You are on page 1of 1

ABSTRAK

Beberapa jenis pengobatan topikal untuk penyakit kulit yang jarang dibahas secara
khusus yaitu agen analgesik, anti inflamasi, antimikroba, antiparasit, anti perspiran, anti pruritus,
astringen, pemutih, keratolitik, terapi psoriasis dan kutil.

Analgesik topikal yang sering digunakan adalah capsaicin dan anestesi topikal.
Penggunaan capsaicin berulang menyebabkan degenerasi serabut saraf epidermal dan
desensitisasi nosiseptor sehingga terjadi hipoalgesia. Capsaicin digunakan untuk terapi neuralgia
pasca herpes, fenomena Raynaud, plantar warts, dan pruritus terkait hemodialisis. Anestesi
topikal yang mengandung lidokain 2,5% dan prilokain 2,5% dapat memberi efek anestesi hingga
2 jam, namun bersifat ototoksik. Anestesi topikal lainnya hanya mengandung lidokain 4% hingga
5%. Toksisitas sistemik lidokain berada pada konsentrasi 30%.

Beberapa agen topikal untuk anti inflamasi adalah coal tar, wood tar, dan minyak serpih
(shale oil). Untuk agen antimikroba, antara lain klorheksidin, zat pewarna, hidrogen peroksida,
senyawa teriodinasi (povidon iodin dan clioquinol), metronidazol, mupirocin, retapamulin, asam
azelaic, dan benzoil peroksida. Terapi topikal yang memiliki efek antiparasit antara lain
krotamiton, γ-benzene heksaklorida, malathion, permethrin, pyrethrin, dan spinosad. Agen
topikal lain dengan sifat anti perspiran, yaitu senyawa aluminum dan iontophoresis. Agen dengan
efek anti pruritus yang digunakan adalah antihistamin, doxepin, menthol, fenol, dan pramoxine
hidroklorida. Astringen juga sering digunakan, karena efeknya untuk kontraksi jaringan dan
kontrol pendarahan, contohnya garam aluminum, potassium permanganas, serta perak nitrat.

Agen pemutih dan keratolitik juga banyak digunakan untuk terapi topikal. Pemutih yang
dapat digunakan adalah hidrokuinon, asam retinoic, asam azelaic, atau monobenzyl ether
hidrokuinon. Agen keratolitik, untuk melepas lapisan epidermis, contohnya α-hydroxy acid,
propylene glycol, asam salisilat, urea, dan asam laktat. Pemakaian dosis rendah dari agen
keratolitik dapat dimanfaatkan sebagai pelembab.

Untuk terapi psoriasis, agen yang digunakan yaitu anthralin dan calcipotriene, sementara
untuk terapi kuti yang digunakan adalah squaric acid dibutyl ester, dinitroklorobenzene, 5-
fluorouracil, formaldehid, glutaraldehid, asam mono-, di-, dan trikloroasetat, podofilin resin,
podofilox, asam salisilat, dan sinecatechin.

You might also like