Professional Documents
Culture Documents
Riwayat perdarahan, misalnya ulcus, haemoroid, penyakit ginjal, penyakit hati, Ca, infeksi
kronis, adanya angina.
Penurunan BB.
Mual muntah.
Penurunan latihan.
Gatal-gatal.
Metrokhagia.
2. Diagnosa Keperawatan
2.3. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d hypoxemia jaringan, bed rest, imobilisasi.
2.4. Ketidakmampuan merawat diri b.d kelemahan dan kelelahan karena penurunan oksigen
dalam darah.
2.5. Perubahan pola eliminasi : konstipasi atau diare b.d perubahan intake dan perubahan dalam
digestif efek samping obat.
2.6. Risiko tinggi infeksi b.d pertahanan sekunder yang tidak adekuat seperti penurunan Hb,
leucopeni.
3. Perencanaan
Rencana Tindakan :
Monitor dan catat tanda hypoxemia seperti kelemahan, kelelahan, dam confusi.
R/ Mengetahui lebih dini tanda hypoxemia dan menolong memberi intervensi selanjutnya.
Monitor AGD.
Monitor Hb.
R/ Mengurangi dispnea.
Ajarkan pasien tentang diet dan hubungan diet dan hubungan dengan penyakitnya.
3.3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d hypoxemia jaringan, bedrest, imobilisasi.
Rencana Tindakan :
Kaji kulit pasien terhadap adanya kemerahan dan indurasi.
R/ Penekanan pada daerah tertentu akan menghambat sirkulasi dan hypoxemia jaringan.
R/ Mencegah infeksi.
R/ Merangsang sirkulasi.
3.4. Ketidakmampuan merawat diri b.d kelemahan, kelelahan karena penurunan oksigen di dalam
darah.
Rencana Tindakan :
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas harian tanpa ada keluhan, kelemahan,
fatigue, kesulitan beraktifitas.
R/ Intervensi selanjutnya.
R/ Indikasi dari hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan nausea/muntah,
resiko perlukaan.
3.5. Perubahan pola eliminasi : konstipasi/diare b.d penurunan intake, perubahan dalam digestif
efek samping obat.
Rencana Tindakan :
Konsultasi dengan ahli diet untuk pemberian diet seimbang tinggi serat.
3.6. Resiko tinggi b.d pertahanan sekunder yang tidak adekuat seperti Hb, leukopeni.
Rencana Tindakan :
Kembangkan cara mencuci tangan yang benar dalam memberikan perawatan kepada pasien.
Berikan perawatan kulit, mulut dan perianal secara teliti dan cermat.
4. Perencanaan Pulang
4.1. Pemeliharaan nutrisi yang adekuat yaitu mengkonsumsi makanan bergizi seperti
mengandung asam folat dan vitamin B12 contoh : sayur-sayuran berwarna hijau; bayam,
tempe, hati, ginjal, atau suplemen tambahan dan lain sebagainya.
4.3. Mencegah adanya komplikasi dengan segera minta bantuan kesehatan terdekat.
C. PATOFLOWDIAGRAM
Nutrisi <<<
- Trauma
- Penyakit (leukimia, gastritis)
- Herediter
- Menstruasi
DP VI.
Risti Infeksi
Konsentrasi Hb terganggu
Transportasi
O2 dan CO2
terganggu
Hypoxia jaringan
Gelisah dan
sakit kepala
Diaporesis
Tachicardia
Sesak napas
Shock
Anoxia Jaringan
Asidosis Metabolik
DP I.
Hypoxemia
DP IV.
Aktivitas
DP III.
Risti Inte-gritas kulit
Transportasi
Makanan menurun
Gangguan saluran
cerna
Anoreksia
Nausea
Stomatitis
Diare
Konstipasi
DP II. Nutrisi
DP V. Eliminasi
BAB III
PENGAMATAN KASUS
Pasien bernama Ny. V berusia 19 tahun, beragama Islam, masuk RS Sint. Carolus pada
tanggal 9 Januari 2004 dengan diagnosa medik Anemia + GE, pasien masuk melalui UGD.
Alasan pasien masuk rumah sakit dan mencari perawatan adalah diare, mual, muntah,
panas dingin, pusing dan berkunang-kunang lalu penglihatan gelap lalu pasien memeriksakan
diri ke UGD dan dianjurkan untuk dirawat oleh dr.Eddy.
Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, observasi tanda-tanda
vital : TD : 100/70 mmHg, N : 76 x/menit, HR : 80 x/menit, Suhu: 36 oC. pernapasan : 22
x/menit. Pasien mengatakan sudah tidak diare, mual ada, pusing dan berkunang-kunang ada
kadang-kadang dan berkeringat. TB: 162 cm, BB: 45 kg, IMT : 17,2. Kesimpulan berat badan
berkurang. Pasien mengatakan bila duduk dan langsung berdiri kepala pusing, kunang-
kunang dan gelap. Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit anemia.
Dalam hasil pemeriksaan diagnostik pada tanggal 9 Januari 2004: Hb: 8,9 g/dl (12,0-
18,0 g/dl), Ht: 28% (37-52%), leukosit : 7200 /ul (4.800 – 10.800 /ul), trombosit : 420.000 /ul
(150.000-450.000 /ul). Tanggal 10 Januari 2004 : Si: 7,9 ug/dl (38-148 ug/dl), T, BC: 286
ug/dl (248-419 ug/dl), retikulosit : 8% (5-12%), membran darah tepi: kesan GDT sesuai
dengan anemia mikrositik.
Terapi yang digunakan adalah New Diatab 3x2 tab, imodium 1x1 tab, Danaflox 3x200
mg, Wiacid 2x1, dan Sotatic 2x1 amp. Diit yang diberikan diit lunak. Dari hasil pengamatan
terdapat 3 masalah yaitu : perubahan nutrisi, resiko tinggi hipoxemia dan ketidakefektifan
regimen terapeutik. Perencanaan dan pelaksanaan adalah pemberian terapi medik sesuai
dosis, memberi penyuluhan untuk informasi pasien. Evaluasi yang didapat dari pelaksanaan
yang dilakukan ialah pengetahuan pasien bertambah, dan kebutuhan nutrisi masih belum
teratas sebelumnya.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
1. Pengkajian
Sampai dengan akhir pengamatan penulis menyimpulkan bahwa anemia yang diderita
Ny. V disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi seperti
sayuran hijau dan riwayat gastritis yang dideritanya, pasien suka makanan yang pedas, dan
jarang makan hati.
Berdasarkan hasil laboratorium terdapat penurunan sel darah merah : Hb: 8,9 g/dl (12-
18 g/dl), Ht: 28% (37-52%), membran darah tepi.
Pada tanda dan gejala tidak ditemukan dispnea, kelelahan, mual, pusing, mata
berkunang-kunang mulai berkurang.
2. Diagnosa Keperawatan
Tidak terjadi karena pasien sudah dapat memenuhi kebutuhannya dan bila lelah pasien
istirahat di tempat tidur.
b. Perubahan pola eliminasi : konstipasi atau diare b.d perubahan intake dan
perubahan dalam digestif efek samping obat.
Tidak terjadi karena pasien sudah mendapat therapi New Diatab 3x2 tab, Imodium 1x1 tablet.
Sehingga pada saat pengkajian perubahan eliminasi : diare sudah tidak terjadi.
c. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d hypoxemia jaringan, bed rest,
imobilisasi.
d. Resiko tinggi infeksi b.d pertahanan sekunder yang tidak adekuat seperti
penurunan Hb, leukopeni.
3. Perencanaan
4. Evaluasi