You are on page 1of 6

Jurnal EpidemiologinKesehatan Komunitas

JEK
3 (1),2018,1 - 6

K Beberapa Faktor Risiko Kejadian Penyakit Ginjal Kronik (PGK)


Stadium V pada Kelompok Usia Kurang dari 50 Tahun
(Studi di RSUD dr.H.Soewondo Kendal dan RSUD dr.Adhyatma,MPH Semarang)
Ariyanto*,Suharyo Hadisaputro**,Lestariningsih***,Sakundarno Adi****,Selamat Budijitno***
*
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang,**Politeknik Kesehatan Semarang
***
Fakultas Kedokteran Undip,****Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip

ABSTRACT

Background : Chronic Kidney Disease (CKD) stage V is an end-stage chronic kidney disease
characterized by glomerular filtration rate less than 15 mL /min /1.73 m2 and require dialysis
therapy. The purpose of this study to prove risk factors the occurrence of CKD Vin the age group
of less than 50 years.
Method : This study was a mixed method, case-control studies design werereinforced with
indepht interview. Total respondents were 124 (62 cases and 62 controls) that taken by
consecutive sampling. Research instrument was a questionnaire interview. Data analysis using
univariate, bivariate (chi-square) and multivariate (logistic regression).
Result : The variables that proved to be a risk factor for CKD V in the age group of less than 50
years weresupplement energy drink consumption > 4 times/week (p=0.038; 95%CI = 1.063-
7.944; OR=2.905), smoking ≥ 10 ciggarets/day (p=0.011; 95%CI=1.384-11.920; OR=4.061), and
herbal medicine consumption > 4 times/week (p=0.007; 95%CI=1.431-9.949; OR=3.773).
Variables that not provedwere the consumption of coffee, supplements of vitamin C, soft drinks,
alcohol, and NSAIDs. Qualitative results stated that the respondents consumed energy drink
supplements to increase their stamina, smoke because it has become a habit, and consume herbal
medicinesbecause seen more natural and cure the sciatica fastly.
Conclusion : Risk factors for the occurrence of CKD V in the age group of less than 50 years
were the supplement energy drink consumption> 4 times/week, smoking ≥ 10 ciggarets/day, and
the consumption of herbal medicine> 4 times/week.
Keywords : PGK V;risk factors;age less than 50 years;the energy supplement
drink; smoke.

*Penulis korespondensi : ariyanto_19@yahoo.com


Pendahuluan filtrasi ginjal kurang dari 15 ml/menit/1,73
m2 dan memerlukan terapi dialisis.1 Pada
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) stadium derajat awal, penyakit ginjal kronik belum
V merupakan Penyakit Ginjal Kronik menimbulkan gejala dan tanda, bahkan laju
stadium akhir yang ditandai dengan laju filtrasi glomerulus sebesar 60% pasien
©2018, JEKK, All Right Reserved
Ariyanto et al., JEKK. 2 (1), 2018 2

masih asimtomatik tapi sudah terjadi dikendalikan untuk mencegah progresivitas


peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. menuju PGK stadium V.
Kelainan secara klinis dan laboratorium baru
terlihat dengan jelas pada stadium 3 atau 4.2 Metode
Penyakit ginjal kronik menjadi masalah
Penelitian ini merupakan penelitian mix
besar dunia karena sulit disembuhkan, biaya
method yaitu penggabungan penelitian
perawatan dan pengobatannya yang
secara observasion alanalitik dengan metode
terhitung mahal.3 Prevalensi pasien PGK V
penelitian kasus kontrol (case-control)
di dunia pada tahun 2014 cukup tinggi yaitu
ditunjang dengan penelitian kualitatif.8
sebanyak 0,13% (sekitar 10 juta jiwa), dari
Penelitian dengan desain kasus kontrol
jumlah tersebut sekitar 40% diantaranya
untuk mengkaji hubungan antara efek
berada pada usia kurang dari 50 tahun. 4
tertentu dengan faktor risiko tertentu. Kasus
Prevalensi PGK V di Indonesia sebanyak
adalah pasien PGK V yang menjalani
0,08% (sekitar 200.000 orang), 48%
hemodialisis dan kontrol adalah pasien PGK
diantaranya berusia kurang dari 50 tahun. 5
stadium awal.1,2 Penelitian kualitatif
Jumlah kematian akibat PGK di dunia yaitu
dilakukan dengan teknik indepht interview.
sekitar 850.000 orang setiap tahunnya.
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Angka kematian PGK stadium V dapat
Mei-Juli 2016. Populasi kasus adalah semua
mencapai 100% jika tidak dilakukan terapi
pasien PGK V yang menjalani hemodialisis
pengganti ginjal, sedangkan angka kematian
di RSUD dr. Soewondo Kendal dan RSUD
PGK stadium Vsecara umum yang
dr.Adhyatma, MPH, Semarang. Populasi
menjalani hemodialisis pada tahun pertama
kontrol adalah pasien PGK awal yang
yaitu sekitar 10%, dan meningkat pada
berobat di kedua RS tersebut. Besar sampel
tahun-tahun berikutnya.4 Secara fisiologis,
dalam penelitian ini adalah 62 kasus dan 62
mulai usia 50 tahun ginjal akan mengalami
kontrol dan metode pengambilan sampel
penurunan fungsi cukup signifikan akibat
yang digunakan adalah dengan cara
berkurangnya jumlah nefron yaitu sekitar
consecutive sampling dimana setiap pasien
20%.6 Selain itu adanya penyakit degeneratif
PGK yang memenuhi kriteria penelitian
sebagai faktor risiko terkuat penyebab PGK
dimasukkan dalam penelitian sampai kurun
stadium V yaitu hipertensi dan diabetes
waktu tertentu, sehingga jumlah sampel
mellitus paling banyak diderita pada
yang diperlukan terpenuhi.
kelompok usia 50 tahun ke atas. 7 Jika
Wawancara mendalam dilakukan
kejadian penyakit ginjal kronik terjadi pada
terhadap 10% dari kasus dan kontrol yang
usia yang lebih dini maka dimungkinkan
dipilih secara acak sederhana. Kriteria
karena gaya hidup yang tidak sehat terutama
inklusi kasus adalah pasien PGK V yang
yang berkaitan dengan kebiasaan konsumsi
menjalani hemodialisis di unit hemodialisis
zat-zat tertentu yang bersifat nefrotoksik.6
RSUD dr.H.Soewondo Kabupaten Kendal
Faktor kebiasaan konsumsi minuman
dan RSUD dr. Adhyatma, MPH Semarang
atau zat tertentu yang diduga berhubungan
pada masa penelitian, berusia kurang dari 50
dengan kejadian PGK V yaitu kebiasaan
tahun, dan bersedia menjadi responden.
konsumsi kopi, minuman suplemen energi,
Kriteria eksklusi kasus yaitu pasien dalam
suplemen vitamin C, minuman bersoda/ soft
keadaan lemah atau tidak memungkinkan
drink, merokok, konsumsi obat AINS (Anti
untuk diwawancarai, PGK yang disebabkan
Inflamasi Non Steroid), dan obat herbal.
karena kelainan ginjal bawaan/kongenital,
Belum banyak penelitian tentang faktor
dan pasien pernah mendapatkan
kebiasaan konsumsi minuman atau zat
transplantasi ginjal.
tertentu terhadap kejadian PGK V pada
Variabel terikat dalam penelitian ini
kelompok usia kurang dari 50 tahun. Faktor
adalah kejadian PGK stadium V dan
tersebut merupakan faktor yang dapat
variabel bebas dalam penelitian ini terdiri
dari konsumsi kopi, minuman suplemen

©2018, JEKK, All Right Reserved


Ariyanto et al., JEKK. 2 (1), 2018 3

energi, suplemen vitamin C, minuman (p=0,000; OR=4,570), konsumsi alkohol


bersoda, alkohol, rokok, obat AINS (Anti (p=0,008; OR=6,471), merokok (p=0,001;
Inflamasi Non Steroid), dan obat herbal. OR=3,979), dan konsumsi obat herbal
Variabel confounding dalam penelitian ini (p=0,006; OR=3,009). Variabel confounding
yaitu umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, yang berhubungan dengan kejadian PGK V
riwayat DM, riwayat hipertensi, riwayat yaitu riwayat hipertensi (p=0,012;
Infeksi Saluran Kemih (ISK), riwayat Batu OR=2,510) dan riwayat batu saluran kemih
Saluran Kemih (BSK), riwayat hepatitis (p=0,036; OR=2,476).
B/C, dan riwayat hiperurisemia. Pengolahan Analisis regresi logistik untuk
dan analisis data dilakukan dengan system mengetahui variabel yang menjadi prediktor
komputer program SPSS for window terdiri terjadinya PGK V. Variabel yang dijadikan
dari analisis univariat, bivariat dan kandidat dalam uji regresi logistik ini adalah
multivariat. variabel dari hasil uji chi square dengan
nilai p<0,25. Ada 5 (lima) variabel yang
Hasil masuk dalam kandidat analisis regresi
logistik, yaitu konsumsi kopi, konsumsi
Pada Tabel 1. menunjukkan bahwa
minuman suplemen energi, konsumsi
tingkat pendidikan responden paling banyak
alkohol, merokok, dan konsumsi obat
yaitu tamat SMP sebanyak 41 responden
herbal. Sedangkan variabel confounding
(33,1%). Pekerjaan yang dimiliki responden
yang menjadi kandidat dan masuk dalam
paling banyak yaitu karyawan swasta
pemodelan multivariat yaitu riwayat
sebanyak 35 responden (28,2%). Hasil
hipertensi dan riwayat batu saluran kemih.
analisis bivariat berbagai variabel
independen dan confounding disajikan pada
Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisis Bivariat
Tabel 2. Pemodelan akhir faktor risiko
Variabel Independen dan Variabel
kejadian PGK V disajikan pada Tabel 3.
Confounding Terhadap Kejadian PGK V di
RSUD dr.H.Soewondo Kendal dan RSUD
Tabel 1. Karakteristik Responden Menurut dr.Adhyatma, MPH Semarang
Pendidikan dan Pekerjaan di RSUD
dr.H.Soewondo Kendal dan RSUD dr. Variabel p OR 95%CI
Adhyatma, MPH Semarang (n=124). Konsumsi 0,208* 1,705 0,739-
kopi ≥ 2 3,930
Variabel Kategori f % kali/hari
Tamat SD 36 29,0 Konsumsi 0,000** 4,570 1,971-
Tamat SMP 41 33,1 minuman 10,593
Pendidika
Tamat SMA 34 27,4 suplemen
n Tamat Perguruan 13 10,5 energi> 4
Tinggi kali/minggu
Buruh 20 16,1 Konsumsi 0,510 1,554 0,416-
Petani 11 8,9 suplemen 5,800
Wiraswasta 23 18,5 vitamin C>4
Karyawan Swasta 35 28,2 kali/minggu
Pekerjaan
Sopir 9 7,3 Konsumsi 0,409 1,585 0,528-
PNS/TNI/POLRI 6 4,8 minuman 4,757
TKI 6 4,8 bersoda>4
Tidak Bekerja 14 11,3 kali/minggu
Konsumsi 0,008** 6,471 1,370-
Hasil analisis bivariat, menunjukkan alkohol>4 30,553
bahwa variabel independen yang kali/minggu
berhubungan dengan kejadian PGK V yaitu Merokok≥ 0,001** 3,979 1,667-
10batang/ 9,497
konsumsi minuman suplemen energi
hari

©2018, JEKK, All Right Reserved


Ariyanto et al., JEKK. 2 (1), 2018 4

Konsumsi 0,347 1,562 0,614- 2,9, terdapat hubungan antara merokok ≥ 10


obat AINS 3,977 batang/hari dengan kejadian PGK V
>4 kali/ (OR=4,1), terdapat hubungan antara
minggu konsumsi obat herbal > 4 kali/minggu
Konsumsi 0,006** 3,009 1,343- dengan kejadian PGK V (OR=3,8), terdapat
obat herbal 6,745
hubungan antara riwayat hipertensi dengan
> 4kali/
minggu
kejadian PGK V (OR=4,7), dan terdapat
Variabel P hubungan antara riwayat batu saluran kemih
confounding
dengan kejadian PGK V (OR=3,8). Orang
Ada riwayat 0,012** 2,510 1,218- yang mengkonsumsi minuman suplemen
hipertensi 5,172 energi > 4 kali/minggu, merokok ≥ 10
Ada riwayat 0,036** 2,476 1,047-
batang/hari, konsumsi obat herbal > 4
5,858 kali/minggu, mempunyai riwayat hipertensi,
batu saluran
dan mempunyai riwayat batu saluran kemih,
kemih
memiliki probabilitas mengalami PGK V
sebesar 96,8%.
Tabel 3. Hasil Pemodelan Akhir Faktor
Risiko Kejadian PGK V di RSUD
Pembahasan
dr.H.Soewondo Kendal dan RSUD
dr.Adhyatma, MPH Semarang. Hasil analisis regresi logistik
menunjukkan bahwa orang yang
Variabel Koefisien p OR 95%CI mengkonsumsi minuman suplemen energi >
B 4 kali per minggu mempunyai risiko
Konsumsi 1,067 0.038 2,905 1,063- menderita PGK V sebesar 2,9 kali
minuman 7,944 dibandingkan orang yang mengkonsumsi
suplemen
minuman suplemen ≤ 4 kali per minggu.
energi> 4
kali/
Hasil ini selaras dengan penelitian di
minggu Yogyakarta dan Gresik yang menyatakan
Merokok ≥ 1,401 0,011 4,061 1,384- bahwa konsumsi minuman suplemen energi
10 batang/ 11,920 mempunyai hubungan yang signifikan
hari dengan kejadian PGK V.9,10
Konsumsi 1,328 0,007 3,773 1,431- Beberapa zat psikostimulan (seperti
obat herbal 9,949 taurin, amfetamin, kafein, ekstrak ginseng)
> 4 kali/ yang terdapat dalam minuman supelemen
minggu energi dapat memperberat kerja ginjal. Zat-
Ada 1,544 0,001 4,684 1,851- zat tersebut jika dikonsumsi dalam jangka
riwayat 11,853 waktu yang lama dapat mempersempit
hipertensi pembuluh darah arteri ke ginjal sehingga
Ada 1,322 0,017 3,789 1,266- darah yang menuju ke ginjal berkurang.
riwayat 11,341 Selain itu zat-zat lain yang terkandung
batu dalam minuman suplemen energi seperti
saluran pemanis buatan (pada umumnya
kemih menggunakan aspartam), pewarna buatan,
Constant -5,244 0,000 dan bahan pengawet, juga turut berperan
merusak organ ginjal.9,10
Hasil pemodelan akhir uji regresi Hasil analisis regresi logistik
logistik menunjukkan bahwa terdapat menunjukkan bahwa merokok 10 batang
hubungan antara konsumsi minuman atau lebih (≥10 batang) per hari, memiliki
suplemen energi > 4 kali/minggu dengan risiko menderita PGK V sebesar 4,1 kali
kejadian PGK V besar risiko atau nilai OR= lebih besar dibanding dengan orang yang

©2018, JEKK, All Right Reserved


Ariyanto et al., JEKK. 2 (1), 2018 5

merokok kurang dari 10 batang per hari. karena dipandang lebih alami dan cepat
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian mengatasi masalah pegal linu.
yang dilakukan oleh di Kulonprogo dan Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu
Ngawi. Efek merokok dapat meningkatkan potensi terjadi recall bias karena responden
pacuan simpatis yang akan berakibat pada mengandalkan ingatan, di mana pada
peningkatan tekanan darah, takikardi, dan kelompok kasus akan cenderung mengingat
penumpukan katekolamin dalam sirkulasi. faktor yang menyebabkan dia sakit, dan
Pada fase akut beberapa pembuluh darah kelompok kontrol cenderung tidak
juga sering mengalami vasokonstriksi mengingat faktor tersebut karena tidak
misalnya pada pembuluh darah koroner, menderita sakit. Selain itu dalam penelitian
sehingga pada perokok akut sering diikuti ini tidak dapat diketahui tentang zat spesifik
dengan peningkatan ketahanan pembuluh yang terkandung dalam obat herbal yang
darah ginjal sehingga terjadi penurunan laju berisiko menyebabkan PGK V serta tidak
filtrasi glomerulus dan fraksi filter.11,12 dapat diketahui berapa lama waktu yang
Hasil analisis regresi logistik diperlukan seseorang yang mengkonsumsi
menyatakan bahwa orang yang minuman suplemen energi, rokok, dan obat
mengkonsumsi obat herbal >4 kali per herbal untuk berisiko menderita PGK V.
minggu memiliki risiko 3,7 kali lebih besar
untuk menderita PGK V dibanding dengan Kesimpulan
orang yang mengkonsumsi obat herbal ≤ 4
kali per minggu. Hal ini sesuai dengan Faktor risiko yang terbukti berpengaruh
penelitian yang dilakukan oleh di Taiwan terhadap kejadian PGK stadium V pada
bahwa konsumsi obat herbal merupakan kelompok usia kurang dari 50 tahun adalah
salah satu faktor risiko kejadian PGK V.13 konsumsi minuman suplemen energi > 4
Banyak jenis produk herbal yang kali per minggu, Merokok ≥ 10 batang per
beredar di pasaran yang belum tentu aman hari, Konsumsi obat herbal > 4 kali per
dikonsumsi publik. Pengawasan terhadap minggu setelah dikendalikan dengan riwayat
obat herbal cenderung lebih longgar hipertensi dan riwayat batu saluran kemih.
daripada obat-obatan medis. Padahal dalam Hasil indepth interview responden
berbagai kasus penyelidikan banyak memberikan keterangan bahwa responden
ditemukan kandungan zat kimia berbahaya mengkonsumsi minuman suplemen energi
di dalam obat herbal yang dapat untuk meningkatkan stamina ketika bekerja,
membahayakan organ tubuh manusia, merokok karena sudah menjadi kebiasaan
terutama ginjal. Kandungan tersebut dapat sejak remaja, dan mengkonsumsi obat
berupa jenis logam berbahaya atau bahan herbal dipandang lebih alami dan cepat
kimia obat (BKO) yang mempunyai efek mengatasi keluhan pegal linu.
memperberat dan menurunkan fungsi
ginjal.13 Ucapan Terimakasih
Variabel yang diteliti dalam penelitian
Terimakasih kepada pihak RSUD dr. H.
ini namun tidak terbukti sebagai faktor
Soewondo Kendal dan RSUD dr. Adhyatma,
risiko PGK V yaitu konsumsi kopi,
MPH Semarang yang telah memberikan ijin
suplemen vitamin/mineral, minuman
penelitian.
bersoda, alkohol, dan obat AINS. Hasil
kualitatif melalui indepth interview
Daftar Pustaka
diperoleh keterangan bahwa bahwa
responden mengkonsumsi minuman
1. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In:
suplemen energi untuk meningkatkan
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
stamina, merokok karena sudah menjadi
Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar
kebiasaan, dan mengkonsumsi obat herbal
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

©2018, JEKK, All Right Reserved


Ariyanto et al., JEKK. 2 (1), 2018 6

Penyakit Dalam FKUI. 2007. p.570- Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,


597 edisi 4. Samarinda: Pustaka Pelajar
2. Sidabutar RP, Suhardjono, Kapojos Ofset. 2002. p.81-105
EJ. Penyakit Ginjal Kronik. In: 9. Hidayati T. Hubungan hipertensi
Soeparman, Waspadji S. Ilmu minuman suplemen energi dan
Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta: Balai merokok dengan kejadian penyakit
Penerbit FKUI. 1996. p.349-389 ginjal kronik yang menjalani
3. Adrogue HJ, Wesson DE. Blackwell’s Hemodialisis di RSU PKU
Basics of Medicine; Renal Failure. Muhammadiyah Yogyakarta. Studi
USA: Blackwell Science. 1995. p.50- Case Control. UGM. 2007.
97 10. Nugroho SHP. Hubungan Frekuensi
4. International Society of Nephrology. Konsumsi Suplemen Energi Dengan
Annual Data report. Kidney Stadium CKD di Ruang Hemodialisis
International Supplements (2015) 5,1; RSUD Ibnu Sina.Studi Cross
doi:10.1038/kisup. 2015 Sectional. Gresik. Stikes
5. Indonesian Renal Registry. 7th Report Muhammadiyah Lamongan. 2014
of Indonesia Renal Registri. 2015. 11. Pranandari R, Supadmi W. Faktor
Available: Risiko Penyakit Ginjal Kronik di Unit
https://.indonesianrenalregistry.org Hemodialisis RSUD Wates
(Accessed 1 Maret 2016) Kulonprogo. Studi Casecontrol.
6. Prakash S, O’Hare AM. Interaction of Yogyakarta. Fakultas Farmasi Ahmad
Aging and CKD. Semin Nephrol.2009. Dahlan. 2014
p.497-503 12. Restianika N. Faktor yang
7. Centers for Disease Control and Berhubungan dengan Kejadian Gagal
Prevention (CDC). National Chronic Ginjal Kronik di RSUD dr. Soeroto,
Kidney Disease Fact Sheet: General Ngawi. Studi Case Control. UNEJ.
Information and National Estimates 2014.
on Chronic Kidney Disease in the 13. Guh CY, Chen HC, Tsai JF, Chuang
United States, 2014. Atlanta, GA: US LY. Herbal Therapy Is Associated
Department of Health and Human With the Risk of CKD in Adults Not
Services, Centers for Disease Control Using Analgesics in Taiwan. American
and Prevention. 2014. Journal of Kidney Disease. 2007. 49
8. Bryman A. Penelitian Kuantitatif dan (5): 626-633
Kualitatif: Memandu Metode
14.

©2018, JEKK, All Right Reserved

You might also like