You are on page 1of 9

PANDUAN KAMAR ISOLASI

RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM

2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi/menular selalu menjadi masalah kesehatan di tanah air kita, hal ini di karenakan
belakangan ini telah terjadi peningkatan penyakit infeksi lama antara lain TB dan malaria.
Demikian juga munculnya penyakit baru, seperti HIV-AIDS, SARS, dan flu burung. Kemajuan
transportasi dan komunikasi membuat penyakit dapat berpindah dari suatu daerah atau Negara ke
Negara lain dalam waktu relatif singkat serta tidak mengenal batas wilayah.

Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Batam berperan sebagai pusat rujukan dalam
penatalaksanaan penyakit menular dan penyakit infeksi lainya di Provinsi Kepulauan Riau.
Sehubungan dengan peran tersebut melaksanakan pembangunan, baik dibidang sarana dan
prasarana fisik, maupun penyelenggaraan dan pengembangan kegiatan pelayanan
diagnostik/deteksi penyakit, pelayanan pengobatan, pelayanan perawatan serta pelayanan
rehablitasi. Khususnya bidang pelayanan perawatan terhadap penyakit menular dan penyakit
infeksi lainya telah di bangun ruang perawatan atau bangsal khusus isolasi. Ruangan isolasi
tersebut di rancang sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan infeksi nosokomial. Artinya
pasien yang di rawat dapat di amati secara intensif dan pasien tidak dapat menularkan
penyakitnya kepada dokter,perawat dan pasien lain serta pengunjung Rumah Sakit. Dua aspek
terpenting dalam pembangunan fisik perawatan/bangsal isolasi adalah bagaimana penataan ruang
baik menyangkut pola ruang maupun ruangan agar fungsi ruangan sebagai pencegahan penyakit
dapat berfungsi secara optimal.
BAB II

PROSEDUR PERAWATAN RUANG ISOLASI

2.1 Pengertian ruang Isolasi

Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien dengan
kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan
tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko
terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau
memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas kesehatan.

Ruang Isolasi dilakukan terhadap penderita penyakit menular, isolasi menggambarkan


pemisahan penderita atau pemisahan orang yang terinfeksi selama masa inkubasi dengan kondisi
tertentu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya penularan baik langsung maupun tidak
langsung dari orang yang rentan. Sebaliknya, karantina adalah tindakan yang dilakukan untuk
membatasi ruang gerak orang yang sehat yang di duga telah kontak dengan penderita penyakit
menular tertentu.

CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution atau Kewaspadaan Umum” yang
harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dirawat maupun yang tidak dirawat di
Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita penularanya melalui darah atau tidak.

Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi tubuh
biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis, cairan
synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat mengandung Virus HIV, Hepatitis B
dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui darah.

2.2 Tujuan isolasi

Tujuan ruang isolasi di rumah sakit adalah untuk menciptakan ruangan yang bersih, aman dan
nyaman sehingga dapat meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi penyakit dari pasien
kepada pasien lain, petugas dan pengunjung Rumah Sakit sehingga infeksi nosokomial dapat
dicegah.

Alat-alat yang dipakai untuk melindungi diri antara lain pemakaian sarung tangan, Lab jas,
masker, kaca mata atau kaca penutup mata. Ruangan khusus diperlukan jika hygiene penderita
jelek. Limbah Rumah Sakit diawasi oleh pihak yang berwenang.
2.3 Syarat-syarat ruang isolasi

a. Pencahayaan

Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004, intensitas cahaya untuk ruang isolasi adalah 0,1
± 0,5 lux dengan warna cahaya biru.Selain itu ruang isolasi harus mendapat paparan sinar
matahari yang cukup.

b. Pengaturan sirkulasi udara

Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip tekanan yaitu
tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

Berdasarkan tekanannya ruang isolasi dibedakan atas :

a) Ruang Isolasi Bertekanan Negatif

Pada ruang isolasi bertekanan negatif udara di dalam ruang isolasi lebih rendah dibandingkan
udara luar. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara yang keluar dari ruangan isolasi sehingga
udara luar tidak terkontaminasi oleh udara dari ruang isolasi. Ruang isolasi bertekanan negatif ini
digunakan untuk penyakit- penyakit menular khususnya yang menular melalui udara sehingga
kuman-kuman penyakit tidak akan mengkontaminasi udara luar. Untuk metode pembuangan
udara atau sirkulasi udara digunakan sistem sterilisasi dengan HEPA.

b) Ruang Isolasi Bertekanan Positif

Pada ruang isolasi bertekanan positif udara di dalam ruang isolasi lebih tinggi dibandingkan
udara luar sehingga mennyebabkan terjadi perpindahan udara dari dalam ke luar ruang isolasi.
Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara luar yang masuk ke ruangan isolasi sehingga udara
ruang isolasi tidak terkontaminasi oleh udara luar. Ruang isolasi bertekanan positif ini digunakan
untuk penyakit-penyakit immuno deficiency seperti HIV AIDS atau pasien-pasien transplantasi
sum sum tulang. Untuk memperoleh udara di ruang isolasi sehingga menghasilkan tekanan
positif di ruang isolasi digunakan udara luar yang sebelumnya telah disterilisasi terlebih dahulu.

c) Pengelolaan Limbah

Pada prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi sama dengan pengelolaan limbah medis
infeksius yang umumnya terdiri dari penimbunan, penampungan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan.
2.4 Macam-macam isolasi

1. Isolasi ketat

Kategori ini dirancang untuk mencegah transmisi dari bibit penyakit yang sangat virulen yang
dapat ditularkan baik melalui udara maupun melalui kontak langsung.

Cirinya adalah selain disediakan ruang perawatan khusus bagi penderita juga bagi mereka yang
keluar masuk ruangan diwajibkan memakai masker, lab jas, sarung tangan. Ventilasi ruangan
tersebut juga dijaga dengan tekanan negatif dalam ruangan.

2. Isolasi kontak

Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau infeksi yang kurang serius, untuk
penyakit-penyakit yang terutama ditularkan secara langsung sebagai tambahan terhadap hal
pokok yang dibutuhkan, diperlukan kamar tersendiri, namun penderita dengan penyakit yang
sama boleh dirawat dalam satu kamar, masker diperlukan bagi mereka yang kontak secara
langsung dengan penderita, lab jas diperlukan jika kemungkinan terjadi kontak dengan tanah
atau kotoran dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang infeksius.

3. Isolasi pernafasan;

Dimaksudkan untuk mencegah penularan jarak dekat melalui udara, diperlukan ruangan bersih
untuk merawat penderita, namun mereka yang menderita penyakit yang sama boleh dirawat
dalam ruangan yang sama. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan,
pemakaian masker dianjurkan bagi mereka yang kontak dengan penderita, lab jas dan sarung
tangan tidak diperlukan.

4. Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi BTA)

Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau gambaran radiologisnya
menunjukkan TBC aktif. Spesifikasi kamar yang diperlukan adalah kamar khusus dengan
ventilasi khusus dan pintu tertutup. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang dibutuhkan
masker khusus tipe respirasi dibutuhkan bagi mereka yang masuk ke ruangan perawatan, lab jas
diperlukan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung tangan atidak diperlukan.

5. Kehati-hatian terhadap penyakit Enterie

Untuk penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan langsung atau tidak langsung melalui tinja.
Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan, perlu disediakan ruangan khusus
bagi penderita yang hygiene perorangannya rendah. Masker tidak diperlukan jika ada
kecenderungan terjadi soiling dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang
terkontaminasi.
2.5 Prinsip isolasi

Ruang Perawatan isolasi terdiri dari :

 Ruang ganti umum


 Ruang bersih dalam
 Stasi perawat
 Ruang rawat pasien
 Ruang dekontaminasi
 Kamar mandi petugas

Prinsip kewaspadaan airborne harus diterapkan di setiap ruang perawatan isolasi yaitu:

 Ruang rawat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negatif dibanding tekanan di
koridor.
 Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali perjam
 Udara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi dengan menggunakan filter HEPA (High-
Efficiency Particulate Air) atau bila tidak ada filter HEPA buat tekanan negative dengan
memasang pendingin ruangan atau kipas angin mengarah ke jendela, jendela harus
membuka keluar dan udara keluaran tidak mengarah ke daerah publik.
 Setiap pasien harus dirawat di ruang rawat tersendiri.
 Pada saat petugas atau orang lain berada di ruang rawat, pasien harus memakai masker
bedah (surgical mask) atau masker N95 (bila mungkin).
 Ganti masker setiap 4-6 jam dan buang di tempat sampah infeksius.
 Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai gunakan penampung
dahak/ludah tertutup sekali pakai (disposable).
 Jaga pintu selalu tertutup setiap saat dan jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai
perlunya memakai masker.
 Jarak antara tempat tidur harus lebih dari 1 meter
 Tersedia handwash untuk wastafel dan hand rub berbasis alcohol
 Tidak pakai sekat atau gorden

2.6 Universal Precaution yang di terapkan di ruang isolasi

Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga
kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah
dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasaldari pasien maupun petugas
kesehatan (Nursalam, 2007). Secara garis besar, standard kewaspadaan universal di ruang isolasi
antara lain :
· Cuci tangan
· Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh dan
membranmukosa
· Pakai masker, pelindung mata, gaun jika darah atau cairan tubuh mungkin
memercik
· Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air
· Tangani jarum dan benda tajam dengan aman
· Buang jarum dan benda tajam dalam kotak tahan tusukan dan tahan air
· Proses instrumen dengan benar
· Lakukan pengelolaan limbah dengan benar
· Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan seksama
· Buang sampah terkontaminasi dengan aman
· Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi dalam kondisi
sterildan siap pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian alat, dan desinfeksi
dansterilisasi
·

2.7 Prosedur perawatan di ruang isolasi

1. Persiapan sarana

Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai ukuran badan. Sepatu bot karet yang
bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki. Sepasang sarung tangan DTT (Desinfeksi
Tingkat Tinggi) atau steril ukuran pergelangan dan sepasang sarung bersih ukuran lengan yang
sesuai dengan ukuran tangan. Sebuah gaun luar dan apron DTT dan penutup kepala yang bersih.
Masker N95 dan kaca mata pelindung Lemari berkunci tempat menyimpan pakaian dan barang
– barang pribadi.

2. Langkah awal saat masuk ke ruang perawatan isolasi

Isolasi ketat :

Lakukan hal sebagai berikut:

 Lepaskan cincin, jam atau gelang


 Lepaskan pakaian luar
 Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian
 Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang-barang pribadi lainnya di
dalam lemari berkunci yang telah disediakan.
 Mencuci tangan
 Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan
 Kenakan gaun luar/jas operasi
 Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan
 Kenakan masker
 Kenakan masker bedah
 Kenakan celemek plastik/apron
 Kenakan penutup kepala
 Kenakan alat pelindung mata (goggles / kacamata)
 Kenakan sepatu boot karet
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien dengan
kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan
tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko
terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau
memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas kesehatan.

Tujuan dari pada di lakukannya “Kewaspadaan Umum” ini adalah agar para petugas kesehatan
yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang di tularkan melalui darah yang dapat
menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi selaput lendir.

Prosedur perawatan ruang isolasi adalah tata cara kerja atau cara menjalankan perawatan di
ruang isolasi.

You might also like