BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum
publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah (BPJS, 2014).
Pelayanan kesehatan di era JKN dilaksanakan secara berjenjang
dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat di berikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat darurat dan kekhususan permasalahan kesehatan pasien. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan (BPJS, 2015).
Pemanfaatan pelayanan kesehatan melalui fasilitas kesehatan yang
bermitra dengan BPJS Kesehatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik untuk pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL). Salah satu permasalahan dalam pelayanan kesehatan yang bermitra dengan BPJS ini adalah tingginya jumlah kunjungan ke FKTRL namun rendahnya rujuk balik pasien ke FKTP. Laporan BPJS menyatakan bahwa jumlah rujukan pasien yang dirujuk ke FKRTL pada tahun 2015 ada sebanyak 11,9 juta kunjungan dengan tingkat rasio rujukan 11,87%. Artinya dari 100 kunjungan ke FKTP ada sebanyak 12 pasien yang kemudian di rujuk ke FKRTL. Dalam penanganan kondisi pasien yang stabil, BPJS kesehatan memiliki program Pelayanan Rujuk Balik (PRB) yang menjadi program unggulan BPJS Kesehatan, PRB dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan serta memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis,sehingga tidak terjadi penumpukan di FKRTL. Pelayanan Program Rujuk Balik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di Faskes Tingkat Pertama atas rekomendasi/ rujukan dari Dokter Spesialis/ Sub Spesialis yang merawat. Kondisi terkontrol/ stabil adalah suatu kondisi dimana penderita penyakit kronis berdasarkan diagnosis mempunyai parameter yang stabil sesuai dengan yang ditetapkan oleh dokter Spesialis/ Sub Spesialis (BPJS, 2015). Pelayanan PRB ini juga menguatkan peran FKTP yang mampu menangani 155 diagnosa penyakit sesuai dengan Kompetensi Dokter Umum yang dapat ditangani di FKTP, sehingga para peserta JKN tidak perlu lagi berobat langsung ke rumah sakit, karena di FKTP pun sudah bisa ditangani. Namun tidak menutup kemungkinan pada kasus-kasus tertentu dapat langsung berobat ke rumah sakit dengan mempertimbangkan time(lama perjalanan penyakitnya), age(usia pasien), complication(komplikasi penyakit/tingkat kesulitan), comorbidity(penyakit penyerta), and condition(kondisi fasilitas kesehatan) (BPJS, 2015). Program Rujuk Balik diberikan kepada penderita penyakit kronis seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsy, stroke, schizophrenia, dan Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang sudah terkontrol atau stabil, namun masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan dalam jangka panjang (BPJS, 2015).