Professional Documents
Culture Documents
PENYUSUN:
KELOMPOK IV:
SUL FADLY
ASRUL
BALQIS DWIYANTI H
FIRDA AYUNINGSI UMAMIT
SITI NURBINA
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan limpahan syukur kehadirat Allah swt atas berkat
rahmatdan hidayah-Nyalah, sehingga dapat terselesaikannya makalah dengan
judul “Islam Spanyol dan Pengaruhnya Terhadap Renaisa ns di Eropa”.
Salam serta shalawat tiada henti dicurahkan kepada baginda Rasulullah SAW
yang telah mengantarkan dunia dari kegelapan menuju alam yang terang
benderang seperti sekarang ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan
menjadi amal jariyah bagi penulis.
Kelompok IV
2
DAFTAR ISI
3
ISLAM SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS DI
EROPA
4
Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti.
Ia menang dan kembali ke afrika utara membawa harta rampasan yang tidak
sedikit jumlahnya, didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi
dalam tubuh kerajaan visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta
dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang. Musa ibn
nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang
dibawah pimpinan Thariq ibn Ziyad Rahimahulah.
5
menaklukkan kota-kota penting seperti cordova, granada, dan toledo atau ibu
kota kerajaan gotik pada saat itu.
6
berjuang selama 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir islam
dari bumi Spanyol. Sehingga periode ini islam Spanyol belum
memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan
kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman
bin Mua’wiyyah bin Hisham bin ‘Abd al-Malik ke Spanyol pada
tahun 138 H/755 M.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Setelah berakhirnya periode Bani Umayyah dan berdirinya
Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad, para amir atau
gubernur secara de jure mengakui eksistensi kekhalifahan
Abbasiyah, secara de facto dan politis tidak mau terikat atau
melakukan bay’ah pada pemerintahan baru dan merasa tidak terikat
dengan dinasti sebelumnya yang berpusat di Damaskus maupun
dinasti yang baru dalam hal ini adalah Dinasti Abbasiyah. Amir
pertama adalah Abd al-Rahman bin Mua’wiyyah bin Hisham bin
‘Abd al-Malik yang bergelar ‘Abd al-Rahman al-Dakhil yang
memasuk Spanyol pada tahun 138 H/755 M oleh dukungan politik
dari istana Bani Rustam di Afrika Utara dan merupakan keturunan
Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbas
kemudian berhasil menaklukan Bani Umayyah di Damaskus dan
mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
Pada tanggal 15 Mei 756 M, Abd al-Rahman al-Dakhil
memploklamirkan berdirinya Imarah Umayyah II di Andalusia dan
secara resmi dimulailah kekuasaan yang kedua dari dinasti ini
sebagai negara yang berdiri sendiri, berdaulat yang lepas dari
Abbasiyah di Baghdad. Sejak saat itu, Spanyol menjadi pusat
peradaban islam di wilayah Eropa yang diperhitungkan oleh negara-
negara Eropa dari segi pengaruhnya terhadap peradaban Eropa pada
masa itu dan bidang politik maupun bidang peradaban memperoleh
kemajuan dalam periode ini.
7
Sekalipun demikian, stabilitas negara terganggu dikarenakan
munculnya pergerakan Kristen Fanatik walaupun pada periode ini
penduduk Kristen diperbolehkan memiliki pengadilan berdasarkan
Kristen dan pemerintah islam pada periode ini juga mengembangkan
kebebasan beragama. Gangguan politik yang paling serius pada
periode ini datang dari kaum islam sendiri dari golongan di Toledo
pada tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama
80 tahun dan pemberontakkan yang dipimpin oleh Hafshun dan
anaknya yang berpusat di pegunungan dekat Malaga.
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini, umat islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan, menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Pada
masa ini juga masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan
kemakmuran serta pembangunan kota yang cepat. Khalifah-khalifah
besar yang memerintah pada periode ini adalah Abd al-Rahman al-
Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M) dan Hisyam II (976-1009
M).
Awal kehancuran khilafah Bani Umayyah di Spanyol adalah
ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Pada tahun 981
M, khalifah menunjuk Ibn Abi’ Amir sebagai pemegang kekuasaan
secara mutlak dan atas keberhasilan-keberhasilannya, ia mendapat
gelar Al-Manshur Billah. Pada tahun 1002 M, Ibn Abi’ Amir wafat
dan digantikan oleh anaknya Al-Muzaffar yang masih dapat
mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat
pada tahun 1008 M ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki
kualitas bagi jabatan tersebut, dilanda kehancuran dalam beberapa
tahun saja. Pada tahun 1009 M, khalifah mengundurkan diri dan
beberapa orang mencoba untuk menduduki jabatan tersebut tetapi
tidak sanggup untuk memperbaiki keadaan tersebut. Akhirnya, pada
tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova
menghapuskan jabatan khalifah dan ketika itu, Spanyol sudah
8
terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota
tertentu.
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh
negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-
Mulukuth-Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Seville,
Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar di antaranya adalah
Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat islam Spanyol kembali
memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang
saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta
bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan
yang menimpa keadaan politik islam itu, untuk pertama kalinya,
orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif
penyerangan. Meskipun, kehidupan politik tidak stabil, namun,
kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini.
5. Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini, Spanyol islam meskipun masih terpecah dalam
beberapa negara, tetapi terdapat suatu kekuatan yang dominan, yaitu
kekuasaan dinasti Murabithum (1086-1143 M) dan dinasti
Muwahhidun (1146-1235 M). dinasti Murabithun pada mulanya
adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyin
di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M, Yusuf ibn Tasyin berhasil
mendirikan sebuag kerajaan yang berpusat di Marakesy.
Karena perpecahan raja-raja muslim, Yusuf melangkah lebih
jauh untuk menguasai Spanyol dan berhasil untuk itu. Pada tahun
1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun
di Spanol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Pada tahun 1146
M, penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara
merebut daerah ini. Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn
Tumart dan datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd Al-Mun’im.
Akan kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun menyebabkan
9
penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke
Afrika Utara tahun 1235 M. Dalam kondisi demikian, umat islam
tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin
besar dan tahun 1238 M, Cordova jatuh ke angan penguasa Kristen
dan Seville jatuh pada tahun 1248 M.
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani
Ahmar (1232-1492) dan peradaban kembali mengalami kemajuan
seperti zaman Abdurrahman An-Nasir. Secara politik, dinasti hanya
berkuasa di wilayah kecil dan kekuasaan islam yang merupakan
pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir, karena perselisihan
orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.
Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya
dan melakukan pemberontakkan untuk merampas kekuasaan.
Pemberontakkan itu, Abdullah meminta bantuan kepada Ferdenand
dan Isabella sehingga dapat mengalahkan penguasa yang sah dan
Abu Abdullah nai tahta.
Ferdenand dan Isabella melalui pernikahan, mempersatukan
kekuatan kerajaan keduanya dan ingin merebut kekuasaan terakhir
umat islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa sanggup menahan
serangan sehingga menyerahakan kekuasaan kepada Ferdenand dan
Isabella, kemudian Abud Abdullah hijrah ke Afrika Utara. Dengan
demikian, berakhirlah kekuasaan islam di Spanyol tahun 1492 M dan
umat islam di hadapkan pada dua pilihan, antara masuk Kristen
(murtad) atau pergi meninggalkan Spanyol.
10
1. Kemajuan intelektual
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemukyang
terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-
Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam), ash-
Shaqalibah (penduduk daerah antara Kontantinopel dan Bulgaria
yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam
untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang
berbudaya Arab dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam.
Semua komunitas itu kecuali yang terakhir, memberikan saham
intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang
melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra, dan pembangunan bangunan
di Spanyol.
a. Filsafat
Islam di Spanyol telah satu lembaran budaya yang sangat
brillian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai
jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan mulai
dikembangkan pada abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasa
Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdul Rahman (832-
886 M).
b. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia
dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Farnas
termasyhur dalam ilmu kimia dan dan astronomi. Ialah orang
pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn
Yahya An-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan
berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang
dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.
Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-
obatan. Umm Al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan
Al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran kalangan wanita.
11
c. Fikih
Spanyol dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang
memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abdul
Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya
yang menjadi qadhi pada amasa Hisyam ibn Abdul Rahman,
Ahli-ahli fiqih lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn Al-
Quthiyah, Munzir ibn Sa’id Al-Baluthi, dan Ibn Hazm yang
terkenal.
d. Music dan kesenian
Dalam musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai
kecemerlangan dengan tokohnya Al-Hasan ibn Nafi yang
dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan
jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia
juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu
diturunkan ke anak-anaknya, baik pria maupun wanita, dan juga
kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
e. Bahasa dan sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam
pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh
orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli
Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga
banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik
keterampilan berbicara maupun tata bahasa.
12
Tempat-tempat mandi berjumlah 900 buah dan rumah-rumah
penduduknya berjumlah 283.000 buah. Gedung-gedung sebanyak
80.000 buah, masjid ada 600 buah dan luas kota Cordoba adalah
delapan farsakh (30.000 hasta).
b. Granada
13
Istana ini didirikan di atas bukit yang menghadap ke kota
Granada dan hamparan ladang yang luas dan subur yang
mengelilinginya kota itu sehingga tampak sebagai tempat
terindah di dunia. Disitu terdapat ruangan yang banyak, antara
lain ruang Al Aswad, ruang Al Ukhtain, ruang keadilan dan
ruang para duta.
c. Sevilla
Adapun pembicaraan mengenai kota-kota Andalus yang lain
berikut kemajuan dan kebesaran yang dicapainya, itu merupakan
pembicaraan yang panjang pula. Cukuplah bagi kami di sini
menyebutkan bahwa di kota Sevilla terdapat 6000 alat tenun
untuk sutera saja. Setiap penjuru kota Sevilla dikelilingi pohon-
pohon zaitun, dan karena itulah di situ terdapat 100.000 tempat
pemerasan minyak zaitun. Secara umum, kota-kota Spanyol
ramai sekali.
14
alat perlengkapan baja lainnya sehingga orang-orang Eropa
datang dari setiap tempat untuk membelinya. Renault berkata,
Ketika bangsa Arab menyerbu Perancis Selatan dari Andalus dan
menaklukkan kota-kota Narbonne, Avignon, Lion, dan lain-lain,
mereka dilengkapi dengan senjata-senjata yang tak dimiliki
bangsa Eropa.
3. Kemajuan Tambahan
Kemajuan Spanyol Islam ditentukan oleh adanya penguasa yang
kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-
kekuatan umat Islam, seperti Abdul Rahman ad-Dakhil, Abdul
Rahman al-Wasith, dan Abdul Rahman an-Nasir.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh
kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori
kegiatan-kegiatan ilmiah. Sikap toleransi beragama ditegakkan oleh
para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi
sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab
Islam di Spanyol. Bagi orang-orang Kristen, sebagaimana juga
orang-orang Yahudi, telah disediakan hakim khusus yang menangani
masalah mereka dengan berlandaskan ajaran agama mereka masing-
masing.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk
yang terdiri dari berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa.
Dengan ditegakkannya toleransi beragama, komunitas-komunitas itu
dapat bekerja sama dan menyumbangkan kelebihan masing-masing.
Perselisihan antar pemeluk agama dapat ditekan sekecil mungkin
sehingga mereka dapat hidup damai secara berdampingan.
Lebih lanjut, meskipun ada persaingan yang sengit antara
Abbasiyah di Bagdad dan Umayyah di Spanyol, hubungan budaya
dari Timur dan Barat tidak selalu berupa peperangan. Sejak abad ke-
11 M, banyak sarjana mengadakan perjalanan dari ujung barat
15
wilayah Islam ke ujung timur sambil membawa buku-buku dan
gagasan-gagasan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun umat Islam
terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut
kesatuan budaya dunia Islam.
Kemudian, perpecahan politik pada masa muluk at-thawaif dan
sesudahnya tidak menyebabkan mundurnya peradaban. Masa itu
dapat dikatakan sebagai bagian dari puncak kemajuan ilmu
pengetahuan, kesenian, dan kebudayaan Spanyol Islam. Hal ini
disebabkan oleh adanya semangat yang dimiliki setiap dinasti di
Malaga, Toledo, Seville, Granada, dan lain-lain untuk berkompetisi
dengan pusat ilmu dan peradaban Islam di Spanyol. Sebagai contoh,
Muluk at-thawaif berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru
yang cukup maju. Dengan demikian, kemajuan Spanyol dari waktu-
kewaktu tetap terjaga hingga kemudian luluh lantak akibat serangan
Ferdinand yang tanpa ampun.
16
selalu mencari kesematan untuk menyerang Islam. Terutatama saat
Islam Spanyol mulai pecah dan membentuk dinasti-dniasti kecil atau
Muluk al tawdif menyebabkan kekuatan Islam mulai menurun
sedangkan kerajaan-kerjaan Kristen mulai bersatu dan menyerang
Islam. Satu persatu kerajaan Islam ditakukkan. Pada tahun 1085 M
raja Alfonnso VI berhasil merebut Toledo daari dinasti Zunniyah.
Cordova jatuh pada tahun 1238 M, menyusul Seville pada tahun
1248 M dan juga wilayah-wilayah lainnya kecuali Granada.
Granada berhasil beratahan selama dua abad di bawah kekuasaan
Bani Ahmar lalu kemudian ditaklukkan oleh kerajaan Aragon dan
Castilla pada tanggal 1 Januari 1492. Dengan jatuhnya Granada
maka Islam sebagai kekuatan olitik dan agama hilang dari daratan
Spanyol.
2. Kesulitan ekonomi
Masa Islam di Spanyol para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga lalai dalam mengembangkan
perekonomian.
Kesulitan ekonomi juga disebabkan karena konflik berkepanjangan
antara Islam dengan Kristen. Hal itu mempengaruhi kondisi politik dan
militer. Kondisi ini pun dimanfaatkan orang Kristen untuk memerangi umat
Islam.
3. Tidak adanya ideology pemersatu
Orang-orang Arab di Spanyol tidak pernah menerima orang-orang
pribumi layaknya Islam di tempat lain,mereka masih memberi istilah ‘ibad
dan muwalladun kepada para mukallafdan dinilai sebagai sesuatu yang
merendahkan. Akibatnya etnis non-Arab merusak perdamaian dan hal ini
sangat berpengaruh terhadap sosio-ekonomi negeri tersebut.
4. Letak geografis yang terpencil
Letak geografis Islam di Spanyol bagi dunia Islam lain sangat terpencil
karena terletak di Eropa, sementara Islam lainnya berada di Asia dan
Afrika. Hal ini berdampak lemahnya pertahanan Islam Spanyol ketika
mendapat serangan terutama dari orang-orang Kristen. Selain itu faktor
17
ikllim juga berpengaruh karena orang Arab sebagai pendatang tidak cocok
dengan iklim di tempat tersebut.
5. Tidak jelasnya peralihan kekuasaan
Perebutan kekuasaan di antara ahli waris menyebabkan lemahnya
pemerintahan Islam. Runtuhnya kekuasaan Bani Umayyah, munculnya
Muluk Al-Thawaif dan jatuhnya Granada di tangan Ferdinand dan Isabella
disebabkan karena hal ini
18
Walaupun umat Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara
yang sangat kejam, ia telah membidani gerakangerakan signifikan di Eropa.
Gerakan-gerakan itu adalah renaissance pada abad XIV M. yang bermula di
Italia, gerakan reformasi pada abad XVI M., rasionalisme pada abad XVII M.,
dan pencerahan (aufklaerung) pada abad XVIII M.
19
DAFTAR PUSTAKA
20