You are on page 1of 10

Main menu

Skip to content

 Book Shop
 Front Face

MissKesMas
just a student health site

Search

RSS

Tradisi Shifon / Sosankes


Posted by ntaaja on December 4, 2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia terkenal dengan budayanya yang beraneka ragam . Budaya tersebut merupakan
pewarisan dari nenek moyang yang lahir jauh sebelum kita ada . Terkadang banyak budaya di
Indonesia yang belum hilang dan tidak kita ketahui ketahui, contonya sepert Sifon .

Tradisi ritual Sifon adalah tradisi sunatan untuk laki-laki dewasa (biasanya untuk mereka yang
sudah beristri dan punya anak) yang dalam proses penyembuhannya harus melakukan hubungan
badan dengan perempuan tertentu yang bukan istri atau anggota keluarga dekat. Mereka menolak
proses penyunatan sejak masa kanak-kanak, karena diyakini tidak sehat dan bisa menyebabkan
impoten. Tradisi ritual ini muncul dan berkembang sampai sekarang (kendatipun sudah hampir
punah dan dilakukan dengan sembunyi-sembunyi) di daerah Timor Barat terutama di suku Atoni
Meto dan Dawan Timur Tengah Selatan (TTS), suku Malaka di Timur Tengah Utara dan
beberapa daerah di kabupaten Belu. Beberapa tempat ini termasuk bagian wilayah dari propinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) Ritual sifon ini biasanya dilakukan pada setiap musim panen.

Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dari berbagai macam penyakit, juga membersihkan
diri dari noda dosa dan pengaruh bala setan dan secara biologis dimaksudkan untuk menambah
kejantanan dan keperkasaan seorang pria dewasa. Proses ritual ini berupa prosesi, yang diawali
dengan penyerahan mahar berupa ayam, pernak-pernik dan sejumlah uang kepada dukun sunat
atau Ahelet. Selanjutnya pasien akan dihantar ke sungai untuk melakukan pengakuan dosa atau
Naketi. Laki-laki yang layak disunat adalah mereka yang mengakui dengan jujur kepada Ahelet
bahwa dalam kehidupan sehari-hari telah sering melakukan hubungan badan dengan beberapa
wanita. Sementara yang belum pernah akan ditolak Ahelet.

Setelah pengakuan dosa Ahelet akan mulai proses penyunatan pasien dengan menggunakan
sebilah sembilu atau pisau. Jika sudah disunat pasien akan dikembalikan ke sungai untuk
seterusnya melakukan pembersihan dan proses penyembuhan. Dan ini dilakukan secara rutin
dalam jangka waktu seminggu atau bahkan lebih. Tetapi proses penyembuhan yang
sesungguhnya adalah Sifon itu sendiri. Yakni ketika dalam keadaan luka yang masih belum
sembuh total, si pasien harus melakukan hubungan badan dengan perempuan tertentu, yang telah
disediakan oleh Ahelet atau yang dipersiapkan sendiri oleh si pasien. Dengan persyaratan bahwa
setelah melakukan hubungan badan dengan perempuan yang bersangkutan, si pasien tidak
diperbolehkan untuk melakukan hubungan badan dengannya sampai akhir hayat. Sementara
untuk pria lain diperbolehkan oleh Ahelet.

Pada era saat ini, dimana IPTEK sudah berkembang pesat, dan ilmu pengetahuan sudah lebih
rasional, maka budaya Sifon ini sangat dilarang . hal tersebut dikarenakan budaya tersebut
tidaklah baik bagi kesehatan fisik maupun mental masyarakat .

Akibat yang paling jelas dari tradisi itu yaitu penularan HIV atau AIDS . Menurut penelitian
negara Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita HIV/AIDS yang tidaklah sedikit.
Dari tradisi ini dapat menyebabkan penularan penyakit HIV/AIDS yang lebih cepat dan lebih
banyak .

Sedangkan pada tahun 1948, WHO menyebutkan bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras,
agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.

Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang budaya sifon serta dampak-dampaknya
bagi kesehatan dan juga cara penanganan terhadap masalah ini agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan .

B. Rumusan Masalah
Banyak permasalahan yang akan timbul dari tradisi Sifon tersebut salah satunya adalah
bagaimana dampak dari budaya sifon terhadap masyarakat yang melakukannya ? Bukankah
hubungan seksual yang dilakukan antara lelaki dan perempuan dalam keadaan yang tidak sehat
dapat menimbulkan berbagai penyakit? Dan apa akibatnya jika sampai saat ini budaya tersebut
masih saja dilakukan di masyarakat ?.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya dan Kesehatan

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Budaya menurut Koentjaraningrat (2002) mendefinisikannya sebagai seluruh total dari fikiran,
karya & hasil karya manusia yang tidak berakal kepada nalurinya & yang hanya dicetuskan oleh
manusia sesudah proses belajar.

Kesehatan menurut UU.23 tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa, kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Dalam pengertian tersebut, maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial yang didalamnya kesehatan jiwa
merupakan bagian integral kesehatan.

Jadi yang dimaksud dengan budaya kesehatan adalah pola hidup sehat di suatu masyarakat
secara menyeluruh yang mengedepankan upaya-upaya dan kegiatan-kegiatan hidup yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dengan penerapan konsep hidup
sehat ini, diharapkan dapat terhindar dari berbagai penyakit yang mungkin dapat menyerang
tubuh kita.

B. Pengertian Sifon

Sifon merupakan suatu tradisi yang berkembang di daerah timor barat terutama di suku atoni
meto dan Dawan Timur Tengah Selatan, suku Malaka ditimur tengah Utara dan nusa Tenggara
Timur ( NTT ) dan beberapa daerah di Kabupaten Belu . Tradisi ini nyaris punah. Kalaupun ada
pasti dilakukan sembunyi-sembunyi. Ritual sifon ini biasanya dilakukan pada setiap musim
panen. Tradisi yang sama juga dikenal di beberapa daerah di Papua Nugini dan Vanuatu.
Tradisi ritual sifon adalah tradisi sunatan yang berlaku bagi laki-laki dewasa ( biasanya bagi
mereka yang sudah memiliki istri dan juga anak ) yang dalam proses penyembuhannya harus
melakukan hubungan badan dengan perempuan yang bukan istri atau anggota keluarga dekat.
Mereka melakukan sunat saat dewasa karena menolak proses penyunatan pada masa kanak-
kanak, mereka meyakini jika proses penyunatan dilakukan pada masa kanak- kanak akan
menyebabkan impoten.

Sifon bertujuan untuk membersihkan diri dari berbagai macam penyakit, juga membersihkan diri
dari noda dosa dan pengaruh bala setan dan secara biologis dimaksudkan untuk menambah
kejantanan dan keperkasaan seorang pria dewasa.

Pada tradisi sifon ini, alat yang digunakan sebagai pemotong alat kelamin pria (penis) adalah
lsquo (pemotong ) dan rsquo (tradisional) yang sangatlah tidak higienis, yakni berupa potongan
bambu tipis atau pisau. Serta air hangat atau dingin yang di gunakan untuk mengurangi rasa
sakit.

Yang dimaksud sifon sendiri yakni ketika alat kelamin pria masih dalam keadaan luka yang
masih belum sembuh total, pasien harus melakukan hubungan badan dengan perempuan tertentu,
yang telah disediakan oleh Ahelet atau yang dipersiapkan sendiri oleh pasien. Dengan
persyaratan bahwa setelah melakukan hubungan badan dengan perempuan yang bersangkutan, si
pasien tidak diperbolehkan untuk melakukan hubungan badan dengannya sampai akhir hayat.
Sementara untuk pria lain diperbolehkan melakukan hubungan badan oleh Ahelet.

Perempuan yang dijadikan sebagai korban Sifon pada umumnya tidak menyadari kalau mereka
telah melayani pasien. Mereka seakan-akan dengan rela melayani pria tersebut. Selanjutnya
perempuan yang bersangkutan diyakini akan mendapatkan berkah dari para leluhur karena telah
bersedia menjadi silih bala dan dosa orang lain.

C. Tujuan dari Sifon

Tradisi Sifon sendiri memiliki beberapa maksud bagi sejumlah masyarakat suku tertentu dalam
pelaksanaanya, antara lain adalah :

— Untuk membersihkan diri dari berbagai macam penyakit.

— Untuk membersihkan diri dari noda dosa .

— Untuk menjauhkan dari bala setan .

— Secara biologis dimaksudkan untuk menambah kejantanan dan keperkasaan seorang pria
dewasa.

D. Prosesi dari Pelaksanaan Sifon


Sifon sendiri memiliki tahap-tahap khusus dalam pelaksanaannya. Diawali dengan penyerahan
mahar berupa ayam, pernak-pernik dan sejumlah uang kepada dukun sunat atau Ahalet.
Selanjutnya pasien akan dhantar ke sungai untuk melakukan pengakuan dosa atau Naketi.

Laki-laki yang layak disunat adalah mereka yang mengakui dengan jujur kepada Ahalet bahwa
dalam kehidupan sehari-hari telah sering melakukan hubungan badan dengan beberapa wanita.
Sementara yang belum pernah akan ditolak ahalet. Setelah pengakuan dosa, Ahalet akan mulai
prises penyunatan pasien dengan menggunakan sebilah sembilu atau pisau.

Jika sudah disunat pasien akan dikembalikan ke sungai untuk seterusnya melakukan
pembersihan danproses penyembuhan. Dan ini dilakukan secara rutin dalam jangka waktu
seminggu atau bahkan lebih.

Dalam keadaan yang belum sembuh total inilah yang disebut dengan sifon yaitu harus
melakukan hubungan badan dengan wanita tertentu yang telah disediakan sendiri atau disiapkan
oleh Ahalet. Dengan persyaratan bahwa setelah melakukan hubungan badan dengan perempuan
yang bersangkutan, si pasien tidak diperbolehkan untuk melakukan hubungan badan dengannya
sampai akhir hayat. Sementara untuk pria lain diperbolehkan oleh Ahalet .

Biasanya ritual sifon ini dilakukan pada setiap musim panen. Tradisi yang sama juga dikenal di
beberapa daerah di Papua Nugini dan Vanuatu.

E. Dampak-dampak yang ditimbulkan dari Sifon

Berhubungan seks dengan gonta-ganti pasangan dan ketidaktahuan dalam menjaga kesehatan
alat kelamin hingga tidak mengerti mengenai melakukan hubungan seks yang aman adalah faktor
yang utama penyebab terjadinya penyakit kelamin. Begitu juga dengan yang terjadi pada prosesi
Sifon. Dengan melakukan hubungan badan dengan orang yang bukan pasangannya secara
bergonta-ganti dan dalam keadaan alat kelamin pria yang belum sembuh total dapat
menimbulkan penyakit-penyakit kelamin berbahaya. Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis
penyakit kelamin yang dapat ditimbulkan :

Gonorrhea & Chlamydia

 Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa minggu setelah
hubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini.
 Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria. Buang air
kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat atau tidak terasa sama sekali.
 Gejala-gejala gonorrhea pada wanita biasanya sangat ringan atau tidak terasa sama sekali,
tetapi kalau tidak diobati penyakit ini dapat menjadi parah dan menyebabkan
kemandulan.
 Penyakit ini dapat disembuhkan dengan antibiotik bila ditangani secara dini.

Herpes

 Disebabkan oleh virus, dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan.


 Gejala timbul antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita
penyakit ini.
 Gejala awal muncul seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair.
 Dalam 5 sampai 10 hari gejala hilang.
 Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi sesuatu saat, dan kadang-kadang
sering.
 Wanita kerap kali tidak sadar bahwa ia menderita herpes karena lecet terjadi di dalam
vagina.

Infeksi Jamur

 Disebabkan oleh jamur.


 Menyebabkan kegatalan berwarna merah di bawah kulit pria yang tidak disunat.
 Pada wanita akan ke luar cairan putih kental yang menyebabkan rasa gatal.
 Dapat disembuhkan dengan krim anti jamur.

Syphilis

 Disebabkan oleh bakteria. Lesi muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah
berhubungan intim dengan penderita penyakit ini.
 Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya
tidak terasa sakit.
 Luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan menetap pada tubuh dan
penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh. Lecet-lecet ini akan hilang
juga, dan virus akan menyerang bagiantubuh lain.
 Syphilis dapat disembuhkan pada tiap tahapan dengan penicillin.
 Pada wanita lesi dapat tersembunyi pada vagina.

Vaginitis

 Infeksi pada vagina yang biasanya menyebabkan keluarnya cairan dari vagina yang
berbau dan menimbulkan ketidak nyamanan.
 Disebabkan oleh berbagai jenis bakteri (bakteri gonorrhea, chlamydia) atau jamur.
 Juga dapat disebabkan oleh berbagai bakteri tidak berbahaya yang memang menetap pada
vagina.
 Dapat diselidiki dengan meneliti cairan vagina tersebut dengan mikroskop.
 Pada umumnya dapat disembuhkan dengan obat yang tepat sesuai dengan penyebabnya.

Bisul Pada Alat Kelamin atau HPV

 Disebabkan oleh virus (Virus Human Papilloma atau HPV)


 Muncul berupa satu atau banyak bisul atau benjolan antara sebulan sampai setahun
setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit tersebut.
 Pada umumnya tidak dapat terlihat pada wanita karena terletak di dalam vagina, atau
pada pria karena terlalu kecil. Dapat diuji dengan lapisan cuka.
 Dapat berakibat serius pada wanita karena dapat menyebabkan kanker cervix.
 Bisul pada kelamin ini dapat disembuhkan, wanita harus menjalankan pap smear setiap
kali berganti pasangan intim.

Kutu Kelamin

 Sangat kecil (lebih kecil atau sama dengan 1/8 inch), berwana kelabu kecoklatan,
menetap pada rambut kemaluan.
 Dapat disembuhkan dengan obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin.

Kutu Di Bawah Kulit

 Mirip dengan kutu kelamin, tetapi ukurannya lebih kecil dan menetap di bawah kulit.
 Menyebabkan luka-luka kecil dan gatal di seluruh tubuh.
 Diobati dengan obat cair yang diusapkan ke seluruh tubuh.
 Pakaian, seprei dan handuk harus dicuci setelah pengobatan, karena kutu dapat menetap
pada kain-kain tersebut.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)/HIV Disease

 Penyakit akibat hubungan intim yang paling serius, menyebabkan tidak bekerjanya sistim
kekebalan tubuh.
 Tidak ada gejala yang nyata tanpa penelitian darah.
 Dapat menyebabkan kematian setelah sepukuh tahun setelah terinfeksi virus HIV, tetapi
pengobatan telah ditemukan.
 Disebarkan melalui hubungan intim dan pemakaian jarum suntik secara bersamaan.

1. F. Cara penanggulangan dari akibat Sifon

Seperti yang telah dibahas, tradisi Sifon memiliki banyak resiko. Resiko yang paling besar dan
berbahaya yaitu terserangnya penyakit seksual menular. Oleh karena itu, tradisi ini tidak boleh
terus dilakukan tanpa pengertian terhadap dampak negatifnya bagi kesehatan masyarakat yang
masih melakukan prosesi Sifon tersebut. Penanggulangan yang dapat dilakukan akibat Sifon
antara lain :

 Dengan tidak bergonta-ganti pasangan


 Menghindari hubungan seksual dengan pasangan berisiko tinggi, misalnya PSK,
menggunakan kondom, serta menghindari seks oral
 Mengkonsumsi antibiotik untuk menghindari timbulnya kekebalan bakteri GO ( gonorea
).
 Menjaga gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan
masuk bagi kuman lain ( herpes ).
 Tidak melakukan hubungan suami istri saat sedang terkena atau kambuh ( herpes).
 Agar tidak kambuh harus mencegah stres emosional. fisik, jangan kelelahan. olah raga
teratur dan istirahat yang cukup
 Menjauhkan vagina dari kelembaban
 Memakai celana dalam yang terbuat dari cotton
 Ganti pakaian segera setelah berolahraga.
 Hindari makanan yang banyak mengandung gula (gula akan menumbuhkan jamur
sehingga perempuan yang sedang melakukan pengobatan harus mengubah pola
makannya).
 Menahan diri dari aktivitas seksual ketika sedang diagnosa penyakit; hubungan seks akan
meningkatkan infeksi.
 Tidak menggunakan sprai kesehatan wanita.
 Memakai pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga
sirkulasi udara tetap terjaga.
 Melakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air.
 Memberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tradisi Sifon di NTT merupakan budaya yang memiliki pengaruh besar tehadap perkembangan
kesehatan di Indonesia. Karena dalam pelaksanaannya, prosesi ini dapat menjadi jalan
menularnya penyakit menular seksual secara cepat.

Penyakit menular itu seperti Gonorrhea & Chlamydia, Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis, Kutu
Kelamin, Kutu Di Bawah Kulit, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)/HIV Disease,
Vaginitis, dan Bisul Pada Alat Kelamin atau HPV.

Banyak penyakit kelamin yang susah disembuhkan seperti syphilis dan AIDS, butuh waktu lama
dalam proses penyembuhan. Bahkan tidak bisa disembuhkan seperti AIDS.

Cara pencegahan penularan penyakit ini pun beranekaragam, dan yang terpenting adalah
menjauhi hubungan seks yang berganti-ganti pasangan. Karena kita tidak akan tau apakah
seseorang itu menderita suatu penyakit menular seksual atau tidak.

B. Saran

Seperti yang kita ketahui penularan penyakit menular sering terjadi dikarenakan seseorang yang
melakukan seks bebas dengan berganti-ganti pasangan. Oleh sebab itu, lebih baik menghindari
pergantianpasangan atau dengan istilah lain setia pada satu pasangan. Karena selain dilarang
agama juga mencegah terjadinya penularan penyakit akibat seksual.

Sedangkan untuk budaya masayarakat yang sudah terjadi seperti penjelasan diatas sebaiknya
dihentikan atau tidak ada pengawasan dari medis untuk tindakan tersebut agar apabila terjadi
suatu kesalahan yang bisa mengakibatkan kecacatan atau kematian medis dapat bertindak
secepat mungkin untuk memperkecil kemungkinan tersebut. Karena budaya susah untuk
dihilangkan, tapi bisa diperbaharui.
Seks dengan 3 orang sehabis Sunat (Sifon)
HUBUNGAN SEKSUAL SETELAH SUNAT
(SUNAT ALA TIMOR di Nusa Tenggara Timur, “Hasil berdiskusi ama orang-orang yang sudah
pernak melakukan Sunat ala Timor”)
Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu Provinsi Kepulaun yang mempunyai penduduk
sekitar 4.679.316 jiwa. NTT terdiri dari beberapa Pulau antara lain Pulau Timor, Pulau Rote
Ndao, Pulau Sabu Raijua, Daratan Flores, Sumba dll. Letak Provinsi NTT berbatasan langsung
dengan Timor Leste . mayoritas beragama Kristen dan Katolik.

NTT terdiri dari banyak Suku, salah satunya adalah Suku Timor atau biasa orang disebut dengan
orang timor . orang timor mempunyai ciri-ciri Posturnya Pendek, berambut keriting dengan kulit
sawo matang. disebut orang Timor karena mereka Tinggal di Pulau Timor.

salah satu adat istiadat yang menurut saya agak anomali adalah SIFON. apa itu SIFON? atau
orang timor sebut dengan HAPI. SIFON adalah salah satu alat yang berfungsi untuk menyunat
seorang lelaki dengan menggunakan bambu yang sudah dibentuk sedemikian rupa. sunat ala
Timor ini berasal dari nenek moyang mereka. siapakah yang melakukan sunat ini? mayoritas
Orang Timor melakukan sunat dengan cara seperti ini

mungkin kalo hanya sekedar sunat seperti yang kita ketahui itu biasa.. penyebab SUNAT ALA
TIMOR berbeda dengan sunat lainnya adalah HUBUNGAN SEKSUAL setelah melakukan
sunat. mereka melakukan hubungan seksual tidak hanya dengan satu wanita tapi lebih dari satu
wanita, biasanya dengan 3 ampe 5 wanita.

wanita yang diajak untuk melakukan hubungan seksual tidak boleh yang masih perawan atau
dengan yang sudah bersuami . tetapi harus dengan wanita yang sudah pernah melakukan
hubungan seksual sebelumnya atau yang sudah janda.
kenapa tidak boleh dengan yang punya suami? orang timor beranggapan bahwa kalo mereka
melakukan dengan yang sudah bersuami ditakutkan istri kita nanti atau anak kita nanti akan
berselingkuh makanya mereka melarang dengan yang sudah bersuami.

mereka melakukan hubungan seksual setelah disunat. Mereka tidak boleh pulang ke rumah
sampai selesai melakukan hubungan seks dengan 3 atau lebih wanita….mantabnya…tapi
sakitnya pasti minta ampun (maklum belum ngerasain sendiri…hehe)…makanya ama yang
perawan juga ngak boleh..

untuk melakukan SUNAT ALA TIMOR, seseorang yang akan melakukan sunat harus minta ijin
kepada Kakak atau Orang Tua untuk yang masih bujang, sedangkan untuk yang sudah beristri
harus minta Ijin kepada Istrinya dulu. umur orang yang melakukan sunat ini biasanya sudah
Remaja atau Dewasa berkisar umur 19 tahun sampai dengan umur 40an

trus apa sih fungsinya Melakukan hubungan seksual setelah sunat?usut punya usut ini.. menurut
mereka, orang yang disunat itu membawa sifat panas (yaiyalah panas ampe 3 hari gituw
dijepit…hehe), makanya mereka membuang sifat panas dengan melakukan melakukan hubungan
seksual ini…kok sedikit aneh yach,…tanya kenapa?

sunat ini bisa dilakukan siapa saja termasuk orang-orang yang tinggal di kota yang masih
memegang teguh adat yang seperti itu..so, SUNAT ALA TIMOR dilakukan oleh semua strata
Pendidikan. Baik itu SD, SMP bahkan orang yang mempunyai intelektual tinggi.

Alat yang digunakan untuk menyunat alat yang terbuat dari bambu yang udah dibentuk. bambu
itu berfungsi mengapit. SUNAT ALA TIMOR ini memakan waktu 3 bahkan 8 hari..(lumayan
juga ya diapittt sakit pastinya…iih..).

so, Alat Vital tersebut diapit oleh bambu tersebut. bambu tersebut dibiarkan mengapit sampai
objeknya terlepas dengan sendirinya…hehe.. alat yang digunakan untuk menyunat adalah orang
timor ada-ada aj neh…masak tidak kasian ama Anggota tubuhnya sendiri

lamanya hari ini penyunatan ini tergantung sejauh mana alat bambu tersebut menyunat orang
yang bersangkutan…ternyata dengan kreasi manusia, bambu bisa bekerja secara otomatis juga
yach…

bambu itu melaksanakan tugasnya sampai objeknya nengkak..setelah bambu melaksanakan


tugasnya..maka alat vital itu akan membesar dan akan timbul nanah di kepalanya alat
tersebut..itu mereka anggap sebagai kotoran yang harus dibuang..

untuk membuang kotoran, mereka harus mencari 3 cewek untuk diajak melakukan hubungan
seksual. mereka menganggap bahwa perilaku seperti ini bisa dianalogikan dengan baja. baja
yang panas bisa diredam dengan air. sedangkan apabila alat vital ini panas, maka panas tersebut
bisa diredam dengan melakukan hubungan seksual tersebut.

dengan analogi inilah, membuat mereka tetap mempertahankan adat sunat seperti ini

Hubungan seksual setelah SUNAT ALA TIMOR ini sekarang banyak ditentang oleh Gereja-
Gereja dan LSM Anti HIV. walaupun Gereja-gereja dan LSM sudah melarang adat Hubungan
Seksual ini, mereka tetep kurang perduli ,mereka tetap melakukan mempraktikkan sunat ala
timor ini…kenapa ya mereka ngak mau, tanya kenapa???

oleh karena itu diperlukan bantuan dan kerjasama segala pihak baik dari Instansi Pemerintah,
Institusi Masyarakat, maupun Institusi Agama untuk bekerja sama dan sama bekerja untuk
mensosilasasikan dan menjelaskan kepada orang-orang timor agar menjauhi adat seperti ini
karena itu memperbanyak terjangkitnya virus HIV/AIDS….

You might also like