Professional Documents
Culture Documents
Minggu : II
Oleh :
Yulinar Syam
R014172004
( ) ( )
Pada proses awal atau SN ringan, untuk menegakkan diagnosis tidak semua gejala
ditemukan. Proteinuria massif merupakan tanda khas SN akan tetapi pada SN berat yang
disertai kadar albumin rendah, ekskresi protein dalam urin juga berkurang. Proteinuria
B. Etiologi
payudara, kolon, limfoma, karsinoma ginjal. Yang disebabkan oleh penyakit jaringan
dikarenakan efek obat dan toksin seperti obat anti imflamasi non steroid, pinisilin,
captopril, dan heroin. Yang disebabkan oleh penyakit sistemik seperti diabetes melitus,
pre eklamsia
C. Patofisiologi
Kedua, katabolisme lemak terganggu sebagai akibat penurunan kadar lipoprotein lipase
1. Edema biasanya bervariasi dari bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema
biasanya lunak dan cekung bila ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan disekitar
mata (periorbital) dan berlanjut ke abdomen daerah genitalia dan ekstermitas bawah.
2. Proteinuria > 3,0 gr/24 jam
darah
5. Lipiduria
1. Uji urine
2. Uji darah
3. Uji diagnostik
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak dilakukan secara rutin.
F. Komplikasi
1. Hiperlipidemia merupakan keadaan yang sering menyertai SN. Kadar kolesterol pada
LDL pada SN disebabkan oleh peningkatan sintesis hati tanpa gangguan katabolisme
2. Lipiduria sering ditemukan pada SN dan ditandai oleh akumulasi lipid pada debris sel
dan cast seperti badan lemak berbentuk oval (oval fat bodies) dan fatty cast. Lipiduria
renalis cukup tinggi. Emboli paru dan trombosis vena dalam sering dijumpai pada
SN.
4. Terjadinya infeksi oleh kerana defek imunitas humoral, selular, dan gangguan system
komplemen. Oleh itu bacteria yang tidak berkapsul seperti Haemophilus influenzae
IgA dan gamma globulin sering ditemukan pada pasien SN oleh kerana sintesis yang
menurun atau katabolisme yang meningkat dan bertambah banyaknya yang terbuang
melalui urine.
5. Gagal ginjal akut disebabkan oleh hypovolemia. Oleh kerana cairan berakumulasi di
dalam jaringan tubuh, kurang sekali cairan di dalam sirkulasi darah. Penurunan aliran
darah ke ginjal menyebabkan ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik dan timbulnya
dan mengobati komplikasi. Etiologi sekunder dari sindrom nefrotik harus dicari dan
2. Diuretik
Diuretik misalnya furosemid (dosis awal 20-40 mg/hari) atau golongan tiazid dengan
untuk mengobati edema dan hipertensi. Penurunan berat badan tidak boleh melebihi
0,5 kg/hari.
3. Diet
Diet untuk pasien SN adalah 35 kal/kgbb./hari, sebagian besar terdiri dari karbohidrat.
Diet rendah garam (2-3 gr/hari), rendah lemak harus diberikan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa pada pasien dengan penyakit ginjal tertentu, asupan yang rendah
pembatasan protein yang akan dianjurkan pada pasien yang kekurangan protein akibat
sindrom nefrotik belum ditetapkan. Pembatasan asupan protein 0,8-1,0 gr/ kgBB/hari
4. Terapiantikoagulan
heparin harus dimulai. Jumlah heparin yang diperlukan untuk mencapai waktu
tromboplastin parsial (PTT) terapeutik mungkin meningkat karena adanya penurunan
jumlah antitrombin III. Setelah terapi heparin intravena , antikoagulasi oral dengan
5. TerapiObat
kemudian diberikan 5 mg selang sehari dan dihentikan dalam 1-2 minggu. Bila pada
saat tapering off, keadaan penderita memburuk kembali (timbul edema, protenuri),
diberikan kembali full dose selama 4 minggu kemudian tapering off kembali. Obat
Obat antiradang nonsteroid (NSAID) telah digunakan pada pasien dengan nefropati
%.
Sitostatika diberikan bila dengan pemberian prednisone tidak ada respon, kambuh
yang berulang kali atau timbul efek samping kortikosteroid. Dapat diberikan
antagonis (Herbeser 180 mg) atau beta bloker. Obat penghambat enzim konversi
1. Pengkajian
a. Keadaan Umum :
b. Riwayat :
2) Riwayat kesehatan yang lalu : pernahkah sebelumnya klien sakit seperti ini ?
3) Riwayat kelahiran, tumbuh kembang, penyakit anak yang sering dialami, imunisasi,
4) Pola kebiasaan sehari-hari : pola makan dan minum, pola kebersihan, pola istirahat
1) Keluhan utama
3) Faktor pencetus
4) Lamanya sakit
d. Pengkajian sistem
1) Pengkajian umum : TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar dada ( terkait
dengan edema ).
2) Sistem kardiovaskuler : irama dan kualitas nadi, bunyi jantung, ada tidaknya
sianosis, diaphoresis.
3) Sistem pernafasan : kaji pola bernafas, adakah wheezing atau ronkhi, retraksi
intelektual, proses pikir), kaji pula fungsi sensori, fungsi pergerakan dan
fungsi pupil.
6) Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan jumlahnya.
2. Masalah Keperawatan
d. Risiko infeksi
h. Intoleransi aktivitas