Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Illahi Robbi Allah SWT karena atas
nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Perencanaan dan Reorganisasi Usaha Peternakan Sapi Perah”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Ternak Perah serta
sebagai pembelajaran atau pedoman dalam pembuatan suatu makalah bagi
mahasiswa Fakultas Peternakan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Hermawan, MS.
selaku dosen pengajar Manajemen Ternak Perah yang telah memberikan arahan
dan masukan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu penyusun
sangat membutuhkan kritik dan saran bagi para pembaca. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat kepada seluruh pembaca untuk mendapatkan wawasan baru bagi
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................... ii
I PENDAHULUAN........................................................................... 1
II PEMBAHASAN............................................................................. 3
III KESIMPULAN............................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 17
ii
I
PENDAHULUAN
mana perencanaan usaha tersebut direncanakan, diatur dan ditata dengan baik.
Selain dari perencanaan yang dibuat, dibutuhkan juga ilmu, kebijakan dalam
keuntungan yang akan didapatkan, dll. Sehingga usaha dapat berjalan dengan
baik lagi.
dapat dipraktekan dengan baik, maka dalam makalah ini penulis berusaha
(1) Bagaimana tata laksana yang baik dalam usaha sapi perah.
(2) Bagaimana perencanaan tenaga kerja yang dalam usaha sapi perah.
(3) Bagaimana system pemasaran yang baik dalam usaha sapi perah.
1.3 Maksud dan Tujuan
(1) Mengetahui tata laksana yang baik dalam usaha sapi perah.
(2) Mengetahui perencanaan tenaga kerja yang baik dalam usaha sapi perah.
(3) Mengetahui system pemasaran yang baik dalam usaha sapi perah.
II
PEMBAHASAN
sapi perah skala kecil dan menengah. Menurut Ratnawati (2002) bahwa usaha
ternak sapi perah Indonesia memiliki komposisi peternak skala kecil (kurang dari
4 ekor sapi perah) mencapai 80%, peternak skala menengah (4 - 7 ekor sapi perah)
mencapai 17%, dan peternak skala besar (lebih dari 7 ekor sapi perah) sebanyak
3%. Dengan rata-rata pemilikan sapi sebanyak 3 -5 ekor per peternak, tingkat
susu segar dalam negeri adalah 64% oleh peternak skala kecil, 28% oleh peternak
sehingga terkait dengan upaya pencapaian keuntungan yang optimal, maka kita
Tingkat efisiensi teknis produksi pada umumnya telah mampu dicapai oleh
peternak. Adapun pemeliharaan tingkat produksi yang dapat dilakukan antara lain:
(1) Memperhatikan kondisi sapi, baik itu kesehatan maupun produktifitas nya.
(2) Memperhatikan harga konsentrat dan hijauan, feed convention rate pun
harus di perhatikan.
untuk sapi.
Menyeluruh
kredit didominasi oleh ternak pada urutan pertama, sertifikat tanah atau surat
berharga, kendaraan bermotor, dan rumah tinggal pada urutan terakhir. Hal
tersebut cukup logis mengingat bahwa ternak sapi paling tinggi liabilitasnya,
maupun bunga kredit maka ternak sapi yang dimiliki akan relatif lebih mudah
untuk dijual. Adapun fasilitas kredit yang efisien dan menyeluruh harus
(1) Jangka waktu yang dipilih secara mayoritas oleh peternak adalah antara 1-
pada siklus suatu usaha ternak dan keinginan peternak untuk semakin
(2) Analisis cash flow menunjukkan bahwa payback period yang dihasilkan
perencanaan tenaga kerja untuk peternakan sapi perah, maka usaha pertama yang
sebagai berikut :
metode Work Load Analysis (WLA), ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
efisiensi kerja berdasarkan total presentase beban kerja dari pekerjaan yang
ini :
Beban Kerja = (%Produktif x Perfomance Rating) x (1+Allowance)x Total Menit
Pengamatan
Y x∑ menit pengamatan
kebutuhan pemeliharaan.
kualitas surnber daya manusia yang digunakan. Tenaga keIja sebagai input dalam
usahatani memiliki dua fungsi yaitu: (1) Sebagai pekerja dan (2) Sebagai
karena biaya tenaga kerja merupakan biaya produksi terbesar kedua setelah biaya
pakan yaitu 20-30 persen dari biaya produksi. Penggunaan tenaga kerja yang
efisien pada usaha petemakan sapi perah di Indonesia, yaitu seorang tenaga kerja
menangani enam sampai tujuh ekor sapi dewasa (6 -7 ST). Berdasarkan hal ini
maka makin tinggi efisiensi penggunaan tenaga kerja maka makin tinggi
memperhatikan kebiasaan bekerja adalah bahwa delapan jam kerja sarna dengan
satu hari kerja. Oleh karena itu dalam prakteknya digunakan ukuran setara jam
kerja tenaga kerja pria dewasa atau hari kerja pria (HKP) dengan menggunakan
faktor konversi 0,8 HKP untuk wanita dan 0,5 HKP untuk anak-anak. Kelemahan
dari pendekatan ini adalah bahwa seorang pekerja wanita atau anak-anak dianggap
bekerja efektif seperti seorang pria. Widagdo (Rivianti, 1993) menyatakan bahwa
dalam satu tahun seseorang bersedia bekelja selama 300 hari kerja sedangkan
pada usaha petemakan yang digunakan untuk pemeliharaan temak adalah sekitar
50 persen dari waktu yang lazim dipergunakan untuk usaha pertaniannya. Hasil
penelitian Syaf (1993) menyatakan semakin tinggi urnur petemak maka curahan
jam kerja petemak pada usaha sapi perah akan semakin menurun. Semakin tinggi
pendidikan petemak maka curahan jam keljanya akan semakin besar, karena
tersebut akan lebih mudah menerima dan mencoba metode-metode baru dalam
yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa
(1) Agen : Dapat bernegosiasi atas nama produsen, tetapi tidak berhak
yaitu:
Tepat digunakan bila loyalitas merek dalam suatu katagori rendah, pilihan merek
dilakukan di took, produk menjadi barang impuls, dan manfaat produk dipahami
dengan baik
Tepat digunakan bila loyalitas merek tinggi dan keterlibatan yang tinggi
pasarnya, yaitu:
(1) Strategi penetrasi pasar, dimana hal ini dilakukan dengan cara membanjiri
pasar dengan produk baru yang belum ada dipasaran, sehingga orang atau
mencari saluran baru atau wilayah baru untuk pasar produknya yang belum
terus menerus meliputi kegiatan antara lain: (a) Pengendalian mutu bahan baku
dengan inti kegiatan adalah sistem persediaan (inventory system), dengan tujuan
baku selama di gudang pemampungan dan peralatan, (c) Proses produksi secara
umum dan poduksi khusus, produksi khusus yaitu proses produksi yang kegiatan
pengendaliannya merupakan hal yang sangat penting terhadap mutu produk dan
penyampaian.
(5) Pemeriksaan dan Pengujian Selama Proses dan Produk Akhir. Tujuan
(6) Keamanan dan Tanggung Jawab produk. Karakteristik mutu dan keamanan
produk semakin hari semakin penting diperhatikan, karena banyak kasus yang
terjadi baik di dalam pelaksanaan, pengkemasan dan penyerahan kepada
penerima. Oleh karena itu perlu dikembangkan metode atau peraturan tentang
industri pasti melakukan proses dan atau mengolah bahan baku dan bahan
beberapa biaya yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan, seperti bahan baku,
bahan penolong, tenaga kerja, dan biaya-biaya produksi lainnya. Namun dalam
proses produksi, biaya yang digunakan sering kali lebih tinggi dari standar biaya
antara lain pemborosan bahan baku dan penolong, pemborosan waktu kerja
dalam menggunakan modal kerja. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan
kualitasnya, karena bahan baku yang tidak sesuai kualitasnya maka akan tidak
bisa digunakan sebagai bahan baku produksi, hal ini bisa menjadi pemborosan
pembelian bahan baku. Belilah bahan baku yang berkualitas baik, hal ini bisa
dilakukan dengan mencari suplier yang dapat memberikan bahan baku yang
berkualitas dengan harga yang sesuai, karena bahan baku yang berkualitas baik
penolong yang baik, akan menghindarkan dari rusaknya bahan bahan yang
digunakan.
Pekerja yang terampil untuk mengurangi kerusakan produk, hal ini akan
berkualitas. Jika produk tidak berkualitas atau bahkan rusak maka perusahaan
akan mengalami kerugian, karena biaya produksi yang dikeluarkan akan sia-sia.
peralatan yang baik, suasana kerja yang kondusif, pembayaran upah yang lancar,
tengaga kerja, namun salah satu cara untuk meminimalkan biaya tenaga yaitu
beberapa bagian ataupun produk tertentu, jangan sia-siakan waktu ketika produksi
mulai berjalan.
Hal-hal yang menyebabkan biaya tenaga kerja menjadi lebih tinggi antara
lain:
a) Penempatan mesin dan peralatan serta bahan tidak di tata dengan baik dan
tepat.
b) Suasana kerja yang kurang kondusif dan tempat kerja yang buruk yang
berlangsung di perusahaan.
Seharusnya perusahaan melakukan pembenahan tata ruang kerja yang baik. Yakni,
penolong dan lain lain dengan baik dan tepat, agar dapat berhubungan antara datu
dengan yang lain, sehingga memudahkan beraktivitas. Dengan alur yang sesuai
akan memudahkan penangannya dalam tahapan proses produksi. Tata letak yang
tidak tepat akan mengakibatkan penanganan dalam produksi menjadi panjang, hal
ini juga yang mengakibatkan biaya tinggi karena terjadi pemborosan waktu.
Maka buatlah jalan-jalan ditempat produksi tenang dan rapi, karena kerapian
menghemat waktu. Suasana yang teratur membuat nyaman anda dan pekerja
dengan waktu pemakaian karena pengambilan bahan baku yang lama dari tempat
penyimpanan, pekerja lain yang belum selesai ketika pekerja lain telah selesai
ketika mesin mesin macet dan rusak dikarenakan jarang dilakukan perawatan.
dengan baik dan pekerja benar benar telah mengetahui cara menggunakannya.
Hal-hal yang mesti diperhatikan dalam penggunaan mesin dan peralatan
produksi:
mesin dan peralatan selalu dalam keadaan baik karena melakukan pemeliharaan
kerja bukan hanya mencegah kecelakaan, tetapi juga terhadap buruknya kondisi
tempat kerja perusahaan yang tidak sesuai dengan standar keselamatan kerja,
Bahan baku yang perusahaan beli harus cepat diproduksi dan dijadikan
produk siap jual secepat mungkin. Semakin cepat produk terjual semakin cepat
anda mendapat keuntungan dan semakin cepat uang ( modal kerja ) meningkat
Jika hal ini terjadi, akan banyak sekali modal kerja yang tertahan. Aturlah
produksi dengan baik, dengan cara tertentu yang memugnkinkan proses produksi
melakukan produksi dengan biaya yang minimal (relative, tergantung produk dan
segmen pasar), dan perusahaan dapat menjual produk tersebut dengan harga yang
tepat. Dengan efisiensi perusahaan juga akan mendapatkan beberapa hal antara
lain yang dimiliki produk yang sejenis, laba yang lebih besar karena dapat
KESIMPULAN
(1) Tatalaksana usaha yang baik dalam usaha sapi perah perlu memahami
keuntungan yang optimal. Hal yang perlu diperhatikan yaitu kondisi sapi,
lokasi yang ideal, dll. Selain itu juga harus bisa mempertimbangkan
(2) Perencanaan tenaga kerja yang baik dalam usaha sapi perah yaitu
mengadakan inventaris tenaga kerja dalam hal jumlah tenaga kerja yang
tenaga kerja, potensi bakat masing-masing tenaga kerja, dan minat atau
optimal.
(3) Dalam system pemasaran yang baik dalam berusaha perlu memperhatikan
segmentasi, penentuan target dan positioning. Selain itu terdapat 3 strategi
produk.
DAFTAR PUSTAKA
https://studylibid.com/doc/293675/strategi-perluasan-pemasaran-produk (diakses
25 nov 018)
https://www.academia.edu/12117554/SALURAN_PEMASARAN