Professional Documents
Culture Documents
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
hlm. 250-255
Info Artikel:
Diterima01/01/2013
Direvisi12/01/2013
Dipublikasikan 01/03/2013
Jumail
Abstract: Seeing to the accident happened in the field, the professional competence of school
counselors was not optimal yet. It was seen that many of them were not Strata 1 (S1) of guidance and
counseling. In fact, they did not have competence such as the knowledge of concept and technique in
giving counseling to students. As an effect of the problem, the students did not like to share their
problem to the school counselors. The purpose of the research did not only describe the professional
competence in perspective of school counselors but also see the role of professional competence of
school counselors against the service of guidance and counseling that was given to the student. This
research used quantitative method with descriptive approaches. Next, the instruments of the
research were close questionnaire and interview. The questionnaire used the model of Likert scale
and for the interview, the data was analyzed to use the percentage techniqu. The result of this
research explained that the professional competence of school counselors related. in middle
category. Besides, the research could be a basic for the next research with focusing on one of
variable.
1
Jumail, Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang ,
250
©2013 oleh Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
251
X = ∑ Xi kesadaran dan 56 6
N komitmen
Setelah itu akan di deskripsikan secara terhadap etika
naratif dengan merujuk kepada pengkategorian profesional (14)
sebagai berikut: Menguasai
Tabel 1: Pengkategorian konsep dan
Kategori Rumusan praksis 2225 274
7 S
Sangat Tinggi ≥ (ST – I) penelitian dalam 07 7
Tinggi (ST – 2.I) – (ST – I) bimbingan dan
konseling (9)
Sedang (ST – 3.I) – ST – 2.I)
2007 247
Rendah (ST – 4.I) – (ST – 3.I) Jumlah
666 86 S
Sangat Rendah ≤ (ST – 4.I)
Keterangan:
Dari hasil rekapitulasi di atas dapat
I = (ST-SR) : 5
diketahui bahwa secara keseluruhan skor ideal
ST = Skor Tertinggi
adalah sebesar 30375, skor tertinggi 30145, skor
SR = Skor Terendah
terendah 18507, skor total 2007666, dengan skor
rata-rata pencapaian sebesar 24786. Dengan
demikian skor capaian responden berdasarkan
HASIL
indikator untuk variabel kompetensi profesional
Seteleh dilakukan pengumpulan data.
berada pada kategori sedang.
Maka hasil yang dapat di deskripsikan adalah
sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Tabel 2: Rekapitulasi distribusi Frekuensi
Berdasarkan hasil temuan penelitian di
Kompetensi Profesional Konselor Sekolah di
atas diperoleh keterangan bahwa kompetensi
SMA Negeri Se-Kota Padang Berdasarkan
profesional dalam perspektif konselor sekolah di
Indikator
SMA Negeri Se-Kota Padang berada dalam
(N = 81)
kategori sedang.
Skor Berdasarkan hasil analisa data yang
Rat peneliti lakukan diketahui bahwa kompetensi
N Indikator a- konselor sekolah dalam menguasai konsep dan
Total Ket
o Kompetensi rat praksis asesmen untuk memahami kondisi,
a kebutuhan, dan masalah konseli berada dalam
Menguasai kategori sedang. Penguasaan konsep dan praksis
konsep dan asesmen yang belum optimal ini disebabkan
praksis asesmen karena konselor sekolah belum sepenuhnya
untuk memahami 4837 597 mampu melakukan berbagai teknik asesmen
1 S
kondisi, 32 2 dalam mengidentifikasi masalah siswa seperti
kebutuhan, dan menggunakan AUM UMUM, AUM PTSDL,
masalah konseli dan Tes Inteligensi dalam memberikan
(18) pelayanan.
Menguasai Hal ini sejalan dengan apa yang
kerangka teoretik dikatakan Suherman, dkk (2008:47) asesmen
2966 366
2 dan praksis S dilakukan untuk menggali dinamika dan faktor
22 2
bimbingan dan penentu yang mendasari munculnya masalah.
konseling (11) Hal ini sesuai dengan tujuan asesmen dalam
Merancang bimbingan dan konseling, yaitu mengumpulkan
program 2438 301 informasi yang memungkinkan bagi konselor
3 S
Bimbingan dan 10 0 untuk menentukan masalah dan memahami latar
Konseling (9) belakang serta situasi yang ada pada diri siswa.
Mengimplementa Asesmen yang dilakukan sebelum pelayanan
sikan program diberikan dapat memberi informasi yang bisa
1637 202
4 Bimbingan dan S digunakan untuk mengatasi masalah dan
01 1
Konseling yang memenuhi kebutuhan siswa.
komprehensif (6) Menurut Prayitno (1999:197)
Menilai proses pemahaman tentang siswa merupakan titik tolak
dan hasil kegiatan 2185 269 upaya pemberian bantuan terhadap siswa.
5 S
Bimbingan dan 38 8 Pemahaman tersebut tidak hanya sekedar
Konseling (8) mengenal diri siswa, melainkan lebih jauh lagi,
6 Memiliki 3787 467 S yaitu pemahaman yang menyangkut latar