Professional Documents
Culture Documents
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi rabbi’alamin, was sholatu wassalamu’ala, asyofil ambiyaai wal
mursalin, sayyidina wa maulana muhammadin, wa’alla ‘alihi wa shobihi ajmain ama
ba’du
Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
sehingga kita dapat berkumpul diruangan ini dengan sehat walafiat. Tak lupa sholawat
serta salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW berserta
para sahabatnya.
Pertama-pertama perkenankan saya disini akan menyampaikan dakwah yang betema
Pandangan Islam tentang Kesehatan.
“Ya Tuhanku ampuni aku, kasihini aku, cukupkan aku, angkatlah derajatku, berikan
aku rizki, beri aku petunjuk dan kesehatan, dan ampunilah aku.”
Merasa familiar atau asing dengan kata-kata tersebut? Jika merasa asing, bagaimana
kalau saya terjemahkan ke dalam bahasa arab.
Ya, itu adalah bacaan yang selalu kita baca ketika shalat, khususnya ketika kita duduk
diantara dua sujud. Setiap hari tanpa kita sadari kita sering meminta kepada Allah
untuk diberikan kesehatan, tapi apakah kita sadar? Ataukah meskipun kita sadar,
seberapa jauhkah kita berupaya untuk hidup sehat?
Agama kita sangat mengatur tentang kesehatan, karena islam merupakan agama yang
kaffah (sempurna) yang mengatur semua lini kehidupan manusia, mulai dari
bagaimana manusia beribadah, berakhlak, melakukan aktivitas sehari-hari, dan salah
satunya bagaimana manusia tersebut berperilaku sehat.
Rasulullah SAW bersabda: “Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh manusia,
yaitu kesehatan dan waktu luang. (HR. Ahmad)
Kesehatan merupakan sesuatu yang banyak dilalaikan oleh manusia. Kita bisa melihat,
banyak orang yang mempersiapkan dirinya untuk urusan pendidikan, pekerjaan, hobi,
atau lain sebagainya, tapi sedikit sekali orang yang mempersiapkan atau memikirkan
tentang kesehatannya. Padahal, bila tanpa kesehatan, hidup kita ini seperti hampa.
Banyak orang yang mengejar kehidupan dunianya dan melalaikan kesehatannya.
Banyak orang yang kerja banting tulang siang dan malam untuk mencari makan, tapi
malah tidak sempat makan. Banyak orang yang berlomba-lomba dalam membangun
rumahnya, tapi mereka malah tidak bisa menikmati rumahnya karena lebih sering
tergeletak di rumah sakit.
Saya lebih setuju bahwa islam dalam pengaplikasiaan kesehatannya lebih banyak
berupa tindakan-tindakan preventif (pencegahan) daripada tindakan-tindakan yang
sifatnya kuratif (pengobatan), yang memberikan perintah-perintah untuk menjaga
kesehatan dan larangan-larangan yang bisa menimbulkan penyakit. Mengapa saya
berpendapat seperti ini, karena tauladan kita, nabi besar Muhammad SAW, dalam
beberapa riwayat, dari lahir sampai menutup usia hanya pernah mengalami sakit yang
bisa dihitung oleh jari kita. Jadi model manusia sempurna ini tidak banyak
mencontohkan bagaimana beliau mengobati penyakitnya, tapi lebih banyak
memberikan kita contoh bagaimana cara hidup terjauh dari penyakit.
Tentu saja ini hubungannya dengan ajaran agama kita yang sempurna, yang telah
disinggung di atas tadi. Manusia diciptakan oleh Allah seperti mesin yang diproduksi
oleh pabrik. Mesin ketika telah diproduksi akan memiliki buku panduan
penggunaanya yang nantinya akan berguna untuk mencegah mesin tersebut cepat
rusak. Manusia juga memiliki pedoman yang luar biasa lengkap di dalam al-Quran
dan as-Sunnah tinggal apakah kita bisa mengaplikasikannya atau tidak.
Saya akan mengambil contoh salah satu ayat dalam alqur’an, yaitu surat al baqarah
ayat 173. “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut nama selain Allah. Tetapi barang
siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dari ayat ini, setidaknya Allah mengharamkan empat jenis makanan untuk kita
konsumsi. Karena allah pasti tahu setiap makanan yang Allah haramkan pasti
mempunyai mudharat (kerugian) bagi manusia. Sebenarnya apa saja kira-kira ke-
mudharatan tiap makanan tersebut? khususnya tiga makanan yang disebutkan paling
awal.
Bangkai, merupakan binatang yang mati dengan tidak melalui penyembelihan, bisa
karena tercekik, terpukul, jatuh, ditanduk (QS almaidah: 3) ataupun karena sebab-
sebab yang lainnya. Penyebab-penyebab kematian tersebut sebagian besar
mengakibatkan darah tidak mengalir keluar dari tubuhnya, darah tersebut akan
membeku di dalam tubuh dan menggumpal. Selain itu, bangkai juga mengandung
racun yang nantinya akan tetap berada di dalam daging, Ini jelas berbeda jika kita
menyembelih hewan tersebut secara syar’i, hewan akan mengeluarkan darahnya
karena pembuluh darah di leher dipotong sehingga dagingnya segar dan terhindar dari
zat-zat beracun.
Darah, merupakan cairan yang mengalir dalam pembuluh darah kita. Kita ketahui
sendiri, banyak penyakit yang bisa menular dari darah, karena memang darah itu
sendiri merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri-
bakteri. Sehingga dengan menghindari konsumsi darah, kita bisa menghindari tertular
penyakit.
Babi, merupakan binatang yang tubuhnya dijadikan tempat paling subur untuk
perkembangbiakan berbagai parasit (misalanya Taenia Solium) dan penyakit
berbahaya. Dari penelitian di Cina dan Swedia-mayoritas penduduknya memakan
daging babi-menunjukkan bahwa daging babi merupakan penyebab utama kanker
anus dan usus. Presentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya
memakan babi, meningkat secara drastis, berkebalikan di negara-negara islam yang
presentasenya relatif rendah.
Itu merupakan salah satu contoh pengaplikasiaan ayat suci alqur’an dalam upaya kita
untuk menjaga kesehatan, khususnya dalam hal makanan. Upaya ini dilakukan dengan
cara preventif, sehingga kita bisa terhindar dari penyakit.
Kira-kira kenapa ini bisa terjadi? Kemungkinannya, orang yang taat beribadah
berperilaku sesuai dengan tujuan penciptaannya, sesuai dengan buku pedomannya,
yaitu Alqur’an. Jadi marilah kita sama-sama menjaga kesehatan ini dengan senantiasa
berpegang teguh pada pedoman agama kita. Semoga dengan senantiasa berpegang
teguh, kita selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT.
Disamping itu semua, jika memang kita sudah tetap menjaga kesehatan tapi
ditakdirkan oleh Allah Swt untuk sakit, maka sakit itu merupakan ujian kesabaran
dari-Nya, apakah kita bisa melewatinya atau tidak.
Wassalamualaikum wr.wb