Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
B. Ekstraksi sampel
Ekstraksi adalah proses penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat
aktif dan bagian tumbuhan obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk
biota laut. Zat-zat aktif tersebut terdapat di dalam sel, namun sel
tumbuhan dan hewan memiliki perbedaan begitu pula ketebalannya
sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu untuk
mengekstraksinya (Tobo, 2001).
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
sehingga memenuhi baku yang telah ditentukan. Sebagian besar ekstrak
dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh
perkolat biasanya dipekatkan secara destilasi dengan menggunakan
tekanan (Ditjen POM, 2014).
Beberapa prinsip dari metode ekstraksi (Gemini, 2007) :
a. Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari
pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan
masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di
luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan
diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ).
Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi
dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari.
Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
b. Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam
BAB III
METODE KERJA
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah almunium
foil, alat, batang pengaduk, bejana maserasi (toples kaca), corong,
gelas ukur, kondensor lurus, labu alas bulat, sendok tanduk, timbangan
analitik dan water bath.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah cairan
penyari etanol dan serbuk simplisia tumbuhan daun gamal
(Gliricidia sepium).
B. Prosedur Kerja (Najib dan Malik, 2018)
1. Maserasi
Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan serbuk simplisia
dengan derajat halus tertentu sebanyak 10 bagian kedalam bejana
maserasi (toples), kemudian ditambah 75 bagian cairan penyari, ditutup
dan dibiarkan selama 3 hari pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 3 hari, disaring ke
dalam bejana penampung, kemudian ampas diperas dan ditambah
cairan penyari lagi secukupnya dan diaduk kemudian disaring lagi
sehingga diperoleh sari yang maksimal. Sari yang diperoleh dipekatkan
dengan rotavapor.
2. Soxhletasi
Simplisia atau bahan yang akan diekstraksi terlebi dahulu
diserbukkan dan ditimbang kedalam klonsong yang telah dilapisi kertas
saring sedemikian rupa (tinggi sampel dalam klonsong tidak boleh lebih
tinggi dari pipa siphon). Selanjutnya labu alas bulat diisi dengan cairan
penyari yang sesuai, kemudian ditempatkan diatas mantel, kemudian
klonsong yang telah dilapisi sampel dipasang pada labu alas bulat yang
dikuatkan dengan klem, dan cairan penyari ditambahkan untuk
membasahi sampel yang ada dalam klonsong. Mantel disambungkan
ke sumber arus listrik kemudian di stel pada suhu yang sesuai. Biarkan
cairan penyari tersirkulasi sampai ekstraksi berlangsung sempurna.
Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan pada alat
rotavapor.
BAB IV
larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi
akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan
penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari
selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
Prinsip kerja dari soxhletasi yaitu dengan cara cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi
molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia
dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat
setelah melewati pipa sifon. Proses ini berlangsung hingga penyarian zat
aktif sempurna yang ditandai dengan beningnya cairan penyari yang
melalui pipa sifon atau jika diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis
tidak memberikan noda lagi.
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini yaitu pada metode
soxhletasi ekstrak daun tanaman gamal (Gliricidia sepium) di peroleh hasil
%rendemen yaitu 9,5%, sedangkan pada metode maserasi yang
diperoleh hasil %rendemen yaitu 1,826%.
Adapun keuntungan dan kerugian dari metode maserasi adalah
keuntungannya yaitu alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan
bejana perendam, biayanya relatif rendah, prosesnya relatif hemat penyari
dan tanpa pemanasan sedangkan kelemahannya proses penyariannya
tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50%
saja, prosesnya lama dan membutuhkan waktu beberapa hari.
Adapun keutungan dan kerugian dari metode soxhletasi adalah
dimana keuntungannya yaitu cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit
dan secara langsung diperoleh hasil yang lebih pekat, serbuk simplisia
disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga dapat menyari zat aktif
BAB V
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu pada
metode soxhletasi ekstrak daun tanaman gamal (Gliricidia sepium) di
peroleh hasil %rendemen 9,5%, sedangkan pada metode maserasi yang
diperoleh hasil %rendemen 1,826%.
B. Saran
Adapun saran saya sebaiknya pada saat praktikum berlangsung
kedisiplinan tetap dijaga dan diharapkan asisten selalu mengawasi
praktikannya agar praktikum berjalan dengan lancar, begitupun juga
dengan pereaksi yang akan dipakai seharusnya dicek terlebih dahulu
layak tidaknya digunakan dalam praktikum ini agar hasil yang diperoleh
lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Alam dan Rahim, A., 2007, Penuntun Praktikum Fitokimia, UIN, Makssar.
Najib, A, dan Malik, A., 2018, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum
Fitokimia 1, Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia.
Makassar
LAMPIRAN
Serbuk simplisia
Ekstrak
b. Soxhletasi
Serbuk simplisia
Ekstrak
PROSES PENGADUKAN
PROSES MASERASI
Lampiran 4. Perhitungan
a. Soxhletasi
bobot ekstrak
% Rendemen = berat sampel × 100%
4,75 g
= × 100%
50 g
= 9,5 %
b. Maserasi
bobot ekstrak
% Rendemen = berat sampel × 100%
9,13 g
= × 100%
500 g
= 1,826 %