You are on page 1of 18

TUGAS KIMIA

MAKALAH TENTANG IKATAN KIMIA

OLEH

ODI MUSTAFA PRAWIRYANTO

X MIPA 4

SMA NEGERI 2 SUMENEP

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan

karya tulis ilmiah dengan judul IKATAN KIMIA. Karya tulis ilmiah ini

disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam mata pelajaran Kimia.

Atas bimbingan bapak/ibu Guru dan saran dari teman-teman maka disusunlah

karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan

dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami.

Karya tulis ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses

perbelajaran.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari

berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan

segenap kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.

Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam

makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah

ini bisa menjadi lebih baik.

Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya

ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.

Sumenep, 27 November 2018

Penulis
Daftar Isi

Sampul Depan ---------------------------------------------------------------------------- i

Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------- ii

Daftar Isi ---------------------------------------------------------------------------------- iii

Pendahuluan ------------------------------------------------------------------------------ 1

A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------ 1

B. Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------------- 2

C. Tujuan ---------------------------------------------------------------------------------- 2

D. Manfaat Penulisan -------------------------------------------------------------------- 2

Pembahasan ------------------------------------------------------------------------------- 3

A. Terbentuknya Ikatan Kimia --------------------------------------------------------- 3

B. Jenis-Jenis Ikatan Kimia------------------------------------------------------------- 4

Penutup ------------------------------------------------------------------------------------ 10

A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------------- 10

B. Saran ----------------------------------------------------------------------------------- 10

Daftar Pustaka ---------------------------------------------------------------------------- 11


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali

pada suhu tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang

disebut sebagai molekul. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi,

kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil

dibanding unsur-unsur dalam keadaan bebas.

Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur

bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur

lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan

gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron

valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia

bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai

kestabilan.

Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti

aturan oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha

mempunyai elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara

yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:

1. melepas atau menerima elektron;

2. pemakaian bersama pasangan elektron.

Pada bab struktur atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah

mempelajari bahwa sampai saat ini jumlah unsur yang dikenal manusia, baik

unsur alam maupun unsur sintetis telah mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah
Anda bahwa di alam semesta ini sangat jarang sekali ditemukan atom berdiri

sendirian, tapi hampir semuanya berikatan dengan dengan atom lain dalam bentuk

senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ionik. Pernahkah Anda

membayangkan berapa banyak senyawa yang dapat terbentuk di alam semesta

ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling berikatan satu dengan yang lain?

Apakah setiap atom pasti dapat berikatan dengan atom-atom lain? Apakah ikatan

antaratom dalam senyawa – senyawa di alam ini semuanya sama? Untuk

mengetahui jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut, Anda harus

mempelajari bab Ikatan kimia ini.

Pada bab ini Anda akan mempelajari apakah ikatan kimia itu, mengapa

atom-atom dapat saling berikatan, apa saja jenis-jenis ikatan kimia, dan lain-lain.

Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap

senyawa disebutikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun

1916 oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht

Kossel (1853-1927) dari Jerman.

Konsep tersebut adalah:

1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar

membentuk senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan

elektron yang stabil.

2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang

stabil seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap

elektron.
3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan

cara berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron,

menangkap elektron, maupun pemakaian elektron secara bersama-sama.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang

akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :

1. Bagaimanakah terbentuknya ikatan kimia?

2. Apa-apa sajakah jenis dari ikatan kimia?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :

1.4 Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Kimia.

1.5 Menambah wawasan tentang ikatan kimia.

1.6 Mengetahui lebih mendalam tentang ikatan kimia yang kita temukan

dalam kehidupan.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :

1.3 Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu

karya ilmiah.

1.4 Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.

1.5 Sebagai bahan bacaan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Terbentuknya Ikatan Kimia

Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi bergabung

dengan atom lain membentuk senyawa. Dari 90 buah unsur alami ditambah

dengan belasan unsur buatan, dapat dibentuk senyawa dalam jumlah tak hingga.

Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk

molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya-

gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang

dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur ingin

memiliki struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu

struktur elektron gas mulia (Golongan VIII A).

Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron

terluar 1, 2, atau 3 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang

terdekat.

Contoh:

11Na : 2 8 1 ; Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8

Jika dibandingkan dengan atom Ne, maka atom Na kelebihan satu

elektron. Untuk memperoleh kestabilan, dapat dicapai dengan cara melepaskan

satu elektron.

Na (2 8 1) à Na+ (2 8) + e–

Sebuah atom cenderung menerima elektron apabila memiliki elektron

terluar 4, 5, 6, atau 7 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang

terdekat.
Contoh:

9F : 2 7 ; Gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8.

Konfigurasi Ne dapat dicapai dengan cara menerima satu elektron.

F (2 7) + e– à F- (2 8)

Jika masing-masing atom sukar untuk melepaskan elektron (memiliki

keelektronegatifan tinggi), maka atom-atom tersebut cenderung menggunakan

elektron secara bersama dalam membentuk suatu senyawa. Cara Ini merupakan

peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Misalnya atom fluorin

dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan elektron, sehingga lebih cenderung

memakai bersama elektron terluarnya.

Jika suatu atom melepaskan elektron, berarti atom tersebut memberikan

elektron kepada atom lain. Sebaliknya, jika suatu atom menangkap elektron,

berarti atom itu menerima elektron dari atom lain. Jadi, susunan elektron yang

stabil dapat dicapai dengan berikatan dengan atom lain.

Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi

elektron seperti gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut ”kaidah oktet”.

Sementara itu atom-atom yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki

konfigurasi elektron seperti gas helium disebut ”kaidah duplet”.

Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antarunsur

mengadakan hal-hal berikut.

1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron).

1. Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom

yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah
gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan.

Ikatan ini disebut ikatan ion.

2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbentuk

ikatan kovalen.

3. Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu:

a. Ikatan logam,

b. Ikatan hidrogen,

c. Ikatan Van der Waals.

2.2 Jenis-Jenis Ikatan Kimia

1. Ikatan Ion

Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang

atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion

biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut

senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam

dan nonlogam.

Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik-

menarik antara ion positif dan ion negatif, ini terjadi karena kedua ion tersebut

memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Ion positif terbentuk karena

unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negatif terbentuk karena

unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima

elektron.Contoh: NaCl, MgO, CaF2, Li2O, AlF3, dan lain-lain.


Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua

senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. NaCl mempunyai

struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi

oleh 6 ion Cl– dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+.

Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin

mencapai keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia. Ikatan ion

terbentuk antara:

a. ion positif dengan ion negatif,

b. atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas

elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur

golongan VIA, VIIA),

c. atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang

mempunyai keelektronegatifan besar.

Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut.

a. Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya

terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.

b. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.

c. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar

digores.

d. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.

e. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.
Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan titik-titik

yang setiap titiknya menggambarkan satu elektron valensi dari atom-atom unsur.

Titik-titik elektron adalah elektron terluarnya.

Untuk membedakan asal elektron valensi penggunaan tanda (O) boleh

diganti dengan tanda (x), tetapi pada dasarnya elektron mempunyai lambang titik

Lewis yang mirip.

Lambang titik Lewis untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida tidak

dapat dituliskan secara sederhana, karena mempunyai kulit dalam yang tidak terisi

penuh. Lambang Lewis juga membantu untuk menentukan bentuk suatu ikatan

atom. Berikut bentuk-bentuk molekul .

2. Ikatan Kovalen

Bila atom-atom yang memiliki keelektronegatifan sama bergabung, maka

tidak akan terjadi perpindahan elektron, tetapi kedua elektron itu digunakan

bersama oleh kedua atom yang berikatan. Ikatan kovalen adalah ikatan yang

terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam yang lain dengan cara

pemakaian bersama pasangan elektron. Adakalanya dua atom dapat menggunakan

lebih dari satu pasang elektron. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang

sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam). Apabila yang

digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang maka akan terbentuk ikatan

kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah elektron valensi yang digunakan

untuk berikatan tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi

elektron seperti gas mulia (kaidah duplet atau oktet).

Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh

atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut


pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat

dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB).

Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa sejenis

(contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan

lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa

kovalen.

Penggunaan bersama pasangan elektron digambarkan oleh Lewis

menggunakan titik elektron. Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di

sekelilingnya terdapat titik, silang atau bulatan kecil yang menggambarkan

elektron valensi atom yang bersangkutan. Struktur Lewis adalah penggambaran

ikatan kovalen yang menggunakan lambang titik Lewis di mana PEI dinyatakan

dengan satu garis atau sepasang titik yang diletakkan di antara kedua atom dan

PEB dinyatakan dengan titik-titik pada masing-masing atom.

Apabila dua atom hidrogen membentuk ikatan maka masing-masing atom

menyumbangkan sebuah elektron dan membentuk sepasang elektron yang

digunakan bersama. Sepasang elektron bisa digantikan dengan sebuah garis yang

disebut tangan ikatan. Jumlah tangan dapat menggambarkan jumlah ikatan dalam

suatu senyawa kovalen.

Sifat-sifat senyawa kovalen sebagai berikut:

A. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misal H2, O2, N2, Cl2, CO2), cair

(misalnya: H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.

B. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik

antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya kuat.


C. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya dapat berinteraksi

dengan pelarut polar.

D. Larutannya dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal HCl) tetapi

sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan,

atau larutannya.

Anda dapat memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi

elektron dari atom unsur tersebut (elektron valensinya). Dari situ akan

diketahui jumlah kekurangan elektron masing-masing unsur untuk mencapai

kaidah oktet dan dupet (kestabilan struktur seperti struktur elektron gas mulia).

Jarak antara dua inti atom yang berikatan disebut panjang ikatan. Sedangkan

energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi ikatan. Pada

pasangan unsur yang sama, ikatan tunggal merupakan ikatan yang paling lemah

dan paling panjang. Semakin banyak pasangan elektron milik bersama, semakin

kuat ikatan dan panjang ikatannya semakin kecil/pendek.

Adapun macam-macam ikatan kovalen berdasarkan jumlah PEI-nya yaitu

ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI. Contoh:

H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6) atau H – H , H-O-H , ikatan

kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI. Contoh: O2,

CO2(konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4) atau O = O , O = C = O, dan ikatan

kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI. Contoh: N2

(Konfigurasi elektron N = 2, 5) atau N ≡ N.

Ikatan kovalen yang hanya melibatkan sepasang elektron disebut ikatan

tunggal (dilambangkan dengan satu garis), sedangkan ikatan kovalen yang

melibatkan lebih dari sepasang elektron disebut ikatan rangkap. Ikatan yang
melibatkan dua pasang elektron disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan

dengan dua garis), sedangkan ikatan yang melibatkan tiga pasang elektron

disebut ikatan rangkap tiga(dilambangkan dengan tiga garis).

a. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi karena

pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang

berikatan. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang PEI-nya berasal

dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan

kovalen di mana pasangan elektron yang dipakai bersama hanya disumbangkan

oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan elektron.

Ikatan kovalen koordinat dapat terjadi antara suatu atom yang mempunyai

pasangan elektron bebas dan sudah mencapai konfigurasi oktet dengan atom lain

yang membutuhkan dua elektron dan belum mencapai konfigurasi oktet.

Ketika membuat rumus Lewis dari asam-asam oksi (misalnya asam

sulfat/H2SO4) lebih dahulu dituliskan bayangan strukturnya kemudian membuat

rumus Lewisnya yang dimulai dari atom hidrogen. Hal ini untuk mengetahui

jenis-jenis ikatan yang ada, antara ikatan kovalen atau ikatan kovalen koordinat.

Pada ikatan kovalen biasa, pasangan elektron yang digunakan bersama

dengan atom lain berasal dari masing-masing atom unsur yang berikatan. Namun

apabila pasangan elektron tersebut hanya berasal dari salah satu atom yang

berikatan, maka disebut ikatan kovalen koordinasi.

b. Polarisasi Ikatan Kovalen

Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa.

Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron


ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol

inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar.

Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat

pada Cl karena daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal

itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif

daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.

Contoh:

2) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.

3) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.

Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya

ditentukan oleh hal-hal berikut.

1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat

nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat

polar.

2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat

nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya

bersifat polar.

Kedudukan pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua

atom yang berikatan. Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai daya

tarik elektron (keelektronegatifan) yang berbeda-beda. Salah satu akibat dari

keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi pada ikatan kovalen.

Kepolaran dinyatakan dengan momen dipol (μ), yaitu hasil kali antara

muatan (Q) dengan satuan Coloumb dengan jarak (r) satuan meter.

μ=Q×r
Satuan momen dipol adalah debye (D), di mana 1 D = 3,33 × 10–30 Cm.

Berikut adalah sajian beberapa momen dipol dari senyawa kovalen.

Senyawa Keelektronegatifan Momen Dipol (D)

HF 1,8 1,91

HCl 1,0 1,03

HBr 0,8 0,79

HI 0,5 0,38

3. Ikatan Logam

Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan

bersama elektron-elektron valensi antar atom-atom logam. Ikatan logam terjadi

akibat interaksi antara elektron valensi yang bebas bergerak dengan inti atau

kation-kation logam yang menghasilkan gaya tarik. Contoh: logam besi, seng, dan

perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang

dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan elektron.

Menurut teori ini, atom logam harus berikatan dengan atom-atom logam yang lain

untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia. Dalam model ini, setiap elektron

valensi mampu bergerak bebas di dalam tumpukan bangun logam atau bahkan

meninggalkannya sehingga menghasilkan ion positif. Elektron valensi inilah yang

membawa dan menyampaikan arus listrik. Gerakan elektron valensi ini jugalah

yang dapat memindahkan panas dalam logam.


Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari

suatu atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan

elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain. Tumpang tindih antarelektron

valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas

dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena muatannya

berlawanan (Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion

Fe+ dan elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang

disebut ikatan logam. Logam mempunyai sifat-sifat antara lain:

a. pada suhu kamar umumnya padat,

b. mengilap,

c. menghantarkan panas dan listrik dengan baik,

d. dapat ditempa dan dibentuk.

Dalam bentuk padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang

sangat rapat (closely packed). Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam

lautan elektron. Dalam susunan seperti ini elektron valensinya relatif bebas

bergerak dan tidak terpaku pada salah satu inti atom, sehingga elektron-elektron

ini tidak terus-menerus digunakan bersama oleh dua ion yang sama. Bila

diberikan energi, elektron-elektron ini mudah dioperkan dari atom ke atom. Telah

kita ketahui bahwa unsur logam memiliki sedikit elektron valensi. Berarti, pada

kulit luar atom logam terdapat banyak orbital kosong. Hal ini menyebabkan

elektron valensi unsur logam dapat bergerak bebas dan dapat berpindah dari satu

orbital ke orbital lain dalam satu atom atau antar atom.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari bab pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

atom-atom saling mengikatkan diri satu sama lain karena ingin menyetarakan

kestabilan mereka, sesuai dengan kaidah oktet atau seperti halnya golongan gas

mulia yang telah memiliki kestabilan yang tidak dapat terelakkan lagi (hukum

alam). Adapun jenis-jenis ikatan kimia terdiri atas 3 macam, yang pertama

adalah ikatan ion yang merupakan ikatan antara unsur-unsur logam dan non-

logam, kedua adalah ikatan kovalen yaitu pemakaian elektron secara bersama-

sama oleh unsur non-logam dan unsur non-logam, serta ikatan logam yang

merupakan pemakaian elektron secara bersama-sama oleh atom-atom logam.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/297909271/Makalah-Kimia-Ikatan-Kimia

You might also like