Professional Documents
Culture Documents
Karakteristik Semen Segar domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
Herdis
Pusat Teknologi Produksi Pertanian BPPT
Gd. LABTIAB 612 Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang Selatan Banten 15314
E-mail: kangherdis@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu penampungan semen yang berbeda terhadap karakteristik semen
segar domba garut tipe laga. Penelitian menggunakan tujuh ekor domba garut jantan. Penampungan semen dilakukan
seminggu sekali menggunakan vagina buatan. Karakteristik semen segar yang diamati adalah warna, volume, kekenta-
lan, keasaman, konsentrasi, abnormalitas, persentase motil, persentase hidup dan persentase membran plasma spermato-
zoa. Waktu penampungan semen yang berbeda berpengaruh terhadap karakteristik semen segar yang dihasilkan. Waktu
penampungan semen pukul 06.00 menghasilkan kualitas semen segar domba garut tipe laga paling baik berbeda nyata
(p<0,05) dibandingkan waktu penampungan semen pukul 12.00 namun tidak berbeda nyata (p>0,05) dibandingkan
dengan waktu penampungan semen pukul 09.00. Dari penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa perbedaan waktu
berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban ruangan. Guna mendapatkan kualitas semen segar yang lebih baik disarank-
an waktu penampungan semen domba garut tipe laga dilakukan pada pukul 06.00-09.00.
Kata kunci: kar akter istik semen, waktu penampungan semen, domba gar ut
ABSTRACT
The study was carried out to find out the influence of the difference semen collection time to fresh semen characteris-
tics of garut rams fighting type. Seven garut rams were used in this study. The semen was collected once a week using
artificial vagina. Fresh semen characteristics observed were: color, volume, viscosity, acidity, concentration, abnor-
malities, the percentage of motile, percentage of viable sperm and the percentage of plasma membrane integrity.
Moreover the difference of semen collection time affect the characteristics of fresh semen. Semen collected at 06:00
am showed best quality of garut Rams fresh semen and significantly higher (p <0.05) than at 12:00 am but not signif-
icantly different (p> 0.05) than at 09:00 am. This research demonstrated that the difference of semen collection time
causes the difference of air temperature and humidity. In order to get better quality of fresh semen, it is advised to
collect the semen of fighting type of garut rams at 06:00 to 09:00.
Keywords: semen char acter istics, semen collection time, gar ut r ams
8
Karakteristik Semen Segar Domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
Herdis
memiliki bobot badan sekitar 60–80 kg, penyakit. Penerapan teknologi reproduksi sep-
bahkan dapat mencapai lebih dari 100 kg, se- erti pengolahan semen dan inseminasi buatan
dangkan domba garut betina dewasa bobotnya (IB) merupakan alternatif tepat guna untuk
sekitar 30– 50 kg. Fakta ini menjadikan dom- meningkatkan populasi domba garut secara
ba garut potensial dijadikan sebagai donor se- aktif progresif. Melalui teknologi IB, semen
men untuk meningkatkan kualitas domba lokal yang diperoleh dari pejantan unggul dapat dio-
lainnya melalui penerapan teknologi insemi- lah sehingga lebih banyak jumlah domba
nasi buatan (IB). betina yang dapat dikawinkan dan meminimal-
Domba garut jantan biasa digunakan kan pengaruh negatif pada domba pejantan
sebagai domba petarung atau domba laga yang yang dijadikan sumber semen (Herdis 2011).
berperan dalam industri pariwisata sehingga Namun demikian keberhasilan program
mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi IB dengan semen segar maupun semen beku
dibandingkan domba lokal (Mulyono 2000). pada ternak domba belum sesuai dengan yang
Menurut Qomariyah dkk. (2001) domba garut diharapkan. Salah satu faktor yang menyebab-
jantan memiliki postur yang gagah dan tanduk kan rendahnya keberhasilan tersebut adalah
yang khas dengan ukuran yang besar, kokoh, kualitas semen yang digunakan. Semen adalah
kuat dan melingkar. Kelebihan lain domba cairan yang mengandung spermatozoa dan hasil
garut adalah cepat dewasa kelamin, tidak -hasil kelenjar kelamin pelengkap. Kualitas
mengenal musim kawin dan mempunyai sifat semen segar yang diperoleh sangat menentukan
dapat melahirkan anak kembar dua ekor atau apakah semen tersebut layak untuk di
lebih (Adiati dkk. 2001; Hastono dkk. 2001; inseminasikan. Beberapa faktor yang
Rizal dkk. 2013; Herdis 2015). mempengaruhi kualitas semen segar antara lain
Dalam pengembangbiakan domba garut metode penampungan, lingkungan, manajemen
masalah utama yang menjadi kendala adalah yang digunakan, individu dan umur pejantan
terbatasnya pejantan unggul dan potensi repro- yang digunakan (Rizal & Herdis 2008).
duksi ternak betina yang belum dimanfaatkan Melihat pentingnya proses penampungan
secara optimal. Sebagai Ilustrasi, domba garut semen untuk mendapatkan kualitas semen yang
jantan unggul jumlahnya terbatas dan hargan- lebih baik, maka dilakukan penelitian pengaruh
ya relatif mahal karena biasa digunakan untuk waktu penampungan semen yang berbeda
kontes domba laga. Pada saat ini perkawinan terhadap karakteristik semen segar domba garut
domba garut sebagian besar dilakukan dengan tipe laga. Penelitian ini bertujuan untuk
mencampurkan seekor domba jantan dengan mendapatkan waktu penampungan semen yang
lima ekor domba betina di dalam kandang ko- paling optimal guna mendapatkan kualitas
loni selama 40 hari. Pengaruh negatif yang semen segar domba garut terbaik. Hasil
terjadi pada domba jantan setelah dicampurkan penelitian diharapkan menjadi masukkan yang
adalah berat badan turun hingga 10 kg dan berharga untuk digunakan sebagai data dasar
domba jantan menjadi lebih peka terhadap untuk mendapatkan kualitas semen segar
9
Zoo Indonesia 2017 26(1): 8-19
Karakteristik Semen Segar domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
10
Karakteristik Semen Segar Domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
Herdis
matozoa yang hidup, dihitung dengan karena kualitas pejantan yang digunakan
menggunakan mikroskop cahaya pada pem- menentukan kualitas anak yang dihasilkan.
besaran objektif 100 kali. Evaluasi Keberhasilan pengembangbiakan domba garut
menggunakan zat pewarna eosin-negrosin. perlu ditunjang kualitas pejantan yang
Spermatozoa yang hidup tidak menyerap memiliki kemampuan mengawini beberapa
warna sedangkan yang mati berwarna merah. induk dalam satuan waktu tertentu. Guna
Evaluasi menggunakan sistem skor 0% sampai mendapatkan kualitas spermatozoa yang
100% (Rizal dkk. 2003) . maksimal maka perlu dilaksanakan metode
Persentase Membran Plasma Utuh (% dan waktu penampungan semen yang optimal
MPU) adalah persentase keutuhan membran sehingga kualitas semen segar yang diperoleh
plasma spermatozoa diperiksa dengan cara memenuhi syarat untuk kawin alam atau
semen dimasukkan ke dalam medium hipoos- diinseminasikan.
motik 0,032 M NaCl (NaCl 0,179 g dalam Kualitas semen segar sangat menentu-
100 ml akuadestilata) kemudian dilakukan kan layak tidaknya semen tersebut untuk di-
inkubasi suhu 37oC selama 30 menit. lakukan proses pengolahan. Hasil penelitian
Setelah dilakukan inkubasi, kemudian dibuat menunjukkan warna semen yang ditampung
preparat ulas tipis pada gelas objek lalu die- adalah putih susu atau krem. Hasil ini sesuai
valuasi dengan cara pengamatan dengan dengan pendapat Ax et al. (2008) dan peneli-
mikroskop cahaya pembesaran 400x ter- tian Indriani dkk. (2013) yang menyatakan
hadap minimum 200 spermatozoa. Spermato- bahwa warna semen domba adalah putih susu
zoa yang memiliki membran plasma utuh atau krem.
ditandai oleh ekor melingkar atau Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menggelembung, sedangkan yang rusak perbedaan waktu menyebabkan perbedaan
ditandai oleh ekor lurus. Evaluasi dilakukan suhu udara secara nyata (p<0,05). Pada pukul
dengan sistem skor 0% sampai 100% (Bebas 12.00 merupakan suhu udara paling tinggi
& Laksmi 2015). (32,6oC) berbeda nyata (p<0,05)
Data dianalisis dengan analisa ragam dibandingkan suhu udara pada pukul 06.00
rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga (22,7oC) dan suhu udara pada pukul 09.00
perlakuan (waktu penampungan) dan tujuh (27,6oC). Suhu udara pada pukul 09.00 lebih
kali ulangan (tujuh ekor domba sebagai ulan- tinggi dan berbeda nyata (p<0,05)
gan). Perbedaan antar perlakuan diuji dengan dibandingkan suhu udara pada pukul 06.00.
uji beda nyata terkecil. Pada parameter kelembaban ruang
menunjukkan pada pukul 12.00 mempunyai
HASIL DAN PEMBAHASAN kelembaban ruang paling rendah (49%)
Dalam usaha pengembangbiakan ternak, berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan
faktor pejantan memegang peranan penting kelembaban ruang pada pukul 06.00 (78,1%)
11
Zoo Indonesia 2017 26(1): 8-19
Karakteristik Semen Segar domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
Tabel 1. Temper atur dan kelembaban r uang pada waktu penampungan semen yang ber -
beda.
Waktu Penampungan Temperatur Ruang (oC) Kelembaban Ruang (%)
dan kelembaban ruang pada pukul 09.00 Kejobong sebesar 0,63± 0,19 ml (Syamyono
(68,8%). Kelembaban ruang pada pukul 06.00 dkk. 2015).
tidak berbeda dengan kelembaban ruang pada Penelitian menunjukkan derajat keasaman
pukul 09.00 (Tabel 1). (pH) semen domba garut tipe laga yang di-
Penelitian menunjukkan perlakuan peroleh pada waktu penampungan semen
waktu penampungan yang berbeda tidak ber- pukul 12.00 (7,3) lebih tinggi dengan derajat
pengaruh terhadap volume semen domba keasaman semen yang diperoleh pada waktu
garut tipe laga yang dihasilkan (Tabel 2). penampungan semen pukul 09.00 (7,1) dan
Volume semen domba garut yang diperoleh pukul 06.00 (7,1). Namun demikian derajat
paling sedikit sebesar 2,5±0,7 ml. Hasil yang keasaman yang dihasilkan tersebut normal
diperoleh berbeda dengan apa yang diperoleh dan netral. Menurut Garner & Hafez (2008)
Santoso & Herdis (2013) sebesar 0,82 ± 0,16 pH normal semen berkisar antara 6,4 sampai
ml dan Nalley & Arifiantini (2013) sebesar 7,8.
0,65 ± 0,32 ml. Menurut Qomariyah dkk. Kekentalan atau konsistensi semen
(2001) volume semen domba garut per dapat memberikan gambaran konsentrasi sper-
ejakulat sebesar 1,1 0,2 ml. Perbedaan matozoa yang terkandung di dalam semen terse-
volume ini terjadi karena adanya perbedaan but. Berdasarkan karakteristiknya masing-
umur, ukuran tubuh, perubahan kesehatan masing ternak akan menunjukkan nilai kekenta-
reproduksi dan frekuensi penampungan. lan yang berbeda (Arifiantini 2012). Penelitian
Sebagai perbandingan volume semen kambing menunjukkan kekentalan semen domba garut
Tabel 2. Volume, keasaman, kekentalan semen dan konsentr asi sper matozoa domba Gar ut
tipe laga pada waktu penampungan semen yang berbeda.
Pukul 06.00 2,5 ± 0,7 7,1 ± 0,1a 1,0 ± 0,0a 4.626 ± 99a
Pukul 09.00 3,2 ± 0,9 7,1 ± 0,1a 1,4 ± 0,8ab 4.050 ± 82ab
Pukul 12.00 2,6 ± 0,9 7,3 ± 0,1b 2,0 ± 0,8b 3.300 ± 103b
a,b
Superskrip dalam kolom yang sama masing-masing peubah menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).
12
Karakteristik Semen Segar Domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
Herdis
tipe laga yang diperoleh pada waktu penam- sebesar 5.110 juta/ml, sedangkan Nalley &
pungan semen pukul 06.00 paling kental (1,0) Arifiantini (2013) mendapatkan konsentrasi
berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan semen domba garut sebesar 3.052 juta/ml.
kekentalan semen yang diperoleh pada waktu Tingginya konsentrasi spermatozoa pada pen-
penampungan semen pukul 12.00 (2,0) namun ampungan semen pukul 06.00 berhubungan
tidak berbeda (p>0,05) dibandingkan yang dengan temperatur ruang yang terjadi.
diperoleh pada waktu penampungan semen Menurut Toelihere (1993) temperatur ber-
pukul 09.00 (1,4). Hasil kekentalan yang pengaruh terhadap libido dan produksi sper-
diperoleh sejalan dengan parameter matozoa yang dihasilkan di daerah tropik.
konsentrasi spermatozoa yang menunjukkan Penelitian menunjukkan temperatur ruang pa-
konsentrasi spermatozoa tertinggi diperoleh da pukul 12.00 lebih panas dan menghasilkan
pada waktu penampungan semen pukul 06.00 konsentrasi lebih rendah dibandingkan tem-
(4.626±99,3 juta/ml) berbeda nyata(p<0,05) peratur ruang pada pukul 06.00.
dibandingkan konsentrasi spermatozoa yang Penelitian menunjukkan gerakan ab-
diperoleh pada waktu penampungan semen normalitas spermatozoa terendah diperoleh
pukul 12.00 (3.300±103 juta/ml) namun tidak pada waktu penampungan semen pukul 06.00
berbeda (p>0,05) dibandingkan kekentalan (5,3%) berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan
semen yang diperoleh pada waktu abnormalitas spermatozoa yang diperoleh
penampungan semen pukul 09.00 (4.050±82 pada waktu penampungan semen pukul 12.00
juta/ml). Hasil ini menunjukkan semakin (8,4%) namun tidak berbeda (p>0,05)
siang temperatur udara semakin panas dibandingkan abnormalitas spermatozoa
menyebabkan konsentrasi spermatozoa yang spermatozoa yang diperoleh pada waktu
dihasilkan semakin sedikit (Tabel 2). penampungan semen pukul 09.00 (6,7%)
Menurut Rizal dkk. (2003) warna,
konsistensi, gerakan massa, dan konsentrasi
spermatozoa merupakan parameter yang
saling berkaitan, karena warna semen diten-
tukan oleh kepadatan (konsentrasi) sperma
dan juga akan termanifestasikan pada kon-
sistensi semen dan gerakan massa sperma-
tozoa. Konsentrasi spermatozoa yang di-
peroleh lebih tinggi dibandingkan Hartanti &
Karja (2014) yang memperoleh konsentrasi
sperma pada semen segar domba garut sebe-
sar 2.865 juta/ml. Herdis dkk. (2015) Gambar 1. Abnor malitas sper matozoa
domba Garut tipe laga pada wak-
mendapatkan konsentrasi sperma domba garut tu penampungan semen yang ber-
beda.
13
Zoo Indonesia 2017 26(1): 8-19
Karakteristik Semen Segar domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
14
Karakteristik Semen Segar Domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
Herdis
Gambar 2. Per sentase motilitas, daya hidup dan membr an plasma utuh sper matozoa dom
ba Garut tipe laga pada waktu penampungan Semen yang berbeda.
pada waktu penampungan semen pukul 12.00 (77,3%), namun tidak berbeda
09.00. Persentase hidup spermatozoa semen (p>0,05) dibandingkan persentase MPU sper-
segar domba garut yang diperoleh lebih matozoa yang diperoleh pada waktu penam-
rendah dibandingkan Hartanti & Karja pungan semen pukul 09.00 (81,1%). Keutu-
(2014) sebesar 88,58%. Rizal dkk. (2003) han membran plasma dievaluasi dengan
memperoleh daya hidup sebesar 87,33%. metode hypoosmotic swelling test (HOS
Yulnawati & Herdis (2009) memperoleh per- test). Pada metode ini spermatozoa yang
sentase hidup sebesar 83,6%. Herdis dkk. mempunyai membran plasma utuh setelah
(2015) mendapatkan spermatozoa hidup diberi larutan HOS ekornya terlihat meling-
pada semen segar domba garut sebesar kar. Keadaan ini disebabkan karena pada sel
86,67%. Sebagai pembandingan persentase yang mempunyai membran plasma utuh,
spermatozoa hidup semen sapi Limousin larutan yang masuk ke dalam sel tidak bisa
95,12 ± 1,42 % (Diliyana dkk. 2014), sapi keluar lagi sehingga tekanan di dalam sel
Bali sebesar 85,0 ± 4,6% (Matahine dkk. meningkat dan spermatozoa terlihat mempu-
2014) dan sapi perah sebesar 85% (Samik nyai ekor yang melingkar. Sebaliknya, pada
2014) sel yang mempunyai membran plasma rusak,
Evaluasi terhadap parameter keutuhan larutan yang masuk ke dalam sel akan keluar
membran plasma sejalan dengan parameter kembali sehingga ekor spermatozoa terlihat
lainnya yang menunjukkan persentase MPU lurus. Membran plasma mengandung asam
spermatozoa tertinggi diperoleh pada waktu lemak tidak jenuh yang mudah teroksidasi
penampungan semen pukul 06.00 (83,7%) dalam jumlah yang tinggi. Keadaan ini me-
berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan nyebabkan membran spermatozoa mudah
persentase MPU spermatozoa yang diperoleh dirusak oleh peroksidasi.
pada waktu penampungan semen pukul Rendahnya keutuhan membran plasma
15
Zoo Indonesia 2017 26(1): 8-19
Karakteristik Semen Segar domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
spermatozoa pada penampungan semen mikro bagi ternak yang hidup di ling-
pukul 12.00 disebabkan karena semakin ting- kungannya dan keadaan iklim mikro ini dapat
gi suhu ruangan pada waktu penampungan mempengaruhi kondisi hidup ternak.
semen menyebabkan semakin tinggi derajat Menurut Hafez & Hafez (2000) iklim ber-
metabolisme spermatozoa sehingga terjadi pengaruh langsung pada ternak diketahui dari
penimbunan asam laktat dan berdampak bu- perubahan suhu tubuhnya, sistem pengontro-
ruk terhadap daya hidup spermatozoa, yakni lan syaraf, kerja hormon, tingkah laku, kon-
lebih cepat mati serta semakin banyak terjadi sumsi pakan, air minum serta produksinya.
kerusakan membran plasma spermatozoa Suhu dan kelembaban udara merupakan
yang menyebabkan nilai MPU semakin faktor penting yang berpengaruh terhadap
kecil. ternak. Kelembaban dan suhu yang terlalu
Dari semua parameter yang diuji hasil tinggi menyebabkan ternak menjadi tercekam
penelitian menunjukkan bahwa waktu pen- karena terjadi gangguan pada sistem
ampungan semen pada pukul 06.00 pengaturan keseimbangan panas tubuh
menghasilkan kualitas semen segar domba dengan lingkungan. Hasil penelitian yang
garut tipe laga lebih baik dibandingkan diperoleh sesuai dengan apa yang dikemuka-
dengan waktu penampungan semen pada kan oleh Rizal & Herdis (2008) bahwa sper-
pukul 12.00, namun tidak berbeda dengan matozoa sangat peka terhadap panas dan si-
kualitas semen segar yang dihasilkan pada nar matahari sehingga tempat penampungan
waktu penampungan semen pukul 09.00. semen jangan terkena sinar matahari lang-
Kondisi ini berhubungan dengan kondisi su- sung karena dapat menurunkan kualitas sper-
hu ruangan dan kelembaban yang terjadi di- matozoa. Kadar metabolisme dan gerakan
mana pada pukul 12.00 suhu ruangan nyata spermatozoa berbeda-beda menurut suhu.
lebih panas dibandingkan dengan pada pukul Peningkatan suhu 10oC di atas suhu ling-
06.00. Berman (2005) melaporkan pengaruh kungan akan meninggikan kadar metabo-
langsung faktor stres panas terhadap produksi lisme dua kali lipat atau lebih serta mengu-
dan reproduksi disebabkan meningkatnya rangi daya hidup dua kali lipat. Sinar ma-
kebutuhan maintenance sebagai upaya tahari langsung akan menurunkan daya hidup
ternak menghilangkan kelebihan beban spermatozoa dan menurunkan fertilitas sper-
panas, mengurangi laju metabolisme dan matozoa. Kondisi lingkungan dengan suhu di
konsumsi pakan, sehingga mengakibatkan atas 50oC akan menyebabkan spermatozoa
keseimbangan energi negatif yang berdampak kehilangan daya gerak dalam waktu 5 menit.
pada penurunan kemampuan berproduksi dan Faktor penyusun iklim mikro dian-
sekresi hormon reproduksi yang berhubungan taranya suhu, kelembaban udara, radiasi dan
dengan fertilitas ternak tersebut. kecepatan angin serta suhu lingkungan yang
Iklim di suatu daerah merupakan iklim terlampau rendah atau terlampau tinggi dapat
16
Karakteristik Semen Segar Domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
Herdis
mempengaruhi reproduksi hewan jantan. Su- kepada teknisi lapangan dan rekan peneliti
hu udara yang tinggi dapat menyebabkan BPPT yang telah membantu sehingga
penurunan fertilitas spermatozoa. Waktu pen- penelitian ini berjalan dengan lancar.
ampungan yang berbeda dapat mempengaruhi
jumlah semen segar yang didapatkan dan juga DAFTARPUSTAKA
dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas Adiati, U., Subandriyo, Tiesnamurti, B. &
Aminah, S. (2001). Karakteristik semen
semen segar. Waktu penampungan berhub-
segar tiga genotipe domba persilangan.
ungan dengan libido sedangkan libido di- Dalam H. Budi (Editor), Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Peternakan
pengaruhi oleh hormon testosteron. Kadar
dan Veteriner (hal 113-117). Bogor:
testosteron tinggi pada pagi hari sampai seki- Puslitbang Peternakan Kementerian
Pertanian.
tar pukul 08.00 sehingga pada pagi hari kuali-
Arifiantini, R. I. (2012). Teknik koleksi dan
tas spermatozoa yang dihasilkan lebih baik evaluasi semen pada hewan. Bogor: IPB
Press.
dibandingkan siang hari.
Ariantie, O. S., Yusuf, T. L., Sajuthi, D. &
Arifiantini, R. I. (2014). Kualitas semen
KESIMPULAN cair peranakan etawah dalam modifikasi
pengencer tris dengan trehalosa dan rafi-
Berdasarkan hasil penelitian dapat disim- nosa. Jurnal V eteriner, 15(1), 11-22.
pulkan bahwa perbedaan waktu berpengaruh Ax R. L., Dally, M., Didion, B. A., Lenz, R.
W., Love, C. C., Varner, D. D., Hafez,
terhadap suhu dan kelembaban ruangan. Wak- B & Bellin, M. E. (2008). Semen evalu-
tu penampungan semen yang berbeda ber- ation in farm animal reproduction. 7th
eds. Baltimore: Hafez, B. & Hafez. E.
pengaruh terhadap karakteristik kualitas se- S. E.
men segar yang dihasilkan. Karakteristik se- Bebas, W. & Laksmi, D. N. D. I. (2015). Vi-
abilitas spermatozoa ayam hutan hijau
men segar domba garut tipe laga pada penam- dalam pengencer posfat kuning telur
pungan semen pukul 06.00 dan pukul 09.00 ditambah laktosa pada penyimpanan
5oC. Jurnal V eteriner, 16(1), 62-67.
lebih baik dibandingkan penampungan semen Berman, A. (2005). Estimates of heat stress
pukul 12.00. Guna mendapatkan kualitas se- relief needs for Holstein dairy cows. J.
Anim. Sci, 83, 1377-1384.
men segar yang lebih baik disarankan waktu Diliyana, Y. F., Susilawati, T. & Rahayu, S.
penampungan semen domba garut tipe laga (2014). Keutuhan membran spermato-
zoa disekuensing sentrifugasi gradien
dilakukan pada pukul 06.00-09.00. densitas Percoll Berpengencer An-
dromed dan CEP-2 yang ditambahkan
kuning telur. Jurnal V eteriner, 15(1), 23-
UCAPAN TERIMA KASIH 30.
Terima kasih disampaikan kepada Ir. Garner D. L & Hafez, E. S. E. (2008). Sperma-
tozoa and seminal plasma. In E. S. E.
Ateng Sutisna pemilik peternakan domba Hafez & B. Hafez (Editor). Reproduction
garut tipe laga “Lesan Putra” yang telah ber- in farm animal. ( pp. 96 - 109 ) Baltimore:
Lippincott & Williams.
sedia meminjamkan domba garut jantan da- Hafez, E. S. E. & Hafez B (2000). Reproduc-
lam penelitian. Terima kasih kepada M. tion in farm animal. 7th Edition. Philadel-
phia: Lea and Febiger.
Nurfadillah yang telah membantu penelitian Hartanti, A. W. & Karja, N. W. K. (2014).
berlangsung dan terima kasih disampaikan Karakteristik frozen-thawed spermato-
17
Zoo Indonesia 2017 26(1): 8-19
Karakteristik Semen Segar domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
18
Karakteristik Semen Segar Domba Garut Tipe Laga pada Tiga Waktu Penampungan Semen
Herdis
19