You are on page 1of 20

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR CLAVICULA

Definisi:
Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi akibat
jatuh atau hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi
pada sepertiga tengah atau proksimal klavikula.

Tanda:
Klavikula membantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke belakang
thorax. Maka bila klavikula patah, pasien akan terlihat dalam posisi
melindungi-bahu jatuh ke bawah dan mengimobilisasi lengan untuk
menghindari gerakan bahu.

Penanganan:
Tujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya
dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. Modifikasi spika bahu (gips
klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap klavikula dapat
digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan
mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak
harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi
terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf
kedua lengan harus dipantau. Fraktur 1/3 distal klavikula tanpa pergeseran
dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan pembatasan
gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan terputusnya ligamen
korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan
reduksi terbuka dan fiksasi interna.

Komplikasi:
Komplikasi fraktur klavikula meliputi trauma saraf pada pleksus brakhialis,
cedera vena atau arteria subklavia akibat frakmen tulang, dan malunion
(penyimpangan penyatuan). Malunion merupakan masalah kosmetik bila
pasien memakai baju dengan leher rendah.

Pendidikan Kesehatan:
Pasien diingatkan untuk tidak menaikkan lengan lebih tinggi dari bahu
sampai ujung patahan tulang mengalami penyatuan (sekitar 6 minggu) namun
didorong untuk melakukan latihan siku, pergelangan tangan dan jari-jari
untuk mencapai gerakan bahu yang sempurna. Aktivitas berlebihan harus
dibatasi kurang lebih selama 3 bulan.
MALUNION
Malunion merupakan suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh
dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring.
Komplikasi seperti ini dapat dicegah dengan melakukan analisis yang cermat
sewaktu melakukan reduksi, dan mempertahankan reduksi itu sebaik
mungkin terutama pada masa awal periode penyembuhan.

Gibs yang menjadi longgar harus diganti seperlunya. Fragmen-fragmen tulang


yang patah dan bergeser setelah direduksi harus diketahui sedini mungkin
dengan melakukan pemeriksaan radiografi serial. Keadaan ini harus
dipulihkan kembali dengan reduksi berulang dan imobilisasi, atau mungkin
juga dengan tindakan operasi.

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Fraktur Clavicula

Posted on 18 August 2011 by ArtikelBedah

I. PENDAHULUAN

Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan


sekitarnya. Clavicula merupakan salah satu tulang yang sering mengalami
fraktur apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya yang superfisial.
Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang
yang lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi,
neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa
disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah
sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur
tertutup ataupun multiple trauma. (1,2,3,4)

Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada


masa fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu
medial dan lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa
intrauterin. Kernudian ossifikasi sekunder pada epifise medial clavicula
berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir
bersatu pada usia 25 tahun sampai 26 tahun. (4)

II. INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI

Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula sekitar
40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki perempuan
adalah 2 : 1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar
85% dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal sekitar 10%
dan bagian proximal sekitar 5%. (1,5,6)

Sekitar 2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur clavicula.


Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur
clavicula sekitar 1 kasus dari 1000 orang dalam satu tahun. Fraktur clavicula
juga merupakan kasus trauma pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1
kasus dari 213 kasus kelahiran anak yang hidup. (1,2,6)

III. ETIOLOGI

Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu


akibat kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan
bermotor, namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non
traumatik. Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu : (2,4.6,7,8)

Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh
simphisis pubis selama proses melahirkan.

Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan


bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.

Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama,
misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.

Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post


radioterapi, keganasan clan lain-lain.

IV. ANATOMI
Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial
melengkung lebih besar dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral
lebih kecil dan menghadap ke posterior. Ujung medial clavicula disebut
extremitas sternalis, membentuk persendian dengan sternum, dan uJung
lateral disebut extremitas acromialis, membentuk persendian dengan
acromion.(1,2,4,9)

Facies superior clavicula agak halus, dan pada facies inferior di bagian medial
terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut terdapat
sulcus subclavius, tempat melekatnya m. Subclavius, dan disebelah lateralnya
lagi terdapat tuberositas coracoidea, tempat melekat lig. Coracoclaviculalis.
(1,2,4,9)

Pada facies medialis clavicula terdapat foramen nutricium, yang dilalui oleh
pembuluh darah.(9)

RIGHT CLAVICLE – Features

Gambar 1. Anatomi clavicula

( dikutip dari kepustakaan 7 )

V. KLASIFIKASI

Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi fraktur pada clavicula


tersebut. Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling sering mengalami fraktur
yaitu pada bagian midshape clavikula dimana pada anak-anak berupa
greenstick, bagian distal clavicula dan bagian proksimal clavicula. Menurut
Neer secara umum fraktur klavikula diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu :
(1,2,6,10,17)

Tipe I : Fraktur pada bagian tengah clavicula. Lokasi yang paling sering terjadi
fraktur.
Gambar 2 Fraktur midclavicula

( dikutip dari Kepustakaan No.1 )

Tipe II : Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua


mengalami fraktur setelah midclavicula.

Gambar 3. Fraktur distal clavicula

( dikutip dari kepustakaan No.1)

Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling jarang
terjadi dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar 5%.

Gambar 4. Fraktur proksimal clavicula

( dikutip dari kepustakaan No.1 )

Ada beberapa subtype fraktur clavicula bagian distal, menurut Neer ada 3
yaitu :

Tipe I : merupakan fraktur dengan kerusakan minimal, dimana ligament


tidak mengalami kerusakan.

Tipe : merupakan fraktur pada daerah medial ligament coracoclavicular.

Gambar 8. Fraktur clavicula distal subtype II

( dikutip dari kepustakaan No.1 )


Tipe III : merupakan fraktur pada daerah distal ligament coracoclavicular dan
melibatkan permukaan tulang bagian distal clavicula pada AC joint.

Gambar 9. Fraktur clavicula distal subtype III

( dikutip dari kepustakaan No.1 )

CLAVICLE FX – DISTAL Third Neer. COOR 58:53

VI. PATOFISIOLOGI

Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi


atau penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan
tulang tersebut dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh,
keeelakaan olahraga, ataupun kecelakaan kendaraan bermotor.(1)

Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun
ligament-ligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula.
Clavicula bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral
dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling
sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.(1,2)

VII. DIAGNOSIS

1) Gejala Klinis

Diagnosis dari fraktur clavicula biasanya didasari dari mekanisme kecelakaan


dan lokasi adanya ekimosis, deformitas, ataupun krepitasi. Pasien biasanya
mengeluh nyeri setelah terjadinya kecelakaan tersebut dan sulit untuk
mengangkat lengan atau bahu. Fraktur pada bagian tengah clavicula, pada
inspeksi bahu biasanya asimetris, agak jatuh kebawah, lebih kedepan
ataupun lebih ke posterior. (1,2,16)

Gambar 5. Gambaran klinis fraktur clavicula

( dikutip dari kepustakaan No.7 )

Diagnosis pasti untuk fraktur clavicula ialah berdasarkan pemeriksaan


radiologi. Secara praktis diagnostik dibuat berdasarkan anamnesis misalnya
apakah ada riwayat trauma, dan pemeriksaan fisik bias kita dapatkan
pembengkakan daerah clavicula atau aberasi, diagnosanya akan lebih mudah
apabila yang terjadi adalah fraktur terbuka. Pneumotoraks biasa didapatkan
pada pasien dengan fraktur clavicula terutama yang mengalami multiple
traumatik, dilaporkan sekitar lebih dari 3% dengan fraktur clavicula
mengalami pneumotoraks. Pneumotoraks diakibatkan masuknya udara pada
ruang potensial antara pleura viseral clan parietal. Dislokasi fraktur vertebra
torakal juga dapat ditemukan bersama dengan pneumotoraks. Laserasi paru
merupakan penyebab tersering dari pnerumotoraks akibat trauma tumpul.
(1,2,6,7)

2) Pemeriksaan Radiologi : (1,2,4,6,7,17)

a) Plain Photo

Mid clavicula

Evaluasi pada fraktur clavicula yang standar berupa proyeksi anteroposterior


(AP) yang dipusatkan pada bagian tengah clavicula. Pencitraan yang dilakukan
harus cukup luas untuk bisa menilai juga kedua AC joint dan SC joint. Bisa
juga digunakan posisi oblique dengan arah dan penempatan yang baik.
Proyeksi AP 20-60° dengan cephalic terbukti cukup baik karena bisa
meminimalisir struktur toraks yang bisa mengganggu pembacaan.

Gambar 6. Fraktur midclavicula dengan proyeksi AP with cephalic tilt

( dikutip dari kepustakaan No.1 )

Karena bentuk dari clavicula yang berbentuk S, maka fraktur menunjukkan


deformitas multiplanar, yang menyebabkan susahnya menilai dengan
menggunakan radiograph biasa. CT scan, khususnya dengan 3 dimensi
meningkatkan akurasi pembacaan.

Medial clavicula dan SC joint

Proyeksi standar untuk menilai SC joint adalah posteroanterior (PA), lateral


dan oblique. Fraktur medial clavicula dan cedera pada SC joint biasanya sulit
dinilai dengan pencitraan yang biasa karena adanya overlap clavicula dengan
sternum dan costa pertama. Sebagai catatan penting, ossifikasi sekunder pada
bagian proksimal clavicula tidak akan nampak pada usia sebelum 12 tahun
dan mungkin sampai umur 25 tahun. Sehingga pada gambaran radiograph
biasa akan sulit membedakan antara suatu fraktur dengan dislokasi pads SC
joint.

Gambar 7. Proyeksi rockwood

(dikutip dari kepustakaan No.1 )

Lateral clavicula dan AC joint


Pemeriksaan radiologi pada sisi yang mengalami cedera kadang-kadang cukup
sulit, namun beberapa pemeriksaan membandingkan penampakan pada
daerah cedera tersebut. Proyeksi AP pada AC joint digunakan 15° inclinasi
cephalic, sepanjang tulang scapula. Normal alignment pada sendi dengan
proyeksi AP apabila ukuran celah sendi kurang dari 5 mm dan facies bagian
bawah akromion dan distal clavicula tidak terputus-putus.

b) CT Scan

Medial clavicula dan SC joint

CT scan memegang peranan yang penting dalam mendiagnosa fraktur


clavikula bagian medial dan cedera pada SC joint. CT scan seharusnya
digunakan dengan mencakup SC joint dan secara otomatis setengah dari
kedua clavicula untuk membandingkan satu sisi dengan sisi yang lain.

Gambar 8. CT scan faraktur clavicula

( dikutip dari kepustakaan No.1 )

Jika didapatkan ada kelainan pada vascular, bisa kita nilai dengan
menggunakan intravenous contras..

Lateral clavicula dan AC joint

CT scan merupakan salah satu alat pencitraan di bidang radiologi yang cukup
sensitif dalam menegakkan diagnosa. CT scan kadang-kadang digunakan
untuk mendiagnosa fraktur intra-artikular atau stress fraktur pada AC joint.
Meskipun demikian CT scan terbatas untuk menilai sekitar jaringan lunak
termasuk kapsula, ligament dan sendi sinovial.

VIII. DIAGNOSIS BANDING

Fraktur clavicula didiagnosis banding dengan beberapa kelainan yaitu fraktur


kosta, fraktur sternum, dislokasi sendi bahu, dan rotator cuff injury.(1,2,6,11)

1. Fraktur kosta

Penyebab paling sering pada fraktur kosta adalah trauma tumpul pada
dinding dada, tergantung lokasi yang mengalami trauma bisa menyebabkan
fraktur 1 tulang costa atau lebih. Pada pasien dengan fraktur kosta bisa
menyebabkan terjadinya pneumotoraks, hematotoraks karena perdarahan
atau cedera pada fleksus brakhialis untuk fraktur kosta I – III. Untuk fraktur
kosta I – III gejala dan tanda bisa mirip dengan fraktur clavicula, harus bisa
dibedakan dengan seksama pada pemeriksaan radiologi .(12)

Gambar 9. fraktur kosta

( dikutip dari kepustakaan No. 12 )

2. Fraktur sternum

Fraktur sternum paling sering karena trauma pada dada, biasanya disertai
dengan trauma pada jantung dan paru-paru. Untuk mendiagnosis fraktur
sternum biasanya dipakai plain photo proyeksi lateral seperti pada gambar
dibawah ini.(13)

Gambar 10. Fraktur sternum

( dikutip dari kepustakaan No.1 )


3. Dislokasi sendi bahu

Dislokasi sendi pada bahu ada 4 jenis yaitu anterior dislocation, posterior
dislocation, multidirectional instability dan inferior dislocation. Paling sering
adalah anterior dislocation sekitar 85% dari semua dislokasi sendi bahu.
Pasien dengan dislokasi sendi bahu juga bisa mengeluh nyeri, bengkak
ataupun susah menggerakkan lengan.(14)

Gambar 11. anterior dislocation

( dikutip dari Kepustakaan No.14 )

4. Rotator cuff injury pada bahu

Pasien dengan rotator cuff injury biasanya datang dengan keluhan utama
nyeri pada persendian bahu disertai dengan kekakuan, terbatasnya
pergerakan sendi bahu dan krepitasi. Pemeriksaan yang paling akurat pada
kelainan ini adalah MRI. (15)

Gambar 12. rotator cuff injury (MRI)

( dikutip dari kepustakaan No. 15 )

IX. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan


tindakan bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau
nonoperative treatment. (2,3,5,6)
Tujuan dari penanganan ini adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari
patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga
agar mereka tetap menempel sebagaimana mestinya sehingga tidak terjadi
deformitas dan proses penyembuhan tulang yang mengalami fraktur lebih
cepat.

Proses penyembuhan pada fraktur clavicula memerlukan waktu yang cukup


lama.Penanganan nonoperative dilakukan dengan pemasangan saling selama
6 minggu. Selama masa ini pasien harus membatasi pergerakan bahu, siku
dan tangan. Setelah sembuh, tulang yang mengalami fraktur biasanya kuat
dan kembali berfungsi. Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian
untuk membatasi pergerakan. atau mobilisasi pada tulang untuk
mempercepat penyembuhan. Patch tulang lainnya harus benar-benar tidak
boleh digerakkan (immobilisasi). Imobilisasi bisa dilakukan melalui:
(2,3,5,6,10)

Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.

b. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar


tulang yang patah Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan
berbentuk angka delapan atau strap klavikula dapat digunakan untuk
mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan
dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi
bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus
brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus
dipantau.

Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota,


gerak pada tempatnya.

Gambar 15. Fraktur sternum

( dikutip dari kepustakaan No. 13 )


d. Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan
(plate) atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang atau sering disebut
open reduction with internal fixation (ORIF).

Gambar 16. Fiksasi internal

( dikutip dari kepustakaan No. 13 )

Fiksasi eksternal

Immobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan


menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani terapi fisik.

X. KOMPLIKASI

Komplikasi pada fraktur clavicula dapat berupa : (2,6,10)

Malunion.

Malunion merupakan suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh
dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring.
Komplikasi seperti ini dapat dicegah dengan melakukan analisis yang cermat
sewaktu melakukan reduksi, dan mempertahankan reduksi itu sebaik
mungkin terutama pada masa awal periode penyembuhan.

Gejala malunion pada clavicula dapat menyebabkan penderita tidak puas.


Gejala sebelum operasi termasuk kelemahan, nyeri, gejala-gejala neurologik,
dan munculnya perasaan yang cemas (bahu yang semakin memburuk dengan
gejala-gejala lainnya)

Nonunion
Lebih umum terjadi pada fraktur yang ditangani dengan cara operasi,
khususnya pada studi sebelumnya. Secara keseluruhan, angka non union
yang lebih kurang dari 1 % hingga yang lebih besar dari 10%, telah dilaporkan.

Paling banyak pada fraktur 1/3 distal tetapi hasilnya secara fungsional
memperlihatkan kepuasan.

Penanganan operasi termasuk stabilisasi dan graft tambahan pada tulang


memberikan hasil yang memuaskan serta fiksasi dengan plate dan peralatan
intermedullary.

Fraktur 1/3 tengah dengan lebih dari 2 cm dan fraktur 1/3 lateral menjadi
faktor resiko lebih tinggi nonunion.

Komplikasi neurovaskular, bisa menyebabkan timbulnya trombosis dan


pseudoaneurisma pada arteri axillaris dan vena subclavian kemudian bisa
menyebabkan timbulnya cerebral emboli. Kerusakan nervus supraclavicular
menyebabkan timbulnya nyeri dinding dada.

Refraktur, fraktur berulang pada clavicula yang mengalami fraktur


sebelumnya.

Pneumothoraks biasa didapatkan pada pasien dengan fraktur clavicula


terutama yang mengalami multiple traumatik, diakibatkan oleh karena
robeknya lapisan pleura sehingga masuk udara pada ruang potensial antara
pleura viseral dan parietal. (1,2,6,7)

XI. PROGNOSIS

Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat
ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia
penderita. Pada anak prognosis sangat baik karena proses penyembuhan
sangat cepat, sementara pada orang dewasa prognosis tergantung dari
penanganan, jika penanganan baik maka komplikasi dapat diminimalisir.
Fraktur clavicula disertai multiple trauma memberi prognosis yang lebih
buruk daripada pognosis fraktur clavicula murni. (2,6,11)
DAFTAR PUSTAKA

Hahn B. Clavicle, Fractures and Dislocations. In: Bruno MA, Coombs BD, Pope
TL, Krasny RM, Chew FS, editors [online]. 2007 [cited 2008 January 4];[14
screens]. Available from: URL:http://www.emedicine.com.

Trurnble TE, Budoff JE, Cornwall R, editors. Hand, Elbow and Shoulder: Core
Knowledge in orthopaedics. I” ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2006. p. 623-7.

Available from: URL:http://www.racingmaster.com

Housner JA, Kuhn JE. Clavicle Fractures, 2003 December [cited 2008 Agust 5];
Vol 31. No 12. Available from: URL:http://www.sportsmedicine.com

Crowther CL, editor. Primary Orthopedic Care. 2″d ed. Philadelphia: Mosby
Elsevier; 2004. p. 46-7

Browner BD, Levine AM, Jupiter JB, Trafton PG, editors. Skeletal Trauma:
Basic science, Management and reconstruction. 3th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2003. p. 1633-47

Mettler FA, editor. Essentials of Radiology. I” ed. Philadelphia: Saunders


Company; 1996. p.293-300

Available from: URL:http://www.aofoundation.org

Luhulima, JW, editor. Musculosceletal. I” – 4th ed. Makassar: FKUH; 2004.p.


6-7.

Basmania CJ. IM Pin Fixation of Clavicle Frx. In: Clifford R. Wheeless, editors
[online]. 1993 [cited 2008 Augst 5];. Available from: URL:
http://www.dukehealti.org/surgery/div orthopaedic.asp

Brilliant LC. Fractures, Clavicle. In: Counselman F, Talavera F, Scaletta T,


Halamka J, Kulkarni R, editors [online]. 2007 [cited 2008 Jan 9];[ 12 screens].
Available from: URL: http://www.emedicine.com
Schimpf M, Neira C, Edwar G, The Deveptive Nature of Clavicle Fractures in
Young Patients. In: The Physician and Sportmedicine, Vol 27 No 3 [online].
1999 March [cited 2008 Augst 5, Available from: URL:
http://www.sportsmedicine.com

Fisher DA. Sternum Fractures. In: Lenchik L, Coombs BD, Keats TE, Krasny
RM, Chew FS, editors [online]. 2007 [cited 2008 Jan 9];[8 screens]. Available
from: URL: http://www.emedicine.com

Tseng GY._Shoulder Dislocations. In: Levey DS, Coombs BD, Reinus WR,
Krasny RM, Chew FS, editors [online]. 2007 [cited 2008 Jan 9];[ 11 screens].
Available from: URL: http://www.emedicine.com

Tuite M.-Shoulder, Rotator Cuff Injury (MR-1). In: Levey DS, Coombs BD,
Steinbach LS, Krasny RM, Chew FS, editors [online]. 2007 [cited 2008 Jan
9];[10 screens]. Available from: URL: http://www.emedicine.com

Eif Patrice M, Hatch Robert L, Calmbach Walter L, editors. Fracture


Management For Primary Care. 2`d ed. Portland: Saunders; 1998. p. 198-6

Crenshaw AH, Fractures of Shoulder, Arm, and Forearm. In: Campbell’s,


editors. Operative Orthopaedics. 5t‘ ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Company:
2000. p. 2985-8.

Qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq
qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq
qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq

Introduksi

a. Definisi

Klasifikasi fraktur klavikula

1. Fraktur mid klavikula (Fraktur 1/3 tengah klavikula)

 paling banyak ditemui


 terjadi medial ligament korako-klavikula (antara medial dan 1/3 lateral)
 mekanisme trauma berupa trauma langsung atau tak langsung (dari
lateral bahu)

2. Fraktur 1/3 lateral klavikula

 fraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, yang dapat


dibagi:
o type 1: undisplaced jika ligament intak
o type 2: displaced jika ligamen korako-kiavikula ruptur.
o type 3: fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.
 mekanisme trauma pada type 3 biasanya karena kompresi dari bahu.

3. Fraktur 1/3 medial klavikula

 Insiden jarang, hanya 5% dan seluruh fraktur klavikula.


 Mekanisme trauma dapat berupa trauma langsung dan trauma tak
langsung pada bagian lateral bahu yang dapat menekan klavikula ke
sternum. Jatuh dengan tangan terkadang dalam posisi abduksi.

b. Pemeriksaan Klinis

Fraktur klavikula sering terjadi pada anak-anak. Biasanya penderita datang


dengan keluhan jatuh dan tempat tidur atau trauma lain dan menangis saat
menggerakkan lengan. Kadangkala penderita datang dengan pembengkakan
pada daerah klavikula yang terjadi beberapa hari setelah trauma dan kadang-
kadang fragmen yang tajam mengancam kulit. Ditemukan adanya nyeri tekan
pada daerah klavikula.

c. Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan rontgen anteroposterior dan klavikula biasanya dapat membantu


menegakkan diagnosis dan fraktur. Fraktur biasanya terjadi pada 1/3 tengah
dan fragmen luar terletak dibawah fragmen dalam. Fraktur pada 1/3 lateral
klavikula dapat terlewat atau tingkat pergeseran salah dikira kecil, kecuali
kalau diperoleh foto tambahan pada bahu.

d. Indikasi Operasi

 Fraktur terbuka.
 Fraktur dengan gangguan vaskularisasi
 Fraktur dengan “scapulothorcic dissociation” (floating shoulder)
 Fraktur dengan displaced glenoid neck fracture.

Teknik penanganan terapi konservatif dan operasi

Penatalaksanaan Fraktur Klavikula


1. Fraktur 1/3 tengah

 Undisplaced fraktur dan minimal displaced fraktur diterapi dengan


menggunakan sling, yang dapat mengurangi nyeri.
 Displaced fraktur dengan gangguan kosmetik diterapi dengan
menggunakan commersial strap yang berbentuk angka 8, untuk menarik
bahu sehingga dapat mempertahankan alignment dan fraktur. Strap
harus dijaga supaya tidak terlalu ketat karena dapat mengganggu
sirkulasi dan persyarafan. Suatu bantal dapat diletakkan di antara
scapula untuk menjaga tarikan dan kenyamanan. Jika commersial strap
tidak dapat digunakan balutan dapat dibuat dari “tubular stockinet”, ini
biasanya digunakan untuk anak yang berusia <10 tahun.
 Pemakaian strap yang baik:

1. menarik kedua bahu, melawan tekanan dipusat, dan daerah interscapula


selama penarikan fraktur.

2. tidak menutupi aksila, untik kenyamanan dan hygiene.

3. menggunakan bantalan yang bagus.

4. tidak mengganggu sirkulasi dan persyarafan kedua lengan.

 Plating Clavikula

- Gunakan insisi sesuai garis Langer untuk mengekspos permukaan


superior clavikula. Hindari flap kulit undermining dan kerusakan saraf
supraklavikula. Hindari juga diseksi subperiosteal pada fracture site.

- Lakukan reduksi fragmen fraktur jika memungkinkan pasang lag screw


melintasi fraktur. Plate diletakkan di sisi superior clavikula dengan 3 screw
pada masing-masing sisi fraktur untuk mencapai fiksasi yang solid.

- Jika diperlukan diletakan subkutaneus drain, luka operasi ditutup dengan


jahitan subcuticular.

2. Fraktur lateral

 Undisplaced fraktur dapat diterapi dengan sling.


 Displaced fraktur dapat diterapi dengan sling atau dengan open
reduction dan internal fiksasi.
 Jika pergeseran> setengah diameter klavikula harus direduksi dan
internal fiksasi.
 Bila dibiarkan tanpa terapi akan terjadi deformitas dan dalam beberapa
kasus rasa tidak enak dan kelemahan pada bahu karena itu terapi
diindikasikan melalui insisi supraklavikular, fragmen fraktur diaposisi
dan dipertahankan dengan pen yang halus, yang menembus kearah
lateral melalui fragmen sebelah luar dan akromion dan kemudian
kembali ke batang klavikula.
 Lengan ditahan dengan kain gendongan selama 6 minggu dan sesudah
itu dianjurkan melakukan pergerakan penuh.

e. Komplikasi operasi

Komplikasi dini: kerusakan pada pembuluh darah atau saraf (jarang terjadi)

Komplikasi lanjut

 non-union

- jarang terjadi

- dapat diterapi dengan fiksasi interna dan pencangkokan tulang yang aman.

 mal-union

- meninggalkan suatu benjolan, yang biasanya hilang pada waktunya.

- untuk memperoleh hasil kosmetik yang baik dan cepat dapat menjalani
terapi yang lebih drastis yaitu fraktur direduksi dibawah anastesi dan
dipertahankan reduksinya dengan menggunakan gips yang mengelilingi dada
(wirass)

 kekakuan bahu

- sering ditemukan, hanya sementara, akibat rasa takut untuk


menggerakkan fraktur. Jari juga akan kaku dan membutuhkan waktu
berbulan-bulan untuk memperoleh kembali gerakan, kecuali kalau dilatih.

f. Mortalitas

Pada umumnya kecil

g. Perawatan Pascabedah

Rehabilitasi

 Commersial strap yang berbentuk angka 8, harus di follow up apakah


sudah cukup kencang. Strap ini harus dikencangkan secara teratur.
Anak anak <10 tahun menggunakan strap atau splint selama 3-4
minggu sampai bebas nyeri, sedangkan orang dewasa biasanya
membutuhkan waktu 4-6 minggu.
 Pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan seperti biasa begitu
nyeri berkurang (strap/splint/sling sudah dilepas).

Patofisiologi

 Pada fraktur sepertiga tengah klavikula otot sternokleidomastoideus


akan menarik fragmen medial keatas sedangkan beban lengannya akan
menarik fragmen lateral ke bawah. Jika fraktur terdapat pada ligament
korako-klavikula maka ujung medial klavikula sedikit bergeser karena
ditahan ligament ini.
 Fraktur yang terjadi kearah medial terhadap fragment maka ujung luar
mungkin tampak bergeser kearah belakang dan atas, sehingga
membentuk benjolan dibawah kulit.

You might also like