You are on page 1of 11

COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) ANALISIS PENGELOLAAN WISATA

COBAN RONDO KECAMATAN PUJON, KOTA BATU, KABUPATEN MALANG,


JAWA TIMUR.

Moh. Idzham Furqoni (170722637014)


Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang
idzhamfurqoni@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengelolaan pariwisata Coban Rondo dalam
perspektif community based tourism. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif, metode pengumpulan data berupa survey lapangan dan studi kasus.
Analisis data yang diperoleh dilaksanakan melalui pengumpulan data, verivikasi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan
wisata coban rondo dalam penerapan communitu based tourism dilaksanakan melalui aspek
yaitu ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lingkungan. Tingkat partisipasi masyarakat berada
dalam tingkat dalam puncak yang tinggi.

Kata kunci : Pariwisata, Community Based Tuorism, Partisipasi Masyarakat

PENDAHULUAN
Munculnya fenomena pengelolaan budayanya. Konsep pariwisata berbasis
pariwisata berbasis masyarakat merupakan berbasis masyarakat berkesesuaian dengan
kritik atas pengelolaan wisata yang pariwisata berkelanjutan (sustainable
dilaksanakan tanpa melibatkan masyarakat tourism) yang memerlukan partisipasi
dan dipandang kurang mampu masyarakat.
memberdayakan masyarakat. Pariwisata Pariwisata berbasis masyarakat
berbasis masyarakat (community based mengedepankan pendekatan bottom-up,
tourism/CBT) merupakan konsep sedangkan pariwisata berkelanjutan
pengelolaan kepariwisataan dengan mengedepankan pendekatan top-down.
mengedepankan partisipasi aktif Pendekatan bottom-up mengandung arti
masyarakat dengan tujuan untuk bahwa inisiatif untuk pengembangan
memberikan kesejahteraan bagi mereka pariwisata berasal dari masyarakat,
dengan tetap menjaga kualitas lingkungan, sedangkan pada pendekatan top-down,
serta melindungi kehidupan sosial dan inisiatif berasal dari pemerintah (Baskoro,
2008:43). Penerapan pariwisata berbasis sebuah air terjun dengan ketinggian 84 m.
masyarakat dianggap mampu memberikan Di sekitar air terjun Coban Rondo,
berbagai manfaat bagi masyarakat yaitu dipenuhi pohon-pohon pinus dan cemara
peningkatan kesejahteraan, perlindungan gunung, membuat suasana di obyek wisata
terhadap lingkungan, serta perlindungan ini serasa sejuk. Tidak hanya air terjun
terhadap kehidupan sosial dan budaya yang ada di obyek wana wisata ini. Di
mereka. objek ini juga dapat melihat panorama
Pengelolaan pariwisata yang keindahan kota Batu, aneka tanaman obat
melibatkan masyarakat, tidak terjadi pada keluarga, aneka satwa, sayuran organik,
pariwisata konvensional yang kios hijau atau tanaman hias, sarana
memprioritaskan jumlah pengunjung bermain anak, outbound serta penginapan.
dengan mengabaikan atau kurang Berdasarkan uraian tersebut
memperhatikan partisipasi masyarakat peneliti tertarik untuk melaksanakan kajian
lokal. Fenomena tersebut terjadi pula pada tentang pengelolaan Desa Wisata
pengelolaan Coban Rondo,. Pengelolaan Gubugklakah yang mencoba melibatkan
Coban Rondo dilaksanakan oleh PT. partisipasi masyarakat dalam setiap
Perhutani Alam Wisata atau disebut PT. kegiatan pariwisata. Pada dasarnya
Palawi (anak perumahan perum perhutani). pengelolaan wisata merupakan kegiatan
Diantara objek-objek wisata yang untuk mencapai tujuan pariwisata yang
ada di Kabupaten Malang, Wana Wisata berkelanjutan baik secara ekonomi, sosial-
Coban Rondo merupakan salah satu budaya, dan lingkungan, maka pengelola
potensi wisata yang bisa dikembangkan. wajib melakukan manajemen sumberdaya
Kawasan Wana Wisata Coban Rondo efektif (Priatna dan Diarta, 2009:89).
adalah kawasan wana wisata yang paling
mudah ditempuh. Jalan masuk menuju KAJIAN PUSTAKA
lokasi sudah beraspal, sehingga sangat Pengertian Pariwisata
memudahkan wisatawan apabila ingin Pada hakikatnya berpariwisata
mengunjungi obyek wana wisata ini. adalah suatu proses kepergian sementara
Wana Wisata Coban Rondo juga dari seseorang atau lebih menuju tempat
merupakan salah satu obyek wisata yang lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan
dimiliki di Kabupaten Malang. Terletak kepergiannya adalah karena berbagai
sekitar 12 km dari Kota Batu, atau kepentingan, baik karena kepentingan
tepatnya di Desa Pandesari Kecamatan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik,
Pujon. Di obyek wana wisata ini terdapat agama, kesehatan maupun kepentingan
lain seperti sekedar ingin tahu, menambah yang kita dapat dengan cara
pengalaman untuk belajar. menyumbangkan sebagian
1. Kepentingan Ekonomi. panghasilannya untuk perbaikan
Meliputi peningkatan kesempatan pura.
kerja dan peluang berusaha. 5. Kepentingan Kesehatan
Peningkatan pembangunan dapat Perjalanan dilakukan untuk
membuka lapangan kerja dan pengobatan dengan menjungi
lapangan berusaha. Serta untuk tempattempat peristirahatan,
meningkatkan devisa. pemandian air hangat, kubangan
2. Kepentingan Sosial dan Budaya. Lumpur yang berkasiat dan lain-
Keanekaragaman kekayaan sosial lain.
budaya Indonesia merupakan
modal dari pengembangan Pengelolaa Pariwisata
pariwisata. Oleh sebab itu dengan Pengelolaan pariwisata dalam
pengembangan pariwisata harus penelitian ini mengadopsi dari konsep
mampu melestarikan dan yang dikembangkan Pitana dan Diarta
mengembangkan budaya yang ada. (2009) yang dimulai dar pengelolaan
Memudarnya daya tarik budaya sumberdaya pariwisata. Pengelolaan
kita pasti akan merugikan sumberdaya pariwisata merupakan Untuk
pengembangan pariwisata mencapai tujuan pariwisata yang
Indonesia. berkelanjutan secara sosial, ekonomi, dan
3. Kepentingan Politik lingkungan maka pengelola wajib
Perjalanan yang dilakukan untuk melakukan manajemen sumberdaya yang
mengunjungi suatu kejadian yang efektif. Manajemen sumberdaya
berhubungan dengan kegiatan digunakan untuk menjamin perlindungan
suatu Negara. Seperti perayaan 17 terhadap ekosistem dan degradasi kualitas
Agustus di Jakarta, lingkungan.
konggres/konvensi politik. Selanjutnya adalah pemasaran
4. Kepantingan Agama pariwisata. Inskeep (1991) mengemukakan
Meliputi wisata ziarah, wisata bahwa pendekatan perencanaan pemasaran
untuk mengetahui upacara-upacara merefleksikan hubungan antara produk
keagamaan di suatu daerah. pariwisata dan pasar wisata. Selanjutnya
Upacara keagamaan untuk dikemukakan bahwa strategi pemasaran
menyampaikan syukur atas apa pariwisata meliputi tiga elemen yaitu 1)
diversifikasi pasar; 2) peningkatan mutu; harus dipegang teguh dalam pelaksanaan
dan 3) perpanjangan musim (kedatangan Community Based Tourism. Prinsip
wisatawan). Dari kedua uraian pakar tersebut antara lain:
pariwisata tersebut dapat dikembangkan a. Mengakui dan mendukung serta
bahwa pemasaran destinasi merupakan mengembangkan kepemilikan
upaya pemberdayaan semua unsur daya komunitas dalam industri
tarik yang tersedia dan merancang event pariwisata
yang dapat menarik wisatawan secara b. Mengikutsertakan anggota
reguler dan berulang, selama bertahun- komunitas dalam memulai setiap
tahun. aspek
Manajemen sumberdaya manusia c. Mengembangkan kebanggaan
pariwisata merupakan rangkaian kegiatan komunitas
yang dilaksanakan untuk membuka d. Mengembangkan kualitas hidup
kesempatan baru bagi orang-orang yang komunitas
ingin bergabung dngan dunia pariwisata. e. Menjamin keberlanjutan
Manajemen sumberdaya pariwisata dalam lingkungan
penelitina ini lebih pada bagimana f. Mempertahankan keunikan
pengurus organisasi mengembangkan karakter dan budaya di area lokal
anggotanya agar menjadi tenaga terampil g. Membantu berkembangnya
pariwisata. pembelajaran tentang pertukaran
Manajemen krisis dalam pariwisata budaya pada komunitas
merupakan komponen yang sagatesensial, h. Menghargai perbedaan budaya dan
tidak hanya digunakan untuk martabat manusia
mengidentifikasi kriris tetapi juga untuk i. Mendistribusikan keuntungan
membatasi dampaknya terhadap secara adil pada komunitas
organisasi, daerah tujuan wisata, maupun j. Berperan dalam menentukan
industri yang berhubungan dengannya prosentase pendapatan.
Pitana dan Diarta (2009:97-98). Sepuluh prisip tersebut dapat
disimpulkan kedalam beberapa prinsip
Community Based Tourism pengelolaan Community Based Tourism.
Community Based Tourism Pertama, prinsip keikutsertaan anggota
merupakan paradigma baru dalam komunitas kedalam setiap kegiatan
pengelolaan pariwisata. Suansri (2003:12) pariwisata. Kedua, prinsip menjaga
mengemukakan beberapa prinsip yang lingkungan hidup. Ketiga adalah prinsip
kelestarian budaya. Keempat adalah Untuk menbatasi lingkup studi
prinsip pemerataan pendapatan. penulis memfokuskan pengelolaan Wisata
Coban Rondo pada pengelolaan
Tingkat Partisipasi Masyarakat sumberdaya pariwisata, pengelolaan
Partisipasi masyarakat pemasaran pariwisata, pengelolaan
menggambarkan bagaimana terjadinya sumberdaya manusia dan manajemen
pembagian ulang kekuasaan yang adil konflik. Selain itu, peneliti juga
(redistribution of power) antara penyedia menggambarkan studi implementasi CBT
kegiatan dan kelompok penerima kegiatan. dengan melihat dari keikutsertaan anggota
Partisipasi masyarakat tersebut bertingkat, komunitas dalam kegiatan pariwisata,
sesuai dengan gradasi, derajat wewenang pelestarian alam dan budaya, dan
dan tanggung jawab yang dapat dilihat pemerataan pendapatan di Desa Wisata
dalam proses pengambilan keputusan. Gubugklakah. Peneliti juga mengukur
Gradasi peserta dapat digambarkan dalam tingkat partisipasi masyarakat dengan
gambar 2 sebagai sebuah tangga dengan menggunakan tangga partisipasi
delapan tingkatan yang menunjukkan masyarakat yang dikemukakan oleh
peningkatan partisipasi tersebut (Arnstein, Arnstein (1969).
1969:217). Penelitian ini dilaksanakan di
1. Manipulasi (Manipulation) Wisata Coban Rondo. Untuk memperoleh
2. Terapi (Therapy) data-data penelitian, peneliti melaksanakan
3. Informasi (Information) observasi untuk mengamati proses
4. Konsultasi (Consultation) penyelenggaraan pariwisata dan
5. Penenteraman (Placation) mengkonfirmasi data. Dokumentasi
6. Kemitraan (Partnership) digunakan peneliti untuk memperoleh
7. Pelimpahan kekuasaan (Delegated dokumen-dokumen penting seperti, profil
Power) wisata dan lain sebagainya
Teknik analisis data yang
METODE PENELITIAN digunakan dalam penelitian ini adalah
Jenis penelitian yang dipilih untuk model interaktif yang dikemukakan oleh
mencapai tujuan tersebut adalah penelitian Milles dan Huberman (1992) dalam
deskriptif. Pendekatan penelitian yang Sugiono (2009). Tahapan tersebut antara
dipilih dalam penelitian ini adalah lain (1) reduksi data; (2) penyajian data;
pendekatan kualitatif. (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN eksistensinya sebagai daerah tujuan
Pengelolaan Wisata Coban Rondo wisata tetap terjaga.
Pengelolaan Sumberdaya Pariwisata Melihat besarnya potensi
Wana Wisata Coban Rondo di yang dimiliki Wana Wisata Coban
kelola oleh PT. Perhutani Alam Wisata Rondo ini sangatlah wajar apabila
atau di sebut PT. Palawi ( anak perusahaan pengembangan Wana Wisata
Perum Perhutani ). Komposisi saham PT. Cobon Rondo ini diupayakan oleh
Palawi 99% dimiliki oleh Perum berbagai pihak. Upaya yang
Perhutani, dan sisanya 1% dimiliki oleh dilakukan oleh pengelola untuk
Yayasan Jati Sejahtera. mengembangkan Cobon Rondo
Pengelolaan Wana Wisata Coban sebagai daya tarik wisata di
Rondo lepas dari pihak Dinas Kabupaten Malang adalah sebagai
Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten berikut :
Malang. PT. Palawi bekerjasama dengan a. Promosi dan Publikasi
Dinas Perhubungan dan Pariwisata hanya Kegiatan promosi
dalam hal promosi melalui brosur-brosur dan publikasi dilakukan
untuk memperkenalkan Wana Wisata melalui brosur, liflet,
Coban Rondo ke masyarakat luas agar sepanduk, surat kabar
Coban Rondo lebih di kenal sebagai objek kompas, jawa pos,
wisata yang unggulan. majalah, TV, radio serta
 Upaya Pengembangan Coban event-event tertentu
Rondo pada saat liburan yang
Wana Wisata Coban Rondo disesuaikan dengan
merupakan salah satu objek yang tema liburan. Radio
berpotensi di Kabupaten Malang yang pernah bekerja
yang memiliki daya tarik bagi para sama dalam publikasi
pengunjung baik bagi wisatawan adalah radio Tidar Sakti
domestik maupun wisatawan Fm 90,3 malang.
mancanegara. Sedangkan TV yang
Dengan koleksi yang sudah pernah bekerja sama
ada di harapkan dapat dalam publikasi adalah
meningkatkan jumlah kunjungan Metro TV, RCTI, Trans
wisata. Wana Wisata Coban Rondo TV, SCTV, Batu TV,
ini perlu lebih di kembangkan agar
dan Agropolitan perkemahan dan di
Malang. lokasi air terjun.
3. Tempat parkir
b. Retribusi objek wisata Terdapat di area
Bagi para kebun dan satwa,
pengunjung Wana bumi perkemahan
Wisata Coban Rondo dan di air terjun.
ini dikenai retribusi 4. Pedagang, Terdapat
sebesar Rp. 20.000,-. 1 pedagang tetap
Biaya parkir kendaraan dan pedagang
roda dua sebesar Rp. asongan di area
2000,- sedangkan untuk kebun dan satwa, 7
kendaraan roda empat pedagang di area
sebesar Rp. 3000,-. bumi perkemahan,
Dana yang masuk dan 20 pedagang di
dari retribusi objek di area air terjun.
setor di Kantor Pusat 5. Souvenir shop,
PT. Palawi Jakarta Terdapat di lokasi
kemudian di setor air terjun.
kembali ke pengelola 6. Penginapan
Wana Wisata Coban Di objek wisata ini
Rondo untuk terdapat penginapan
pengembangan objek. yaitu Griyawana sebuah
c. Fasilitas Objek penginapan dengan
Di objek wisata ini konsep alam yang
terdapat fasilitas untuk dilengkapi dengan
pengunjung yaitu : fasilitas program
1. Toilet, Terdapat di outdoor activity seperti
area kebun dan panen sayur, outbound
satwa, bumi training dll. Dengan tipe
perkemahan, dan di kamar yang bermacam-
lokasi air terjun. macam dan dengan
2. Musola, Terdapat di harga yang berfariasi
area bumi mulai dari Rp. 50.000,-
sampai Rp. 1.000.000,-. dikembangkan oleh UNEP dan WTO
Untuk tipe-tipe kamar (2005) yang meliputi lima aspek yaitu
tertentu sudah dengan ekonomi, sosial, budaya, politik, dan
termasuk fasilitas lingkungan.
breakfast, air hangat, Setiap aspek didetailkan dengan
dan TV. memberikan penilaian indikator dengan
masing-masing indikator dilakukan
Penerapan Community Based Tourism di skoring dan disusun ranking untuk
Wisata Coban Rondo mendapatkan gambaran objek wisata yang
Analisis data menggunakan konsep memiliki nilai tinggi dalam penerapan
Community Based Tourism (CBT). konsep CBT.
Penilaian dalam pengembangan konsep
Berikut ini adalah hasil analisi CBT pada
CBT berdasarkan standarisasi yang
Wisata Air Terjun Coban Rondo :
No Variable Indikator Nilai
1 Ekonomi Adanya dana untuk penggembangan 1
wisata berbasis masyarakat
Terciptanya lapangan pekerjaan 1
Timbulnya pendapatan masyarakat 1
lokal
2 Sosial Peningkatan kualitas hidup 1
Peningkatan kebanggaan 1
komunitas
Kesediaan dan kesiapan 1
masyarakat
3 Budaya Membantu berkembangnya 1
pertukaran budaya
Mendorong masyarakat untuk 1
menghormati budaya yang berbeda
Mengenalkan budaya lokal 0

4 Lingkungan Kepedulian akan perlunya konservasi 1

Mengatur pembuangan 1
sampah dan limbah
Ketersediaan air bersih 1
5 Politik Meningkatkan partisipsi dari 1
penduduk lokal
Peningkatan kekuasaan komunitas 0
yang lebih luas
Menjamin hak-hak dalam 1
pengelolaan SDA
6 Fasilitas Mampu dikembangkan 1
Pendukung sarana dan prasarana pendukung
Jumlah 14
Keikutsertaan anggota komunitas ke meningkat serta terdapat kebanggaan bagi
dalam setiap kegiatan pariwisata. komunitas tersendiri.

Masyarakat sangat dibutuhkan Masyarakat lokalpun sedia dan siap


dalam proses pengembangan wisata Air dalam aspek sosial demi meningkatkan
Terjun Coban Rondo dalam aspek kualitas-kualitas tersebut. Pada aspek
lingkungan karena wisata tersebut budaya sendiri wisata coban rondo dapat
berorentasi pada kawasan alam. membantu berkembangnya pertukaran
Kepedulian masyarakat terhadap budaya dan tentunya mendorong
lingkungan harus ada penyuluhan serta masyarakat untuk menghormari budaya
pelatihan kepada masyarakat dalam yang berbeda, selain itu secara aspek
menjaga lingkungan, agar tercipta wisata budaya perlu dikembangkan dan
yang nyaman dalam perkembangan ditonjolkannya budaya masyarakat lokal
kawasan ini. Dari segi ekonomi partisipasi sebagai salah satu daya tarik wisata.
masyarakat dalam pengelolaan daerah Pengenalan budaya lokal ini akan
wisata sangat baik dimulai dari adanya menjurus pada pertukaran budaya
dana untuk mengembangkan daerah wisata wisatawan yang berkunjung sehingga
lebih lengkap untuk sarana dan prasarana meningkatkan wawasan kebudayaan.
sehingga kelengkapan fasilitas ini mampu Dalam aspek lingkungan pada wisata
menarik wisatawan, seta membuka atau cobanrondo telah terdapat peraturan
membangun lapangan pekerjaan, untuk mengenai pembuangan sampah dan limbah
mampu meningkatkan perekonomian serta tentunya ketersediaan air bersih,
warga sekitar, selain itu dari segi aspek
ekonomi, adanya dana dalam
KESIMPULAN DAN SARAN
pengembangan wisata coban rondo yang
Kesimpulan
berbasis masyarakat sangat dibutuhkan,
1. Pengelolaan Wisata Coban Rondo
mengingat hal tersebut dapat membuat
dilaksanakan melalui pengolaan
terciptanya lapangan pekerjaan sehingga
sumberdaya pariwisata, upaya
pendapatan masyarakat lokal akan
pengembangan wisata coban rondo
meningkat, dari peningkatan aspek
2. Penerapan community based
ekonomi tersebut yang kemudian akan
tourism dalam pengelolaan wisata
berpengaruh terhadap aspek lain seperti
coban rondo dapat dilihat melalui
aspek social dimana peningkatan kualitas
beberapa hal seperti memastikan
hidup masyarakat lokal pun akan
keikutsertaan anggota dalam setiap
kegiatan pariwisata, pelestarian mampu membantu akses
alam dan budaya dan menjamin permodalan dan akses
adanya pemerataan pendapatan pengembangan kapasitas
masyarakat. masyarakat wisata di Wisata Coban
Rondo.
Saran
1. Peningkatan partisipasi masyarakat DAFTAR PUSTAKA
terutama dalam perencanaan dan Arnstein, Sherry R. "A Ladder of Citizen
evaluasi kegiatan pariwisata, pada Participation," JAIP, Vol. 35, No.
4, July 1969, pp. 216-224.
dasarnya masyarakat sangat aktif
pada pelaksanaan namun kurang Baskoro dan cecep Rukendi. 2008.
Membangun Kota Pariwisata
aktif pada saat perencanaan dan
Berbasis Komunitas: Suatu Kajian
evaluasi Teoritis. Jurnal Kepariwisataan
2. Dalam pelaksanaan CBT setiap Indonesia, Vol III (1):37-50.
point pada aspek telah berhasil Inskeep, E.1991. Toursim Planning. New
terimplementasi dengan baik, York:Van Nostrand Reinhold
selanjutnya langkah yang harus Pitana,I Gede dan I Ketut Surya Diarta.
ditempuh untuk mengoptimalkan 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Yogyakarta:Andhi
CBT adalah memastikan bahwa
terjadi regenerasi dalam pelestarian Suansri, Potjana. 2003. Community Based
Tourism Handbook. Thailand: Rest
budaya dan memastikan bahwa
Project.
budaya yang saat ini dapat
UNEP and WTO. 2005. Making Tourism
terwariskan dengan baik.
More Sustainable. United Nations
3. Kepada Dinas Kebudayaan dan Environment Programme and
Pariwisata Kota Batu diharapkan World Tourism Organization

You might also like