You are on page 1of 16

Pengkajian

1.1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

 Adanya kelelahan, sakit kepala, adanya keluhan kedinginan.

 Riwayat perdarahan, misalnya ulcus, haemoroid, penyakit ginjal, penyakit hati, Ca, infeksi
kronis, adanya angina.

 Adanya riwayat pengobatan.

 Riwayat terkena zat kimia, seperti radiasi.

 Kaji riwayat keturunan seperti anemia thalasemia.

1.2. Pola nutrisi metabolik

 Penurunan BB.

 Kurang nafsu makan.

 Mual muntah.

 Adanya gangguan dalam mulut, tidak selera makan.

 Kelainan rasa pengecapan.

1.3. Pola eliminasi

 Adanya konstipasi dan diare.

 Adanya kembung, peningkatan peristaltik usus.

 Penurunan pengeluaran urine.


 Adanya perdarahan di feses dan urine.

1.4. Pola aktivitas dan latihan

 Adanya kelelahan dan toleransi beraktifitas.

 Kelemahan, kelelahan, malaise.

 Penurunan latihan.

 Kebutuhan istirahat dan tidur bertambah.

1.5. Pola persepsi kognitif

 Adanya sakit kepala, pusing.

 Ada rasa baal di tangan dan kaki.

 Operasi besar seperti splenectomi, pengangkatan prostat.

 Nyeri dada dan tulang.

 Adanya gangguan penglihatan dan pendengaran.

 Gatal-gatal.

 Hipersensitif terhadap dingin.

1.6. Pola reproduksi dan seksualitas

 Adanya penurunan libido.

 Perubahan siklus menstruasi menorhagia, amenorhoe.


 Impoten.

 Metrokhagia.

 Perdarahan pada sebelum dan sesudah partus.

2. Diagnosa Keperawatan

2.1. Hypoxemia b.d kekurangan oksigen dalam sel darah merah.

2.2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia.

2.3. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d hypoxemia jaringan, bed rest, imobilisasi.

2.4. Ketidakmampuan merawat diri b.d kelemahan dan kelelahan karena penurunan oksigen
dalam darah.

2.5. Perubahan pola eliminasi : konstipasi atau diare b.d perubahan intake dan perubahan dalam
digestif efek samping obat.

2.6. Risiko tinggi infeksi b.d pertahanan sekunder yang tidak adekuat seperti penurunan Hb,
leucopeni.

3. Perencanaan

3.1. Hypoxemia b.d kekurangan oksigen dalam sel darah merah.

Hasil yang diharapkan :

 Oksigen dalam sel darah merah terpenuhi.

 Tidak terjadi cyanosis.

Rencana Tindakan :

 Berikan posisi semifowler.


R/ Meningkatkan ekspansi paru.

 Monitor dan catat tanda hypoxemia seperti kelemahan, kelelahan, dam confusi.

R/ Mengetahui lebih dini tanda hypoxemia dan menolong memberi intervensi selanjutnya.

 Kaji konjungtiva dan tanda-tanda cyanosis.

R/ Untuk mengetahui tanda-tanda kekurangan oksigen.

 Kaji pernapasan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.

R/ Kemungkinan timbulnya dispnea dan tachipnea.

 Berikan oksigen sesuai program medik.

R/ Meningkatkan suplai oksigen karena hipoksia.

 Monitor AGD.

R/ Penurunan pH dan tanda hipoksemia.

 Monitor Hb.

R/ Menentukan kapasitas anemia.

 Ajarkan teknik relaksasi dan napas efektif.

R/ Mengurangi dispnea.

3.2. Kekurangan nutrisi b.d anoreksia tidak nafsu makan.

Hasil yang diharapkan :

 Pasien mampu menghabiskan makanan 1 porsi.

 Tidak terjadi penurunan berat badan.

 Tidak terjadi dehidrasi.


Rencana Tindakan :

 Jaga higiene mulut sesudah dan sebelum makan.

R/ Memberi rasa nyaman dan meningkatkan nafsu makan.

 Observasi kelainan di lidah, mulut dan oesofagus.

R/ Stomatitis dan glositis dan kemungkinan terjadi anemia.

 Beri diit lunak pada kelainan mulut.

R/ Untuk mencegah iritasi lebih lanjut.

 Beri vitamin dan mineral sesuai pesan dokter.

R/ Untuk meningkatkan absorbsi dan metabolisme.

 Ajarkan pasien tentang diet dan hubungan diet dan hubungan dengan penyakitnya.

R/ Meningkatkan kooperatif pasien untuk menaati diet.

 Catat porsi makan yang dihabiskan.

R/ Memberi masukan dan jumlah kalori.

 Timbang berat badan tiap hari.

R/ Perubahan berat badan membantu perubahan nutrisi.

3.3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d hypoxemia jaringan, bedrest, imobilisasi.

Hasil yang diharapkan :

 Kerusakan integritas kulit tidak terjadi.

Rencana Tindakan :
 Kaji kulit pasien terhadap adanya kemerahan dan indurasi.

R/ Penekanan pada daerah tertentu akan menghambat sirkulasi dan hypoxemia jaringan.

 Kaji kebersihan kulit.

R/ Mencegah infeksi.

 Berikan posisi selang seling tiap 2 jam.

R/ Memperlancar sirkulasi darah dan mencegah penekanan.

 Ajarkan latihan ROM

R/ Merangsang sirkulasi.

3.4. Ketidakmampuan merawat diri b.d kelemahan, kelelahan karena penurunan oksigen di dalam
darah.

Hasil yang diharapkan :

 Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi.

 Kelelahan, kelemahan tidak terjadi lagi.

Rencana Tindakan :

 Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas harian tanpa ada keluhan, kelemahan,
fatigue, kesulitan beraktifitas.

R/ Intervensi selanjutnya.

 Dekatkan kebutuhan pasien seperti air, tissue, bel.

R/ Mengurangi kebutuhan pasien sesuai tingkat kemampuan pasien.

 Anjurkan pasien untuk mobilisasi secara bertahap.

R/ Membantu mempercepat pasien kooperatif.


 Ubah posisi pasien secara bertahap dan monitor dizziness.

R/ Indikasi dari hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan nausea/muntah,
resiko perlukaan.

3.5. Perubahan pola eliminasi : konstipasi/diare b.d penurunan intake, perubahan dalam digestif
efek samping obat.

Hasil yang diharapkan :

 Pola eliminasi normal.

 Konstipasi tidak terjadi.

Rencana Tindakan :

 Observasi feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.

R/ Mengidentifikasi penyebab atau faktor yang menunjang intervensi selanjutnya.

 Auskultasi bising usus.

R/ Bising usus meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.

 Monitor dan laporkan intake output per oral.

R/ Dapat menunjukkan dehidrasi, kehilangan cairan berlebihan atau tambahan dalam


mengidentifikasi defisiensi.

 Konsultasi dengan ahli diet untuk pemberian diet seimbang tinggi serat.

R/ Makanan tinggi serat mempertahankan enzim pencernaan dan penyerapan cairan.

3.6. Resiko tinggi b.d pertahanan sekunder yang tidak adekuat seperti Hb, leukopeni.

Hasil yang diharapkan :


 Infeksi tidak terjadi.

Rencana Tindakan :

 Kembangkan cara mencuci tangan yang benar dalam memberikan perawatan kepada pasien.

R/ Mencegah infeksi silang.

 Pertahankan tehnik aseptik sesuai dengan prosedur atau pengobatan luka.

R/ Mengurangi resiko infeksi bakterial.

 Berikan perawatan kulit, mulut dan perianal secara teliti dan cermat.

R/ Mengurangi resiko kerusakan integritas kulit atau jaringan dan infeksi.

 Monitor temperatur atau suhu, catat bila ada kedinginan, takikardia.

R/ Akibat dari infeksi yang membutuhkan tindakan.

4. Perencanaan Pulang

Perencanaan pulang pada pasien yang anemia adalah :

4.1. Pemeliharaan nutrisi yang adekuat yaitu mengkonsumsi makanan bergizi seperti
mengandung asam folat dan vitamin B12 contoh : sayur-sayuran berwarna hijau; bayam,
tempe, hati, ginjal, atau suplemen tambahan dan lain sebagainya.

4.2. Istirahat dan toleransi terhadap aktivitas.

4.3. Mencegah adanya komplikasi dengan segera minta bantuan kesehatan terdekat.
C. PATOFLOWDIAGRAM

Nutrisi <<<

Penurunan Fe, As. Folat, Vit. B12

Gangguan produksi eritrosit

- Trauma
- Penyakit (leukimia, gastritis)
- Herediter
- Menstruasi

Perdarahan dan peningkatan penghancuran


eritrosit

DP VI.
Risti Infeksi
Konsentrasi Hb terganggu

Transportasi
O2 dan CO2
terganggu

Hypoxia jaringan
 Gelisah dan
sakit kepala
 Diaporesis
 Tachicardia
 Sesak napas

Shock

Anoxia Jaringan

Asidosis Metabolik
DP I.
Hypoxemia

DP IV.
Aktivitas

DP III.
Risti Inte-gritas kulit

Transportasi
Makanan menurun

Gangguan saluran
cerna
 Anoreksia
 Nausea
 Stomatitis
 Diare
 Konstipasi

DP II. Nutrisi

DP V. Eliminasi
BAB III

PENGAMATAN KASUS
Pasien bernama Ny. V berusia 19 tahun, beragama Islam, masuk RS Sint. Carolus pada
tanggal 9 Januari 2004 dengan diagnosa medik Anemia + GE, pasien masuk melalui UGD.

Alasan pasien masuk rumah sakit dan mencari perawatan adalah diare, mual, muntah,
panas dingin, pusing dan berkunang-kunang lalu penglihatan gelap lalu pasien memeriksakan
diri ke UGD dan dianjurkan untuk dirawat oleh dr.Eddy.

Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, observasi tanda-tanda
vital : TD : 100/70 mmHg, N : 76 x/menit, HR : 80 x/menit, Suhu: 36 oC. pernapasan : 22
x/menit. Pasien mengatakan sudah tidak diare, mual ada, pusing dan berkunang-kunang ada
kadang-kadang dan berkeringat. TB: 162 cm, BB: 45 kg, IMT : 17,2. Kesimpulan berat badan
berkurang. Pasien mengatakan bila duduk dan langsung berdiri kepala pusing, kunang-
kunang dan gelap. Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit anemia.

Dalam hasil pemeriksaan diagnostik pada tanggal 9 Januari 2004: Hb: 8,9 g/dl (12,0-
18,0 g/dl), Ht: 28% (37-52%), leukosit : 7200 /ul (4.800 – 10.800 /ul), trombosit : 420.000 /ul
(150.000-450.000 /ul). Tanggal 10 Januari 2004 : Si: 7,9 ug/dl (38-148 ug/dl), T, BC: 286
ug/dl (248-419 ug/dl), retikulosit : 8% (5-12%), membran darah tepi: kesan GDT sesuai
dengan anemia mikrositik.

Terapi yang digunakan adalah New Diatab 3x2 tab, imodium 1x1 tab, Danaflox 3x200
mg, Wiacid 2x1, dan Sotatic 2x1 amp. Diit yang diberikan diit lunak. Dari hasil pengamatan
terdapat 3 masalah yaitu : perubahan nutrisi, resiko tinggi hipoxemia dan ketidakefektifan
regimen terapeutik. Perencanaan dan pelaksanaan adalah pemberian terapi medik sesuai
dosis, memberi penyuluhan untuk informasi pasien. Evaluasi yang didapat dari pelaksanaan
yang dilakukan ialah pengetahuan pasien bertambah, dan kebutuhan nutrisi masih belum
teratas sebelumnya.
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan studi kepustakaan dari berbagai literatur dan dilakukan pengamatan


langsung terhadap pasien Ny. V dengan anemia, penulis mencoba membandingkan antara
teori dengan kasus yang ada.

1. Pengkajian

Sampai dengan akhir pengamatan penulis menyimpulkan bahwa anemia yang diderita
Ny. V disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi seperti
sayuran hijau dan riwayat gastritis yang dideritanya, pasien suka makanan yang pedas, dan
jarang makan hati.

Berdasarkan hasil laboratorium terdapat penurunan sel darah merah : Hb: 8,9 g/dl (12-
18 g/dl), Ht: 28% (37-52%), membran darah tepi.

Kesan : GDT sesuai dengan anemia mikrositik.

Pada tanda dan gejala tidak ditemukan dispnea, kelelahan, mual, pusing, mata
berkunang-kunang mulai berkurang.
2. Diagnosa Keperawatan

Masalah yang ditemukan pada pasien yaitu :

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual.


b. Resiko hipoxemia b.d kekurangan oksigen dalam sel darah merah.

Sedangkan diagnosa yang tidak terjadi yaitu :

a. Ketidakmampuan merawat diri b.d kelemahan dan kelelahan karena penurunan


oksigen dalam darha.

Tidak terjadi karena pasien sudah dapat memenuhi kebutuhannya dan bila lelah pasien
istirahat di tempat tidur.

b. Perubahan pola eliminasi : konstipasi atau diare b.d perubahan intake dan
perubahan dalam digestif efek samping obat.

Tidak terjadi karena pasien sudah mendapat therapi New Diatab 3x2 tab, Imodium 1x1 tablet.
Sehingga pada saat pengkajian perubahan eliminasi : diare sudah tidak terjadi.

c. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d hypoxemia jaringan, bed rest,
imobilisasi.

Tidak terjadi karena pasien sudah mobilisasi mandiri.

d. Resiko tinggi infeksi b.d pertahanan sekunder yang tidak adekuat seperti
penurunan Hb, leukopeni.

Tidak ditemukan karena pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan Hb dan Ht


sementara leukosit dan trombosit dalam nilai normal.
Sedangkan ada diagnosa yang diangkat penulis tapi tidak ada dalam literatur yaitu
ketidakefektifan regimen terapeutik b.d informasi tentang pengobatan, tanda gejala,
penyebab penyakit.

3. Perencanaan

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada Ny. V dilakukan sesuai dengan


rencana keperawatan. Intervensi dapat dilakukan dan tidak menemukan hambatan yang
berarti karena tersedianya fasilitas dan kerja sama yang baik antara perawat dengan pasien.
Dalam pelaksanaan diutamakan penyuluhan kembali tentang penyakitnya dan penyebabnya
agar tidak terulang lagi.

4. Evaluasi

Setelah dilakukan pelaksanaan, evaluasi semua belum dapat tercapai karena


keterbatasan waktu dalam pelaksanaan dan pelaksanaannya dibutuhkan ketaatan terhadap diit
untuk mengurangi terjadinya penyakit yang sama dan tidak terjadi komplikasinya.

You might also like