You are on page 1of 7

BAB I

TEORI HIMPUNAN

1. Definisi Himpunan

Himpunan adalah suatu kumpulan objek yang didefinisikan dengan baik


yang memiliki sifat tertentu menurut aturan yang telah ditetapkan.
Notasi Himpunan
Notasi Himpunan dinyatakan dengan huruf besar, seperti A, B, C dan
sebagainya. Menyatakan suatu himpunan digunakan simbol { }. Sementara
untuk anggota himpunan dilambang dengan huruf kecil, seperti a, b, c, x, y,
z dan sebagainya. Menyakatan anggota suatu himpunan digunakan
lambang “∈” sedangkan untuk menyatakan bukan anggota suatu
himpunan digunakan lambang ∉ (baca: bukan anggota).
2. Penulisan Himpuan
Penulisan himpunan digunakan beberapa cara, yaitu:
a. Tabulasi/mendaftarkan semua anggotanya
Cara tabulasi adalah suatu cara dengan mencamtumkan seluruh objek
yang menjadi anggota suatu himpuan.
Contoh: A = {a, i, u, e, o} dan B = {2, 3, 5, 7}
b. Pencirian (sifat yang dimiliki anggota)
A = Himpunan vokal dalam abjad latin
B = Himpunan bilangan prima kurang dari 10
c. Menyatakan sifat dengan pola
Contoh: B = {2, 3, 5, 7, …}
d. Notasi pembentuk suatu himpunan
Contoh: Q = {x|x ∈ R }
Maksunya Q = Himpunan Bilangan Real
Contoh:
1. A adalah himpunan sisi sebuah uang logam
2. B adalah himpunan mata sisi sebuah dadu
Penyelesaian
1. A adalah himpunan sisi sebuah uang logam
- A = {sisi muka, sisi belakang} atau
- A = {x |x sisi sebuah uang logam} atau
- A = {g, a} ∈ g = gambar dan a = angka
2. B adalah himpuan mata sisi sebuah dadu B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
B = {x |x mata sisi sebuah dadu}
3. Jenis Himpunan
a. Himpunan berhingga dan tak berhingga
Himpunan berhingga adalah suatu himpuanan yang jumlah
anggotanya dapat dihitung. Sedangankan himpunan tak berhingga
yaitu suatu himpunan yang jumlah anggotanya tidak dapat dihitung.
Contoh:
 Himpunan berhingga
A = {x |x mahasiswa mata kuliah statistik ekonomi lanjut kelas A}
B = {x |x Jurusan di FE Unpab}
 Himpunan tak berhingga
Q = {x |x bilangan Real} B = {x |x bilangan Asli}
b. Himpunan Kosong atau empty set
Suatu himpunan yang tidak mempunyai anggota disebut
himpunan kosong, dinyatakan dengan simbol: Ø atau { }.
Contoh:
B = Himpunan mahasiswa statistik ekonomi yang tingginya 2,5 m
T = {x |x mahasiswa jurusan manajemen yang berumur 10 tahun}

c. Himpunan Semesta dan Himpunan Bagian


Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang anggotanya semua objek
pembicaraan. Himpunan semesta dilambangkan dengan S atau U.
Himpunan Bagian
Jika setiap anggota A merupakan anggota B maka dikatakan A
merupakan himpunan bagian dari B atau dikatakan B memuat A dan
dilambangkan dengan A ϲ B.
Himpunan A merupakan himpunan bagian dari B jika dipenuhi
dua syarat, yaitu:
1) Setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B
2) Paling tidak ada satu buah anggota himpunan B yang bukan
merupakan anggota himpunan A.
Jadi A ϲ B jika dan hanya jika: x ∈ A ⟹ x ∈ B
Contoh:
S = {x | x mahasiswa UNPAB}
A = {y | y mahasiswa FE UNPAB}
B = {z | z mahasiswa jurusan manajemen FE Unpab}
Himpunan S merupakan himpunan semesta, himpunan A dan B
merupakan himpunan bagian dari himpunan S. Demikian juga
himpunan A merupakan himpunan semesta bagi himpunan B.
Jika dibuat dalam suatu hubungan ketiga himpunan tersebut dapat
dinyatakan sebagai berikut:
AϲS BϲS BϲA BϲAϲS
Contoh:
A = {1,3,5}, B = {0,1,2,3,4,5,6} dan C = {a,b,c,1,2}.
Apakah A B? Ya
Apakah C B? Tidak, yang benar C B

d. Komplemen suatu himpunan


Jika S himpunan semesta dan A suatu himpunan yang terkandung
dalam S, maka komplemen dari A adalah anggota himpunan S yang
bukan anggota himpunan A, dilambangkang Ac atau Aʹ.
Contoh:
A = {1, 2, 3} dan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
Maka AC = {4, 5, 6, 7}
4. Operasi Himpunan dan Diagram venn
Operasi himpunan terdiri dari:
a. Union (gabungan)
Gabungan himpunan A dan B ditulis A ∪ B adalah himpunan yang
anggotanya semua anggota dari A atau B.
Jadi A ∪ B = {x : x ∈ A atau x ∈ B}
Contoh:
A = {a b c d e}
B = {b d f}, maka A ∪ B = {a b c d e f}

Contoh:
P = {3, 4, 6, 7}
Q = {4, 6, 8, 9}
Maka P ∪ Q = {3, 4, 6, 7, 8, 9}
Latihan:
1. A = {p, q, r, s} dan B = {1, 2, 3, 4}
2. P = {2, 3, 5, 7} dan Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
3. C = {x : x ∈ R, x > 0} dan D = {x ∈ R, x <0}
Tentukanlah:
A ∪ B, P ∪ Q dan C ∪ D
Penyelesaian:
maka A ∪ B = {1, 2, 3, 4, p, q, r, s}, P ∪ Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
dan C ∪ D = {x : x ∈ R, x > 0}
b. Intersection (Irisan). Irisan dua himpunan A dan B ditulis A ⋂ B
adalah himpunan yang anggotanya semua anggota A yang
sekaligus anggota B.
A ⋂ B = {x : x ∈ A dan x ∈ B}
Dua himpunan A dan B yang saling lepas, maka: A ⋂ B = Ø
Contoh:
1. A = {a, b, c}, B = {a, d, e} dan C = {f, g}
maka A ⋂ B = {a} dan B ⋂ C = Ø
2. P = {3x : x ∈ Z}, Q = {4x : x ∈ Z}
maka P ⋂ Q = {12x : x ∈ Z}
Latihan:
A = {a, b, c}, B = {a, b, d}, P = {1, 2, 3}, Q = {1, 2, 3, 4, 5},
D = {a, b, c,e, f} dan E = {k, l, m, n}
Tentukanlah dan gambarkan diagram vennya.
1. A⋂B
2. P⋂Q
3. D⋂E
4. B⋂D
c. Selisih (Pengurangan). Selisih dari dua himpunan A dan himpunan B
adalah suatu himpunan yang anggotanya semua anggota A tetapi
bukan anggota B. Ditulis A\B atau A – B.
A – B = {x |x ∈ A dan x ∈ B}
Contoh:
A = {5, 6, 7, 8} dan B = {2, 3, 5, 7}
Maka A – B = {6, 8}

Latihan:
Diberikan A = {a, b, c, d}, B = {b, d, e, f}, P = { a, b, t , r, s} dan
Q = {a, t, r}
Tentukanlah:
1. A–B
2. B–A
3. P – Q dan P – B
Penyelesaian:
maka: 1). A – B = {a, c, 2). B – A = {e, f}
jadi secara umum A\B  B\A

D. Operasi Tambah. Jumlah antara dua himpunan A dan himpunan B adalah


himpunan yang anggota – anggotanya himpunan A atau anggota
himpunan B, tetapi bukan anggota irisan himpunan A atau himpunan B.
dilambangkan dengan A + B.
A + B = {x | x A atau x B, dan x (A B)}
= {x | x (A B)dan x (A B)}
Contoh:
Diberikan himpunan A = {a, b, c, d, e} dan B = {d, e, f, g} Maka A + B = {a, b, c, f,
g}
Jika A, B dan C masing – masing himpunan dan subset dari
himpunan S, maka berlaku:
- Hukum Komutatif
i) A B = B A
ii) A B = B A
- Hukum Asosiatif
i) A (B C) = (A B) C
ii) A (B C) = (A B) C
- Hukum Distributif
i) A (B C) = (A B) (A C)
ii) A (B C) = (A B) (A C)
- Hukum Idempoten
i) A A=A ii) A A = A
- Hukum Identitas
i) A =A ii) A =
- Hukum De’ Morgan
i) (A B)C = AC BC
ii) (A B)C = AC BC
- Sifat – Sifat lain dari Operasi Himpunan
a) sifat reflektif :A A
b) sifat transitif : A B dan B C A C
c) sifat anti simetris : A B dan B A A = B
d) sifat penyerapan : A (A B) = A
: A (A B) = A
e) A S
A = A dan A=
1. Dua kejadian sembarang, dirumuskan sebagai
berikut: n(A B) = n(A) + n(B) – n(A B)

2. Tiga kejadian sembarang


n(A B C) = n(A) + n(B) + n(C) – n(A B) – n(A C) – n(B C)
– n(A B C)

Contoh:

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 250 karyawan Perusahaan X,


menyatakan 60 orang karyawan memiliki mobil, dan 110 orang karyawan
memiliki sepeda motor. Disamping itu ada pula 100 orang karayawan yang
tidak memiliki mobil dan sepeda motor. Tentukkanlah banyak karayawan
yang memiliki mobil dan sepeda motor?

Contoh:
Suatu kelompok group studi terdapat 10 mahasiswa suka membaca novel,
12 mahasiswa suka membaca cerita seram dan 5 mahasiswa suka
keduanya. Berapa mahasiswa anggota group studi tersebut.

Penyelesaian
Misalkan: A = himpunan mahasiswa suka membaca novel
B = himpunan mahasiswa suka membaca cerita seram
Maka, n(A) = 10, n(B) = 12 dan n(A B) = 5
n(A B) = ...?
n(A B) = n(A) + n(B) – n(A B)
= 10 + 12 – 5 = 17
Jadi, jumlah anggota group studi tersebut adalah 17 mahasiswa.

You might also like