lahir (Anik, 2010). 2010).

Sedangkan menurut Berdasarkan penjelasan

Muslihatun (2010), diatas bahwa asuhan telah

mengatakan penilaian berat dilakukan pada By.Ny.E sesuai

dengan manajemen kebidanan.


Hasil asuhan didapatkan 2. Interprestasi data pada

keadaan umum bayi baik, dan bayi Ny E adalah kurang

terdapat penambahan berat bulan sesuai masa

badan pada By.Ny E. kehamilan dengan berat

badan lahir rendah.


KESIMPULAN
Setelah penulis 3. Diagnose potensial yang

melakukan pengkajian dan dapat terjadi pada pada

memberikan asuhan kebidanan By.Ny.E yaitu hypotermi,

pada By Ny E kurang bulan usia hipoglikemia dan infeksi.

2 jam dengan berat badan lahir 4. Antisipasi atau tindakan

rendah di Puskesmas Jombang segera asuhan kebidanan

berdasarkan sejumlah yang diberikan pada

kesesuaianyang ditemukan By.Ny.E yaitu dengan

antara teori dengan praktek, melakukan kolaborasi

maka penulis dapat dengan dokter dan

menyimpulkan sebagai berikut: menjaga bayi tetap hangat.

1. Pengumpulan data dasar 5. Rencana asuhan

dengan pengkajian data kebidanan pada bayi Ny E

pada By.Ny.E kurang yaitu menjaga kehangatan,

bulan sesuai masa beri ASI awal,

kehamilan dengan berat pemantauan keadaan

badan lahir rendah di umum.

Puskesmas Jombang.
6. Pelaksanakan asuhan Ikapantiawati. 2010. “Bayidengan
BBLR”. Yogjakarta :NuhaMedika
kebidanan telah sesuai
JNPK-KR.
dengan rencana asuhan 2012.:BukuAcuhanPersalinan Normal”.
Jakarta: Depkes RI
yaitu menghangatkan
Kemenkes RI. 2014.”Ditjen
tubuh bayi,memberikan BinaGizidan KIA”. Jakarta: Kemenkes
RI
ASI awal, melakukan
Kurniawati, Eka I. S.
pemantauan keadaan 2014.AsuhanKebidananBayiBaru
LahirNy. R Umur 4
umum bayi. haridenganBeratBayiLahirRendah
di RSUD
7. Evaluasi hasil asuhan Salatiga.KaryaTulisIlmiah.

pada By Ny E didapatkan Lockhart.dkk. 2014.“AsuhanKebidana


NEONATUS Normal
keadaan umum bayi baik, danPatologis”.Jakarta
:BinarupaAksara
berat badan bayi
MaryunaniAnik. 2010.
bertambah, bayi dapat “IlmuKesehatanAnakDalamKebi
danan”. Jakarta: TIM
menyusui dengan adekuat
Manuaba. 1998. “ IlmuKebidanan,
dan keadaan umum bayi PenyakitKandungandanKeluarga
BerancanauntukpendidikanBidan”
baik . . Jakarta : EGC

prosedur dan standar profesi Priwarohadjo. 2010. “IlmuKebidanan”.


Jakarta. YayasanBinaPustaka
kebidanan
Rustam, Mochtar. 2009.
“SinopsisObstetri”. Jilid I. Jakarta :
DAFTAR PUSTAKA ECG.
Depkes RI.2009.”
PeganganFasilitatorKelasIbuHam Rukiyah. 2009. “Asuhankebidana II
il”. Jakarta: Depkes RI (persalinan)”. Jakarta : TIM

Eustiwidani, Dwiana.2009. Saifuddin. 2009.


“KonsepKebidanan”. Yogyakarta: “BukuAcuanAsuhanNasionalPela
Fitramaya. yananKesehatan Maternal dan
Neonatal“ Jakarta : ECG
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/per
awatan-metode-kanguru-pmk-
meningkatkan-pemberian-asi di
aksestanggal 20 Juli 2016

http://gayahidup.republika.co.id/berita/ga
ya-
hidup/parenting/15/02/03/nj6odu-
kematian-ibu-dan-anak-di-banten-
masih-tinggi di aksestanggal 18 Mei
2016

https://www.scribd.com/doc/239169340/
Prevalensi-Bayi-Berat-Lahir-Rendah
di aksestanggal 24 Mei 2016

http://www.unicef.org/indonesia/id/A5_-
_B_Ringkasan_Kajian_Kesehatan_RE
V.pdf di aksestanggal 23 Mei 2016

http://www.depkes.go.id/resources/down
load/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-
indonesia-2013.pdf di aksestanggal
20 Mei 2016

http://www.depkes.go.id/resources/down
load/general/Hasil%20Riskesdas%20
2013.pdf di aksestanggal 20 Mei
2016

http://www.depkes.go.id/resources/down
load/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-
indonesia-2014.pdf di aksestanggal
20 Mei 2016

You might also like