You are on page 1of 25

MAKALAH LUKA MAHIR

“LUKA ARTERIAL”

DOSEN : Haryanto, S.Kep, MSN, Ph.D

Disusun Oleh Kelompok 3:

Della Lestari (SR152090009)


Tia Arliani (SR152090053)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho dan
rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan dari makalah kami ini, untuk
menyelesaikan tugas perkuliahan yang di berikan oleh dosen/ tutor kami, selain itu, kami juga
ingin mengetahui lebih jauh tentang apa itu jantung koroner dan memberikan informasi
kepada pembaca.
Penyelesaian makalah kami ini tidak lepas dari bantuan teman-teman dan juga para
dosen/tutor kami, oleh sebab itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak
kekurangannya. Akan tetapi, kami beranggapan bahwa lebih baik mencoba dengan segala
kekurangan daripada tidak mencoba sama sekali. Oleh karena itu, masukkan atau saran dari
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini
dapat mencapai sasaran dan memberikan manfaat bagi pembaca.

Pontianak, 26 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 10
A. Pengertian luka arteri .................................................................................... 10
B. Etiologi ......................................................................................................... 11
C. Patofisiologi.................................................................................................. 12
D. Manifestasi klinis ......................................................................................... 12
E. Lokasi yang sering terjadinya luka arterial: ................................................. 14
F. Pemeriksaan diagnostic................................................................................. 14
G. Penatalaksanaan Medis ................................................................................. 15
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ...................................................................... 17
A. Pengkajian .................................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 24
A. Kesimpulan ................................................................................................... 24
B. Saran ............................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara global prevalensi diabetes diprediksikan meningkat sebesar dua
kali lipat pada tahun 2030 dari 2,8% menjadi 4,4% (berkisar 366 juta
orang).1-2 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan
bahwa diabetes merupakan penyebab kematian nomor enam dari seluruh
kematian pada semua kelompok umur (Riskesdas, 2007).
Kaki diabetes adalah suatu bentuk kelainan tungkai kaki bawah akibat
tidak terkontrolnya nilai kadar gula darah pada penderita diabetes. Kelainan
tungkai bawah penderita diabetes yang paling umum terjadi adalah luka
(ulkus) kaki diabetes. Luka kaki diabetes merupakan kelainan kaki bagian
bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali (Tarwoto, 2012).
International Diabetes Federation (IDF) tahun 2014 menyatakan
bahwa lebih dari 371 juta orang di dunia yang berumur 20-79 tahun menderita
Diabetes Melitus (DM). Indonesia merupakan negara urutan ke-7 dengan
prevalensi DM tertinggi (Kemenkes, 2013). Prevalensi penderita DM di
Indonesia semakin meningkat sesuai bertambahnya umur namun mulai umur
≥65 tahun prevalensi DM cenderung menurun. Prevalensi DM berdasarkan
diagnosis dan gejala tertinggi berada pada kelompok umur 55-64 tahun yaitu
sebanyak 5,5%. Prevalensi DM berdasarkan diagnosis dan gejala cenderung
lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat indeks penghasilan tinggi atau
teratas (3,0%), semakin tinggi tingkat indeks kepemilikan maka prevalensi
penderita DM semakin meningkat. Prevalensi DM lebih banyak pada daerah
perkotaan (2,5%) daripada pedesaan (1,7%) (Riskesdas, 2013).
American Heart Association (2011) menyatakan bahwa Penyakit
Arteri Perifer (PAP) adalah suatu gangguan vaskular karena adanya proses
aterosklerosis atau tromboemboli, yang dapat mengganggu struktur maupun
fungsi aorta dan cabang viseralnya serta arteri yang ada di area ekstremitas
bawah. Saat ini, diperkirakan lebih dari 202 juta orang di dunia menderita
PAP (Fowkes, 2013). Prevalensi PAP di Indonesia adalah 9,7%. Hasil ini
didapatkan dari penelitian AGATHA oleh American Society of Cardiology
tahun 2006, dimana Indonesia diikutsertakan sebagai subyek penelitian
diantara 24 negara (Fowkes, 2006). Setiap satu juta orang Indonesia, 13.807
diantaranya menderita DM (Rhee, 2015).
Litzelman (1993 dalam Ekaputra, 2013) menyatakan bahwa pasien
diabetes sangat beresiko mengalami komplikasi kronis terutama luka kaki
diabetes akibat tidak terkontrolnya gula darah. Selanjutnya, Litzelman juga
menjelaskan bahwa luka kaki diabetik tersebut sukar untuk disembuhkan.
Hartono (2013) menyatakan bahwa terdapat 3 faktor yang terjadi pada
pasien diabetes yang akan mengakibatkan terjadinya luka diabetes yaitu 1)
gangguan neuropati sensori, antara lain kematian atau kerusakan saraf akibat
iskemia menyebabkan gangguan rasa nyeri, 2) Gangguan neuropati motorik,
antara lain ditandai dengan atropi otot permukaan plantar kaki, meningkatkan
risiko luka, 3) Gangguan pembuluh darah arteri atau vena. Sependapat dengan
Hartono, Rice (2005) menyatakan bahwa luka kaki diabetes dapat disebabkan
oleh faktor gangguan vaskuler dan saraf atau kombinasi keduanya,
dimanakomplikasi neuropati sebesar 50-64% merupakan faktor yang paling
sering menimbulkan perlukaan.
Bryan dan Nix (2007, dalam Tarwoto, 2012) menyatakan penyebab
luka kaki diabetes selain gangguan pembuluh darah perifer, juga dapat
disebabkan oleh bendungan aliran darah vena yang stasis sehingga
meningkatkan terjadinya oedema.Sependapat dengan hal tersebut, Schaper,
Prompers dan Huijebert (2007, dalam Tarwoto, 2012) juga menyatakan
bahwa adanya neuropati otonomi pada kaki pasien diabetes melitus
mengakibatkan peningkatan aliran darah sehingga berdampak pada
peningkatan tekanan vena pada kaki yang akan mempengaruhi oksigen dan
nutrisi.Adanya gangguan atau berkurangnya pasokan darah arteri ke
ekstremitas bawah dapat mengakibatkan ulserasi aretei. Kerusakan lebih
lanjut pada sistem arteri terjadi pada hipertensi bersamaan dengan kerusakan
lapisan tunika intima arteri. Penurunan suplai darah berakibat pada hipoksia
dan kerusakan jaringan. Episode trombotik dan athero embolic dapat
menyebabkan kerusakan jaringan dan pembentukan ulkus
Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada
kaki yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini
disebabkan oleh sumbatan partial atau total artery yang menyuplai darah ke
extrimitas inferior. Penyakit paling umum yaitu arteriosclerosis dimana
dinding arteri menjadi menebal, biasa juga disertai dengan atherosclerosis
dimana terjadi pembentukan plak pada lapisan terdalam dari pembuluh darah.
Iskemik merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena
kekurangan darah dalam jaringan, sehingga jaringan kekurangan oksigen. Hal
ini disebabkan adanya proses makroangiopati pada pembuluh darah sehingga
sirkulasi jaringan menurun yang ditandai oleh hilang atau berkurangnya
denyut nadi pada arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi
atrofi, dingin dan kuku menebal. Kelainan selanjutnya terjadi nekrosis
jaringan sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau
tungkai. Aterosklerosis merupakan sebuah kondisi dimana arteri menebal dan
menyempit karena penumpukan lemak pada bagian dalam pembuluh darah.
Menebalnya arteri dikaki dapat mempengaruhi otot-otot kaki karena
berkurangnya suplai darah, sehingga mengakibatkan kesemutan, rasa tidak
nyaman, dan dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan kematian
jaringan yang akan berkembang menjadi ulkus kaki diabetes. Proses angiopati
pada penderita diabetes mellitus berupa penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah perifer, sering terjadi pada tungkai bawah terutama kaki,
akibat perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi berkurang kemudian
timbul ulkus kaki diabetes (Tambunan, 2006).
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa arterial ulcer
adalah merupakan luka pada kaki yang disebabkan oleh tidak adekuatnya
perfusi pada kaki yang dapat menyebabkan penderita sangat tertekan dengan
keadaan tersebut sehingga kita sebagai tenaga medis mengetahui kiat-kiat
bagaimana cara untuk penatalaksanaan medis. Maka diperlukan asuhan
keperawatan areterial ulcer.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari deskripsi latar belakang diatas, maka dapat ditarik suatu
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah asuhan
keperawatan pada arterial ulcer.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui asuhan
keperawatan dengan arterial ulser.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sistem sirkulasi darah.
b. Untuk mengetahui pengertian dari arteial ulcer.
c. Untuk mengetahui etiologi dari arteial ulcer.
d. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari arteial ulcer.
e. Untuk mengetahui patofisiologi dariarteial ulcer.
f. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari arteial ulcer.
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari arteial ulcer.
h. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dariarteial ulcer.

D. Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Institusi Pendidikan
Merupakan salah satu sumber informasi, bacaan serta acuan tentang pengetahuan
tentang asuhan keperawatan dengan arterial ulcer.
2. Mahasiswa
Dapat membantu para mahasiswa untuk lebih memahami tentang asuhan
keperawatan dengan arterial ulcer.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah terjadi melalui satu lengkungan arteri dan vena yang
kontinu serta terbagi menjadi sirkuit pulmonal dan sistemik. Sirkuit pulmonal
menghantarkan darah dari jantung ke paru, di mana darah dioksigenasi dan
kemudian dikembalikan ke jantung. Sirkulasi sistemik, atau sistem vaskular
perifer, meliputi arteri, arteriol, vena, venula, dan kapiler, dimana sistem ini
membawa darah dari jantung ke seluruh organ dan jaringan lain dan kemudian
membawa darah kembali ke jantung.
Jantung memompa darah baru yang telah teroksigenasi melalui arteri,
arteriol, dan bantalan kapiler menuju seluruh organ dan jaringan. Arteri
tersusun atas otot polos yang tebal dan serat elastis. Serat yang kontraktil dan
elastis membantu menahan tekanan yang dihasilkan saat jantung mendorong
darah menuju sirkulasi sistemik. Arteri utama/mayor dari sirkulasi sistemik
meliputi aorta, karotis, subklavia dan iliaka (Gambar 13-2). Aorta
melengkung membentuk seperti busur di belakang jantung dan turun ke
bawah hingga pertengahan tubuh. Arteri lain merupakan cabang dari aorta dan
mengalirkan darah menuju kepala, leher dan organ-oragan utama di dalam
abdomen. Arteri karotis bergerak naik di dalam leher dan mengalirkan darah
ke organ di dalam kepala dan leher, termasuk otak. Arteri subklavia
mengalirkan darah menuju lengan, dinding dada, bahu, punggung, dan sistem
saraf pusat. Arteri iliaka mengalirkan darah menuju pelvis dan kaki.
B. Pengertian luka arteri
Dalam pengertiannya ulkus arterial adalah kondisi yang ditandai
dengan luka cekung yang lama, tidak menyembuh, dalam dengan
pembengkakan dan berbatas tegas (Anik, 2015).

Ulkus arteri merupakan akibat dari perfusi jaringan yang tidak adekuat
pada kaki. Hal ini disebabkan karena adanya sumbatan sebagian atau
seluruhnya dari suplai inflamasi pada kaki dan kondisi yang mendasarinya.

Artherosklerosis merupakan penyebab yang paling umum dan juga


merupakan deposisi dan akumulasi dari material berlemak pada dinding arteri
yang membentuk plak (dimana dinding arteri menjadi menebal).

Menurut blackley (2004), ulkus arterial terbentuk jika arteritis pada


pembuluh darah kecil atau sumbatan arterioskhlerosis pada pembuluh darah
menyebabkan ischemic jaringan. Ulkus arterial terjadi sebagai akibat dari
ischemic jaringan berat dan menimbulkan rasa sakit yang berlebihan.
(Bryant, 2007).

C. Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya ulkus arteri, antara lain:

1. Ulkus arteri tungkai disebabkan oleh sirkulasi darah yang buruk akibat
penyempitan arteri
2. Ulkus ini juga disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kecil akibat
diabetes yang berlangsung lama
3. Diabetes juga meningkatkan kecenderungan ateroklerosis (penyempitan
arteri).

D. Patofisiologi
Luka arteri adalah ulseri kulit dikaki bagian bawah dan jari kaki yang
dapat dikaitkan dengan insufisiensi arteri. Luka dapat muncul dibagian pada
tonjolan tulang kaki dan kaki. Luka pada arterial merupakan penyakit vascular
perifer. Terkait dengan insufisiensi arteri yang dapat menyebabkan iskemia
jaringan ekstermitas. Penyakit ini biasanya bersifat progresif dan dapat
memengaruhi hanya satu anggota tubuh, kecuali ada keterlibatan diabetes,
factor yang dapat menyebabkan keterlibatan bilateral.

Tungkai yang terkena akan menunjukan bukti iskemia bertahap yang


dapat berlangsung lama. Trauma pada ekstermitas yang mengalami iskemik
dapat menyebabkan kesulitan dalam penyembuhan.

Faktor risiko meliputi:

1. Perilaku merokok
2. Hiperlipidemia
3. Hipertensi
4. Diabetes mellitus (penyakit pembuluh besar dan kecil)
5. Riwayat pasien atau keluarga dengan penyakit jantung iskemik, penyakit
serebrovaskular, atau penyakit darah perifer

E. Manifestasi klinis
Tanda-tanda umum pada ulkus arterial, antara lain:
1. Claudication intermittent, dengan tanda-tanda:
a. Gejala nyeri, kram, rasa terbakar, berkurang rasa nyeri saat istirahat
pada saat berjalan
b. Rasa terbakar, gatal di kaki dan jari kaki saat istirahat, terutama malam
hari saat tidur terlentang
2. Nadi pedalis : sangat lemah atau tidak ada
3. Kaki : warna kaki memucat saat kaki ditinggikan
4. Kulit kaki mengkilat, tidak ada rambut, ekstermitas dingin saat disentuh
5. Sangat nyeri jika kaki ditinggikan
6. Ulkus/luka dalam tampak kehilangan jaringan. Tampak jaringan nekrotik
berwarna hitam
7. Luka jari dan kaki yang sulit sembuh
8. Lokasi : ujung jari kaki dan area penekanan
9. Dapat pula disimpulkan bahwa tanda-tanda pada ulkus arterial yaitu
a. Tungkai dan kaki sering terasa dingin
b. Sering tampak putih atau kebiruan, serta mengkilat
c. Ulkus arteri tungkai bisa menimbulkan nyeri
Gambaran klinis lainnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Riwayat Riwayat merokok, nyeri hebat,
terutama setelah beraktivitas & saat
posisi kaki ditinggikan
Lokasi Lebih sering terjadi pada bagian
atas distal tulang tibia
Dasar ulkus Nekrotik kering
Gambaran ulkus Melingkar atau seperti luka tusukan
benda tajam membentuk garis yang
membatasinya
Capillary refilling time Lambat (>4-5 detik)
Gambaran kulit sekitar Pucat, kehilangan rambut, kulit
tampak kering, kaki teraba dingin,
kelemahan atau absent denyut nadi
dosalis pedis
ABI* Doppler Ultrasono-Graphy 0,5 kurang dari 0,5
mengidentifikasikan arterial
desease yang berat

F. Lokasi yang sering terjadinya luka arterial:


1. Antara jari-jari kaki
2. Ujung-ujung jari kaki
3. Pada bagian atas falangeal (ruas-ruas jari)
4. Pada malleolus lateral/ samping (palu kecil, yaitu tonjolan bulat tulang
antara lain pada kiri kanan pergelangan kaki)
5. Pada mid-tibia (tulang kering)

G. Pemeriksaan diagnostic
Pada luka arterial, pemeriksaan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi sirkulasi dan atau vaskularisasi adalah dengan diagnostic
sebagai berikut:
1. Penilaian denyut nadi dorsal kaki
2. Duplex scanning arteri dan atau vena
3. Penilaian ABPI (ankle brachial pressure index)
4. Arteriography
5. TBPI (Toe brachial pressure index)
6. TcPO2 (transcutaneous tissue oxygen, untuk mengetahui jumlah oksigen
yang keluar dari kulit dan mencerminkan jumlah yang disuplai oleh darah
ke kulit)
7. X-ray
8. Pulse oxymetry
9. Apusan pada luka

H. Penatalaksanaan Medis
Perawat luka perlu mengetahui penatalaksanaan medis bagi pasien
dengan penyakit gangguan arterial ini, agar terjadi kesinambungan dalam
tatalaksana terhadap penyakit ini. Pada bahasan ini hanya sekilas diuraikan
tatalaksana medis tersebut, antara lain:

1. Obat-obatan
a. Obat antitrombolitik (anticoagulant dan anti-platelet):
Cilostazol (pletal) merupakan salah satu obat yang telah menunjukan
dapat memperbaiki jarak berjalan, ankle/brachial index (ABI), dan
pasien merasakan adanya perbaikan fungsi fisik. Obat ini merupakan
‘phosphodiesterase’ yang menekan agregasi dan tindakan sebagai
vasolidator arterial langsung
1) Antilipemik
2) analgesik
2. Terapi tanpa pembedahan
a. Ballon angioplasty
1) Seringkali dikenal juga dengan istilah lain Percutaneous
Transluminal Angioplasty (PTA)
2) Ini merupakan tindakan pilihan tanpa pembedahan untuk pasien-
pasien dengan sumbat (oklusi) atau pasien-pasien dengan sejumlah
gangguan yang beresiko tinggi mengalami pembedahan.
3) Angioplasty adalah prosedur dimana balon digunakan untuk
mendorong mendorong arteri.
b. Atherektomi (laser), adalah suatu metode mengurangi penyempitan
arteri dengan memotong dan memindahkan obstruksi atherosklerotik
dan arteri
c. Stenting adalah suatu prosedur non-bedah namuninvasif yang
bertujuan melebarkan pembuluh darah karotis yang mengalami
stenosis dengan mengunakan stent’
d. Tombolisis adalah prosedur dimana bekuan dilarutkan dalam arteri
enymatically
3. Terapi pembedahan
a. Bypass surgery
b. Skin graf
4. Amputasi (pilihan terakhir)
a. Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan cara membuang bagian tubuh
yang rusak, misalnya bagian kaki, tangan atau jari kukannya amputasi adalah
sirkulasi yang buruk akibat dari penyempitan atau kerusakan pembuluh
darah, karena tanpa aliran darah yang memadai, sel tubuh akan kekurangan
oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan sehingga sel tersebut mati dan terinfeksi
b. Amputasi harus dilakukan jika infeksi terlanjur merusak jaringan dan tulang
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat pasien
Wawancara klien seharusnya pertanyaan-pertanyaan mengenai penyakit
terdahulu atau prosedur pembedahan, seperti berikut:
No Riwayat Keterangan
1 Factor resiko a. Riwayat merokok dahulu dan sekarang,
terjadinya termasuk jenis rokok dan jumlahnya
insufisiensi b. Diabetes mellitus meliputi jenis, kejadian,
arterial penatalaksanaan dengan obat-obatan
c. Riwayat hipertensi atau penatalaksanaan
dengan obat-obatan
d. Riwayat kadar kolesterol tinggi dan
penatalaksanaannya
e. Riwayat kadar homocysteine meningkat dan
penatalaksanaannya
f. Riwayat angina pectoris, infark miokard atau
stroke
2 Nyeri a. Lokasi nyeri
Nyeri secara khas terjadi pada satu lipatan
dibawah daerah stenosis/sumbatan, berikut ini
Stenosis arterial/ Lokasi nyeri
tempat sumbatan
Ileofemoral Paha, bokong, betis
Arteri femoralis Betis
superficial
Infrapopliteal kaki
b. Karakteristik nyeri:
1) Intermittent claudication didefinisikan
sebagai kram, rasa terbakar, lelah, lemah,
nyeri pada bokong, paha, atau otot-otot
betis (jarang dikaki) terjadi setelah
latihan/berjalan dan secara cepat dapat
dipulihkan dengan istirahat selama 10
menit (Doughty et al, 2007)
2) Penting bagi para praktisi untuk mengenali
penderita ulkus arterial ekstermitas bawah
yang tidak menunjukan gejala adanya
claudication karena penderita mungkin
membatasi diri berjalan atau beraktivitas
untuk menghindari nyeri kaki atau
memiliki kondisi yang menganggu lainnya
seperti diabetes, neuropati, atau stenosis
spinal yang menggangu jalan
3) Nyeri saat beristiraha
4) Nyeri saat berubah posisi
5) Nyeri pada malam hari
6) Penurunan respon terhadap analgesic
7) Nyeri pada luka
c. Factor-faktor yang meningkatkan nyeri :
peninggian kaki, aktivitas
d. Factor-faktor yang mengurangi nyeri : kaki
mengantung, istirahat
3 Riwayat ulkus a. Kejadian
b. Factor-faktor yang mempercepat
c. Penatalaksanaan dahulu sekarang
d. Kemajuan atau kemunduran dalam penyembuhan
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus meliputi pengkajian komprehensif pada ulkus.
Periksa kaki, jari-jari, dan kulit diantara jari-jari kaki, suhu lingkungan
juga harus diperhatikan:
No Tindakan Keterangan
1 Tentukan a. Indikator umum adanya penyakit ulkus
status perfusi ekstermitas bawah:
pada tiap-tiap 1) Penurunan temperature kulit
ekstermitas 2) Terlambatnya pengisian kapiler (lebih dari
bawah 3 detik)
3) Waktu pengisian vena memanjang/
prolonged vena refill time (lebih dari 20
detik)
4) Perubahan warna
5) paresthesia
b. Auskultasi arteri femoralis dan popliteal
ekstermitas bawah adanya bunyi ‘bruits’
dengan mengunakan bagian bell stetoskop
‘bruits’ merupakan bunyi frekuensi rendah
dan mungkin tidak selalu terdengar
2 Tentukan ada a. Kaji intensitas nadi, dan catat sebagai berikut:
atau tidaknya Nilai Keterangan
nadi pedalis 0 Tidak ada
dengan mem- 1 terbatas
palpasi nadi 2 Normal
dorsalis pedis 3 Bounding/
d dan nadi melambung
tibialis
posterior pada
masing-masing b. Terbatasnya nadi atau tidak adanya nadi bisa
pergelangan merupakan kecurugaan adanya gangguan
kaki arterial ekstermitas bawah
3. Kaji status a. Periksa adanya kehilangan sensasi
neurosensoris perlindungan pada kaki
b. Lakukan tes/ pemeriksaan dengan
monofilament (5,07/10 g Semmes-Weinstein)
c. Kaji ada/ tidak adanya sensasi vibrasi pada
garpu tala
d. Periksa reflex tendon dengan reflek hammer

3. Pemeriksaan karakteristik luka


No Karakteristik Hal-hal yang harus diperiksa
luka
1 Nyeri Luka yang disebabkan karena gangguan arterial
ekstermitas bawah menimbulkan nyeri yang khas
2 Bentuk dan Misalnya:
ukuran luka a. Panjang luka
b. Lebar luka
c. Dalam luka
d. Tunneling/ terowongan
e. Undermining (goa)
3 Dasar luka Misalnya ada atau tidak
a. Nekrotik
b. Slough
c. Granulasi
d. Epitelisasi
4 Tepi luka Misalnya:
a. Tidak rata
b. Berlubang
c. Lunak
d. undermining
5 Kulit sekitar Misalnya:
luka a. eritema
b. indurisasi
c. kehangatan kulit sekitar luka meningkat]
d. edema setempat
e. sensitivitas terhadap palpasi
f. jaringan naik-turun (fluctuant)
6 Eksudat Misalnya:
a. warna
b. jumlah
c. bau
d. konsistensi
7 Lokasi luka a. antara jari-jari kaki atau pada ujuang jari-jari
yang khas b. pada bagian atas phalangeal
c. pada maleoolus samping
d. area-area yang terkena trauma berulang-ulang
atau gesekan sepatu
e. mid-tuba (mengkilat)
8 Gambaran luka a. gambaran luka ‘berlubang’
yang khas: b. dasar luka kering, pucat, nekrotik
c. jaringan granulasi minimal atau tidak ada
d. ukuran luka biasanya kecil dan bisa dlam
e. eksudat minimal
f. gangrene (basah atau kering), nekrosis umum
g. tanda-tanda infeksi klinis
h. edema terlokalisir ( bisa mengindialisis
infeksi)
9 Komplikasi a. selulitis
yang mungkin b. gangrene
terjadi c. osteomielitis

I. diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan luka arterial
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka jari dan kaki yang
sulit sembuh
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gatal di kaki dan jari kaki
saat istirahat
J. Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatan intervensi

Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif


termasuk, lokasi, karakterisitik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri
4. Ajarkan tentang tehnik non farmakologi

Kerusakan integritas kulit 1. Anjurkn pasien untuk mengunakan pakaian longer


2. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
3. Monitor status nutrisi pasien
4. Observasi luka: lokasi,dimensi, kedalaman luka,
karakteristik, warna cairan, granulasi, jaringan
nekrotik
5. Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan
luka
6. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka

Gangguan rasa nyaman 1. Menentukan penyebab dari rasa gatal yang


ditimbulkan
2. Menginstruksikan klien untuk menghindari
keringat dengan menghindari cuaca panas dan
aktivitas yang berlebih
3. Mendorong keluarga untuk bersama dengan pasien
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada
kaki yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini
disebabkan oleh sumbatan partial atau total artery yang menyuplai darah ke
extrimitas inferior. Penyakit paling umum yaitu arteriosclerosis dimana
dinding arteri menjadi menebal, biasa juga disertai dengan atherosclerosis
dimana terjadi pembentukan plak pada lapisan terdalam dari pembuluh darah

B. Saran
1. Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Luka arterial dan komplikasinya
2. Bagi pembaca semua, diharapkan mampu memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif pada pasien dengan luka arterial dan
komplikasinya
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2015. Perawatan Luka Modern (Modern Woundcare)
terkini dan terlengkap. Jakarta: Penerbit In Media

Suriadi. 2015. Pengkajian Luka dan Penanganannya edisi 1. Yogyakarta.


Penerbit: Sagung

Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Jogjakarta:
MediAction

(RISKESDAS) Riset Kesehatan Dasar. 2007. Badan Penelitian Dan


Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia. Jakarta

Tarwoto. 2015.Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.


Jakarta: Buku Kesehatan

You might also like