You are on page 1of 10

FRAKTUR

I. LATAR BELAKANG

Tayamum adalah untuk menyucikan diri kita dan agar kita bersyukur dengan syari’at
ini Sehingga semakin nampak kepada kita bahwa Setelah menyebutkan syariat bersuci,
Allah mengakhiri ayat tersebut dengan firman-Nya:
“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak menyucikan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur,” (QS. Al Maidah: 6)

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang
umumnya disebakan oleh cedera. Trauma yang menyebabkan fraktur dapat berupa
trauma langsung, misalnya yang sering terjadi benturan pada ekstremitas bawah
yang menyebabkan fraktur pada tibia dan fibula dan juga dapat berupa trauma tidak
langsung misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula
atau radius distal patah (Sjamsuhidajat, 1997).
Menurut Handayani (1998) trauma muskuloskeletal, khususnya fraktur
memerlukan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif. Asuhan terutama
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar klien yang teranggu dan menceah
mengurangi komplikasi terutama immobilisasi. Pendidikan kesehatan juga dapat
diberikan untuk mencegah cidera
lebih lanjut sehingga klien secara bertahap dapat mengoptimalkan fungsi bio-
psikososio-spiritualnya.
WHO memperkirakan pada pertengahan abad mendatang, jumlah patah tulang
karena disebabkan banyak faktor akan meningkat tiga kali lipat, dari 1,7 juta pada
tahun 1990 menjadi 6,3 juta kasus pada tahun 2050 kelak.Bandung dan Medan
bahkan sudah mencapai 30 persen (lebih tinggi dari luar negeri).

1
II. Satuhan Acara Penyuluhan
Pokok bahasan : Gangguan Sistem muskuluskeletal
Sub pokok bahasan : Fraktur
Sasaran : Pasien dan keluarga dengan Fraktur
Tempat : Di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang
Hari/Tanggal : Senin , 2 November 2015
Waktu : 1 x 30 menit ( jam 09.30 -10.00 WIB)
Penyuluh :

1. Dewi Retno puspitasari (7313065) 6. Sriyani .W (7313089 )


2. Dewi Nur Fatmala (7313073) 7. Febriana Sari (7313075)
3. A.Fatihul Ma’arif (7313061) 8. Siti Maysaroh (7313064)
4. Subhan Abdillah (7313091) 9. Fatma Leuli (7312042)
5. Nurul hidayah (7313062) 10. Liana saroh (7313054 )
11. Moh. Deni .M (7313051 )

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit Fraktur.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit, maka diharapkan pasien dan keluarga
pasien:
1. Memahami pengertian Fraktur..
2. Memahami penyebab Fraktur.
3. Memahami tanda dan gejala Fraktur.
4. Memahami komplikasi Fraktur.
5. Memahami pengobatan Fraktur.
V. SASARAN
Pasien dan keluarga pasien dengan Fraktur.

VI. PEMBAHASAN MATERI


1. Pengertian Fraktur
2. Penyebab Fraktur
3. Tanda dan gejala Fraktur

2
4. Komplikasi Fraktur
5. Pengobatan Fraktur
VII. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab / Diskusi
VIII. METODE
1. Leaflet
2. Lembar balik
IX. KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH METODE
PESERTA
1 3 menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam Ceramah
mengucapkan salam
2. Kontrak waktu 2. Menyetujui
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 3. Mendengarkan
4. Fraktur (menggali sejauh mana
pasien/keluarga mengetahui penyakit 4. Menjawab sesuai
Fraktur) pengetahuan audien
tentang Fraktur.
2 15 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan materi tentang Fraktur Memperhatikan/ Ceramah dengan
a. Pengertian Fraktur Mendengarkan menggunakan
b. Penyebab Fraktur lembar balik
c. Tanda dan gejala Fraktur
d. Komplikasi Fraktur
e. Pengobatan Fraktur
2. Memeberikan kessempatan untuk
bertanya
3. Melakukan evaluasi : dengan Menanyakan materi
menanyakan kepada peserta tentang yang belum jelas Tanya jawab
materi yang telah di berikan Menjawab pertanyaan dan diskusi
4. Reinforcement kepada para peserta
yang dapat menjawab pertanyaan
5. Menyimpulkan materi Fraktur Mendengarkan

3
Mendengarkan
3 4 menit Penutup
1. Rencana tindak lanjut untuk pertemuan Mendengarkan Ceramah dan
selanjutnya - membagikan
2. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam leaflet

X. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Semua pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang bedah
Menyelenggaraan penyuluan dilaksanakan di ruang bedah
2. Evaluasi proses
a. Apa yang dimaksud dengan Fraktur?
b. Apa penyebab Fraktur ?
c. Apa tanda dan gejala Fraktur ?
Jawaban :
a) Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
b) Cedera traumatic ( cedera trauma langsung, dan cedeara trauma tidak langsung)
Fraktur patologik (tumor, infeksi, rakitis dan fraktus scra sepontan)
c) Deformitas, Bengkak, Echumosis dari Perdarahan Subculaneous, Spasme otot
spasme involunters dekat fraktur, Tenderness/keempukan, Nyeri mungkin
disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan
struktur di daerah yang berdekatan, Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin
terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan), Pergerakan abnormal, Shock
hipovolemik hasil dari hilangnya darah, Krepitasi (Black, 1993 : 199).

4
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang
disebabkan oleh kekerasan. (E. Oerswari, 1989 : 144).Fraktur atau patah tulang
adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347).

2. Penyebab
a. Cedera traumatic.
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :
1) Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang pata
secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan
kerusakan pada kulit diatasnya.
2) Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan,
misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.
3) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.
b. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor
dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan berikut :
1) Tumor tulang (jinak atau ganas) : pertumbuhan jaringan baru yang tidak
terkendali dan progresif.
2) Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat
timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri.
3) Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang
mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh defisiensi
diet, tetapi kadang-kadang dapat disebabkan kegagalan absorbsi Vitamin D atau
oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.
c. Secara spontan : disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada
penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.
3. Klasifikasi

5
a. Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar.

b. Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragemen tulang


dengan dunia luar karena adanya perlukan di kulit, fraktur terbuka dibagi menjadi
tiga derajat, yaitu :

1) Derajat I.

- luka kurang dari 1 cm

- kerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada tanda luka remuk.

- fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif ringan.

- Kontaminasi ringan.

2) Derajat II

- Laserasi lebih dari 1 cm

- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulse

- Fraktur komuniti sedang.

3) Derajat III.

Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot dan
neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi.

b. Fraktur complete
• Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergerseran
(bergeser dari posisi normal).
c. Fraktur incomplete
• Patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.
d. Jenis khusus fraktur
a) Bentuk garis patah
1) Garis patah melintang
2) Garis pata obliq
3) Garis patah spiral
4) Fraktur kompresi
5) Fraktur avulsi
6
b) Jumlah garis patah
1) Fraktur komunitif garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
2) Fraktur segmental garis patah lebih dari satu tetapi saling berhubungan
3) Fraktur multiple garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan.
c) Bergeser-tidak bergeser
Fraktur tidak bergeser garis patali kompli tetapi kedua fragmen tidak bergeser.
Fraktur bergeser, terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut
dilokasi fragmen.

4. TANDA DAN GEJALA

1. Deformitas.

Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya
perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :

a. Rotasi pemendekan tulang

b. Penekanan tulang

2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam
jaringan yang berdekatan dengan fraktur

3. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous

4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur

5. Tenderness/keempukan

6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya
dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.

7. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)

8. Pergerakan abnormal

9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah

10. Krepitasi.

5. Penanganan Dan Pengobatanya

1. Fraktur Reduction

7
Manipulasi atau penurunan tertutup, manipulasi non bedah penyusunan kembali
secara manual dari fragmen-fragmen tulang terhadap posisi otonomi
sebelumnya.Penurunan terbuka merupakan perbaikan tulang terusan penjajaran
insisi pembedahan, seringkali memasukkan internal viksasi terhadap fraktur
dengan kawat, sekrup peniti plates batang intramedulasi, dan paku. Type lokasi
fraktur tergantung umur klien.

Peralatan traksi :

o Traksi kulit biasanya untuk pengobatan jangka pendek

o Traksi otot atau pembedahan biasanya untuk periode jangka panjang.

3.Fraktur Immobilisasi
 Pembalutan (gips)
 Eksternal Fiksasi
 Internal Fiksasi
 Pemilihan Fraksi
4. Fraksi terbuka.
Pembedahan debridement dan irigrasi ,Imunisasi tetanus, Terapi antibiotic
prophylactic Immobilisasi (Smeltzer, 2001).

8
DAFTAR PUSTAKA :

Black, Joyce M. 1993. Medical Surgical Nursing. W.B Sainders Company :


Philadelpia
Boedihartono, 1994, Proses Keperawatan di Rumah Sakit. EGC : Jakarta.
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC : Jakarta.
Brunner dan Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta.
E. Oerswari 1989, Bedah dan Perawatannya, PT Gramedia. Jakarta
Nasrul, Effendi. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC. Jakarta.
Sjamsuhidajat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner
& Suddarth, Edisi 8. EGC : Jakarta.
FKUI. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Binarupa Aksara : Jakarta

9
10

You might also like